Yoga membalas, "Tenang saja, kujamin kamu bisa makan sepuasnya."Baru saja memutus panggilan dengan Nadya, Yoga kembali ditelepon oleh Ambar. Yoga merasa heran mengapa Ambar bisa meneleponnya tiba-tiba. Dengan ragu-ragu, Yoga menjawab panggilan itu."Yoga, kamu lagi di ibu kota sekarang, 'kan? Aku dan Karina sedang berada di Jembatan Nurho sekarang. Kami sedang dalam masalah dan nggak kenal dengan siapa pun di sini. Cepat datang ke sini untuk bantu kami." Nada bicara Ambar terdengar seperti sedang memerintahnya.Mendengarnya, Yoga langsung merasa kesal. Saat tidak dibutuhkan, mereka semua menyuruh Yoga untuk menghindar jauh-jauh dan jangan pernah lagi mengusik Karina. Terutama saat berada di acara Salep Sari Kristal saat itu, mereka bahkan lebih memilih untuk percaya pada Ulwan daripada dirinya. Namun begitu menemui masalah, mereka langsung "memerintahkan" Yoga untuk membantu menanganinya.Entah apa yang dipikirkan semua orang itu! Memangnya mereka menganggap Yoga bisa dipanggil dan di
Ambar tidak mungkin bersedia ganti rugi. Dia menolak, "Kalian ini melakukan pemerasan. Aku akan lapor ke polisi."Namun begitu Ambar mengeluarkan ponselnya, pria kekar yang bertato itu langsung membanting ponselnya hingga hancur. Kemudian, dia memarahi, "Lapor polisi? Apa-apaan! Kalian sudah merusak barang berharga kami, pokoknya harus ganti rugi. Kalau nggak ganti rugi hari ini, jangan harap bisa pergi."Keluarga Karina tiba-tiba merasa putus asa. Mereka dipaksa membayar 2 triliun. Sekalipun mengganti rugi dengan perusahaan, nominalnya mungkin hanya pas-pasan. Terlebih mereka juga tidak punya kenalan di ibu kota. Apa yang bisa mereka lakukan sekarang? Mereka sungguh putus asa.Tepat pada saat itu, seseorang yang tidak asing muncul di depan mereka. Itu adalah Yoga. Pria itu segera bertanya, "Karina, kamu nggak apa-apa?"Begitu melihat Yoga, Karina langsung merasa lebih tenang. Rasa aman tiba-tiba meluap dalam hatinya. Dia tahu bahwa pria itu juga tidak memiliki koneksi di ibu kota, bah
Pria itu menambahkan, "Tapi, memangnya kenapa kalau kamu jago? Kamu tetap saja kalah jumlah. Geng Azamat bisa menghancurkanmu dalam hitungan menit. Cepat, telepon Bos. Suruh dia bawa beberapa orang lagi ke sini."Bawahannya segera mengeluarkan ponsel dan menelepon bos mereka.Wajah orang-orang yang berkerumun memucat usai mendengar kata "Geng Azamat"."Mereka ternyata anggota Geng Azamat. Beberapa orang luar ini dalam masalah besar.""Geng Azamat adalah kuda hitam yang baru saja muncul. Dalam waktu dua bulan, mereka sudah menaklukkan semua geng di Distrik Timur dan menjadi geng terbesar di sana. Kekuatan mereka luar biasa.""Mereka jelas punya relasi yang kuat untuk bisa merajalela sebagai geng.""Katanya, bos mereka adalah Raja Tinju Hitam, Naga Air. Mereka jelas beroperasi di dua sisi, hukum dan kejahatan.""Awalnya ganti rugi bisa selesaikan masalah ini, tapi anak muda itu malah bertindak kasar. Nyawa mereka mungkin akan sulit dipertahankan kali ini." Wajah anggota keluarga Karina
Baru keluar dari penjara, Naga Air langsung melakukan hal kotor seperti ini. Kelihatannya dia belum benar-benar bertobat.Anggota Geng Azamat segera mengelilingi tempat kejadian. Begitu melihat Naga Air datang, pria itu menjadi lebih percaya diri. Dia berlari ke arah Naga Air, lalu menyapa, "Bos, kamu sudah datang."Naga Air memandang sekilas pria itu. Kemudian, dia bertanya, "Kenapa kamu babak belur? Apa yang terjadi?"Pria itu menjawab, "Bos, kami lagi nyetir seperti biasa. Tiba-tiba, mereka belok kiri dan menabrak kami. Tapi mereka bukan cuma nggak mau ganti rugi, bahkan memukuli kami. Benar-benar nggak tahu aturan."Naga Air tidak langsung memercayai cerita satu sisi dari bawahannya. Begitu melihat pecahan porselen di jalan, dia segera memahami situasinya dan menjadi murka.Naga Air tanpa ragu menampar bawahannya, lalu memaki, "Sialan! Kamu mau memeras orang lain dengan pecahan porselen lagi? Aku sudah berkali-kali mengancam bakal mengusirmu kalau diulangi lagi. Kamu ini benaran ma
Seandainya tahu bahwa Yoga mengenal Naga Air, dia tidak akan berani menantangnya.Bilal perlahan mendekat dengan gemetar. Segera setelah itu, Naga Air tanpa ragu menamparnya lagi. Dia memarahi, "Cepat berlutut dan minta maaf pada Pak Yoga."Bilal merasa sangat terhina, tetapi dia tidak berani menolak. Dia langsung berlutut seraya berujar, "Pak Yoga, semua ini salahku. Aku nggak seharusnya mengusikmu, maafkan aku. Tolong jangan perhitungan denganku. Aku mohon, ampunilah aku."Yoga merespons dengan dingin, "Naga Air, bawa dia ke Penjara Lawas untuk bertobat. Setelah benar-benar bertobat, kamu baru boleh membebaskan dia."Naga Air berucap sambil mengangguk, "Oke, aku mengerti."Namun, Bilal malah kebingungan. Dia pernah mendengar tentang "Penjara Lawas". Tempat tersebut dihuni oleh iblis yang sangat kejam. Ketika dipenjara, bosnya saja hanya bisa menjadi yang terlemah di sana. Itu artinya, dia mungkin akan kehilangan nyawa bahkan sebelum dipenjara.Bilal sangat ketakutan. Dia segera memoh
Naga Air memandang Bilal dengan kesal. Dia membulatkan tekad sebelum berucap, "Bilal, aku nggak pantas lagi disebut pria kalau nggak bunuh kamu hari ini."Namun Bilal mengangkat pistol ke arahnya, lalu mengancam, "Kalau berani maju lagi, aku bakal tembak kepalamu." Pada saat yang sama, dia juga mengancam anggota Geng Azama.Bilal berujar, "Jangan ada yang gerak. Kalau kalian berani gerak, jangan salahkan aku yang nggak berbelaskasihan."Situasi menjadi tegang seketika.Karina ketakutan hingga wajahnya memucat. Dia berbicara dengan suara rendah, "Yoga, ayo kita pergi. Situasinya sudah jadi pertarungan hidup mati antara geng. Nggak ada yang bisa kita lakukan di sini."Namun, Yoga malah menjawab dengan tenang, "Jangan khawatir. Karina, nggak akan ada masalah selama ada aku. Pertarungan besar seperti ini jarang terjadi. Sayang kalau kita nggak nonton."Karina kehabisan kata-kata. Situasinya sudah menjadi seperti ini, tetapi Yoga bisa-bisanya masih ingin menonton. Pria ini sungguh tak kenal
"Cepat buang semua anggota Geng Azamat ke sungai!" perintah Agra.Ekspresi Naga Air tampak dipenuhi keputusasaan. Dia menatap Yoga untuk memohon, "Pak Yoga, tolong bantu aku. Asalkan kamu menolong mereka, aku akan menuruti semua perintahmu mulai sekarang."Agra melirik Yoga sambil berujar, "Oh, ternyata masih ada yang ketinggalan. Cepat tangkap dia! Dia juga harus dilempar ke sungai."Bilal yang bertubuh kekar dan bertato berkata, "Serahkan saja kepadaku."Agra mengangguk dan berpesan, "Akhiri semua ini secepat mungkin.""Oke!" Bilal menghampiri Yoga, lalu mengarahkan pistol ke kepalanya dan mengejek, "Hehe. Siapa suruh kamu sombong? Ayo, perlihatkan kemampuanmu kepadaku. Kenapa memangnya kalau kamu mengenal Naga Air? Di depan Balai Perwira, kamu cuma pecundang.""Mulutmu benar-benar busuk!" Seusai melontarkan itu, Yoga bertindak. Dia meraih tangan Bilal dan menekannya sedikit.Krek, krek, krek! Tulang lengan Bilal sontak hancur berkeping-keping. Pistol pun terjatuh ke lantai. "Argh!"
Jumlah pendatang ini jauh lebih banyak dari Geng Azamat ataupun Balai Perwira. Selain itu, para tentara ini terlatih dan senjata mereka canggih. Jika dibandingkan, Geng Azamat dan Balai Perwira tidak ada apa-apanya di hadapan mereka.Kerumunan segera menyadari para pendatang ini. Suasana seketika menjadi makin gempar."Itu Pasukan Imperial!""Yang memimpin adalah jenderal bintang lima, Emran!""Astaga, apa ini bala bantuan yang dipanggil pemuda itu? Koneksinya mengerikan sekali!""Sejujurnya, dia nggak perlu memanggil Pasukan Imperial kemari. Ini seperti membunuh nyamuk dengan bom!"Ketika melihat Pasukan Imperial makin dekat, Agra dan anggota Balai Perwira pun ketakutan. Yang penakut bahkan pipis di celana. Mereka tidak menduga akan tewas dibunuh oleh Pasukan Imperial. Bagaimanapun, mereka tidak pantas.Agra menatap Bilal lekat-lekat sambil membentak, "Berengsek! Siapa sebenarnya orang yang kamu usik ini? Balai Perwira binasa gara-gara kamu!"Bilal ketakutan hingga sekujur tubuhnya ge
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D