Ambar menghardik, "Cih! Kamu kira kami anak kecil? Uang nggak bisa mengatasi masalah? Kamu jelas-jelas nggak ingin meminjamkan kami uang!"Yoga menatap Karina dan bertanya, "Karina, kamu juga nggak percaya padaku?"Karina menatap Yoga dengan tatapan kecewa. Perusahaan Farmasi Avanti menghabiskan 10 tahun lebih untuk menghasilkan produk viral seperti Mustika Ayu. Takutnya, perusahaan sudah bangkrut sebelum Yoga berhasil merilis produk baru.Yang dikatakan Yoga terlalu tidak masuk akal. Karina pun curiga bahwa yang dikatakan ibunya benar. Yoga ingin melihat mereka jatuh miskin?Yoga berkata, "Ya sudah, aku akan membuktikannya kepada kalian nanti."Tok, tok, tok. Pintu ruangan lagi-lagi diketuk seseorang. Karina bertanya dengan gugup, "Siapa?"Terdengar suara serak dari luar. "Bu Karina, aku Ulwan dari Kelab Sakuta."Karina pernah mendengar tentang Ulwan. Dia adalah pemimpin industri hiburan di Provinsi Sadali. Namun, mereka tidak pernah berhubungan. Kenapa pria ini tiba-tiba datang?Kari
Yoga tidak mengekspos masalah ini. Sebelum mengetahui kebenarannya, dia tidak akan membuat musuh berwaspada.Ambar memelototi Yoga dan bertanya, "Yoga, kenapa kamu masih di sini? Aku nggak mengundangmu lho!"Gatot berkata tanpa rasa sungkan sedikit pun, "Yoga, silakan keluar. Kami sedang menjamu tamu terhormat, jangan merusak pemandangan di sini."Yoga memperingatkan Karina, "Karina, ingat, kita harus menyusun rencana terperinci kalau benar-benar ingin mendapat keuntungan. Buka matamu lebar-lebar, jangan sampai tertipu lagi."Maksud Yoga adalah bantuan yang diberikan Ulwan terlalu tidak masuk akal. Ketika Ambar dan Gatot hendak membela Ulwan, Ulwan tiba-tiba bertanya, "Kenapa kamu terlihat familier sekali? Apa kita pernah bertemu?"Yoga menggeleng, tetapi Ulwan sontak menepuk kepalanya dan meneruskan, "Oh, aku sudah ingat. Jujur saja, aku nggak pernah melewatkan informasi tentang kalian sejak insiden ini terjadi. Aku ingin sekali menangkap biang keroknya dan membantu memulihkan reputas
Karina juga menaruh harapan besar pada pemilik Perusahaan Farmasi Hansa. Apakah pria ini akan membantunya? Apakah pria ini benar-benar memiliki perasaan terhadapnya? Kalau pria ini benar-benar menyatakan cinta, apa yang harus dilakukan? Sejujurnya, Karina masih tidak bisa melepaskan Yoga.Setelah kembali ke Perusahaan Farmasi Hansa, Yoga segera meneliti formula. Dia memang memiliki banyak formula untuk kecantikan, tetapi bahannya sangat mahal dan langka sehingga tidak cocok untuk produksi massal.Itu sebabnya, Yoga ingin menggunakan bahan yang lebih murah sebagai gantinya. Meskipun khasiat akan menurun cukup drastis, masker yang diciptakannya tetap akan menjadi yang terbaik di pasaran.Setelah sibuk semalaman, Yoga berhasil mengembangkan sebuah masker baru bernama Sari Kristal. Khasiat masker ini 10 kali lipat lebih hebat daripada Mustika Ayu.Setelah membuat belasan sampel, Yoga keluar dari laboratorium. Dia kebetulan bertemu Vania, jadi memanggilnya dan berkata, "Vania, ini untukmu."
Yoga menyerahkan formula itu kepada Gatot, lalu buru-buru pergi. Begitu membuka dan melihat, Gatot pun memaki, "Berengsek, dia kira kita bodoh? Semua ini cuma bahan murahan, modalnya bahkan nggak sampai puluhan ribu. Gimana bisa bahan seperti ini berkhasiat untuk kecantikan?"Ambar mengambil dan meliriknya, lalu langsung melemparkannya dan menyahut, "Kamu benar. Aku yang nggak mengerti ilmu medis saja merasa formula ini nggak bisa dipercaya. Yoga pasti punya niat jahat."Formula itu pun tersangkut di wiper kaca Mercedes-Benz G di sebelah. Gatot berkata, "Ayo, Ibu, kita temui pemilik perusahaan ini."Keduanya memasuki Perusahaan Farmasi Hansa dan kebetulan bertemu Vania. Kecantikan wanita ini selalu membuat jantung Gatot berdebar-debar. Dia menyapa, "Nona Vania, halo."Vania tersenyum sopan dan bertanya, "Halo, apa ada yang bisa kubantu?"Ambar langsung menjawab, "Kami datang untuk mencari bos Perusahaan Farmasi Hansa. Apa beliau punya waktu untuk menemui kami?""Eh? Bos baru saja pergi
Meskipun formula ini adalah formula dengan kualitas terendah dari Perusahaan Farmasi Hansa, khasiatnya pasti lebih hebat daripada sebagian besar produk kecantikan di pasaran. Asalkan formula ini memiliki sedikit khasiat mempercantik diri, Ulwan sudah bisa memperoleh saham Perusahaan Farmasi Avanti.Ulwan seperti orang yang baru mendapatkan harta karun. Dia buru-buru menuju ke Perusahaan Farmasi Avanti dengan membawa formula itu. Tidak lama setelah Ambar dan Gatot tiba, Ulwan pun tiba.Ulwan segera menemui Karina dan berseru, "Bu Karina, aku punya kabar baik! Perusahaan Farmasi Avanti masih tertolong! Aku mendapat formula rahasia dari temanku. Formula ini punya khasiat mempercantik dan memutihkan.""Khasiatnya sudah pasti lebih hebat daripada sebagian besar produk kecantikan di pasaran! Formula ini bisa menghasilkan produk andalan yang menyelamatkan Perusahaan Farmasi Avanti dari krisis!""Serius?" Karina yang merasa senang buru-buru mengambil formula itu. Begitu melihatnya, dia pun mer
Bahkan, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa efek gabungan dari semua produk kecantikan di pasaran masih kalah dari efek Sari Kristal.Karina menyentuh wajah ibunya dengan hati-hati, lalu berkata, "Ibu, kalau kamu mengganti pakaian dan merias wajahmu sedikit, orang-orang pasti akan mengira kamu masih muda."Tidak ada wanita yang tidak menyukai kecantikan. Ambar terharu hingga hampir menangis. Dia pun berucap, "Terima kasih banyak, Pak Ulwan. Aku sampai nggak tahu harus gimana membalas jasamu."Karina segera berkata, "Pak Ulwan, kamu sudah menyelamatkan Perusahaan Farmasi Avanti. Tenang saja, aku pasti akan memberimu 30% saham itu. Gatot, kita akan mengadakan konferensi pers besok untuk peluncuran produk baru. Sudah saatnya mengakhiri masalah ini.""Oke, akan kuatur sekarang juga," sahut Gatot dengan gembira.Karina berkata kepada Ulwan, "Aku masih butuh bantuanmu. Kamu berkecimpung di dunia industri, jadi pasti punya koneksi luas di sana. Tolong carikan beberapa selebritas untuk ber
"Aku benar-benar nggak tahu dia siapa," jelas Andy.Yoga curiga bahwa orang yang disebut oleh Andy adalah Alvin. Dia bertanya, "Apa kamu punya bukti kalau dia yang menginstruksimu?""Tentu saja ada. Aku khawatir Ulwan mengingkari janjinya, jadi aku selalu merekam percakapan kita setiap kali bertelepon dengannya. Aku bisa memberimu rekamannya," sahut Andy."Bagus, aku akan membawamu untuk mengklarifikasi semuanya besok. Jangan coba-coba menipu kami," ujar Yoga untuk memperingatkan."Ya, ya, aku akan menuruti kalian. Tolong jangan menyiksaku lagi ...," pinta Andy. Yoga menatap Raja Kegelapan dan merasa semua ini sangat lucu. Pemimpin web gelap yang bermartabat ternyata masih harus menggunakan metode seperti ini, sungguh kontras dengan statusnya.Yoga bertanya, "Apa kamu sudah menemukan lokasi Alvin?""Belum ada lokasi spesifiknya. Tapi, dia 100% berada di Provinsi Sadali," sahut Raja Kegelapan."Oke, aku ingin informasi tentangnya secepat mungkin." Yoga mengangguk.Meskipun telah meningg
Ambar memelototi Yoga dengan tatapan menghina sambil bertanya, "Kamu? Memberi hadiah? Sudah syukur kalau kamu nggak membuat kekacauan!""Jujur saja, aku nggak bakal tertarik kalaupun kamu memberiku Perusahaan Farmasi Sehat Abadi. Formula yang diberikan Pak Ulwan ini bahkan bisa membeli 10 perusahaanmu!"Gatot memperingatkan dengan sungguh-sungguh, "Yoga, Pak Ulwan mengundang selebritas terkenal untuk mempromosikan masker ini. Kuharap kamu nggak sembarangan berbicara nanti. Kalau berani mengacaukan konferensi pers, aku nggak akan mengampunimu.""Oh ya?" Yoga terkekeh-kekeh sinis. Jelas-jelas Ulwan yang mencelakai Perusahaan Farmasi Avanti, mana mungkin dia berbaik hati membantu mereka melewati krisis ini? Takutnya, semua ini hanya jebakan Ulwan yang baru.Yoga memperingatkan, "Seperti sebelumnya, aku hanya bisa menyarankan kalian untuk membuka mata lebar-lebar. Jangan terlalu mudah percaya pada orang.""Diam!" Ambar sontak membentak, "Jangan menggunakan pemikiranmu yang picik itu untuk
Perasaan senang terpancar jelas di wajah Winola. Dia menatap Yoga dengan sangat bersemangat, lalu menganggukkan kepala. Dia segera mulai bersiap-siap dan membawa Yoga serta para bawahan dari Keluarga Bramasta di dunia bela diri kuno untuk berangkat.Berita tentang Keluarga Bramasta yang mengundang Bimo segera menyebar sampai ke telinga Sutrisno dan membuatnya merasa sangat iri. Dia segera menelepon Yoga dan bahkan menawarkan diri untuk ikut bergabung dalam perjalanan itu. Setelah Bimo bertamu ke rumah Keluarga Bramasta di dunia kultivator kuno, dia akan mengundang Bimo bertamu ke rumah Keluarga Salim juga.Lagi pula, sudah bertamu ke satu keluarga, Yoga merasa tidak ada salahnya untuk bertamu ke satu keluarga lagi. Ini adalah kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Keluarga Salim juga, mungkin saja kelak mereka bisa bekerja sama untuk melawan Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma. Dia pun setuju untuk bertamu, tetapi tidak bisa pulang bersama karena dia tidak ingin menambah masalahnya.
Bimo menegaskan, "Aku nggak akan pergi. Aku sudah lama berada di dunia bela diri kuno. Menurutmu, untuk apa aku di sini? Untuk meraih ambisi besar?""Kalau bukan itu, untuk apa lagi?" tanya Yoga.Bimo membalas, "Dunia kultivator kuno jauh lebih mengerikan daripada yang bisa kamu bayangkan. Ada banyak keberadaan di sana yang bahkan aku sendiri nggak berani hadapi. Sebaiknya kamu lupakan saja.""Tapi, aku punya alasan yang sangat penting untuk pergi ke sana!" ucap Yoga.Bimo menimpali, "Tapi, aku nggak mau pergi. Aku masih mau hidup. Seingatku, masih ada banyak pihak yang mau membunuhku di dunia kultivator kuno!"Yoga segera membalas, "Kalau begitu ... gimana kalau aku bantu membentuk kembali tubuhmu?"Bimo terdiam sejenak karena terkejut. Dia tidak menyangka Yoga akan menawarkan hal ini. Ini benar-benar di luar dugaannya. Setelah berpikir sesaat, dia akhirnya menjawab, "Oke!"Yoga berucap, "Kalau begitu, katakan saja gimana caranya. Aku akan segera mempersiapkannya!"Bimo memberi tahu,
Selama ada sedikit saja tanda kehamilan, Yoga pasti bisa merasakannya lewat denyut nadi."Kamu!" Winola membelalakkan mata dan menatap Yoga dengan penuh keterkejutan. Orang ini benar-benar tidak bisa diluluhkan. Dia pikir Yoga akan menyatakan perasaannya, tetapi ternyata dia hanya memeriksa denyut nadi."Pergi sana!" Winola merasa malu dan marah. Dia langsung menarik tangannya dan berbalik untuk pergi. Dia tidak ingin berbicara lagi dengan Yoga.Yoga segera mengejarnya dan berucap dengan cemas, "Eh, tunggu sebentar! Aku masih punya hal penting yang mau dibicarakan!"Winola langsung menolak, tanpa memberi ruang untuk diskusi, "Aku nggak mau dengar!"Yoga jadi bingung. Apakah dia mengatakan sesuatu yang salah? Kenapa orang ini selalu berpikir terlalu jauh?Meski begitu, Yoga tetap mengikuti Winola sampai ke tepi sebuah danau buatan. Winola berdiri diam di atas sebuah platform dan memandang permukaan air yang tenang. Perlahan-lahan, suasana hatinya mulai tenang kembali. Namun ....Yoga co
Ayu menatap Yoga. Dia tetap merasa khawatir meskipun sudah menyetujuinya. Di dalam hati, dia terus berdoa agar Bimo dapat membantu dan melindungi Yoga.Setelah itu, Yoga mulai berpamitan dengan orang-orang terdekatnya, termasuk Lili dan lainnya. Setelah semua ini selesai, Yoga merasa tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Dia pun mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kultivator kuno.Langkah pertama Yoga adalah menemui Winola. Saat itu, Winola sedang berbicara di telepon dengan raut wajah serius, bahkan terlihat marah. Setelah menutup telepon, dia terdiam cukup lama dan terjebak dalam pikirannya.Melihat itu, Yoga bertanya dengan penasaran, "Ada apa?"Winola membalas dengan kesal, "Mereka benar-benar keterlaluan. Mereka suruh aku mengundang Tuan Bimo pergi ke dunia kultivator kuno. Kalau aku gagal, mereka akan memaksaku nikah sama orang lain!""Nikah sama siapa?" tanya Yoga dengan santai.Winola meliriknya sekilas, lalu berucap dingin, "Kamu nggak kenal, jadi nggak ada gunanya aku
Wenny menjelaskan dengan tegas, "Kita punya ikatan pertunangan. Kalau bukan karena Kakek, kamu pikir aku akan datang?"Yoga bertanya dengan alis terangkat, "Jadi, ini ide Pak Dirga?"Wenny menjawab dengan nada dingin, "Ya. Kamu punya banyak jasa untuk Daruna, disebut pahlawan pun nggak berlebihan. Aku cuma merasa kasihan padamu, makanya setuju."Wenny menyilangkan tangan di depan dada dengan ekspresi sombong. Sepertinya dia telah melakukan banyak pertimbangan hingga akhirnya mau menerima keputusan ini. Hanya saja, kalau pria ini benar-benar keras kepala dan tidak terpengaruh, itu akan menjadi penghinaan besar baginya.Yoga membalas, "Sudahlah, kalian pergi saja. Aku pasti akan kembali kok.""Kamu!" Hilda dan Wenny benar-benar terkejut mendengar jawabannya. Mereka tidak menyangka akan benar-benar ... ditolak. Yoga sungguh membuat mereka merasa terpukul.Wenny pun berseru, "Lihat saja, kamu akan menyesal nanti!"Hilda menoleh dengan cepat, lalu bertanya dengan penuh harap, "Kalau dia per
Hilda dan Wenny tertegun setelah menerima kabar tersebut. Ekspresi mereka penuh keterkejutan, seolah-olah tidak percaya apa yang baru saja mereka dengar.Wenny bertanya, "Apa maksud mereka? Apa ada makna tersembunyi di balik ini?"Hilda tersenyum samar ketika menjawab, "Yoga sudah mau pergi ... apa kita diminta untuk meninggalkan keturunannya?"Wenny bertanya dengan kaget, "Apa? Meninggalkan keturunan?"Hilda mengangguk pelan sambil tersenyum malu-malu. Rona merah mulai muncul di wajahnya. Dia membalas, "Ya .... Kalau aku memanfaatkan kesempatan ini, kurasa aku akan berhasil dengan mengandalkan pesonaku!"Wenny bertanya dengan bingung sambil mengernyit, "Kamu nggak serius, 'kan?"Setelah mendengar kata-kata terakhir Hilda, Wenny benar-benar terguncang. Begitu memikirkan pertunangannya dengan Yoga dan kemungkinan hubungan lebih jauh, dia pun merasa makin canggung. Ini ... tidak akan menjadi kenyataan, bukan?Hilda berujar dengan nada tegas, "Aku beri tahu dulu, aku nggak akan setuju kal
Prajna mengusulkan, "Bos, kamu bisa bicara dengan Keluarga Bramasta untuk mencari jalan masuk. Dengan begitu, nggak akan ada masalah. Kalau kamu masuk secara diam-diam, cepat atau lambat akan ketahuan."Prajna menambahkan, "Saat itu, statusmu akan dianggap ilegal dan nggak akan diterima di dunia kultivator kuno. Pada akhirnya, nasibmu sama seperti kami yaitu diasingkan ke sekitar area terlarang, lalu menjadi orang seperti kami ...."Semua manusia hantu menunduk. Ekspresi mereka menunjukkan kesedihan yang mendalam, seolah-olah mengingat kembali pengalaman pahit yang pernah mereka alami hingga menjadi seperti sekarang."Aku akan mempertimbangkannya. Sekarang, kalian kembalilah!" ucap Yoga sambil melambaikan tangan. Sikapnya menandakan bahwa pembicaraan telah selesai, lalu dia pun meninggalkan semua manusia hantu.Tak lama kemudian, Yoga kembali ke vila. Dia menceritakan rencananya untuk pergi ke dunia kultivator kuno kepada Karina dan Nadya. Karina bertanya dengan terkejut, "Apa? Kamu m
"Ini ... Pil Pelindung Hati? Ini Pil Penyatu Jiwa Pikiran?""Astaga! Bukannya ini Pil Kekuatan Emas? Ini Pil Pengumpul Jiwa!""Yang ini Pil Pemecah Halangan dan ini Salep Emas Ungu! Kenapa ada begitu banyak barang bagus di sini?"Dalam sekejap, semua manusia hantu membelalakkan mata dengan penuh keterkejutan, seolah-olah ada seseorang yang memukul mereka dengan keras.Bagi mereka, pil-pil ini adalah barang yang sangat berharga. Bukan hanya bisa meningkatkan kemampuan kultivasi, tetapi beberapa di antaranya juga bisa menyelamatkan nyawa di saat-saat genting. Siapa pun yang bisa mendapatkan pil-pil ini akan memiliki masa depan yang cerah.Semua manusia hantu menatap Yoga dengan mata berbinar serta penuh rasa syukur. Tatapan mereka seperti sedang melihat seorang penyelamat. Setiap orang dari mereka berlinang air mata dan merasa luar biasa bahagia."Bos, ini benar-benar untuk kami?" tanya Prajna dengan gugup."Ya. Kalian sudah bekerja untukku, jadi mana mungkin aku akan membiarkan kalian r
Yoga memaksakan senyuman canggungnya dan terlihat sangat putus asa."Mengikuti saja? Maksudmu, aku yang memaksamu?" tanya Winola yang napasnya menjadi terengah-engah dan mengepalkan tinjunya dengan erat. Sementara itu, tangannya yang satunya lagi diam-diam menggenggam pedang panjang di pinggangnya.Melihat gerak-gerik itu, Yoga langsung merasakan aura membunuh. Dia segera menggelengkan kepala dan hanya bisa menyetujuinya. "Nggak, aku akan pergi ke rumah Keluarga Bramasta untuk membahas tentang pertunangan. Tenang saja.""Baiklah," jawab Winola sambil menganggukkan kepala, lalu berbalik dan pergi.Setelah itu, Yoga baru menghela napas lega dan ekspresinya terlihat tidak berdaya. Sekarang, masalahnya bertambah satu lagi.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara Bimo."Huh. Utang asmaramu ini benar-benar banyak," sindir Bimo.Yoga berkata dengan marah, "Nggak ada hubungannya denganmu. Kamu ini bujangan tua, mana mungkin mengerti perasaanku."Bimo berkata dengan kesal, "Omong kosong. Saat