"Semua ini gara-gara aku nggak mendidiknya dengan baik sampai dia melakukan hal bajingan seperti ini. Aku membawanya ke sini untuk minta maaf pada Anda.""Anak sialan, cepat minta maaf sama Pak Yoga!"Siuco dan beberapa orang lainnya membungkukkan badan dengan enggan dan meminta maaf. Yoga tersenyum sinis dan berkata, "Sudah kubilang sebelumnya, mudah untuk membuatku masuk ke sini, tapi nggak akan semudah itu menyuruhku keluar. Ingatanku kurang baik, aku sudah lupa syaratnya agar aku bisa keluar. Apa kalian masih ingat?"Siuco melampiaskan amarahnya pada Ashila dan yang lainnya. "Kenapa masih bengong saja? Cepat berlutut dan minta maaf sama Pak Yoga."Ashila dan beberapa orang lainnya berlutut dengan enggan. Namun, Yoga malah berkata, "Ashila nggak perlu berlutut lagi."Semua orang tercengang mendengar ucapannya. Kenapa Ashila adalah pengecualian? Ashila sontak bereaksi, dia mengira dirinya telah berhasil menggoda Yoga. Jangan-jangan pria ini benar-benar terpesona olehnya? Seketika, As
Yoga menjawab, "Kalau dia bisa menyempurnakan formula vaksin, berarti dia memang punya kemampuan yang hebat. Aku nggak keberatan untuk mendiskusikan ilmu medis dengannya. Kalau nggak bisa sempurnakan formulanya, berarti reputasinya cuma bohongan. Nggak pantas disebut sebagai Dewa Medis.""Hahaha!" Ridwan tertawa terbahak-bahak, "Diskusi ilmu dengan Dewa Medis? Memangnya kamu pantas?"Siuco menimpali, "Ayah, nggak usah banyak basa-basi dengannya lagi. Ayo cepat cari bantuan Dewa Medis.""Oke," jawab Ridwan. Setelah itu, dia langsung mengunci ruang penjara itu dan berkata, "Nak, kamu bersiap-siap saja dikurung seumur hidup."Yoga menjawab, "Selanjutnya kalau kalian mau aku keluar dari sini, bukan hanya Siuco lagi yang harus berlutut. Aku mau kalian berdua berlutut bersamaan padaku."Ridwan membalas, "Hahaha .... Kalau aku sampai harus memohon padamu, aku akan mengakumu sebagai kakekku!"Setelah itu, semua orang pun bergegas keluar dari ruangan. Namun baru saja dia berjalan beberapa langk
Yoga mengangguk pelan sebagai tanggapan terhadap Yenny. Yenny langsung membentak bawahannya, "Cepat buka kuncinya dan biarkan dia keluar."Sipir penjara bergegas membuka pintu sel. Namun, Yoga malah tidak mau keluar. "Sudah kubilang, mudah saja memasukkanku ke sini, tapi nggak semudah itu menyuruhku keluar."Ridwan dan Siuco langsung berjalan ke depan dengan kaku."Pak Yoga, mohon Anda jangan perhitungan dengan kami.""Aku ... minta maaf pada Anda. Mohon Anda beri kami kesempatan sekali lagi."Kedua orang itu membungkuk hingga 90 derajat. Namun, Yoga hanya menjawab dengan nada dingin, "Memangnya tadi aku bilang aku mau keluar hanya dengan kalian membungkukkan badan?""Ini ...." Ridwan dan Siuco langsung merasa kesulitan. Lebih baik mereka mati daripada harus berlutut kepada Yoga. Namun jika tidak berlutut, konsekuensi yang menunggu mereka adalah pembalasan dendam dari keluarga kedua orang itu di Kota Terlarang. Hidup mereka akan lebih menderita daripada kematian. Setelah mempertimbangk
Bahkan Dirga saja sudah angkat bicara, tentu saja Yoga terpaksa menyetujuinya. Hingga keesokan harinya, Siuco baru dibebaskan dari penjara. Dia telah disiksa habis-habisan oleh para narapidana di dalam penjara. Saat ini, kebencian Siuco sudah sangat memuncak terhadap Yoga hingga ingin mencabik-cabik tubuhnya,Namun, Yoga adalah majikan Ketua Lembaga Medis. Status mereka terlalu beda jauh. Sekejam apa pun Siuco, dia hanya bisa menelan kebencian ini dalam dirinya. Baru saja keluar dari Kota Terlarang, tiba-tiba muncul sebuah mobil mewah yang berhenti di depannya.Begitu jendela mobil diturunkan, terlihat wajah seseorang yang akrab menyapanya, "Halo, Pak Siuco. Lama nggak ketemu."Saat melihat orang itu, Siuco sontak terkejut! Ternyata orang itu adalah Buana! Dia adalah orang yang diduga terlibat dalam pelanggaran serius dan korupsi, dan sedang diburon di seluruh negeri. Namun sekarang dia malah berani menampakkan diri di Kota Terlarang!Reaksi pertama Siuco adalah mengeluarkan ponselnya
Yoga membalas, "Tenang saja, kujamin kamu bisa makan sepuasnya."Baru saja memutus panggilan dengan Nadya, Yoga kembali ditelepon oleh Ambar. Yoga merasa heran mengapa Ambar bisa meneleponnya tiba-tiba. Dengan ragu-ragu, Yoga menjawab panggilan itu."Yoga, kamu lagi di ibu kota sekarang, 'kan? Aku dan Karina sedang berada di Jembatan Nurho sekarang. Kami sedang dalam masalah dan nggak kenal dengan siapa pun di sini. Cepat datang ke sini untuk bantu kami." Nada bicara Ambar terdengar seperti sedang memerintahnya.Mendengarnya, Yoga langsung merasa kesal. Saat tidak dibutuhkan, mereka semua menyuruh Yoga untuk menghindar jauh-jauh dan jangan pernah lagi mengusik Karina. Terutama saat berada di acara Salep Sari Kristal saat itu, mereka bahkan lebih memilih untuk percaya pada Ulwan daripada dirinya. Namun begitu menemui masalah, mereka langsung "memerintahkan" Yoga untuk membantu menanganinya.Entah apa yang dipikirkan semua orang itu! Memangnya mereka menganggap Yoga bisa dipanggil dan di
Ambar tidak mungkin bersedia ganti rugi. Dia menolak, "Kalian ini melakukan pemerasan. Aku akan lapor ke polisi."Namun begitu Ambar mengeluarkan ponselnya, pria kekar yang bertato itu langsung membanting ponselnya hingga hancur. Kemudian, dia memarahi, "Lapor polisi? Apa-apaan! Kalian sudah merusak barang berharga kami, pokoknya harus ganti rugi. Kalau nggak ganti rugi hari ini, jangan harap bisa pergi."Keluarga Karina tiba-tiba merasa putus asa. Mereka dipaksa membayar 2 triliun. Sekalipun mengganti rugi dengan perusahaan, nominalnya mungkin hanya pas-pasan. Terlebih mereka juga tidak punya kenalan di ibu kota. Apa yang bisa mereka lakukan sekarang? Mereka sungguh putus asa.Tepat pada saat itu, seseorang yang tidak asing muncul di depan mereka. Itu adalah Yoga. Pria itu segera bertanya, "Karina, kamu nggak apa-apa?"Begitu melihat Yoga, Karina langsung merasa lebih tenang. Rasa aman tiba-tiba meluap dalam hatinya. Dia tahu bahwa pria itu juga tidak memiliki koneksi di ibu kota, bah
Pria itu menambahkan, "Tapi, memangnya kenapa kalau kamu jago? Kamu tetap saja kalah jumlah. Geng Azamat bisa menghancurkanmu dalam hitungan menit. Cepat, telepon Bos. Suruh dia bawa beberapa orang lagi ke sini."Bawahannya segera mengeluarkan ponsel dan menelepon bos mereka.Wajah orang-orang yang berkerumun memucat usai mendengar kata "Geng Azamat"."Mereka ternyata anggota Geng Azamat. Beberapa orang luar ini dalam masalah besar.""Geng Azamat adalah kuda hitam yang baru saja muncul. Dalam waktu dua bulan, mereka sudah menaklukkan semua geng di Distrik Timur dan menjadi geng terbesar di sana. Kekuatan mereka luar biasa.""Mereka jelas punya relasi yang kuat untuk bisa merajalela sebagai geng.""Katanya, bos mereka adalah Raja Tinju Hitam, Naga Air. Mereka jelas beroperasi di dua sisi, hukum dan kejahatan.""Awalnya ganti rugi bisa selesaikan masalah ini, tapi anak muda itu malah bertindak kasar. Nyawa mereka mungkin akan sulit dipertahankan kali ini." Wajah anggota keluarga Karina
Baru keluar dari penjara, Naga Air langsung melakukan hal kotor seperti ini. Kelihatannya dia belum benar-benar bertobat.Anggota Geng Azamat segera mengelilingi tempat kejadian. Begitu melihat Naga Air datang, pria itu menjadi lebih percaya diri. Dia berlari ke arah Naga Air, lalu menyapa, "Bos, kamu sudah datang."Naga Air memandang sekilas pria itu. Kemudian, dia bertanya, "Kenapa kamu babak belur? Apa yang terjadi?"Pria itu menjawab, "Bos, kami lagi nyetir seperti biasa. Tiba-tiba, mereka belok kiri dan menabrak kami. Tapi mereka bukan cuma nggak mau ganti rugi, bahkan memukuli kami. Benar-benar nggak tahu aturan."Naga Air tidak langsung memercayai cerita satu sisi dari bawahannya. Begitu melihat pecahan porselen di jalan, dia segera memahami situasinya dan menjadi murka.Naga Air tanpa ragu menampar bawahannya, lalu memaki, "Sialan! Kamu mau memeras orang lain dengan pecahan porselen lagi? Aku sudah berkali-kali mengancam bakal mengusirmu kalau diulangi lagi. Kamu ini benaran ma
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D
Seiring dengan tertidurnya Bimo, tidak ada jawaban sama sekali ketika Yoga memanggilnya dua kali. Dia benar-benar telah tertidur.Yoga bergumam dalam hati. Dia merasa sedikit tidak yakin. 'Satu bulan ... bisakah aku menemukannya?'Benda seperti itu, bahkan ketika Yoga sendiri masuk ke area terlarang, hanya bisa menemukan satu. Sementara dua benda yang tersisa ... dia sama sekali tidak memiliki petunjuk. Selain itu, kini dirinya juga telah menjadi target dari para penjaga gerbang.Setelah berpikir panjang, Yoga menyadari bahwa dia harus mempercepat langkahnya. Setelah melalui berbagai rintangan dalam perjalanan pulang, Yoga akhirnya kembali ke vila.Namun begitu masuk ke dalam, Yoga langsung melihat Sutrisno sudah duduk di ruang tamu. Dia sedang menunggunya dengan ekspresi penuh kegelisahan."Apa itu kamu? Sebenarnya kamu bukan? Apa kamu yang bunuh anggota Keluarga Husin?" tanya Sutrisno dengan nada cemas. Dia terus-menerus menekannya untuk memberikan jawaban.Yoga menghela napas. Dia m
"Benar! Kita harus rebut kembali obat-obatan. Besi hitam nggak boleh jatuh ke tangan mereka!""Tapi ... di mana manusia hantu lainnya? Bukannya yang ada di sini kebanyakan hanya orang-orang dari Keluarga Husin?" Di tengah kerumunan, seseorang tiba-tiba mengajukan pertanyaan itu.Sutrisno membalas dengan santai, "Apa pedulimu? Mereka memang nggak pernah akur satu sama lain. Mungkin mereka langsung kabur begitu keadaan menjadi genting!"Mendengar itu, orang-orang yang ada di sana pun mengangguk-angguk seakan menerima penjelasan tersebut tanpa banyak berpikir.Winola melirik Sutrisno sekilas. Pikirannya penuh dengan beban berat. Di tempat ini, hanya dia dan Sutrisno yang memiliki hubungan dekat dengan Yoga. Mereka berdua sangat memahami kepribadian Yoga. Kemungkinan besar, Keluarga Husin telah dijebak olehnya.Tak lama setelah itu, orang-orang mulai bergerak. Mereka berpencar untuk mencari keberadaan Keluarga Husin.Saat ini, Yoga duduk bersila dalam meditasi di kejauhan. Setelah beberapa
"Yang aku inginkan adalah membuat Keluarga Husin benar-benar tunduk sepenuhnya! Rasa takut? Itu nggak ada dalam kamusku!" Suara Yoga penuh dengan keangkuhan dan keyakinan mutlak.Di tempat itu, para manusia hantu hanya bisa terdiam. Mereka semua menatapnya dengan ekspresi kosong. Namun, di mata mereka kini muncul kilatan kekaguman yang makin mendalam.Bagaimanapun juga, orang yang berani bersikap begitu arogan, yang berani berhadapan langsung dengan Keluarga Husin, bukanlah orang biasa. Keberanian seperti ini ... tidak dimiliki oleh semua orang!"Gawat! Ada orang-orang dari tiga kekuatan lain yang datang! Mereka adalah anggota dari tiga keluarga besar lainnya!" Tiba-tiba, suara seseorang menggema.Semua orang di sana langsung tersentak kaget. Mereka segera menoleh ke arah Yoga. Tiga keluarga besar lainnya ... datang juga?Prajna mengusulkan dengan nada tegang, "Apa yang harus kita lakukan? Sebaiknya kita segera pergi!"Yoga tersenyum licik. Sepasang matanya berkilat penuh arti ketika b
Kata-kata Yoga langsung membuat Girbet melihat secercah harapan. Dengan penuh kegembiraan, dia merangkak maju dalam posisi berlutut.Segera, Girbet sudah sampai di hadapan Yoga. Dia membenturkan kepalanya ke tanah berkali-kali dengan sekuat tenaga. Dia takut jika terlambat sedikit saja, Yoga akan berubah pikiran.Girbet berkata dengan penuh kegelisahan dan ketergesaan, "Makasih! Makasih banyak! Aku akan segera kembali dan mengambil uangku! Aku janji akan kasih semuanya padamu!"Setelah itu tanpa membuang waktu, Girbet berbalik dan hendak pergi. Namun, tiba-tiba terdengar suara Yoga. "Tunggu!"Hati Girbet seakan berhenti berdetak sejenak. Wajahnya menjadi pucat pasi. Dia ingin berpura-pura tidak mendengar dan terus melangkah pergi. Namun, pada saat berikutnya ... sosok-sosok aneh bermunculan di sekelilingnya.Mereka semua memiliki penampilan yang mengerikan. Ternyata itu adalah para manusia hantu dari area terlarang."Bos sudah menyuruhmu berhenti, apa kamu tuli?" Suara dingin Prajna me
"Kenapa bisa begini?" Ekspresi Alex menjadi makin tegang. Kegelisahannya juga makin menjadi-jadi.Meskipun Jam Penciptaan ini hanya sebuah tiruan, tetap saja seharusnya benda sehebat ini tidak mungkin bisa ditaklukkan dengan begitu mudah oleh pemuda itu."Nggak ada yang istimewa dari barang ini," ucap Yoga. Dia menatap Jam Penciptaan sambil merabanya ke atas dan ke bawah. Dalam sekejap, dia langsung melihat kelemahan jam tersebut.Jam ini memang dirancang dengan sangat cermat, bahkan kekuatannya melampaui senjata ajaib tingkat jumantara. Dari sini saja, bisa dibayangkan betapa luar biasanya kekuatan Jam Penciptaan yang asli. Namun pada akhirnya ... jam ini hanyalah barang tiruan!Seiring dengan suara yang tajam, Yoga langsung merobek Jam Penciptaan menjadi dua bagian. Dengan tubuh fisiknya yang luar biasa kuat, juga dengan kekuatan yang melampaui batas, benda palsu seperti ini baginya tidak berbeda dengan selembar kertas yang bisa dirobek kapan saja.Alex terperanjat. Matanya terbelala
Bisa-bisanya Girbet ingin melawan orang sehebat ini. Sungguh konyol! Dia tiba-tiba mendongak, lalu menatap Jam Penciptaan di langit dengan sedikit kehilangan fokus. Apakah Alex akan menang?....Pada saat ini, aura dari Jam Penciptaan menyebar ke sekeliling dan menutupi seluruh area dengan tekanan yang luar biasa. Banyak orang yang memperhatikan pemandangan ini. Semuanya menunjukkan ekspresi keterkejutan."Ini ... ini adalah aura dari Jam Penciptaan milik Keluarga Husin! Astaga, mereka sudah bergerak secepat ini?""Sampai-sampai menggunakan Jam Penciptaan .... Apa para manusia hantu ini benar-benar telah memaksa Keluarga Husin sampai ke titik ini?""Keberadaan Jam Penciptaan adalah simbol dari warisan yang luar biasa kuat. Jangan-jangan Keluarga Husin sudah kehabisan cara untuk bertahan?"Dalam sekejap, banyak orang mulai berdiskusi dengan penuh semangat. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa situasi akan berkembang hingga ke tahap yang begitu ekstrem.Di dalam kelompok Keluarga Bra