Yoga berujar lagi, "Aku tahu batas kemampuanmu. Jangankan menjatuhkan dua pria kekar, mengalahkan dua orang lanjut usia pun kamu akan kepayahan. Apa kamu pernah menyelidiki kedua pemabuk itu? Mungkin saja mereka itu orang suruhan Zahira.""Sialan! Kamu meremehkanku? Kamu mau adu tinju sekarang?" bentak Gatot. Sambil bicara, dia menyingsingkan lengan bajunya, siap untuk bertarung dengan Yoga kapan saja."Cukup! Diam kalian berdua!" marah Karina.Karina menoleh pada Yoga, lalu bertanya padanya, "Ucapanmu memang masuk akal, tapi memangnya apa yang diincar Zahira dengan mendekati Gatot? Harta? Penampilan? Apa?"Yoga sontak terdiam. Benar juga, Gatot hanyalah seorang bujangan tanpa kelebihan apa pun. Apa yang diinginkan Zahira darinya? Yoga mendadak teringat dengan reaksi keras Raja Serangga Giok Putih terhadap anggur tadi. Apa Zahira ada hubungannya dengan ahli sihir beracun? Mungkinkah wanita itu ingin mendekatinya melalui Gatot? Apa Zahira punya hubungan dengan Jesika, istri Raka itu?Ke
"Ada apa?" tanya Yoga.Zahira berkata dengan wajah tersipu, "Kak Yoga, apa aku boleh tidur di kamarmu malam ini?"Yoga mengernyit, lalu menyahut dengan dingin, "Pria dan wanita yang nggak punya hubungan harus menjaga jarak. Zahira, kamu harus lebih menghormati dirimu sendiri."Zahira buru-buru menjelaskan, "Kak Yoga salah paham. Aku nggak terbiasa tidur sekamar dengan orang lain, jadi aku ingin minta tolong Kak Yoga pindah ke kamar Kak Karina. Biar aku bisa tidur sendiri di kamar ini."Yoga mempertimbangkannya sejenak, lalu akhirnya mengangguk setuju. Dia membiarkan Zahira tidur di kamar ini. Setelah pintu ditutup, Zahira langsung mengubrak-abrik seisi ruangan. Dia harus menemukan Raja Serangga Giok Putih dan Racun Esensi!Saat Zahira tengah sibuk mencari, mendadak terdengar seseorang bertanya dengan suara dingin, "Apa yang kamu cari?"Zahira sontak menoleh dan terkejut mendapati Yoga berdiri di luar jendela, sedang memandangnya dengan sorot mata dingin. Zahira langsung gemetar dan bur
"Yoga, aku sudah salah menilaimu," ucap Karina.Yoga menatap mata Karina sejenak, lalu berkata, "Karina, kamu lebih memilih memercayai orang lain daripada aku?""Aku ingin percaya padamu, tapi bukti apa yang bisa kamu tunjukkan supaya aku percaya padamu? Pergilah, aku nggak mau melihatmu lagi," balas Karina.Hati Yoga seperti disayat. Tampaknya dia terlalu menganggap tinggi posisinya di hati orang-orang ini. Bagi mereka, dia bahkan tidak lebih penting dari orang luar. Sudahlah, apa lagi yang perlu dijelaskan pada orang-orang seperti mereka? Yoga pergi dengan kecewa."Oke, aku pergi sekarang. Kuharap kalian nggak akan menyesal," ujar Yoga."Menyesal? Hal yang paling kusesali dalam hidup ini adalah menikahkan putriku denganmu. Dasar binatang! Kamu bahkan tega menyentuh wanitanya Gatot. Kamu nggak pantas disebut manusia!" umpat Ambar."Yoga, aku pasti akan membuat perhitungan denganmu. Tunggu saja, aku akan mematahkan kakimu untuk membalas dendam Zahira. Setelah itu, aku akan memanggil po
Gatot berucap, "Zahira, kamu tersesat, ya? Kalau nggak, aku yang menyetir ...."Zahira mengabaikan Gatot. Dia memandang makam yang terbengkalai sembari berkata, "Pak, aku datang untuk melapor. Silakan keluar."Terdengar suara di belakang makam terbengkalai itu, lalu sekelompok orang berjalan keluar. Orang yang memimpin adalah Buana dan ada 10 orang yang mengikutinya. Orang-orang yang mengikuti Buana adalah anggota Keluarga Sumargo. Mereka adalah subjek eksperimen pertama yang dipakai Dewa Digdaya untuk diubah menjadi ahli bela diri kuno. Jadi, mereka sangat kuat.Jesika juga termasuk di dalam 10 orang itu. Buana melihat Karina dan keluarganya, lalu tersenyum licik dan memuji, "Zahira, usahamu cukup bagus."Zahira menimpali, "Pak, terima kasih atas pujiannya."Karina bisa mengenali Buana. Dia berujar dengan ekspresi panik, "Kamu itu Buana, buronan paling dicari di Daruna."Buana tertawa, lalu menanggapi, "Aku merasa bangga karena kamu bisa mengenaliku."Karina dan keluarganya terperanga
Zahira mulai meniup seruling. Begitu suara seruling berkumandang, terdengar suara di rerumputan. Tak lama kemudian, cacing, ular, tikus, dan semut dalam jumlah banyak keluar dari rerumputan. Karina dan keluarganya bergidik.Gatot berteriak, "Zahira, apa yang ingin kamu lakukan?"Zahira tersenyum dan menjelaskan, "Aku sudah memasukkan feromon khusus ke dalam anggur yang kalian minum sebelumnya. Feromon ini bisa memikat hewan-hewan itu. Mereka akan menganggap kalian sebagai makanan enak dan menggerogoti tubuh kalian. Hahaha. Aku sudah nggak sabar melihat kalian disiksa hewan-hewan itu."Ucapan Zahira membuat Karina dan keluarganya putus asa. Ambar langsung pingsan, sedangkan Gatot menjerit, "Zahira, lepaskan ibuku dan kakakku! Kamu bunuh saja aku!"Karina sangat menyesal, kenapa mereka tidak mendengar ucapan Yoga? Kenapa mereka meminum anggur itu? Bahkan, mereka juga memarahi Yoga. Karina dan keluarganya benar-benar bodoh!Zahira mengabaikan Gatot. Dia lanjut meniup seruling. Hewan-hewan
Meskipun Karina dan keluarganya tidak tahu tentang Raja Serangga Giok Putih, mereka bisa menebak itu adalah senjata andalan Yoga untuk melawan Buana. Namun, senjata andalan itu tidak bisa digunakan lagi karena Karina dan keluarganya memaksa Yoga meminum anggur tersebut. Mereka bukan hanya mencelakai Yoga, tetapi juga diri mereka sendiri.Zahira berkata dengan ekspresi bangga, "Ini semua berkat Gatot dan keluarganya. Tanpa mereka, mungkin aku akan gagal meracunimu."Gatot memaki, "Zahira, kamu memang licik!"Yoga menegaskan, "Tanpa Raja Serangga Giok Putih, aku tetap bisa membunuh kalian dengan mudah."Buana mencibir, lalu menanggapi, "Kamu sombong sekali. Aku perkenalkan kepada kalian dulu, 10 orang ini merupakan anggota Keluarga Sumargo. Dewa Digdaya sudah mengubah fisik mereka menjadi ahli bela diri kuno sehingga mereka sangat kuat. Kalau mereka bekerja sama, ahli bela diri kuno yang sesungguhnya juga bisa dibunuh. Apalagi kamu!"Yoga mengamati 10 orang itu, lalu tatapannya tertuju p
Namun, Petir Pedang Langit bergerak terlalu cepat sehingga 10 ahli bela diri kuno itu tidak sempat kabur. Mereka semua ditebas oleh pedang Yoga. Tubuh mereka terpental dan membentuk 10 lubang besar setelah mendarat di tanah. Empat orang langsung mati di tempat, sedangkan 6 orang lainnya menjadi gosong dan kondisi mereka sekarat. Keenam orang itu tidak mampu bertarung lagi.Petir terus menyambar untuk waktu yang lama, lalu perlahan mereda. Suasana pun menjadi hening. Buana memelototi Yoga dan berseru dengan ekspresi tidak percaya, "Ternyata kamu punya keterampilan tempur ahli bela diri kuno! Dari mana kamu mendapatkannya?"Bahkan, Dewa Digdaya juga tidak memiliki keterampilan tempur ahli bela diri kuno. Namun, Yoga memilikinya. Buana benar-benar kaget. Di hadapan ahli bela diri kuno yang memiliki keterampilan tempur, ahli bela diri kuno tanpa keterampilan tempur bagaikan orang biasa yang melawan prajurit bersenjata lengkap. Ahli bela diri kuno yang tidak memiliki keterampilan tempur pas
Yoga berujar, "Kebetulan, aku juga ingin mengatakan hal yang sama kepadamu."Selesai bicara, Yoga langsung membunuh anggota Keluarga Sumargo yang lain. Hanya Jesika yang tersisa. Nalif yang biasanya selalu bersikap tenang tidak bisa mengendalikan emosinya lagi. Dia menjerit, "Yoga, mulai sekarang Keluarga Sumargo bermusuhan denganmu.""Oke," ucap Yoga. Dia mengakhiri panggilan telepon, lalu menatap Jesika dengan dingin.Jesika yang ketakutan berbicara sambil gemetaran, "Yoga, kamu ... nggak boleh membunuhku. Aku ini ... istrinya Raka ...."Yoga menimpali, "Tenang saja, aku nggak akan membunuhmu."Jesika mengembuskan napas lega. Kemudian, Yoga melanjutkan, "Aku akan menyerahkanmu kepada Raka agar dia bisa menghukummu sendiri. Kalau Raka tahu kamu yang menyebabkan dia dan saudaranya lumpuh selama puluhan tahun serta Aula Naga musnah, aku rasa dia akan mencincangmu."Jesika merasa putus asa. Jika Jesika jatuh ke tangan Raka, dia pasti akan menderita. Sekarang, Jesika tiba-tiba ingin mati.