Share

Bab 379

Penulis: Vodka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-24 18:34:03
"Berengsek!" Mata Nadya seketika memerah. Ternyata selama ini dia salah paham pada Yoga. Yoga tidak pernah mengkhianatinya sama sekali. Nadya merasa dirinya benar-benar bodoh bisa ditipu. Saat teringat dengan sikapnya terhadap Yoga beberapa hari ini dan bahkan membantu musuh untuk mencuri bahan obat tingkat delapan, Nadya merasa benar-benar menyesal.

"Yoga, maafkan aku ...." Air mata Nadya berlinang saat mengucapkan hal itu.

"Kenapa? Kenapa kamu mempermainkanku?" teriak Nadya dengan histeris.

Layla juga ikut emosional. "Yoga membunuh pria yang paling kucintai. Jadi, aku juga mau membunuh kekasihnya dan membuatnya mengalami bagaimana rasanya kehilangan orang yang paling dicintai!"

Nadya berusaha menahan rasa sedihnya dan berkata, "Aku mau kamu kembali bersamaku dan minta maaf pada Yoga!"

Setelah itu, Nadya berlari ke arah Layla. Sementara itu, Layla adalah seorang petarung tingkat tinggi. Hanya dengan satu tendangan saja, dia bisa membuat Nadya tersungkur di tanah.

"Memangnya kamu sangg
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 380

    "Berengsek!" maki Layla. Baru mendengar penjelasan Yoga saja dia sudah bergidik ngeri. "Bunuh saja aku ....""Argh!" Sebelum Layla menyelesaikan ucapannya, teknik jarum itu telah menunjukkan efeknya. Rasa sakit yang mendadak ini hampir saja membuatnya syok dan pingsan. Layla meronta-ronta di lantai dengan penuh penderitaan dan berteriak kesakitan. Kedua tangannya terus menggaruk tubuhnya, seolah-olah ingin mencabut seluruh kulit di tubuhnya."Jawab pertanyaanku dengan baik, aku akan memberimu pembebasan," ujar Yoga."Baik, aku akan bilang semuanya!" Saat ini, Layla sudah disiksa hingga putus asa dan terpaksa memohon ampun."Kamu mau bawa Nadya ke mana? Apa tujuanmu?""Aku mau bawa dia ke Aula Haima. Aku mau menggunakan Nadya sebagai umpan untuk memancingmu ke sana, lalu membunuhmu."Aula Haima! Yoga sudah lama mendengar nama ini. Ada empat faksi besar di Negara Daruna. Di antaranya adalah Aula Digdaya, Aula Naga, Aula Kirin, dan Aula Haima. Sayangnya, Aula Naga telah hancur saat Raja N

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 381

    Layla menggelengkan kepalanya. "Aku nggak tahu, tapi mereka berdua sering menghubungi satu sama lain. Sepertinya sedang menyusun rencana besar."Yoga membalas, "Bawa aku ke Aula Haima, aku akan membuatmu mati tanpa perlu menderita.""Baik, baik!" jawab Layla langsung. Tadinya dia masih bingung mau bagaimana memancing Yoga ke Aula Haima, tapi sekarang Yoga malah berinisiatif meminta Layla untuk membawanya ke sana. Tentu saja Layla sangat senang.Yoga mengantarkan Nadya pulang terlebih dahulu, lalu mengikuti Layla ke markas pusat Aula Haima. Tak disangka, markasnya berada di pertigaan antara tiga negara. Suasana di sini sangat kacau. Selain itu, di sekitar tempat itu adalah hutan primitif yang sering menjadi sarang kejahatan.Pembunuh, tentara bayaran, pecandu narkoba, dan bahkan pembantai, semuanya berkumpul di tempat ini. Bisa dibilang, tempat ini adalah surga bagi para penjahat dari dunia mafia. Ada banyak tulang belulang yang berserakan di tempat ini. Bukan hanya tulang hewan, tetapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 382

    Iblis Bawah Bulan mengayunkan tangannya secara perlahan. Sebuah cambuk berukuran 2 meter tiba-tiba muncul di tangannya. Di cambuk itu tertanam paku baja yang berkekuatan dahsyat, bahkan menghasilkan suara letupan saat dipukulkan. Ketika ujung cambuk mengenai beberapa pohon besar di sekitarnya, pohon-pohon itu langsung hancur tak bersisa.Cambuk Pukulan Dewa adalah keterampilan tempur yang membuat Iblis Bawah Bulan populer. Dia pernah membunuh seorang ahli bela diri tingkat raja master dengan satu cambukan. Sejak saat itu, dia langsung menjadi terkenal.Yoga sama sekali tidak menghindar dan malah tersenyum mengejek. Berhubung merasa ditantang, Iblis Bawah Bulan tiba-tiba meningkatkan kekuatannya seraya berseru, "Matilah!"Ketika Cambuk Pukulan Dewa hampir mengenai tubuh Yoga, pria itu tiba-tiba menghilang. Cambuk Pukulan Dewa tidak mengenai apa pun.Apa yang terjadi? Ke mana perginya Yoga? Iblis Bawah Bulan sangat terkejut. Tak lama kemudian, Yoga muncul di belakangnya dan meninju dada

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 383

    "Aku Erika dari ibu kota," jawab gadis itu."Kamu boleh ikut," ujar Yoga."Terima kasih," sahut Erika.Sepanjang perjalanan, Yoga memahami secara singkat tentang Master Bian. Dia adalah penempa senjata yang sangat terkemuka di Dunia Abu. Hampir sepertiga senjata terbaik di Dunia Abu dibuat olehnya. Itu sebabnya, dia dijuluki Raja Senjata. Bahkan, Tombak Digdaya milik Dewa Digdaya juga merupakan hasil karyanya. Bian ini juga merupakan tetua dari Aula Haima.Layla membawa Yoga ke sebuah bangunan yang terlihat sangat bobrok. Sekarang sudah larut malam, tetapi lampu di dalam masih menyala dan suara menempa terus terdengar."Ini tempat Master Bian membuat senjata, dia seharusnya ada di dalam," ujar Layla."Ayo, kita masuk," balas Yoga.Saat ini, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki kuda dari belakang. "Minggir, minggir! Guru, ini aku, aku sudah pulang!"Yoga berbalik, lalu mendapati seorang pria berjanggut menunggang kuda dengan kecepatan tinggi hingga hampir menabrak mereka.Entah mengap

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 384

    "Haha! Setelah membunuhmu, aku akan punya darah kirin yang banyak. Aku nggak perlu repot-repot memohon kepada Dewa Digdaya lagi." Bian segera memanggil muridnya, "Daffa!""Ya, Guru!" sahut Daffa yang buru-buru menghampiri."Kita akan mengaktifkan Formasi Senjata Ajaib. Aku akan membunuh bocah ini!" instruksi Bian."Baik!" Daffa mengiakan.Tiga puluh delapan senjata itu diikat erat dengan tali khusus. Bian dan Daffa masing-masing meraih salah satu ujung tali, lalu memanipulasi senjata dengan mengendalikan tali.Semua senjata itu sontak mengepung Yoga dan memancarkan energi yang dahsyat. Energi 38 senjata itu membentuk seekor naga yang tampak agung.Sebagai manusia biasa, Erika tentu tidak tahan dengan tekanan seperti ini. Dia langsung berlutut di tanah dan kesulitan bernapas."Bunuh dia!" Seiring dengan perintah Bian, 38 senjata itu langsung menyerbu ke arah Yoga.Yoga mendengus dingin dan berseru, "Teknik Guntur Surgawi!"Guntur tiba-tiba meledak di sekeliling, membuat naga dan 38 senj

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 385

    Setelah mengamati cukup lama, Yoga tidak menemukan keistimewaan apa pun. Dia pun bertanya, "Beri tahu aku, apa kehebatan pedang ini?"Bian menggeleng dan membalas, "Entahlah ... aku belum menemukan apa pun sampai sekarang .... Tolong bunuh aku ... sakit sekali ....""Jangan mimpi." Yoga menginjak tangan dan kaki Bian hingga remuk agar Bian tidak bisa bunuh diri. Kemudian, dia melanjutkan perjalanannya ke Aula Haima. Bian akan mati dalam siksaan rasa sakit itu.Selama perjalanan, Yoga terus meneliti Pedang Langit, tetapi tidak menemukan petunjuk apa pun.Markas Aula Haima terletak di bagian terdalam hutan purba. Bangunannya megah, tetapi ditutupi tumbuhan merambat sehingga sulit untuk ditemukan.Di bagian atas markas ini, terdapat pula sistem sinyal tercanggih di dunia. Jadi, Aula Haima dapat berkomunikasi dengan dunia luar kapan saja.Saat ini, Arnos yang merupakan Ketua Aula Haima terus memperhatikan gerak-gerik Yoga. Begitu mengetahui Yoga akan segera tiba di tempatnya, dia merasa sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 386

    Ucapan Yoga ini berhasil menggusarkan Dewa Durjana. Aura yang awalnya terlihat biasa-biasa saja sontak menjadi dipenuhi niat membunuh."Aku sendiri sudah cukup untuk membunuhmu! Bocah, matilah kamu!" seru Dewa Durjana. Sesudah itu, dia meringkukkan badannya sedikit sebelum menyerbu ke depan.Lantai sampai berlubang karena pijakannya yang begitu kuat. Saat ini, Dewa Durjana bak anak panah yang memelesat ke arah Yoga.Yoga berdiri dengan gagah di tempatnya tanpa berniat untuk mengelak. Tiba-tiba, dia melambaikan tangannya dan berkata, "Serangan Naga dan Harimau."Duar! Energi yang dikerahkan Yoga seketika membentuk naga dan harimau. Seiring dengan raungan yang terdengar mengerikan itu, naga dan harimau itu pun menerkam ke arah Dewa Durjana.Bam! Kedua belah pihak bertabrakan. Gelombang serangan yang dahsyat menyapu ke segala arah hingga meratakan semuanya yang ada di sekeliling.Saat berikutnya, dunia menjadi hening kembali. Naga dan harimau itu telah tiada, begitu juga dengan aura Dewa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 387

    Pedang Langit bergetar hebat, seolah-olah sedang merespons Guntur Surgawi. Yoga mengeluarkan Pedang Langit untuk memeriksa keadaan.Begitu dikeluarkan, guntur yang menyambar dari langit sontak ditarik oleh Pedang Langit hingga membentuk tubuh pedang.Tubuh pedang petir ini memiliki lebar 2 meter lebih dan panjang puluhan meter. Kini, Yoga akhirnya mengetahui manfaat Pedang Langit.Pedang ini digunakan bersama Teknik Guntur Surgawi. Tubuh pedangnya adalah Guntur Surgawi, jadi pedang ini bisa mengendalikan Guntur Surgawi.Biasanya, Guntur Surgawi hanya bisa bertahan selama 5 detik dan sulit untuk dikendalikan. Pedang Langit akan memecahkan masalah ini dengan sempurna.Fenomena aneh ini membuat para ahli bela diri Daftar Hitam tertegun. Mereka tidak menduga Yoga bisa mengendalikan guntur.Dengan menggunakan Pedang Langit yang bisa mengendalikan guntur, Yoga melancarkan serangan kepada 2 ahli bela diri tingkat kaisar master.Kekuatan dahsyat ini langsung membuat kedua ahli bela diri itu ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1223

    "Di mana Tuan Bimo sekarang?" tanya seseorang dengan segera saat Yoga memberikan perintah."Tuan Bimo selalu bertindak dengan hati-hati, teliti, dan sulit untuk ditebak. Aku juga nggak tahu dia ada di mana sekarang," jawab Yoga dengan tenang.Semua orang saling memandang dengan ekspresi tak berdaya, hanya bisa mulai bergerak.Winola bertanya, "Tuan Bimo ... kapan dia berbicara denganmu?"Sutrisno juga bertanya, "Benar. Bukankah tadi kamu selalu bersama kami?"Keduanya maju dengan ekspresi bingung dan memperhatikan Yoga. Mereka sudah bersama dengan Yoga sejak tadi, tetapi tidak terlihat sosok Bimo di sekitar."Tuan Bimo punya kemampuan transmisi suara sejauh ribuan mil, jadi wajar saja kalian nggak mendengarnya," jawab Yoga sambil menunjuk kepalanya, lalu menggelengkan kepala dengan tak berdaya. Dia merasa kedua orang ini benar-benar terlalu santai.Pada saat itu, orang-orang dari empat keluarga besar sudah berpencar dan mengelilingi Gunung Lorta. Setelah itu, mereka bergerak mendekat k

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1222

    Yoga kembali menyerang. Dia langsung menghabisi dua jenderal yang tersisa. Tubuh mereka terjatuh ke tanah. Darah mengalir deras dan mewarnai tanah dengan warna merah pekat.Suasana di tempat itu berubah menjadi sangat sunyi hingga hanya keheningan yang tersisa. Semua orang menatap Yoga dengan kagum sekaligus gentar. Sorot mata mereka penuh semangat juang yang berkobar."Hidup Tuan Bimo!""Hidup Tuan Bimo!""Hidup Tuan Bimo!"Dalam sekejap, mereka dipenuhi semangat yang meluap-luap. Orang-orang itu berteriak dengan penuh kegembiraan. Semua Pelindung Kebenaran telah dihabisi tanpa tersisa.Menurut mereka, Bimo benar-benar mengubah situasi pertempuran dengan begitu mendominasi. Pada momen ini, semua orang merasakan tekanan yang sangat kuat darinya."Ayo, pergi ke Gunung Lorta! Hancurkan markas Pelindung Kebenaran!" Dengan hanya satu kalimat dari Yoga, semua orang di tempat itu menjadi sangat bersemangat. Mereka mengangguk penuh antusias dan percaya diri.Di mata mereka, Bimo begitu kuat h

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1221

    Suasana di medan perang mendadak menjadi sangat sunyi. Tatapan dingin Yoga tertuju pada tiga jenderal yang tersisa. Ketiganya merasakan ketakutan yang luar biasa, seolah-olah mereka berdiri di tepi jurang maut.Mencabik tangan dan kaki? Apa Yoga berniat menyiksa mereka sampai mati? Pikiran ini membuat mereka makin cemas. Ketiga jenderal itu tidak lagi tenang. Mereka ingin berbicara, tetapi ketakutan mengunci mulut mereka."Dimulai dari kamu," ujar Yoga tiba-tiba sambil menunjuk salah satu dari mereka."Aku?" Jenderal yang ditunjuk itu gemetar hebat. Wajahnya pucat pasi, sementara bibirnya bergetar tanpa henti.Yoga menatapnya dengan ekspresi yang datar. Dia bertanya dengan nada penuh tekanan, "Katakan, di mana markas kalian?"Jenderal itu menjawab dengan suara penuh ketegangan, "Aku ... aku bakal kasih tahu kamu! Markas kami ada di dalam Gunung Lorta!""Kamu bisa-bisanya berkhianat? Cari mati!"Dua jenderal lainnya memelotot penuh amarah. Mereka sulit percaya bahwa salah satu dari mere

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1220

    Saat ini, energi yang dilepaskan Yoga makin mengamuk. Kekuatan yang dia miliki terus meningkat dan mencapai level yang luar biasa. Kilatan petir tiba-tiba menyambar, seolah-olah merespons kekuatannya dan langsung menghantam tubuh Yoga.Suara ledakan yang menggema membuat semua orang secara refleks menutup telinga dan mata mereka. Serangan ini membuat mereka merasakan teror yang luar biasa. Bahkan tanah di bawah mereka bergetar hebat, seolah-olah seluruh gunung bergoncang.Dari kejauhan, Winola dan Sutrisno mengarahkan pandangan tajam mereka ke arah sana. Alis mereka berkerut dalam-dalam. Mereka berdua bisa merasakan sesuatu yang tidak biasa."Petir itu ... kenapa rasanya seperti Yoga?" tanya Winola dengan penasaran."Apa mungkin ... ini adalah ajaran dari Tuan Bimo pada Yoga?" ujar Sutrisno yang coba menebak kemungkinan lain."Mungkin saja ...." Winola akhirnya mengangguk dan menerima kemungkinan tersebut. Bagaimanapun, Bimo adalah sosok yang sangat kuat. Bukan hal aneh jika dia mengaj

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1219

    Dalam sekejap, suasana di medan perang makin tegang. Rasa gelisah makin menjalar di antara semua orang. Bagaimanapun juga, tidak ada yang ingin mati.Mereka datang ke sini hanya untuk membantu Bimo membasmi para Pelindung Kebenaran. Namun sekarang, mereka justru dihadapkan pada situasi yang begitu mencekam."Bunuh!" Para Pelindung Kebenaran makin bersemangat bertarung. Semangat juang mereka sudah makin membara. Pada saat itu, hampir semua orang bisa melihat betapa brutal dan nekatnya para Pelindung Kebenaran.Yoga memandang semua itu dengan tenang. Dia menyaksikan perubahan di medan perang. Tatapannya tajam, tetapi sikapnya tetap acuh tak acuh."Bimo, kamu mulai takut, 'kan? Ini adalah Formasi Domain Darah!""Begitu formasi ini diaktifkan, bahkan kamu yang legendaris 1.000 tahun lalu pun nggak akan mampu mengatasinya!""Formasi kuno ini diciptakan khusus untuk melawan para ahli hebat seperti dirimu. Kamu nggak akan punya peluang kali ini!"Kelima jenderal itu berbicara dengan sombong.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1218

    "Ini ... sebenarnya kekuatan tingkat apa?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin! Apa dia benar-benar sudah melampaui tingkat kultivator jenderal?""Mana mungkin Bimo punya kekuatan seperti ini? Ini sungguh nggak masuk akal!"Kelima jenderal itu tergeletak di tanah. Mereka memandang ke atas dan menatap siluet Yoga. Tatapan mereka penuh dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan. Namun, kenyataan yang ada tidak bisa dibantah. Dengan hanya satu serangan, Yoga telah menjatuhkan mereka semua ke tanah.Yoga perlahan mengangkat tangannya. Sambil menatap mereka dengan tatapan dingin yang menusuk, dia berseru, "Sekarang, kalau kalian nggak punya strategi cadangan, bersiaplah untuk mati!"Pada saat itu, hawa dingin perlahan menyebar ke sekeliling dan membuat suasana menjadi makin mencekam. Kelima jenderal itu menggigil hebat di tempat mereka berdiri. Aura mengerikan yang terpancar dari Yoga membuat mereka kehilangan ketenangan. Rasanya benar-benar menakutkan!Salah satu dari mereka berbicara dengan s

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1217

    Tampaknya dalam sekejap, Yoga akan tercabik-cabik oleh kekuatan dahsyat itu. Namun saat berikutnya, dia perlahan mengangkat tangan.Dengan gerakan yang terlihat seperti membelah ombak, Yoga melambaikan tangannya secara vertikal. Seketika, kekuatan dahsyat keluar dari tubuhnya dan langsung merobek segala sesuatu.Formasi besar yang digunakan untuk menyerangnya sontak menjadi tidak berguna dan hancur total. Kekuatan Yoga telah mencapai tingkatan semi kultivator raja. Formasi ini sama sekali bukan ancaman baginya.Yoga membiarkan kelima jenderal itu tetap hidup hanya karena satu alasan. Dia ingin melihat apakah di sekitar mereka masih ada sisa-sisa Pelindung Kebenaran yang bersembunyi."Apa? Formasi ini bisa dihancurkan?""Nggak mungkin! Kenapa dia bisa sekuat ini?""Bimo sebelumnya nggak begitu ahli dalam menghadapi formasi. Gimana dia bisa menghancurkannya secepat ini?"Kelima jenderal itu melongo. Wajah mereka penuh keterkejutan dan rasa tidak percaya. Tatapan mereka bahkan terlihat sa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1216

    Saat ini, Yoga berdiri dengan penuh wibawa. Suaranya menggema di seluruh area. Pada saat ini, bahkan orang-orang dari empat keluarga besar di sekitarnya ikut merasakan kegembiraan yang membara. Setiap orang begitu bersemangat. Satu per satu dari mereka berteriak dengan lantang."Luar biasa. Hahaha! Para Pelindung Kebenaran ternyata nggak sekuat itu!""Tuan Bimo memang perkasa dan penuh wibawa! Inilah sosok seorang yang benar-benar kuat!""Orang-orang payah ini sungguh nggak tahu diri!"Orang-orang mengejek para Pelindung Kebenaran dengan gembira, tanpa sedikit pun rasa takut. Mereka sangat yakin bahwa dengan Bimo turun tangan, semua Pelindung Kebenaran pasti akan dilenyapkan."Ini nggak mungkin! Apa Bimo sudah memulihkan kekuatannya ke puncak kejayaan?" tanya seorang jenderal sambil mengernyit. Ekspresinya menjadi makin dingin. Dengan penuh ketegangan, dia terus menatap Yoga tanpa berkedip.Yoga mencibir dan berucap dengan suara dingin, "Puncak kejayaan? Apa kamu benar-benar pernah mel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1215

    Ekspresi pria itu terlihat ganas dan satu tangannya langsung menyerang Yoga. Jari-jarinya langsung berubah menjadi cakar elang. Melihat Yoga yang saat ini sudah terkepung, mereka tahu Bimo pasti akan mati.Namun, pada detik berikutnya, Yoga tiba-tiba melepaskan aura yang sangat kuat.Boom!Yoga tiba-tiba maju dan langsung meninju cakar elang pria itu.Krak!Hanya dengan satu pukulan, Yoga berhasil menghancurkan cakar itu sepenuhnya. Bukan hanya telapak tangan, bahkan lengan pria itu juga ikut hancur."Argh!" Pria itu langsung terjatuh ke tanah dan terus merintih, lalu berguling-guling dengan tangan yang sudah cacat total.Ekspresi keempat jenderal besar di sekeliling juga terlihat terkejut. Mereka segera mundur dan takut mendekat dengan Yoga."Hanya dengan satu pukulan? Bimo tadi hanya menggunakan satu pukulan saja?""Nggak mungkin, Bimo nggak sekuat ini.""Ada yang nggak beres, dia nggak mungkin punya kekuatan seperti ini."Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu terlihat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status