"Pak, tolong aku. Ada dua gangster yang menggodaku. A ... aku takut sekali ...," ucap gadis itu.Hati Gatot tergerak karena kecantikan gadis itu. Dia segera menunjukkan sikap jantannya dan menenangkan, "Tenang saja. Berdiri di belakangku. Aku akan melindungimu.""Terima kasih!" seru gadis itu dengan bersyukur. Dia segera berlindung di belakang Gatot. Tak lama setelah itu, terlihat dua pria mabuk berotot yang menyusul kemari."Cantik, jangan lari. Ayo, temani kami bersenang-senang.""Kami akan membuatmu merasakan kenikmatan malam ini."Lantaran ketakutan, gadis itu mencengkeram ujung pakaian Gatot dengan gemetaran.Gatot menyergah, "Cepat pergi! Kalau nggak, aku akan menghajar kalian!"Kedua pria mabuk itu mendengus dingin, lalu mengancam, "Siapa kamu beraninya mengacaukan urusan kami? Kalau mau jadi pahlawan, kamu setidaknya harus jago berkelahi. Cepat serahkan gadis itu atau kami akan membunuhmu!""Dasar nggak tahu diri! Kalian memang sudah bosan hidup!" pekik Gatot.Kedua pria mabuk
"Mereka pasti sangat senang kalau tahu aku sudah menemukan istri yang begitu baik," sambung Gatot."Oke!" Zahira menimpali, "Semoga ibu, kakak, dan kakak iparmu menyukaiku.""Kakak Ipar?" gumam Gatot dengan canggung.Zahira mengernyit sembari membalas, "Ada apa? Jangan bilang kakakmu belum menikah. Kalau kakakmu belum menikah, aku nggak bisa terima lamaranmu. Keluargaku pasti nggak akan setuju kalau aku melangkahi kakakmu."Demi menenangkan Zahira, Gatot pun berbohong, "Sudah. Kakakku sudah lama menikah. Aku akan segera mengurusnya." Dia tidak akan memberi tahu Zahira mengenai perceraian Karina dan Yoga. Dia khawatir Zahira akan menjauhinya. Sebaiknya nanti saja baru diceritakan setelah mereka menikah.Gatot segera pulang untuk memberitahukan Ambar dan Karina bahwa lamarannya sukses.Begitu mengetahui bahwa calon istri putranya adalah putri Keluarga Tanaka, Ambar tertawa gembira dan berujar, "Haha. Aku sudah tahu putraku memang hebat. Sebelumnya, kamu hanya belum bertemu orang yang tep
"Aku dan Yoga akan memberimu hadiah pernikahan yang mahal," ujar Karina.Zahira yang terharu membalas, "Terima kasih Kak Karina, terima kasih Kak Yoga. Terima kasih karena kalian menerimaku apa adanya. Mari, aku ingin bersulang untuk kalian semua.""Bagus, bagus!" Semua orang segera mengangkat gelas anggur mereka.Ketika Yoga mengangkat gelasnya, dia tiba-tiba merasakan Raja Serangga Giok Putih meronta liar, seolah-olah menunjukkan penolakan kuat terhadap anggur di dalam gelas. Ada apa? Insting Yoga mengatakan bahwa anggur ini kemungkinan bermasalah. Setelah dia menaruh kembali gelas anggurnya, Raja Serangga Giok Putih pun menjadi lebih tenang.Zahira memandang Yoga dan bertanya penasaran, "Kak Yoga, kamu kenapa? Apa kamu nggak suka anggur ini?"Karina buru-buru memberi alasan, "Zahira, kamu salah paham. Yoga cuma nggak bisa minum alkohol, dia memang nggak pernah minum.""Yoga, biarpun kamu biasanya nggak minum alkohol, Zahira barusan bersulang untuk kita, jadi kamu harus minum sedikit
Yoga berujar lagi, "Aku tahu batas kemampuanmu. Jangankan menjatuhkan dua pria kekar, mengalahkan dua orang lanjut usia pun kamu akan kepayahan. Apa kamu pernah menyelidiki kedua pemabuk itu? Mungkin saja mereka itu orang suruhan Zahira.""Sialan! Kamu meremehkanku? Kamu mau adu tinju sekarang?" bentak Gatot. Sambil bicara, dia menyingsingkan lengan bajunya, siap untuk bertarung dengan Yoga kapan saja."Cukup! Diam kalian berdua!" marah Karina.Karina menoleh pada Yoga, lalu bertanya padanya, "Ucapanmu memang masuk akal, tapi memangnya apa yang diincar Zahira dengan mendekati Gatot? Harta? Penampilan? Apa?"Yoga sontak terdiam. Benar juga, Gatot hanyalah seorang bujangan tanpa kelebihan apa pun. Apa yang diinginkan Zahira darinya? Yoga mendadak teringat dengan reaksi keras Raja Serangga Giok Putih terhadap anggur tadi. Apa Zahira ada hubungannya dengan ahli sihir beracun? Mungkinkah wanita itu ingin mendekatinya melalui Gatot? Apa Zahira punya hubungan dengan Jesika, istri Raka itu?Ke
"Ada apa?" tanya Yoga.Zahira berkata dengan wajah tersipu, "Kak Yoga, apa aku boleh tidur di kamarmu malam ini?"Yoga mengernyit, lalu menyahut dengan dingin, "Pria dan wanita yang nggak punya hubungan harus menjaga jarak. Zahira, kamu harus lebih menghormati dirimu sendiri."Zahira buru-buru menjelaskan, "Kak Yoga salah paham. Aku nggak terbiasa tidur sekamar dengan orang lain, jadi aku ingin minta tolong Kak Yoga pindah ke kamar Kak Karina. Biar aku bisa tidur sendiri di kamar ini."Yoga mempertimbangkannya sejenak, lalu akhirnya mengangguk setuju. Dia membiarkan Zahira tidur di kamar ini. Setelah pintu ditutup, Zahira langsung mengubrak-abrik seisi ruangan. Dia harus menemukan Raja Serangga Giok Putih dan Racun Esensi!Saat Zahira tengah sibuk mencari, mendadak terdengar seseorang bertanya dengan suara dingin, "Apa yang kamu cari?"Zahira sontak menoleh dan terkejut mendapati Yoga berdiri di luar jendela, sedang memandangnya dengan sorot mata dingin. Zahira langsung gemetar dan bur
"Yoga, aku sudah salah menilaimu," ucap Karina.Yoga menatap mata Karina sejenak, lalu berkata, "Karina, kamu lebih memilih memercayai orang lain daripada aku?""Aku ingin percaya padamu, tapi bukti apa yang bisa kamu tunjukkan supaya aku percaya padamu? Pergilah, aku nggak mau melihatmu lagi," balas Karina.Hati Yoga seperti disayat. Tampaknya dia terlalu menganggap tinggi posisinya di hati orang-orang ini. Bagi mereka, dia bahkan tidak lebih penting dari orang luar. Sudahlah, apa lagi yang perlu dijelaskan pada orang-orang seperti mereka? Yoga pergi dengan kecewa."Oke, aku pergi sekarang. Kuharap kalian nggak akan menyesal," ujar Yoga."Menyesal? Hal yang paling kusesali dalam hidup ini adalah menikahkan putriku denganmu. Dasar binatang! Kamu bahkan tega menyentuh wanitanya Gatot. Kamu nggak pantas disebut manusia!" umpat Ambar."Yoga, aku pasti akan membuat perhitungan denganmu. Tunggu saja, aku akan mematahkan kakimu untuk membalas dendam Zahira. Setelah itu, aku akan memanggil po
Gatot berucap, "Zahira, kamu tersesat, ya? Kalau nggak, aku yang menyetir ...."Zahira mengabaikan Gatot. Dia memandang makam yang terbengkalai sembari berkata, "Pak, aku datang untuk melapor. Silakan keluar."Terdengar suara di belakang makam terbengkalai itu, lalu sekelompok orang berjalan keluar. Orang yang memimpin adalah Buana dan ada 10 orang yang mengikutinya. Orang-orang yang mengikuti Buana adalah anggota Keluarga Sumargo. Mereka adalah subjek eksperimen pertama yang dipakai Dewa Digdaya untuk diubah menjadi ahli bela diri kuno. Jadi, mereka sangat kuat.Jesika juga termasuk di dalam 10 orang itu. Buana melihat Karina dan keluarganya, lalu tersenyum licik dan memuji, "Zahira, usahamu cukup bagus."Zahira menimpali, "Pak, terima kasih atas pujiannya."Karina bisa mengenali Buana. Dia berujar dengan ekspresi panik, "Kamu itu Buana, buronan paling dicari di Daruna."Buana tertawa, lalu menanggapi, "Aku merasa bangga karena kamu bisa mengenaliku."Karina dan keluarganya terperanga
Zahira mulai meniup seruling. Begitu suara seruling berkumandang, terdengar suara di rerumputan. Tak lama kemudian, cacing, ular, tikus, dan semut dalam jumlah banyak keluar dari rerumputan. Karina dan keluarganya bergidik.Gatot berteriak, "Zahira, apa yang ingin kamu lakukan?"Zahira tersenyum dan menjelaskan, "Aku sudah memasukkan feromon khusus ke dalam anggur yang kalian minum sebelumnya. Feromon ini bisa memikat hewan-hewan itu. Mereka akan menganggap kalian sebagai makanan enak dan menggerogoti tubuh kalian. Hahaha. Aku sudah nggak sabar melihat kalian disiksa hewan-hewan itu."Ucapan Zahira membuat Karina dan keluarganya putus asa. Ambar langsung pingsan, sedangkan Gatot menjerit, "Zahira, lepaskan ibuku dan kakakku! Kamu bunuh saja aku!"Karina sangat menyesal, kenapa mereka tidak mendengar ucapan Yoga? Kenapa mereka meminum anggur itu? Bahkan, mereka juga memarahi Yoga. Karina dan keluarganya benar-benar bodoh!Zahira mengabaikan Gatot. Dia lanjut meniup seruling. Hewan-hewan