Tulang rusuk Fikri sontak patah beberapa. Dia juga terus memuntahkan darah. Kini, emosi Fikri langsung membeludak. Pria itu segera memaki, "Sialan! Kamu sendiri yang cari mati. Jangan salahkan aku yang kejam." Dia mengambil pistol dari pinggangnya dan langsung menembakkannya ke arah pelipis Yoga.Di sisi lain, Yoga sama sekali tidak menghindar. Dia hanya mengulurkan tangannya ke depan pelipisnya. Semua orang tampak mengejek. Apakah dia ingin menangkap peluru dengan tangan kosong? Mungkinkah otaknya bermasalah?Begitu suara tembakan lenyap, Yoga masih berdiri tegak di tempatnya tanpa terluka sedikit pun. Semua orang pun tertegun. Apa yang terjadi? Dengan jarak yang begitu dekat, bisa-bisanya tembakan Fikri memeleset? Tidak mungkin. Apabila memeleset, kenapa pelurunya tidak terlihat? Jangan-jangan ....Semua orang menatap tangan Yoga dengan ketakutan. Saat ini, Yoga perlahan membuka telapak tangannya. Sebuah peluru muncul di tengah-tengah sana. Orang-orang itu tercengang melihatnya. Yog
Gatot berkata dengan dingin, "Huh! Aku yakin kamu datang untuk berjudi."Yoga malas meladeni Gatot sehingga langsung pergi. Namun, Gatot tidak ingin diam begitu saja. Dia meneruskan, "Kalau kamu diam saja, berarti ucapanku benar.""Yoga, kamu terus mencari cara untuk menikah dengan kakakku kembali. Tapi, waktu kakakku dalam masalah, kamu malah bersenang-senang di sini dan bukan membantunya. Selama aku masih hidup, aku nggak akan membiarkan kalian bersama!"Yoga menghentikan langkah kakinya. Dia menatap Gatot dan bertanya, "Karina dalam masalah? Apa yang terjadi?"Gatot berseru, "Ya! Lanjutkan saja sandiwaramu! Semua orang sudah tahu masalah ini, masa kamu nggak tahu apa-apa?"Yoga menegur dengan tidak sabar, "Jangan basa-basi, cepat katakan apa yang terjadi pada Karina!"Gatot memberi tahu Yoga semuanya. Selama bertahun-tahun, masker medis yang bernama Mustika Ayu adalah produk andalan Perusahaan Farmasi Avanti. Bahkan, 70% keuntungan dari perusahaan berasal dari produk ini.Namun, bar
Tidak berselang lama, Raja Kegelapan melapor kepada Yoga, "Menurut penyelidikan, staf yang melanggar aturan bernama Andy. Dia peneliti yang direkrut Bu Karina dengan harga tinggi. Andy ini langsung kabur setelah membuat masalah. Aku sudah menyuruh orang melacak lokasinya.""Sebelumnya, dia sering berhubungan dengan Ulwan, Presdir Kelab Sakuta. Setelah terjadi masalah, ada banyak buzzer yang sengaja menyebar kebencian. Mereka berkaitan dengan Kelab Sakuta. Aku curiga masalah ini karena Ulwan."Yoga menginstruksi, "Selidiki pria bernama Ulwan ini dengan baik, terutama hubungannya dengan Keluarga Sumargo.""Oke." Raja Kegelapan mengiakan.Yoga curiga bahwa Ulwan diinstruksi oleh Keluarga Sumargo. Mereka ingin Yoga menghabiskan waktu dan energi untuk membantu Karina sehingga tidak dapat menolong kesepuluh tetua Aula Haima.Yoga tiba di Perusahaan Farmasi Avanti. Pintu tertutup rapat, bahkan terlihat tanda-tanda kerusakan dan ada spanduk yang digantung para konsumen. Selain itu, para report
Ambar menghardik, "Cih! Kamu kira kami anak kecil? Uang nggak bisa mengatasi masalah? Kamu jelas-jelas nggak ingin meminjamkan kami uang!"Yoga menatap Karina dan bertanya, "Karina, kamu juga nggak percaya padaku?"Karina menatap Yoga dengan tatapan kecewa. Perusahaan Farmasi Avanti menghabiskan 10 tahun lebih untuk menghasilkan produk viral seperti Mustika Ayu. Takutnya, perusahaan sudah bangkrut sebelum Yoga berhasil merilis produk baru.Yang dikatakan Yoga terlalu tidak masuk akal. Karina pun curiga bahwa yang dikatakan ibunya benar. Yoga ingin melihat mereka jatuh miskin?Yoga berkata, "Ya sudah, aku akan membuktikannya kepada kalian nanti."Tok, tok, tok. Pintu ruangan lagi-lagi diketuk seseorang. Karina bertanya dengan gugup, "Siapa?"Terdengar suara serak dari luar. "Bu Karina, aku Ulwan dari Kelab Sakuta."Karina pernah mendengar tentang Ulwan. Dia adalah pemimpin industri hiburan di Provinsi Sadali. Namun, mereka tidak pernah berhubungan. Kenapa pria ini tiba-tiba datang?Kari
Yoga tidak mengekspos masalah ini. Sebelum mengetahui kebenarannya, dia tidak akan membuat musuh berwaspada.Ambar memelototi Yoga dan bertanya, "Yoga, kenapa kamu masih di sini? Aku nggak mengundangmu lho!"Gatot berkata tanpa rasa sungkan sedikit pun, "Yoga, silakan keluar. Kami sedang menjamu tamu terhormat, jangan merusak pemandangan di sini."Yoga memperingatkan Karina, "Karina, ingat, kita harus menyusun rencana terperinci kalau benar-benar ingin mendapat keuntungan. Buka matamu lebar-lebar, jangan sampai tertipu lagi."Maksud Yoga adalah bantuan yang diberikan Ulwan terlalu tidak masuk akal. Ketika Ambar dan Gatot hendak membela Ulwan, Ulwan tiba-tiba bertanya, "Kenapa kamu terlihat familier sekali? Apa kita pernah bertemu?"Yoga menggeleng, tetapi Ulwan sontak menepuk kepalanya dan meneruskan, "Oh, aku sudah ingat. Jujur saja, aku nggak pernah melewatkan informasi tentang kalian sejak insiden ini terjadi. Aku ingin sekali menangkap biang keroknya dan membantu memulihkan reputas
Karina juga menaruh harapan besar pada pemilik Perusahaan Farmasi Hansa. Apakah pria ini akan membantunya? Apakah pria ini benar-benar memiliki perasaan terhadapnya? Kalau pria ini benar-benar menyatakan cinta, apa yang harus dilakukan? Sejujurnya, Karina masih tidak bisa melepaskan Yoga.Setelah kembali ke Perusahaan Farmasi Hansa, Yoga segera meneliti formula. Dia memang memiliki banyak formula untuk kecantikan, tetapi bahannya sangat mahal dan langka sehingga tidak cocok untuk produksi massal.Itu sebabnya, Yoga ingin menggunakan bahan yang lebih murah sebagai gantinya. Meskipun khasiat akan menurun cukup drastis, masker yang diciptakannya tetap akan menjadi yang terbaik di pasaran.Setelah sibuk semalaman, Yoga berhasil mengembangkan sebuah masker baru bernama Sari Kristal. Khasiat masker ini 10 kali lipat lebih hebat daripada Mustika Ayu.Setelah membuat belasan sampel, Yoga keluar dari laboratorium. Dia kebetulan bertemu Vania, jadi memanggilnya dan berkata, "Vania, ini untukmu."
Yoga menyerahkan formula itu kepada Gatot, lalu buru-buru pergi. Begitu membuka dan melihat, Gatot pun memaki, "Berengsek, dia kira kita bodoh? Semua ini cuma bahan murahan, modalnya bahkan nggak sampai puluhan ribu. Gimana bisa bahan seperti ini berkhasiat untuk kecantikan?"Ambar mengambil dan meliriknya, lalu langsung melemparkannya dan menyahut, "Kamu benar. Aku yang nggak mengerti ilmu medis saja merasa formula ini nggak bisa dipercaya. Yoga pasti punya niat jahat."Formula itu pun tersangkut di wiper kaca Mercedes-Benz G di sebelah. Gatot berkata, "Ayo, Ibu, kita temui pemilik perusahaan ini."Keduanya memasuki Perusahaan Farmasi Hansa dan kebetulan bertemu Vania. Kecantikan wanita ini selalu membuat jantung Gatot berdebar-debar. Dia menyapa, "Nona Vania, halo."Vania tersenyum sopan dan bertanya, "Halo, apa ada yang bisa kubantu?"Ambar langsung menjawab, "Kami datang untuk mencari bos Perusahaan Farmasi Hansa. Apa beliau punya waktu untuk menemui kami?""Eh? Bos baru saja pergi
Meskipun formula ini adalah formula dengan kualitas terendah dari Perusahaan Farmasi Hansa, khasiatnya pasti lebih hebat daripada sebagian besar produk kecantikan di pasaran. Asalkan formula ini memiliki sedikit khasiat mempercantik diri, Ulwan sudah bisa memperoleh saham Perusahaan Farmasi Avanti.Ulwan seperti orang yang baru mendapatkan harta karun. Dia buru-buru menuju ke Perusahaan Farmasi Avanti dengan membawa formula itu. Tidak lama setelah Ambar dan Gatot tiba, Ulwan pun tiba.Ulwan segera menemui Karina dan berseru, "Bu Karina, aku punya kabar baik! Perusahaan Farmasi Avanti masih tertolong! Aku mendapat formula rahasia dari temanku. Formula ini punya khasiat mempercantik dan memutihkan.""Khasiatnya sudah pasti lebih hebat daripada sebagian besar produk kecantikan di pasaran! Formula ini bisa menghasilkan produk andalan yang menyelamatkan Perusahaan Farmasi Avanti dari krisis!""Serius?" Karina yang merasa senang buru-buru mengambil formula itu. Begitu melihatnya, dia pun mer
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D
Seiring dengan tertidurnya Bimo, tidak ada jawaban sama sekali ketika Yoga memanggilnya dua kali. Dia benar-benar telah tertidur.Yoga bergumam dalam hati. Dia merasa sedikit tidak yakin. 'Satu bulan ... bisakah aku menemukannya?'Benda seperti itu, bahkan ketika Yoga sendiri masuk ke area terlarang, hanya bisa menemukan satu. Sementara dua benda yang tersisa ... dia sama sekali tidak memiliki petunjuk. Selain itu, kini dirinya juga telah menjadi target dari para penjaga gerbang.Setelah berpikir panjang, Yoga menyadari bahwa dia harus mempercepat langkahnya. Setelah melalui berbagai rintangan dalam perjalanan pulang, Yoga akhirnya kembali ke vila.Namun begitu masuk ke dalam, Yoga langsung melihat Sutrisno sudah duduk di ruang tamu. Dia sedang menunggunya dengan ekspresi penuh kegelisahan."Apa itu kamu? Sebenarnya kamu bukan? Apa kamu yang bunuh anggota Keluarga Husin?" tanya Sutrisno dengan nada cemas. Dia terus-menerus menekannya untuk memberikan jawaban.Yoga menghela napas. Dia m
"Benar! Kita harus rebut kembali obat-obatan. Besi hitam nggak boleh jatuh ke tangan mereka!""Tapi ... di mana manusia hantu lainnya? Bukannya yang ada di sini kebanyakan hanya orang-orang dari Keluarga Husin?" Di tengah kerumunan, seseorang tiba-tiba mengajukan pertanyaan itu.Sutrisno membalas dengan santai, "Apa pedulimu? Mereka memang nggak pernah akur satu sama lain. Mungkin mereka langsung kabur begitu keadaan menjadi genting!"Mendengar itu, orang-orang yang ada di sana pun mengangguk-angguk seakan menerima penjelasan tersebut tanpa banyak berpikir.Winola melirik Sutrisno sekilas. Pikirannya penuh dengan beban berat. Di tempat ini, hanya dia dan Sutrisno yang memiliki hubungan dekat dengan Yoga. Mereka berdua sangat memahami kepribadian Yoga. Kemungkinan besar, Keluarga Husin telah dijebak olehnya.Tak lama setelah itu, orang-orang mulai bergerak. Mereka berpencar untuk mencari keberadaan Keluarga Husin.Saat ini, Yoga duduk bersila dalam meditasi di kejauhan. Setelah beberapa
"Yang aku inginkan adalah membuat Keluarga Husin benar-benar tunduk sepenuhnya! Rasa takut? Itu nggak ada dalam kamusku!" Suara Yoga penuh dengan keangkuhan dan keyakinan mutlak.Di tempat itu, para manusia hantu hanya bisa terdiam. Mereka semua menatapnya dengan ekspresi kosong. Namun, di mata mereka kini muncul kilatan kekaguman yang makin mendalam.Bagaimanapun juga, orang yang berani bersikap begitu arogan, yang berani berhadapan langsung dengan Keluarga Husin, bukanlah orang biasa. Keberanian seperti ini ... tidak dimiliki oleh semua orang!"Gawat! Ada orang-orang dari tiga kekuatan lain yang datang! Mereka adalah anggota dari tiga keluarga besar lainnya!" Tiba-tiba, suara seseorang menggema.Semua orang di sana langsung tersentak kaget. Mereka segera menoleh ke arah Yoga. Tiga keluarga besar lainnya ... datang juga?Prajna mengusulkan dengan nada tegang, "Apa yang harus kita lakukan? Sebaiknya kita segera pergi!"Yoga tersenyum licik. Sepasang matanya berkilat penuh arti ketika b
Kata-kata Yoga langsung membuat Girbet melihat secercah harapan. Dengan penuh kegembiraan, dia merangkak maju dalam posisi berlutut.Segera, Girbet sudah sampai di hadapan Yoga. Dia membenturkan kepalanya ke tanah berkali-kali dengan sekuat tenaga. Dia takut jika terlambat sedikit saja, Yoga akan berubah pikiran.Girbet berkata dengan penuh kegelisahan dan ketergesaan, "Makasih! Makasih banyak! Aku akan segera kembali dan mengambil uangku! Aku janji akan kasih semuanya padamu!"Setelah itu tanpa membuang waktu, Girbet berbalik dan hendak pergi. Namun, tiba-tiba terdengar suara Yoga. "Tunggu!"Hati Girbet seakan berhenti berdetak sejenak. Wajahnya menjadi pucat pasi. Dia ingin berpura-pura tidak mendengar dan terus melangkah pergi. Namun, pada saat berikutnya ... sosok-sosok aneh bermunculan di sekelilingnya.Mereka semua memiliki penampilan yang mengerikan. Ternyata itu adalah para manusia hantu dari area terlarang."Bos sudah menyuruhmu berhenti, apa kamu tuli?" Suara dingin Prajna me
"Kenapa bisa begini?" Ekspresi Alex menjadi makin tegang. Kegelisahannya juga makin menjadi-jadi.Meskipun Jam Penciptaan ini hanya sebuah tiruan, tetap saja seharusnya benda sehebat ini tidak mungkin bisa ditaklukkan dengan begitu mudah oleh pemuda itu."Nggak ada yang istimewa dari barang ini," ucap Yoga. Dia menatap Jam Penciptaan sambil merabanya ke atas dan ke bawah. Dalam sekejap, dia langsung melihat kelemahan jam tersebut.Jam ini memang dirancang dengan sangat cermat, bahkan kekuatannya melampaui senjata ajaib tingkat jumantara. Dari sini saja, bisa dibayangkan betapa luar biasanya kekuatan Jam Penciptaan yang asli. Namun pada akhirnya ... jam ini hanyalah barang tiruan!Seiring dengan suara yang tajam, Yoga langsung merobek Jam Penciptaan menjadi dua bagian. Dengan tubuh fisiknya yang luar biasa kuat, juga dengan kekuatan yang melampaui batas, benda palsu seperti ini baginya tidak berbeda dengan selembar kertas yang bisa dirobek kapan saja.Alex terperanjat. Matanya terbelala
Bisa-bisanya Girbet ingin melawan orang sehebat ini. Sungguh konyol! Dia tiba-tiba mendongak, lalu menatap Jam Penciptaan di langit dengan sedikit kehilangan fokus. Apakah Alex akan menang?....Pada saat ini, aura dari Jam Penciptaan menyebar ke sekeliling dan menutupi seluruh area dengan tekanan yang luar biasa. Banyak orang yang memperhatikan pemandangan ini. Semuanya menunjukkan ekspresi keterkejutan."Ini ... ini adalah aura dari Jam Penciptaan milik Keluarga Husin! Astaga, mereka sudah bergerak secepat ini?""Sampai-sampai menggunakan Jam Penciptaan .... Apa para manusia hantu ini benar-benar telah memaksa Keluarga Husin sampai ke titik ini?""Keberadaan Jam Penciptaan adalah simbol dari warisan yang luar biasa kuat. Jangan-jangan Keluarga Husin sudah kehabisan cara untuk bertahan?"Dalam sekejap, banyak orang mulai berdiskusi dengan penuh semangat. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa situasi akan berkembang hingga ke tahap yang begitu ekstrem.Di dalam kelompok Keluarga Bra
"Bencana besar sudah di depan mata, tapi kamu masih berani tertawa?" ejek Alex sambil tersenyum sinis. Ekspresinya penuh dengan penghinaan. Baginya, Yoga hanyalah seseorang yang sudah kehabisan tenaga dan sedang pura-pura tertawa untuk menutupi kelemahannya.Yoga mengangkat alis. Nadanya penuh dengan ejekan ketika balik bertanya, "Memangnya kenapa kalau aku tertawa?"Alex membentak dengan nada penuh keyakinan, "Di bawah kekuatan harta karun ini, kamu sama sekali nggak punya kesempatan untuk bertahan hidup. Lebih baik kamu pikirkan saja gimana meninggalkan pesan terakhirmu!""Pesan terakhir? Dengan barang tiruan murahan seperti ini?" balas Yoga dengan nada tulus, tetapi senyumnya penuh dengan penghinaan.Memang, benda ini bisa melepaskan kekuatan yang luar biasa besar. Namun, Yoga tetap percaya diri bahwa dirinya mampu menghadapi jam ini. Hanya mengandalkan kekuatan fisiknya saja, dia sudah bisa berjalan dengan sombong dan tanpa tandingan.Untuk bisa menciptakan Jam Penciptaan, sudah t