Tidak berselang lama, Raja Kegelapan melapor kepada Yoga, "Menurut penyelidikan, staf yang melanggar aturan bernama Andy. Dia peneliti yang direkrut Bu Karina dengan harga tinggi. Andy ini langsung kabur setelah membuat masalah. Aku sudah menyuruh orang melacak lokasinya.""Sebelumnya, dia sering berhubungan dengan Ulwan, Presdir Kelab Sakuta. Setelah terjadi masalah, ada banyak buzzer yang sengaja menyebar kebencian. Mereka berkaitan dengan Kelab Sakuta. Aku curiga masalah ini karena Ulwan."Yoga menginstruksi, "Selidiki pria bernama Ulwan ini dengan baik, terutama hubungannya dengan Keluarga Sumargo.""Oke." Raja Kegelapan mengiakan.Yoga curiga bahwa Ulwan diinstruksi oleh Keluarga Sumargo. Mereka ingin Yoga menghabiskan waktu dan energi untuk membantu Karina sehingga tidak dapat menolong kesepuluh tetua Aula Haima.Yoga tiba di Perusahaan Farmasi Avanti. Pintu tertutup rapat, bahkan terlihat tanda-tanda kerusakan dan ada spanduk yang digantung para konsumen. Selain itu, para report
Ambar menghardik, "Cih! Kamu kira kami anak kecil? Uang nggak bisa mengatasi masalah? Kamu jelas-jelas nggak ingin meminjamkan kami uang!"Yoga menatap Karina dan bertanya, "Karina, kamu juga nggak percaya padaku?"Karina menatap Yoga dengan tatapan kecewa. Perusahaan Farmasi Avanti menghabiskan 10 tahun lebih untuk menghasilkan produk viral seperti Mustika Ayu. Takutnya, perusahaan sudah bangkrut sebelum Yoga berhasil merilis produk baru.Yang dikatakan Yoga terlalu tidak masuk akal. Karina pun curiga bahwa yang dikatakan ibunya benar. Yoga ingin melihat mereka jatuh miskin?Yoga berkata, "Ya sudah, aku akan membuktikannya kepada kalian nanti."Tok, tok, tok. Pintu ruangan lagi-lagi diketuk seseorang. Karina bertanya dengan gugup, "Siapa?"Terdengar suara serak dari luar. "Bu Karina, aku Ulwan dari Kelab Sakuta."Karina pernah mendengar tentang Ulwan. Dia adalah pemimpin industri hiburan di Provinsi Sadali. Namun, mereka tidak pernah berhubungan. Kenapa pria ini tiba-tiba datang?Kari
Yoga tidak mengekspos masalah ini. Sebelum mengetahui kebenarannya, dia tidak akan membuat musuh berwaspada.Ambar memelototi Yoga dan bertanya, "Yoga, kenapa kamu masih di sini? Aku nggak mengundangmu lho!"Gatot berkata tanpa rasa sungkan sedikit pun, "Yoga, silakan keluar. Kami sedang menjamu tamu terhormat, jangan merusak pemandangan di sini."Yoga memperingatkan Karina, "Karina, ingat, kita harus menyusun rencana terperinci kalau benar-benar ingin mendapat keuntungan. Buka matamu lebar-lebar, jangan sampai tertipu lagi."Maksud Yoga adalah bantuan yang diberikan Ulwan terlalu tidak masuk akal. Ketika Ambar dan Gatot hendak membela Ulwan, Ulwan tiba-tiba bertanya, "Kenapa kamu terlihat familier sekali? Apa kita pernah bertemu?"Yoga menggeleng, tetapi Ulwan sontak menepuk kepalanya dan meneruskan, "Oh, aku sudah ingat. Jujur saja, aku nggak pernah melewatkan informasi tentang kalian sejak insiden ini terjadi. Aku ingin sekali menangkap biang keroknya dan membantu memulihkan reputas
Karina juga menaruh harapan besar pada pemilik Perusahaan Farmasi Hansa. Apakah pria ini akan membantunya? Apakah pria ini benar-benar memiliki perasaan terhadapnya? Kalau pria ini benar-benar menyatakan cinta, apa yang harus dilakukan? Sejujurnya, Karina masih tidak bisa melepaskan Yoga.Setelah kembali ke Perusahaan Farmasi Hansa, Yoga segera meneliti formula. Dia memang memiliki banyak formula untuk kecantikan, tetapi bahannya sangat mahal dan langka sehingga tidak cocok untuk produksi massal.Itu sebabnya, Yoga ingin menggunakan bahan yang lebih murah sebagai gantinya. Meskipun khasiat akan menurun cukup drastis, masker yang diciptakannya tetap akan menjadi yang terbaik di pasaran.Setelah sibuk semalaman, Yoga berhasil mengembangkan sebuah masker baru bernama Sari Kristal. Khasiat masker ini 10 kali lipat lebih hebat daripada Mustika Ayu.Setelah membuat belasan sampel, Yoga keluar dari laboratorium. Dia kebetulan bertemu Vania, jadi memanggilnya dan berkata, "Vania, ini untukmu."
Yoga menyerahkan formula itu kepada Gatot, lalu buru-buru pergi. Begitu membuka dan melihat, Gatot pun memaki, "Berengsek, dia kira kita bodoh? Semua ini cuma bahan murahan, modalnya bahkan nggak sampai puluhan ribu. Gimana bisa bahan seperti ini berkhasiat untuk kecantikan?"Ambar mengambil dan meliriknya, lalu langsung melemparkannya dan menyahut, "Kamu benar. Aku yang nggak mengerti ilmu medis saja merasa formula ini nggak bisa dipercaya. Yoga pasti punya niat jahat."Formula itu pun tersangkut di wiper kaca Mercedes-Benz G di sebelah. Gatot berkata, "Ayo, Ibu, kita temui pemilik perusahaan ini."Keduanya memasuki Perusahaan Farmasi Hansa dan kebetulan bertemu Vania. Kecantikan wanita ini selalu membuat jantung Gatot berdebar-debar. Dia menyapa, "Nona Vania, halo."Vania tersenyum sopan dan bertanya, "Halo, apa ada yang bisa kubantu?"Ambar langsung menjawab, "Kami datang untuk mencari bos Perusahaan Farmasi Hansa. Apa beliau punya waktu untuk menemui kami?""Eh? Bos baru saja pergi
Meskipun formula ini adalah formula dengan kualitas terendah dari Perusahaan Farmasi Hansa, khasiatnya pasti lebih hebat daripada sebagian besar produk kecantikan di pasaran. Asalkan formula ini memiliki sedikit khasiat mempercantik diri, Ulwan sudah bisa memperoleh saham Perusahaan Farmasi Avanti.Ulwan seperti orang yang baru mendapatkan harta karun. Dia buru-buru menuju ke Perusahaan Farmasi Avanti dengan membawa formula itu. Tidak lama setelah Ambar dan Gatot tiba, Ulwan pun tiba.Ulwan segera menemui Karina dan berseru, "Bu Karina, aku punya kabar baik! Perusahaan Farmasi Avanti masih tertolong! Aku mendapat formula rahasia dari temanku. Formula ini punya khasiat mempercantik dan memutihkan.""Khasiatnya sudah pasti lebih hebat daripada sebagian besar produk kecantikan di pasaran! Formula ini bisa menghasilkan produk andalan yang menyelamatkan Perusahaan Farmasi Avanti dari krisis!""Serius?" Karina yang merasa senang buru-buru mengambil formula itu. Begitu melihatnya, dia pun mer
Bahkan, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa efek gabungan dari semua produk kecantikan di pasaran masih kalah dari efek Sari Kristal.Karina menyentuh wajah ibunya dengan hati-hati, lalu berkata, "Ibu, kalau kamu mengganti pakaian dan merias wajahmu sedikit, orang-orang pasti akan mengira kamu masih muda."Tidak ada wanita yang tidak menyukai kecantikan. Ambar terharu hingga hampir menangis. Dia pun berucap, "Terima kasih banyak, Pak Ulwan. Aku sampai nggak tahu harus gimana membalas jasamu."Karina segera berkata, "Pak Ulwan, kamu sudah menyelamatkan Perusahaan Farmasi Avanti. Tenang saja, aku pasti akan memberimu 30% saham itu. Gatot, kita akan mengadakan konferensi pers besok untuk peluncuran produk baru. Sudah saatnya mengakhiri masalah ini.""Oke, akan kuatur sekarang juga," sahut Gatot dengan gembira.Karina berkata kepada Ulwan, "Aku masih butuh bantuanmu. Kamu berkecimpung di dunia industri, jadi pasti punya koneksi luas di sana. Tolong carikan beberapa selebritas untuk ber
"Aku benar-benar nggak tahu dia siapa," jelas Andy.Yoga curiga bahwa orang yang disebut oleh Andy adalah Alvin. Dia bertanya, "Apa kamu punya bukti kalau dia yang menginstruksimu?""Tentu saja ada. Aku khawatir Ulwan mengingkari janjinya, jadi aku selalu merekam percakapan kita setiap kali bertelepon dengannya. Aku bisa memberimu rekamannya," sahut Andy."Bagus, aku akan membawamu untuk mengklarifikasi semuanya besok. Jangan coba-coba menipu kami," ujar Yoga untuk memperingatkan."Ya, ya, aku akan menuruti kalian. Tolong jangan menyiksaku lagi ...," pinta Andy. Yoga menatap Raja Kegelapan dan merasa semua ini sangat lucu. Pemimpin web gelap yang bermartabat ternyata masih harus menggunakan metode seperti ini, sungguh kontras dengan statusnya.Yoga bertanya, "Apa kamu sudah menemukan lokasi Alvin?""Belum ada lokasi spesifiknya. Tapi, dia 100% berada di Provinsi Sadali," sahut Raja Kegelapan."Oke, aku ingin informasi tentangnya secepat mungkin." Yoga mengangguk.Meskipun telah meningg
Tak lama kemudian, semua orang segera bergerak kembali dan mengendalikan formasinya. Kali ini, benang-benangnya bergerak dengan makin kuat dan rapat, sehingga para Pelindung Kebenaran dan orang-orang empat keluarga besar yang terbelah menjadi dua bertambah makin banyak. Mereka semua menjadi korban mengenaskan dengan tubuh berserakan dan darah mengalir di mana-mana.Bahkan para penyintas dari kejadian itu pun merinding karena ketakutan. Mereka segera melarikan diri ke segala arah karena takut menjadi korban dari formasi ini.Tak lama kemudian, medan pertempuran menjadi kosong dan hanya tersisa sepuluh tetua serta lima jenderal besar yang mengepung Yoga. Benang-benang itu juga masih terus bergerak dan terus menghantam ke arahnya.Sebuah benang yang sangat tipis melayang karena tertiup angin dan langsung menyerang ke arah kening Yoga. Namun, dia tetap tenang dan hanya bergeser sedikit ke samping.Plak!Terdengar suara keras dan sebuah jurang yang dalam pun terbentuk di samping Yoga. Ini a
Dalam sekejap, seluruh tempat itu berubah menjadi seperti neraka dengan bau amis darah dan kekejaman di mana-mana. Terlihat sangat mengerikan saat satu per satu tubuh terpotong oleh benang hitam itu. Makin banyak benang yang bergerak dengan tidak teratur dan memotong ke segala arah, tidak ada seorang pun bisa menghindar. Meskipun dewa yang datang, mereka juga akan tewas.Di salah satu deretan bangunan, Winola dan Sutrisno sedang berdiri di depan jendela dan melihat pemandangan itu dengan ketakutan. Ekspresi mereka terlihat sangat muram dan wajah mereka pucat pasi. Tidak ada yang menyangka semuanya akan menjadi begitu mengerikan.Winola tiba-tiba berkata, "Aku akhirnya mengerti kenapa Tuan Bimo menyuruh kita datang ke sini."Sutrisno menambahkan, "Ternyata dia ingin melindungi kita. Kalau kita berada di medan perang, kita pasti sudah mati."Winola kembali berkata, "Harus diakui, Tuan Bimo memang bijak. Bukan hanya memperhatikan kita, dia juga ingin melindungi kita."Sutrisno menghela na
Yoga tersenyum sinis dan menatap kerumunan orang di depannya dengan dingin, lalu mengangkat kepalanya dengan ekspresi angkuh. Jubahnya yang berkibar meskipun tidak ada angin membuatnya terkesan santai, tetapi berwibawa. Aura kuat yang misterius tiba-tiba memancar dari tubuhnya, sehingga orang-orang di sekitarnya makin waspada dan mengawasi setiap gerakannya."Bimo, jangan kira kamu sudah menang karena membawa orang untuk menyerang kami.""Kami sudah mempersiapkan tempat ini sepenuhnya untuk menghadapi kemungkinan kamu datang ke sini.""Kamu ini sama saja mencari mati sendiri. Lihat saja bagaimana kami membunuhmu."Dalam sekejap, semua orang yang berada di sana menjadi sangat bersemangat dan tertawa terbahak-bahak.Saat ini, Yoga mengernyitkan alis dan mengamati sekelilingnya. Dia menyadari ada ancaman yang terus mendekat, seolah-olah memang ada yang tidak beres."Ayo mulai aktifkan formasi!" teriak seseorang dengan lantang.Sepuluh tetua dan lima jenderal itu pun langsung bergerak. Mer
"Benda berharga yang bisa diambil? Maksudnya, kami disuruh merampok?" tanya Sutrisno dengan ekspresi yang berubah, tidak percaya dengan apa yang didengarnya."Benar, mana mungkin kami bisa melakukan hal seperti ini. Bukankah seharusnya kita bertarung melawan musuh?" kata Winola yang terlihat bingung dan sangat penasaran.Keduanya menatap Yoga dengan tajam karena ingin tahu dengan jawabannya.Namun, Yoga sebenarnya mengatakan itu hanya demi menyingkirkan keduanya, mana mungkin ada jawaban untuk pertanyaan mereka. Pada akhirnya, dia mengernyitkan alis dan berkata setelah berpikir sejenak, "Mungkin saja dia memperhatikan kalian, jadi ingin memberi kalian kesempatan untuk berprestasi."Mendengar perkataan itu, ekspresi Sutrisno dan Winola terlihat sangat terkejut. Kemungkinan untuk berprestasi ini bukannya mustahil.Winola langsung berkata, "Benar. Tuan Bimo pasti melihat potensi kita, jadi ingin membimbing kita."Sutrisno menambahkan, "Memang ada kemungkinannya. Kalau begitu, kita harus b
"Di mana Tuan Bimo sekarang?" tanya seseorang dengan segera saat Yoga memberikan perintah."Tuan Bimo selalu bertindak dengan hati-hati, teliti, dan sulit untuk ditebak. Aku juga nggak tahu dia ada di mana sekarang," jawab Yoga dengan tenang.Semua orang saling memandang dengan ekspresi tak berdaya, hanya bisa mulai bergerak.Winola bertanya, "Tuan Bimo ... kapan dia berbicara denganmu?"Sutrisno juga bertanya, "Benar. Bukankah tadi kamu selalu bersama kami?"Keduanya maju dengan ekspresi bingung dan memperhatikan Yoga. Mereka sudah bersama dengan Yoga sejak tadi, tetapi tidak terlihat sosok Bimo di sekitar."Tuan Bimo punya kemampuan transmisi suara sejauh ribuan mil, jadi wajar saja kalian nggak mendengarnya," jawab Yoga sambil menunjuk kepalanya, lalu menggelengkan kepala dengan tak berdaya. Dia merasa kedua orang ini benar-benar terlalu santai.Pada saat itu, orang-orang dari empat keluarga besar sudah berpencar dan mengelilingi Gunung Lorta. Setelah itu, mereka bergerak mendekat k
Yoga kembali menyerang. Dia langsung menghabisi dua jenderal yang tersisa. Tubuh mereka terjatuh ke tanah. Darah mengalir deras dan mewarnai tanah dengan warna merah pekat.Suasana di tempat itu berubah menjadi sangat sunyi hingga hanya keheningan yang tersisa. Semua orang menatap Yoga dengan kagum sekaligus gentar. Sorot mata mereka penuh semangat juang yang berkobar."Hidup Tuan Bimo!""Hidup Tuan Bimo!""Hidup Tuan Bimo!"Dalam sekejap, mereka dipenuhi semangat yang meluap-luap. Orang-orang itu berteriak dengan penuh kegembiraan. Semua Pelindung Kebenaran telah dihabisi tanpa tersisa.Menurut mereka, Bimo benar-benar mengubah situasi pertempuran dengan begitu mendominasi. Pada momen ini, semua orang merasakan tekanan yang sangat kuat darinya."Ayo, pergi ke Gunung Lorta! Hancurkan markas Pelindung Kebenaran!" Dengan hanya satu kalimat dari Yoga, semua orang di tempat itu menjadi sangat bersemangat. Mereka mengangguk penuh antusias dan percaya diri.Di mata mereka, Bimo begitu kuat h
Suasana di medan perang mendadak menjadi sangat sunyi. Tatapan dingin Yoga tertuju pada tiga jenderal yang tersisa. Ketiganya merasakan ketakutan yang luar biasa, seolah-olah mereka berdiri di tepi jurang maut.Mencabik tangan dan kaki? Apa Yoga berniat menyiksa mereka sampai mati? Pikiran ini membuat mereka makin cemas. Ketiga jenderal itu tidak lagi tenang. Mereka ingin berbicara, tetapi ketakutan mengunci mulut mereka."Dimulai dari kamu," ujar Yoga tiba-tiba sambil menunjuk salah satu dari mereka."Aku?" Jenderal yang ditunjuk itu gemetar hebat. Wajahnya pucat pasi, sementara bibirnya bergetar tanpa henti.Yoga menatapnya dengan ekspresi yang datar. Dia bertanya dengan nada penuh tekanan, "Katakan, di mana markas kalian?"Jenderal itu menjawab dengan suara penuh ketegangan, "Aku ... aku bakal kasih tahu kamu! Markas kami ada di dalam Gunung Lorta!""Kamu bisa-bisanya berkhianat? Cari mati!"Dua jenderal lainnya memelotot penuh amarah. Mereka sulit percaya bahwa salah satu dari mere
Saat ini, energi yang dilepaskan Yoga makin mengamuk. Kekuatan yang dia miliki terus meningkat dan mencapai level yang luar biasa. Kilatan petir tiba-tiba menyambar, seolah-olah merespons kekuatannya dan langsung menghantam tubuh Yoga.Suara ledakan yang menggema membuat semua orang secara refleks menutup telinga dan mata mereka. Serangan ini membuat mereka merasakan teror yang luar biasa. Bahkan tanah di bawah mereka bergetar hebat, seolah-olah seluruh gunung bergoncang.Dari kejauhan, Winola dan Sutrisno mengarahkan pandangan tajam mereka ke arah sana. Alis mereka berkerut dalam-dalam. Mereka berdua bisa merasakan sesuatu yang tidak biasa."Petir itu ... kenapa rasanya seperti Yoga?" tanya Winola dengan penasaran."Apa mungkin ... ini adalah ajaran dari Tuan Bimo pada Yoga?" ujar Sutrisno yang coba menebak kemungkinan lain."Mungkin saja ...." Winola akhirnya mengangguk dan menerima kemungkinan tersebut. Bagaimanapun, Bimo adalah sosok yang sangat kuat. Bukan hal aneh jika dia mengaj
Dalam sekejap, suasana di medan perang makin tegang. Rasa gelisah makin menjalar di antara semua orang. Bagaimanapun juga, tidak ada yang ingin mati.Mereka datang ke sini hanya untuk membantu Bimo membasmi para Pelindung Kebenaran. Namun sekarang, mereka justru dihadapkan pada situasi yang begitu mencekam."Bunuh!" Para Pelindung Kebenaran makin bersemangat bertarung. Semangat juang mereka sudah makin membara. Pada saat itu, hampir semua orang bisa melihat betapa brutal dan nekatnya para Pelindung Kebenaran.Yoga memandang semua itu dengan tenang. Dia menyaksikan perubahan di medan perang. Tatapannya tajam, tetapi sikapnya tetap acuh tak acuh."Bimo, kamu mulai takut, 'kan? Ini adalah Formasi Domain Darah!""Begitu formasi ini diaktifkan, bahkan kamu yang legendaris 1.000 tahun lalu pun nggak akan mampu mengatasinya!""Formasi kuno ini diciptakan khusus untuk melawan para ahli hebat seperti dirimu. Kamu nggak akan punya peluang kali ini!"Kelima jenderal itu berbicara dengan sombong.