Share

Bab 509

Penulis: Vodka
Zahira mulai meniup seruling. Begitu suara seruling berkumandang, terdengar suara di rerumputan. Tak lama kemudian, cacing, ular, tikus, dan semut dalam jumlah banyak keluar dari rerumputan. Karina dan keluarganya bergidik.

Gatot berteriak, "Zahira, apa yang ingin kamu lakukan?"

Zahira tersenyum dan menjelaskan, "Aku sudah memasukkan feromon khusus ke dalam anggur yang kalian minum sebelumnya. Feromon ini bisa memikat hewan-hewan itu. Mereka akan menganggap kalian sebagai makanan enak dan menggerogoti tubuh kalian. Hahaha. Aku sudah nggak sabar melihat kalian disiksa hewan-hewan itu."

Ucapan Zahira membuat Karina dan keluarganya putus asa. Ambar langsung pingsan, sedangkan Gatot menjerit, "Zahira, lepaskan ibuku dan kakakku! Kamu bunuh saja aku!"

Karina sangat menyesal, kenapa mereka tidak mendengar ucapan Yoga? Kenapa mereka meminum anggur itu? Bahkan, mereka juga memarahi Yoga. Karina dan keluarganya benar-benar bodoh!

Zahira mengabaikan Gatot. Dia lanjut meniup seruling. Hewan-hewan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
VY Omcoy
betul sekli ucapan buana klu si yoga dungu dan lemah yg gk pny pendirian...yoga seharus hidup ny bwh selangkangan si karina sm kyk penulis ny....cerita yg bagus jdi rusak krn keguoblokan sang hero.bikin cerita yg masuk akal dikit thor jngn kau tunjukin kebodohan mu lwt tulisan mu..sangat d sayang kn
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 510

    Meskipun Karina dan keluarganya tidak tahu tentang Raja Serangga Giok Putih, mereka bisa menebak itu adalah senjata andalan Yoga untuk melawan Buana. Namun, senjata andalan itu tidak bisa digunakan lagi karena Karina dan keluarganya memaksa Yoga meminum anggur tersebut. Mereka bukan hanya mencelakai Yoga, tetapi juga diri mereka sendiri.Zahira berkata dengan ekspresi bangga, "Ini semua berkat Gatot dan keluarganya. Tanpa mereka, mungkin aku akan gagal meracunimu."Gatot memaki, "Zahira, kamu memang licik!"Yoga menegaskan, "Tanpa Raja Serangga Giok Putih, aku tetap bisa membunuh kalian dengan mudah."Buana mencibir, lalu menanggapi, "Kamu sombong sekali. Aku perkenalkan kepada kalian dulu, 10 orang ini merupakan anggota Keluarga Sumargo. Dewa Digdaya sudah mengubah fisik mereka menjadi ahli bela diri kuno sehingga mereka sangat kuat. Kalau mereka bekerja sama, ahli bela diri kuno yang sesungguhnya juga bisa dibunuh. Apalagi kamu!"Yoga mengamati 10 orang itu, lalu tatapannya tertuju p

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 511

    Namun, Petir Pedang Langit bergerak terlalu cepat sehingga 10 ahli bela diri kuno itu tidak sempat kabur. Mereka semua ditebas oleh pedang Yoga. Tubuh mereka terpental dan membentuk 10 lubang besar setelah mendarat di tanah. Empat orang langsung mati di tempat, sedangkan 6 orang lainnya menjadi gosong dan kondisi mereka sekarat. Keenam orang itu tidak mampu bertarung lagi.Petir terus menyambar untuk waktu yang lama, lalu perlahan mereda. Suasana pun menjadi hening. Buana memelototi Yoga dan berseru dengan ekspresi tidak percaya, "Ternyata kamu punya keterampilan tempur ahli bela diri kuno! Dari mana kamu mendapatkannya?"Bahkan, Dewa Digdaya juga tidak memiliki keterampilan tempur ahli bela diri kuno. Namun, Yoga memilikinya. Buana benar-benar kaget. Di hadapan ahli bela diri kuno yang memiliki keterampilan tempur, ahli bela diri kuno tanpa keterampilan tempur bagaikan orang biasa yang melawan prajurit bersenjata lengkap. Ahli bela diri kuno yang tidak memiliki keterampilan tempur pas

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 512

    Yoga berujar, "Kebetulan, aku juga ingin mengatakan hal yang sama kepadamu."Selesai bicara, Yoga langsung membunuh anggota Keluarga Sumargo yang lain. Hanya Jesika yang tersisa. Nalif yang biasanya selalu bersikap tenang tidak bisa mengendalikan emosinya lagi. Dia menjerit, "Yoga, mulai sekarang Keluarga Sumargo bermusuhan denganmu.""Oke," ucap Yoga. Dia mengakhiri panggilan telepon, lalu menatap Jesika dengan dingin.Jesika yang ketakutan berbicara sambil gemetaran, "Yoga, kamu ... nggak boleh membunuhku. Aku ini ... istrinya Raka ...."Yoga menimpali, "Tenang saja, aku nggak akan membunuhmu."Jesika mengembuskan napas lega. Kemudian, Yoga melanjutkan, "Aku akan menyerahkanmu kepada Raka agar dia bisa menghukummu sendiri. Kalau Raka tahu kamu yang menyebabkan dia dan saudaranya lumpuh selama puluhan tahun serta Aula Naga musnah, aku rasa dia akan mencincangmu."Jesika merasa putus asa. Jika Jesika jatuh ke tangan Raka, dia pasti akan menderita. Sekarang, Jesika tiba-tiba ingin mati.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 513

    Saat itu, Zahira juga menyadari bahwa dirinya sedang dikejar sehingga berlari lebih cepat. Dia juga menelepon keluarganya untuk meminta bantuan. Kebetulan saat melarikan diri ke pinggiran kota, dia bertemu dengan keluarga Karina.Begitu melihat Zahira, orang-orang itu tentu emosi.Gatot menatapnya dengan niat membunuh. Dia berjalan mendekati Zahira seraya berucap, "Zahira, kamu sudah menipuku gitu parah. Menurutmu, apa yang harus kulakukan padamu?"Ambar menggertakkan gigi sambil berujar, "Kamu menipu putraku, meracuni minuman kami, menjebak dan memfitnah Yoga, bahkan mencoba membunuh kami. Seumur hidupmu bakal dihabiskan di penjara." Kemudian, Ambar menoleh ke arah putrinya sembari berucap, "Karina, cepat lapor polisi. Suruh polisi tangkap dia!"Zahira langsung berlutut di depan Gatot, lalu meminta maaf, "Gatot, aku benar-benar minta maaf atas kejadian sebelumnya. Aku tulus meminta maaf pada keluargamu. Terlepas dari kalian mau memaafkanku atau nggak, aku tetap ingin menjelaskan bahwa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 514

    Ambar juga menimpali, "Sekarang Gatot dan Zahira sudah memutuskan untuk bersama selamanya. Jadi, mulai sekarang dia adalah bagian dari Keluarga Atmaja. Nggak ada yang boleh menyakitinya lagi."Yoga sungguh kehabisan kata-kata dengan keluarga aneh ini. Dia hanya bisa menoleh ke arah Karina, lalu bertanya, "Karina, gimana menurutmu?"Karina juga terkena Racun Ilusi. Dia memang merasa iba pada Zahira, tetapi dia memilih untuk memercayai Yoga. Karina menjawab, "Yoga, aku percaya padamu. Gatot, serahkan Zahira pada Yoga. Aku yakin dia nggak akan menuduh orang baik dan juga nggak akan melepaskan orang jahat begitu saja."Gatot memelototi Karina dengan kesal seraya berucap, "Kak, dia itu calon adik iparmu. Bagaimana bisa kamu tega menyerahkannya pada Yoga?"Kepercayaan Karina membuat Yoga sedikit lega. Dia berjalan perlahan menuju Zahira, lalu berujar, "Serahkan Zahira padaku. Kalau nggak, kalian semua akan dalam bahaya."Zahira gemetar ketakutan dan meringkuk dalam pelukan Gatot. Wanita itu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 515

    Zahira memandangnya dengan ekspresi menghina, lalu bertanya, "Bisa-bisanya kamu percaya dengan omong kosong itu? Otakmu pasti sudah rusak. Tapi untungnya kalian begitu, jadi berhasil mengusir Yoga dan menyelamatkan nyawaku.""Hah?" Menyadari bahwa mereka tertipu lagi, Gatot, Ambar, dan Karina langsung merasa hancur.Terutama Ambar yang langsung menampar dirinya sendiri. Dia benar-benar sangat bodoh. Kenapa dia terus tertipu oleh omong kosong wanita ini? Kenapa dia tidak bersedia memercayai Yoga sekali saja? Dialah yang telah mencelakai Keluarga Atmaja. Hidupnya selama ini sudah sia-sia.Ambar tiba-tiba bangkit dengan kesal dan coba mencakar wajah Zahira. Dia memaki, "Dasar jalang. Hari ini, aku akan melawanmu."Bagi orang biasa, Zahira adalah petarung yang sangat tangguh. Hanya dengan satu tendangannya, Ambar sudah terpental dan hampir kehilangan nyawa."Tua Bangka, tadi kamu bilang nggak ada yang boleh menyakitiku. Sekarang, kamu malah ingin melawanku? Haha," ucap Zahira. Kata-kata it

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 516

    Ucapan Ambar membuat Ayu dan Lili kebingungan. Kalau ini terjadi sebelumnya, mereka pasti akan setuju untuk membiarkan Yoga rujuk dengan Karina.Namun sekarang, Yoga sudah sangat dekat dengan Nadya. Bahkan, mereka telah memutuskan untuk menikah. Apabila Yoga memilih untuk meninggalkan Nadya dan menikahi Karina lagi, itu akan sangat tidak adil bagi Nadya. Selain itu, Ayu dan Lili juga sangat menyukai Nadya. Mereka tidak rela melihatnya sedih.Melihat ekspresi keduanya, Ambar langsung kesal. Dia bertanya, "Kenapa ekspresi kalian begini? Kalian nggak setuju mereka rujuk? Sekarang, Karina lebih kaya daripada Yoga. Dia sudah menurunkan harga diri loh. Jangan nggak tahu diri."Ayu segera menjelaskan, "Kak Ambar, kamu salah paham. Aku nggak bermaksud seperti itu. Aku cuma merasa, sekarang Yoga sudah dewasa. Pernikahan dia sebaiknya diputuskan sendiri olehnya."Ambar bertanya, "Oke. Kalau gitu, di mana Yoga? Kenapa nggak terlihat?""Aku akan menelepon Yoga sekarang dan suruh dia segera pulang,

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 517

    Raka menambahkan, "Pak Yoga, kamu tenang saja. Kami bahkan bersedia mengorbankan nyawa untuk melindungimu."Yoga berucap sambil tersenyum sinis, "Orang yang seharusnya kamu lindungi adalah Raja Naga."Raka tersenyum kecut, tetapi tidak memberikan tanggapan yang jelas. Dia tidak percaya bahwa Yoga bisa mengalahkan Raja Naga. Orang itu adalah dewa perang yang tak terkalahkan.Pada saat itu, ponsel Yoga berdering. Itu adalah telepon dari ibunya, Ayu.Yoga menjawab, "Ibu, ada apa?"Ayu menjelaskan, "Yoga, Kak Ambar dan Gatot datang ke rumah kita. Di mana kamu sekarang? Bisakah kamu pulang?"Yoga bertanya seraya mengernyit, "Hm? Kenapa mereka ke rumah kita?""Mereka mencarimu karena ada sesuatu. Kalau nggak terlalu sibuk, pulanglah sekarang," ucap Ayu.Yoga pun membalas, "Oke, aku akan segera pulang."Setelah menutup telepon, Yoga segera kembali ke rumah. Begitu dia tiba, Ambar dan Ayu sedang mengobrol dengan gembira.  Hanya saja, masih ada kesan sombong dan superioritas yang tidak disengaj

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1229

    Pada saat yang bersamaan, seluruh langit berubah menjadi merah dan benang-benang yang memerah juga terus melayang.Saat ini, semua orang merasa sangat terkejut dan tatapan mereka penuh dengan ketakutan. Orang-orang dari empat keluarga besar yang tersisa dan para Pelindung Kebenaran yang masih hidup pun tercengang dengan pemandangan itu."Astaga. Apa yang mereka inginkan? Jangan-jangan ingin membunuh kami?""Kami adalah Pelindung Kebenaran, kita ini satu kelompok. Apa mereka benar-benar ingin membunuh tanpa pandang bulu?""Sialan! Padahal hanya perlu membunuh Bimo saja, kenapa harus membunuh kami juga? Organisasi Pelindung Kebenaran benar-benar akan hancur."Banyak Pelindung Kebenaran yang berteriak dengan marah dan emosi mereka makin meledak karena merasa menderita. Mereka semua tahu mereka akan segera mati.Orang-orang dari empat keluarga besar pun sudah benar-benar putus asa dan terus berlari ke segala arah.Namun, benang-benang merah itu langsung menyerang satu per satu orang di san

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1228

    "Hancur!" teriak Yoga dan tiba-tiba melayangkan satu pukulan. Pukulan itu langsung memelesat maju, seolah-olah seluruh dunia terbuka hanya dengan satu pukulan.Boom!Benang-benang yang tidak terhitung jumlahnya langsung mencekung karena pukulan Yoga dan makin membesar. Hanya dalam sekejap, benang-benang itu langsung hancur berkeping-keping di tanah.Sepuluh tetua dan empat jenderal besar itu pun semuanya memuntahkan darah. Ekspresi mereka terlihat sangat terkejut serta ketakutan dan menatap Yoga dengan bengong."Ini ... kekuatan Bimo sebenarnya berada di tingkat apa? Kenapa aku merasa dia punya kekuatan seorang kultivator raja?""Nggak mungkin. Bagaimana mungkin ada kultivator raja di dunia bela diri kuno?""Benar-benar nggak masuk akal. Kalau dia benar-benar sudah menjadi kultivator raja, dia pasti akan terkena serangan balik dari hukum alam."Semua orang kebingungan dan mata mereka membelalak. Kekuatan tertinggi di dunia bela diri kuno adalah kultivator jenderal, ini sudah diakui sem

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1227

    Tak lama kemudian, semua orang segera bergerak kembali dan mengendalikan formasinya. Kali ini, benang-benangnya bergerak dengan makin kuat dan rapat, sehingga para Pelindung Kebenaran dan orang-orang empat keluarga besar yang terbelah menjadi dua bertambah makin banyak. Mereka semua menjadi korban mengenaskan dengan tubuh berserakan dan darah mengalir di mana-mana.Bahkan para penyintas dari kejadian itu pun merinding karena ketakutan. Mereka segera melarikan diri ke segala arah karena takut menjadi korban dari formasi ini.Tak lama kemudian, medan pertempuran menjadi kosong dan hanya tersisa sepuluh tetua serta lima jenderal besar yang mengepung Yoga. Benang-benang itu juga masih terus bergerak dan terus menghantam ke arahnya.Sebuah benang yang sangat tipis melayang karena tertiup angin dan langsung menyerang ke arah kening Yoga. Namun, dia tetap tenang dan hanya bergeser sedikit ke samping.Plak!Terdengar suara keras dan sebuah jurang yang dalam pun terbentuk di samping Yoga. Ini a

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1226

    Dalam sekejap, seluruh tempat itu berubah menjadi seperti neraka dengan bau amis darah dan kekejaman di mana-mana. Terlihat sangat mengerikan saat satu per satu tubuh terpotong oleh benang hitam itu. Makin banyak benang yang bergerak dengan tidak teratur dan memotong ke segala arah, tidak ada seorang pun bisa menghindar. Meskipun dewa yang datang, mereka juga akan tewas.Di salah satu deretan bangunan, Winola dan Sutrisno sedang berdiri di depan jendela dan melihat pemandangan itu dengan ketakutan. Ekspresi mereka terlihat sangat muram dan wajah mereka pucat pasi. Tidak ada yang menyangka semuanya akan menjadi begitu mengerikan.Winola tiba-tiba berkata, "Aku akhirnya mengerti kenapa Tuan Bimo menyuruh kita datang ke sini."Sutrisno menambahkan, "Ternyata dia ingin melindungi kita. Kalau kita berada di medan perang, kita pasti sudah mati."Winola kembali berkata, "Harus diakui, Tuan Bimo memang bijak. Bukan hanya memperhatikan kita, dia juga ingin melindungi kita."Sutrisno menghela na

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1225

    Yoga tersenyum sinis dan menatap kerumunan orang di depannya dengan dingin, lalu mengangkat kepalanya dengan ekspresi angkuh. Jubahnya yang berkibar meskipun tidak ada angin membuatnya terkesan santai, tetapi berwibawa. Aura kuat yang misterius tiba-tiba memancar dari tubuhnya, sehingga orang-orang di sekitarnya makin waspada dan mengawasi setiap gerakannya."Bimo, jangan kira kamu sudah menang karena membawa orang untuk menyerang kami.""Kami sudah mempersiapkan tempat ini sepenuhnya untuk menghadapi kemungkinan kamu datang ke sini.""Kamu ini sama saja mencari mati sendiri. Lihat saja bagaimana kami membunuhmu."Dalam sekejap, semua orang yang berada di sana menjadi sangat bersemangat dan tertawa terbahak-bahak.Saat ini, Yoga mengernyitkan alis dan mengamati sekelilingnya. Dia menyadari ada ancaman yang terus mendekat, seolah-olah memang ada yang tidak beres."Ayo mulai aktifkan formasi!" teriak seseorang dengan lantang.Sepuluh tetua dan lima jenderal itu pun langsung bergerak. Mer

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1224

    "Benda berharga yang bisa diambil? Maksudnya, kami disuruh merampok?" tanya Sutrisno dengan ekspresi yang berubah, tidak percaya dengan apa yang didengarnya."Benar, mana mungkin kami bisa melakukan hal seperti ini. Bukankah seharusnya kita bertarung melawan musuh?" kata Winola yang terlihat bingung dan sangat penasaran.Keduanya menatap Yoga dengan tajam karena ingin tahu dengan jawabannya.Namun, Yoga sebenarnya mengatakan itu hanya demi menyingkirkan keduanya, mana mungkin ada jawaban untuk pertanyaan mereka. Pada akhirnya, dia mengernyitkan alis dan berkata setelah berpikir sejenak, "Mungkin saja dia memperhatikan kalian, jadi ingin memberi kalian kesempatan untuk berprestasi."Mendengar perkataan itu, ekspresi Sutrisno dan Winola terlihat sangat terkejut. Kemungkinan untuk berprestasi ini bukannya mustahil.Winola langsung berkata, "Benar. Tuan Bimo pasti melihat potensi kita, jadi ingin membimbing kita."Sutrisno menambahkan, "Memang ada kemungkinannya. Kalau begitu, kita harus b

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1223

    "Di mana Tuan Bimo sekarang?" tanya seseorang dengan segera saat Yoga memberikan perintah."Tuan Bimo selalu bertindak dengan hati-hati, teliti, dan sulit untuk ditebak. Aku juga nggak tahu dia ada di mana sekarang," jawab Yoga dengan tenang.Semua orang saling memandang dengan ekspresi tak berdaya, hanya bisa mulai bergerak.Winola bertanya, "Tuan Bimo ... kapan dia berbicara denganmu?"Sutrisno juga bertanya, "Benar. Bukankah tadi kamu selalu bersama kami?"Keduanya maju dengan ekspresi bingung dan memperhatikan Yoga. Mereka sudah bersama dengan Yoga sejak tadi, tetapi tidak terlihat sosok Bimo di sekitar."Tuan Bimo punya kemampuan transmisi suara sejauh ribuan mil, jadi wajar saja kalian nggak mendengarnya," jawab Yoga sambil menunjuk kepalanya, lalu menggelengkan kepala dengan tak berdaya. Dia merasa kedua orang ini benar-benar terlalu santai.Pada saat itu, orang-orang dari empat keluarga besar sudah berpencar dan mengelilingi Gunung Lorta. Setelah itu, mereka bergerak mendekat k

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1222

    Yoga kembali menyerang. Dia langsung menghabisi dua jenderal yang tersisa. Tubuh mereka terjatuh ke tanah. Darah mengalir deras dan mewarnai tanah dengan warna merah pekat.Suasana di tempat itu berubah menjadi sangat sunyi hingga hanya keheningan yang tersisa. Semua orang menatap Yoga dengan kagum sekaligus gentar. Sorot mata mereka penuh semangat juang yang berkobar."Hidup Tuan Bimo!""Hidup Tuan Bimo!""Hidup Tuan Bimo!"Dalam sekejap, mereka dipenuhi semangat yang meluap-luap. Orang-orang itu berteriak dengan penuh kegembiraan. Semua Pelindung Kebenaran telah dihabisi tanpa tersisa.Menurut mereka, Bimo benar-benar mengubah situasi pertempuran dengan begitu mendominasi. Pada momen ini, semua orang merasakan tekanan yang sangat kuat darinya."Ayo, pergi ke Gunung Lorta! Hancurkan markas Pelindung Kebenaran!" Dengan hanya satu kalimat dari Yoga, semua orang di tempat itu menjadi sangat bersemangat. Mereka mengangguk penuh antusias dan percaya diri.Di mata mereka, Bimo begitu kuat h

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1221

    Suasana di medan perang mendadak menjadi sangat sunyi. Tatapan dingin Yoga tertuju pada tiga jenderal yang tersisa. Ketiganya merasakan ketakutan yang luar biasa, seolah-olah mereka berdiri di tepi jurang maut.Mencabik tangan dan kaki? Apa Yoga berniat menyiksa mereka sampai mati? Pikiran ini membuat mereka makin cemas. Ketiga jenderal itu tidak lagi tenang. Mereka ingin berbicara, tetapi ketakutan mengunci mulut mereka."Dimulai dari kamu," ujar Yoga tiba-tiba sambil menunjuk salah satu dari mereka."Aku?" Jenderal yang ditunjuk itu gemetar hebat. Wajahnya pucat pasi, sementara bibirnya bergetar tanpa henti.Yoga menatapnya dengan ekspresi yang datar. Dia bertanya dengan nada penuh tekanan, "Katakan, di mana markas kalian?"Jenderal itu menjawab dengan suara penuh ketegangan, "Aku ... aku bakal kasih tahu kamu! Markas kami ada di dalam Gunung Lorta!""Kamu bisa-bisanya berkhianat? Cari mati!"Dua jenderal lainnya memelotot penuh amarah. Mereka sulit percaya bahwa salah satu dari mere

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status