Emran berujar, "Siap!"Semua orang di tempat terperangah. Ternyata pria tua yang tampak ramah ini adalah Dirga! Kenapa orang yang bermartabat seperti Dirga bisa datang ke tempat seperti ini? Apa Dirga mau blusukan?Sementara itu, Diana yang duduk di dalam mobil juga terbengong-bengong. Dia menelan ludah, lalu bertanya, "Widi, gimana ... caranya kamu bisa kenal dengan tokoh hebat seperti mereka? Dulu aku nggak pernah dengar kamu menceritakannya. Kalau kamu begitu hebat, kenapa kamu takut kepada Irfan?"Widi tersenyum getir dan menyahut, "Ceritanya panjang. Nanti aku akan menceritakannya kepadamu."Setelah selesai makan, Yoga dan lainnya naik ke mobil. Kemudian, mereka pun pergi. Diana bertanya dengan gugup, "Pak Yoga, apa kamu punya tempat tinggal malam nanti?"Yoga menjawab, "Malam ini aku tidur bersama Paman Aiman saja."Aiman tampak ragu-ragu saat menjelaskan, "Yoga, tempat tinggalku sekarang agak kacau. Jadi, benar-benar nggak ada tempat untukmu .... Kalau nggak, aku pesan kamar hot
Yoga tampak meletakkan mantelnya di atas tubuh Diana. Wanita itu langsung tersipu malu, lalu berucap, "Pak Yoga, ternyata kamu suka hal yang menegangkan."Tiba-tiba, Yoga membuka mata wanita itu dengan tangannya dan mengamati dengan cermat. Diana yang kebingungan pun bertanya, "Pak Yoga, apa yang kamu lakukan?""Ternyata dugaanku benar," jawab Yoga dengan nada dingin.Diana tampak makin bingung sehingga bertanya lagi, "Pak Yoga, apa maksudmu?"Yoga segera berujar, "Sudahlah, jangan pura-pura lagi. Katakan, siapa yang suruh kamu melakukan ini?"Diana sontak merasa tidak nyaman. Napasnya bahkan menjadi berat ketika dia berucap, "Pak Yoga, ini kemauanku sendiri. Nggak ada hubungannya dengan orang lain."Yoga menimpali, "Kamu tahu aku nggak tanya tentang itu. Ada alat penyadap di piamamu dan itu ada di kamarku sekarang. Jadi, nggak ada lagi yang bisa mendengar omongan kita. Lebih baik kamu jujur padaku."Diana terlihat sangat gugup. Dia ingin segera pergi sehingga berucap, "Pak Yoga, aku n
Yoga tiba-tiba teringat dengan sesuatu sehingga segera berbalik. Di rumah seberang, ada dua bayangan hitam yang melarikan diri ke arah mobil sedan di kejauhan. Ternyata mereka bersembunyi di sana.Yoga segera memberi tahu Diana, "Tunggu aku di sini. Jangan ke mana-mana."Kemudian, Yoga langsung mengejar kedua orang itu. Dia berlari sangat cepat. Jarak di antara mereka segera menjadi pendek. Orang yang lebih tinggi menyadari situasi ini. Dia segera berhenti dan berbalik untuk menyerang Yoga, sementara orang yang lebih pendek terus melarikan diri.Yoga segera melemparkan jarum peraknya. Jarum tersebut tepat mengenai punggung dari orang yang pendek, tetapi itu tidak mengurangi kecepatannya untuk melarikan diri. Pada saat yang sama, orang yang lebih tinggi berhasil mengejar Yoga dan meninju ke arahnya.Yoga tanpa ragu langsung membalas tinju tersebut. Lawannya adalah seorang ahli bela diri tingkat agung master. Namun setelah beradu tinju dengan Yoga, dia langsung terpental. Begitu mendarat
Satu kalimat dari Yoga langsung membuat Martin terdiam. Sayangnya, Martin masih tidak ingin bekerja sama. Dia bahkan membatin, 'Kamu mungkin bisa menemukan data pribadiku, tapi belum tentu bisa menemukan Ibu.'Martin sudah menempatkan ibunya di luar negeri sejak lama. Sementara itu, Yoga tidak terburu-buru. Dia tentu bisa menebak pemikiran Martin. Yoga ingin menghancurkan setiap sisa harapan dalam pikirannya agar dia bersedia bekerja sama.Dalam waktu kurang dari satu menit, telepon Martin berdering. Itu adalah telepon dari ibunya yang berada di luar negeri. Martin sontak menegang. Dia segera mengangkat telepon, lalu bertanya, "Ibu, kenapa tiba-tiba telepon?"Ibunya menjawab, "Nak, tadi beberapa temanmu datang mencarimu. Ibu bilang kamu nggak ada di sini. Sebelumnya, Ibu juga nggak pernah melihat mereka."Raut wajah Martin langsung berubah. Jelas bahwa teman-teman yang disebutkan oleh ibunya adalah orang yang diatur Yoga. Dia segera bertanya, "Ibu, mereka nggak melakukan apa-apa, 'kan?
Wajah Lili tiba-tiba memerah. Dia membantah, "Kalian pasti salah ingat. Yang suka nangis sampai hidungnya berbusa itu kakakku.""Haha!" Semua orang sontak tertawa.Setelah memastikan keluarga Aiman aman, Yoga bergegas menuju Kota Sanda.Di sepanjang perjalanan, Yoga mempelajari informasi tentang Tetua Aula Haima di Kota Sanda secara sederhana. Orang itu bernama Jody. Awalnya, dia adalah bos dari Bank Cuci Uang Sanda. Setelah kekuatannya dihancurkan oleh anggota Keluarga Sumargo, bawahan andalannya, Fikri, berkhianat dan merebut posisinya sebagai bos bank cuci uang.Demi menyiksa Jody, Fikri bahkan memaksanya untuk membersihkan toilet. Nasib Jody tidak jauh berbeda dengan keluarga Aiman.Yoga segera tiba di Bank Cuci Uang Sanda. Bank cuci uang ini memiliki skala yang besar dan keamanan yang ketat. Begitu Yoga mendekat, dia dihalangi oleh satpam di pintu masuk. "Kamu mau apa?"Supaya tidak mencurigakan, Yoga menjawab, "Aku datang untuk pinjam uang."Satpam itu bertanya lagi, "Mau pinjam
Tulang rusuk Fikri sontak patah beberapa. Dia juga terus memuntahkan darah. Kini, emosi Fikri langsung membeludak. Pria itu segera memaki, "Sialan! Kamu sendiri yang cari mati. Jangan salahkan aku yang kejam." Dia mengambil pistol dari pinggangnya dan langsung menembakkannya ke arah pelipis Yoga.Di sisi lain, Yoga sama sekali tidak menghindar. Dia hanya mengulurkan tangannya ke depan pelipisnya. Semua orang tampak mengejek. Apakah dia ingin menangkap peluru dengan tangan kosong? Mungkinkah otaknya bermasalah?Begitu suara tembakan lenyap, Yoga masih berdiri tegak di tempatnya tanpa terluka sedikit pun. Semua orang pun tertegun. Apa yang terjadi? Dengan jarak yang begitu dekat, bisa-bisanya tembakan Fikri memeleset? Tidak mungkin. Apabila memeleset, kenapa pelurunya tidak terlihat? Jangan-jangan ....Semua orang menatap tangan Yoga dengan ketakutan. Saat ini, Yoga perlahan membuka telapak tangannya. Sebuah peluru muncul di tengah-tengah sana. Orang-orang itu tercengang melihatnya. Yog
Gatot berkata dengan dingin, "Huh! Aku yakin kamu datang untuk berjudi."Yoga malas meladeni Gatot sehingga langsung pergi. Namun, Gatot tidak ingin diam begitu saja. Dia meneruskan, "Kalau kamu diam saja, berarti ucapanku benar.""Yoga, kamu terus mencari cara untuk menikah dengan kakakku kembali. Tapi, waktu kakakku dalam masalah, kamu malah bersenang-senang di sini dan bukan membantunya. Selama aku masih hidup, aku nggak akan membiarkan kalian bersama!"Yoga menghentikan langkah kakinya. Dia menatap Gatot dan bertanya, "Karina dalam masalah? Apa yang terjadi?"Gatot berseru, "Ya! Lanjutkan saja sandiwaramu! Semua orang sudah tahu masalah ini, masa kamu nggak tahu apa-apa?"Yoga menegur dengan tidak sabar, "Jangan basa-basi, cepat katakan apa yang terjadi pada Karina!"Gatot memberi tahu Yoga semuanya. Selama bertahun-tahun, masker medis yang bernama Mustika Ayu adalah produk andalan Perusahaan Farmasi Avanti. Bahkan, 70% keuntungan dari perusahaan berasal dari produk ini.Namun, bar
Tidak berselang lama, Raja Kegelapan melapor kepada Yoga, "Menurut penyelidikan, staf yang melanggar aturan bernama Andy. Dia peneliti yang direkrut Bu Karina dengan harga tinggi. Andy ini langsung kabur setelah membuat masalah. Aku sudah menyuruh orang melacak lokasinya.""Sebelumnya, dia sering berhubungan dengan Ulwan, Presdir Kelab Sakuta. Setelah terjadi masalah, ada banyak buzzer yang sengaja menyebar kebencian. Mereka berkaitan dengan Kelab Sakuta. Aku curiga masalah ini karena Ulwan."Yoga menginstruksi, "Selidiki pria bernama Ulwan ini dengan baik, terutama hubungannya dengan Keluarga Sumargo.""Oke." Raja Kegelapan mengiakan.Yoga curiga bahwa Ulwan diinstruksi oleh Keluarga Sumargo. Mereka ingin Yoga menghabiskan waktu dan energi untuk membantu Karina sehingga tidak dapat menolong kesepuluh tetua Aula Haima.Yoga tiba di Perusahaan Farmasi Avanti. Pintu tertutup rapat, bahkan terlihat tanda-tanda kerusakan dan ada spanduk yang digantung para konsumen. Selain itu, para report