Ini adalah kabar baik bagi Yoga. Dua puluh delapan pemimpin sekte itu datang secara bersamaan, jadi dia tidak perlu repot-repot mencari mereka lagi. Sayangnya, Rigel tidak datang. Yoga terpaksa harus mencarinya sendiri nanti.Hanya saja, Yoga menyukai ketenangan. Sekarang Vila Kintamani telah dikelilingi oleh para pesilat sehingga dia tidak ingin pulang dan memutuskan untuk pergi ke pondok nadi obat.Ketika bersiap-siap untuk keluar, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dan suara Wenny. "Halo, apa Tuan di dalam? Aku Wenny, orang yang kamu tolong beberapa hari lalu. Apa kamu bisa keluar? Ada hal penting yang ingin kubahas."Benar-benar mengganggu. Yoga pun kembali ke sofa dan memutuskan untuk keluar setelah Wenny pergi. Di sisi lain, Wenny yang tidak mendapatkan respons apa pun merasa sangat kecewa.Wenny meneruskan, "Tuan, aku tahu kamu di dalam. Aku nggak tahu kenapa kamu menolak untuk bertemu, tapi aku harus memberitahumu ini. Kamu seharusnya sudah tahu tentang tantangan dari 28 p
Selesai mengatakan itu, Dirga mengakhiri panggilan. Sementara itu, Wenny tampak terperangah di tempat. Dia tidak menyangka Yoga mengenal orang sehebat itu. Atas dasar apa orang seperti Yoga mengenalnya?Tentu saja, Wenny tidak mungkin menikah dengannya hanya karena hal ini! Kalaupun menikah, dia harus menikah dengan orang yang meneliti Ekstrak Akar Nertera!Setelah Wenny pergi, Yoga datang ke pondok nadi obat untuk mengolah benih obat bermutu tinggi. Setiap hari, Yoga menyirami benih obat dengan energi spiritual dan menggunakan Pil Peremajaan sebagai pupuk.Ditambah dengan nutrisi hebat dari nadi obat, benih bermutu tinggi ini pun bertunas hanya dalam beberapa hari. Terutama 4 benih obat tingkat delapan itu, cabang dan daun bahkan sudah tumbuh.Yoga merasa sangat senang. Dengan begini, dia bisa mengobati kanker Karina. Saat ini, asistennya Karina tiba-tiba menelepon Yoga. "Pak Yoga, apa Bu Karina di tempatmu?""Nggak, memangnya kenapa?" tanya Yoga balik."Hari ini ada pria paruh baya y
Ambar sontak berseru, "Dia ayah Karina yang berengsek itu! Dia jauh lebih rendahan daripada binatang!"Ekspresi Yoga seketika tampak serius. Dia tentu tahu tentang ayah Karina. Ayahnya sangat terobsesi pada seni bela diri. Demi meningkatkan kemampuan, pria itu bersedia melakukan apa saja.Ketika Karina dan Gatot masih kecil, ayah mereka mencampakkan mereka sekeluarga. Katanya, dia diundang untuk bergabung dengan Aula Digdaya.Selama bertahun-tahun ini, ayah mereka pun tidak pernah pulang ataupun memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ayah. Tanpa disangka, pria itu malah pulang di saat seperti ini, bahkan membawa Karina bersamanya.Yoga pun curiga bahwa tindakan ini diinstruksi oleh Aula Digdaya. Adapun tujuannya, itu sudah pasti Ekstrak Akar Nertera.Yoga menghibur, "Kalian tenang saja, aku pasti akan membawa Karina pulang dengan selamat."Ambar menggertakkan giginya sambil berucap dengan geram, "Yoga, aku nggak pernah meminta apa pun darimu. Tapi, kali ini kamu harus membantuku. A
Pil Peremajaan! Sebutir saja sudah cukup untuk menggemparkan dunia seni bela diri. Akan tetapi, Yoga malah mengeluarkan segenggam begitu saja, bahkan menjadikannya sebagai pupuk .... Kaya! Mereka akan kaya raya! Kenapa mereka baru tahu ada orang sekaya ini di Daruna? Jika dibandingkan dengan Yoga, mereka tidak ada bedanya dengan fakir miskin!Suara Estu terdengar bergetar. Dia berkata, "Yoga, aku memerintahkanmu atas nama Aula Digdaya, segera serahkan Pil Peremajaan kepadaku!""Atas dasar apa?" tanya Yoga."Aku bisa membuat keputusan di Aula Digdaya, kamu boleh bergabung dengan kami. Begitu menjadi anggota kami, kamu akan berada di atas 99% pesilat dan memiliki kekuasaan besar ...," balas Estu."Maaf sekali, aku nggak terbiasa menjadi kaki tangan orang. Selain itu, anjingku saja belum makan kenyang, gimana aku bisa membagikan Pil Peremajaan ini kepada kalian? Kemarilah," sela Yoga.Saat berikutnya, terlihat seekor anjing kampung berlari menghampiri sambil mengibaskan ekor. Yoga melempa
"Tentunya, kalau kamu menyerah sekarang, aku mungkin masih bisa memberimu kesempatan," ucap Estu.Yoga menyahut, "Kebetulan sekali. Kalau begitu, kamu suruh Dewa Digdaya menemuiku. Aku ingin membahas beberapa hal dengannya. Kalau dia nggak datang, aku akan mencarinya sendiri."Yoga ingin mencari tahu informasi tentang orang tuanya dari Dewa Digdaya."Sombong sekali!" Estu mendengus, lalu berbalik dan pergi. Yoga pun tidak mengejarnya, melainkan membiarkannya pergi untuk menyampaikan pesan.Sesudah berbalik, Yoga malah mendapati Hagi sedang membuka mulut anjing itu lebar-lebar. Yoga buru-buru menghentikan. "Hei, apa yang kamu lakukan?""Pil Peremajaan sangat berharga, kenapa memberikannya pada anjing?" tanya Hagi dengan enggan. Kemudian, dia meneruskan, "Aku akan mencoba mengeluarkannya.""Sudahlah, jangan bersikap perhitungan dengan anjing. Ada yang harus kubahas denganmu," timpal Yoga."Tujuh hari lagi, Rigel akan memimpin 28 pemimpin sekte untuk membunuhku. Ketika saat itu tiba, kamu
Dilihat dari ekpsresi Estu, dia memang tidak seperti orang yang berbohong. Selain itu, Estu tidak mungkin berani menipu Dewa Digdaya. Kemungkinan besar, yang dia katakan memang benar.Selain benih obat tingkat tinggi itu, Pil Peremajaan yang dimiliki Yoga juga membuat orang sangat menginginkannya. Bukankah dunia seni bela diri akan gempar jika mengetahui hal ini?Dewa Digdaya berucap dengan tatapan serakah, "Yoga seharusnya seorang alkemis. Dia punya begitu banyak Pil Peremajaan, bahkan rela memberikannya kepada anjingnya."Alkemis! Orang-orang makin terkejut. Di dunia kultivator kuno, alkemis adalah eksistensi yang sangat mulia. Alkemis pun jarang ditemui di dunia fana.Aula Digdaya memiliki 2 orang alkemis, tetapi mereka hanya bisa memurnikan pil di bawah tingkat empat. Jadi, pil tingkat enam seperti Pil Peremajaan jelas sangat luar biasa bagi mereka.Dewa Digdaya menahan antusiasme dalam hatinya. Dia berkata, "Estu, panggil Yoga kemari. Aku mau dia bergabung dengan Aula Digdaya. Kal
Ucapan Alif membuat semua orang tertawa terbahak-bahak. Karina ingin sekali mencari tempat untuk bersembunyi sekarang. Dia awalnya bertekad untuk menolak pernikahan ini, tetapi ayahnya malah mengancam dengan mengatakan Yoga diincar oleh 28 sekte Aliran Mulista dan akan dibunuh.Menurut ayahnya, hanya Basad yang bisa menyelamatkan Yoga untuk sekarang. Jadi, jika menyetujui pernikahan ini, Basad akan membantu Yoga. Demi keselamatan Yoga, Karina pun memutuskan untuk menuruti perkataan ayahnya. Selain itu, dia menderita kanker sehingga tidak bisa hidup lama lagi. Tidak masalah kalau menolong Yoga sebelum dirinya meninggal.Saat ini, seorang pelayan tua berjalan masuk dan berujar, "Tuan-tuan sekalian, mangsa sudah selesai diatur. Kalian sudah boleh mulai berburu.""Ayo!" Basad memimpin di depan, yang lainnya mengikuti di belakang.Area berburu yang luas tampak kosong melompong, hanya ada sebuah rumah kecil di kejauhan 100 meter. Masing-masing dari mereka memegang busur dan panah. Basad meny
Sementara itu, keempat wanita itu tercengang mendengarnya. Mereka memohon dengan getir. Hanya saja, mana mungkin keempat tuan muda ini bersedia mendengarkan mereka? Nyawa mereka tidak ada apa-apanya!Dengan demikian, keempat wanita itu dipaksa masuk ke area berburu. Keempat tuan muda itu tentu merasa puas dengan ketakutan mereka. Basad berseru, "Cepat lari!"Keempat wanita itu sontak berlarian dengan ketakutan, sementara keempat pria itu mulai membidik. Jarek memanah kepala salah satu wanita itu. Melihat ini, Basad langsung memaki, "Dasar goblok! Ngapain kamu panah kepalanya, panah bokongnya dong! Memangnya kamu suka tidur dengan jenazah?""Hahahaha!" Terdengar tawa yang menggelegar.Saat berikutnya, panah memelesat ke arah ketiga wanita lainnya. Di momen genting ini, guntur tiba-tiba menyambar dan menghancurkan semua anak panah."Buset! Apa yang terjadi?" Perubahan situasi yang mendadak ini seketika membuat para tuan muda itu terperanjat.Cuaca begitu terik, bagaimana bisa ada guntur?
"Anakku yang baik, apa kamu sudah melupakanku?" kata Yoga dengan ekspresi yang tetap santai dan menatap Alex dengan tatapan yang menghina, seolah-olah meremehkan Alex.Saat ini, suasana di tempat itu menjadi sangat hening."Kamu berani membunuh anggota Keluarga Husin? Aku akan membuatmu membayar semua tindakanmu," kata Alex sambil menggertakkan giginya dan tubuhnya bergetar karena marah.Sebagai anggota keluarga dari salah satu empat keluarga besar di dunia kultivator kuno, Alex tidak pernah dipermalukan seperti ini. Hari ini dia bertemu lawan sulit yang bukan hanya membantai anggota Keluarga Husin, dia juga dipermalukan beberapa kali di depan umum. Dia tidak mungkin bisa menerima hal ini."Nggak perlu banyak omong kosong, cepat maju," kata Yoga sambil melambaikan tangan dengan santai."Cari mati!" teriak Alex dengan marah dan langsung menyerang. Kali ini, dia hanya bisa mengandalkan kekuatannya sendiri agar pemuda di depannya ini tahu kehebatannya.Swish swish swish!Alex langsung mem
"Omong kosong!" teriak Girbet langsung dengan keras, emosinya juga makin meledak. Dia mana mungkin tidak menyadari ini adalah trik kotor dari Alex."Kalian semua tangkap dia dulu, nanti aku yang akan membunuhnya," perintah Alex."Baik!" Para bawahan Alex segera menganggukkan kepala, lalu maju dan mengepung Girbet.Melihat situasinya memburuk, Girbet pun tidak berani melawan karena dia tahu sekarang dia hanya bisa menahan diri jika ingin bertahan hidup.Tepat pada saat itu, Yoga akhirnya berkata sambil tersenyum dingin dan menatap para anggota Keluarga Husin itu dengan tatapan yang menghina, "Nggak disangka, Keluarga Husin masih saja nggak berubah. Menghadapi anggota keluarga sendiri pun tetap pakai trik kotor dan saling membunuh. Apa kalian ini nggak punya rasa persaudaraan sedikit pun?"Nada bicara Yoga terdengar sedang menghakimi para anggota Keluarga Husin itu. Saat itu, dia tiba-tiba teringat dengan ibunya yang sudah begitu banyak menderita selama bertahun-tahun ini."Bocah, inilah
"Dunia bela diri kuno?"Yoga tertawa dan menatap para anggota Keluarga Husin dengan bangga, lalu berkata sambil tersenyum dingin, "Benar, aku memang berasal dari dunia bela diri kuno.""Apa?"Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu langsung menarik napas dalam-dalam dan mulai muncul satu kemungkinan di hati mereka. Melihat pria yang di depan mereka ini begitu sombong, mungkin pria ini benar-benar orang yang ditebak mereka itu."Mirip ... benar-benar mirip!" teriak seseorang dengan mendadak, seolah-olah memecah keheningan dan mulai terdengar semua orang di tempat itu."Siapa namamu?" tanya Alex dengan ekspresi muram dan menatap Yoga dengan tajam."Panggil aku ayah saja," jawab Yoga dengan tenang dan ekspresi yang datar."Berani-beraninya kamu mempermainkanku!" teriak Alex dengan keras dan auranya langsung memancar. Orang ini sudah berani mempermainkannya di depan begitu banyak anggota Keluarga Husin, sama saja dengan meremehkannya."Kenapa kalau aku mempermainkanmu? Hah?" s
Saat ini, apa pun yang dikatakan oleh Alex adalah ketentuannya, Girbet tahu dia tidak melakukan apa pun untuk mengubahnya. Sebagai generasi muda di Keluarga Husin, dia tidak memiliki hak untuk berbicara."Ayo jalan. Kita bunuh bocah itu dulu, lalu kita musnahkan para manusia hantu itu," kata Alex sambil tertawa terbahak-bahak dan aura yang mendominasi.Semua orang langsung bangkit dan segera melanjutkan perjalanan mereka menuju lokasi tujuan.Di sisi lain.Selain Keluarga Husin, Keluarga Kusuma, Keluarga Bramasta, dan Keluarga Salim juga bergegas menuju lokasi tempat Yoga berada. Mereka semua berharap bisa merebut Tulang Naga Tunduk itu. Namun, mereka tidak menyangka orang yang berada di tempat itu ternyata adalah Yoga.Pada saat yang bersamaan, Prajna dan para manusia hantu sudah bersembunyi. Mereka bahkan tidak berani bernapas dan tetap bersembunyi di kegelapan. Ini semua adalah perintah dari Yoga agar mereka jangan menunjukkan diri mereka untuk sementara ini. Jika kabar ini tersebar
"Paman Alex, ini pasti ulah para manusia hantu itu dan bocah itu pasti bersama mereka. Dia sudah membunuh begitu banyak orang kita, mungkin saja dia sengaja memancing kita ke sana. Kita harus berhati-hati, dia pasti punya rencana lain," kata Girbet yang berdiri di samping Alex dengan ekspresi yang sangat serius, seolah-olah memikirkan kepentingan Keluarga Husin.Namun, sebenarnya Girbet sudah sangat berniat untuk membunuh Yoga. Dia ingin segera bergegas ke sana dan menangkap Yoga.Namun, ekspresi Alex menjadi muram dan menatap Girbet dengan tajam. "Dasar sampah! Kamu benar-benar mempermalukan seluruh Keluarga Husin. Kalau orang lain tahu hal ini, kamu jangan bilang kamu adalah anggota Keluarga Husin. Melihatmu saja pun sudah membuatku kesal. Kamu malah membiarkan para manusia hantu itu membunuh begitu banyak anggota keluarga kita."Alex benar-benar kecewa terhadap Girbet. Girbet tadinya adalah pemuda yang menjadi harapan Keluarga Husin dan selalu menjadi pusat perhatian. Girbet seharus
Bimo berkata, "Sepertinya ada monster mengerikan yang muncul lagi."Yoga bertanya, "Apa benar-benar akan ada Sulur Ular Hijau yang akan muncul lagi?"Bimo menjawab, "Sulur Ular Hijau sudah kami bunuh sampai hampir punah dulu, seharusnya nggak akan muncul lagi."Yoga bertanya lagi, "Bagaimana kalau kita kembali dan memeriksanya?"Bimo langsung menjawab, "Jangan kepo. Kalau itu benar-benar Sulur Ular Hijau yang sudah dewasa, kamu bukan tandingannya."Mendengar perkataan itu, Yoga langsung terdiam. Dia tahu butuh sepuluh petarung tahap kultivator raja untuk menghadapi Sulur Ular Dewasa yang sudah dewasa, dia memang bukan tandingannya. Setelah merenungkannya, dia akhirnya memutuskan untuk mengikuti saran Bimo."Ayo kita pergi," desak Yoga sambil melambaikan tangannya.Semua orang pun mulai bergerak dan melanjutkan perjalanan mereka. Saat ini matahari sudah terbit dan menyinari mereka, sehingga mereka merasa hangat.Yoga bertanya, "Apa kalian tahu Tulang Naga Tunduk dan Kayu Petir Hijau ini
Tubuh Sulur Ular Hijau penuh dengan bekas gigitan. Bahkan, pada tulang-tulangnya terlihat bekas yang sangat jelas. Itu membuat siapa pun yang melihatnya merasa jijik.Di area terlarang ini, hanya manusia hantu yang melakukan hal menjijikkan seperti ini. Mengonsumsi darah dan daging monster seperti itu sangat bermanfaat bagi mereka."Benar-benar mereka! Mereka sungguh berani datang ke tempat ini!""Hmph! Mereka memang nggak tahu diri. Pasti mereka datang ke sini untuk mencari Bunga Putih!""Tapi, Bunga Putih di sini tampaknya sudah nggak ada. Jangan-jangan, waktu panennya memang sudah lewat?"Saat mereka berbicara, semua mata memandang ke sekitar dengan penuh kecemasan. Wajah-wajah mereka menunjukkan keterkejutan yang mendalam. Rasa gelisah juga makin terlihat.Pada akhirnya, mereka saling memandang dengan tatapan penuh amarah. Beberapa dari mereka menggeram dengan nada penuh kebencian. Mereka akhirnya yakin bahwa manusia hantu telah mengambil Bunga Putih!"Cepat! Temukan jejak mereka s
Kekuatan petir itu membuat tubuh Sulur Ular Hijau gosong di luar dan matang di dalam. Bahkan, banyak tentakel yang dimilikinya terputus akibat sambaran petir tersebut.Sulur Ular Hijau menggeliat hebat. Tubuhnya kejang-kejang di tanah. Ia berjuang dengan susah payah. Bahkan hingga saat ini, ia masih tidak bisa memahami bagaimana situasi seperti ini bisa terjadi.Selama ini, Sulur Ular Hijau adalah penguasa tak tergoyahkan di area ini. Ia melakukan apa pun yang diinginkannya tanpa ada yang bisa melawannya.Di malam hari, Sulur Ular Hijau hanya perlu melayang di langit untuk menikmati santapan sesuka hati. Namun hari ini, ia bertemu dengan sosok yang begitu menakutkan. Siapa sebenarnya orang ini?"Oh? Masih hidup?" ucap Yoga. Dia terkejut melihat Sulur Ular Hijau yang masih bernapas. Dia menggeleng pelan dan berdecak, seolah tidak percaya.Awalnya, Yoga mengira serangannya yang pertama sudah cukup untuk membunuh makhluk itu. Tanpa ragu, dia kembali mengangkat tangannya dan menjatuhkan s
Sulur Ular Hijau membuka mulut lebarnya. Ia memperlihatkan deretan gigi putih yang tajam dan rapat, membuat siapa pun yang melihatnya merasa ngeri. Aura yang mengerikan tiba-tiba meledak dari tubuhnya.Dalam sekejap, puluhan tentakel menyeruak ke udara, seperti pasukan yang menyerbu dengan gila-gilaan menuju Yoga.Suara gemuruh dan gerakan yang sangat besar membuat jantung siapa pun yang melihatnya berdegup kencang. Tentakel-tentakel itu meluncur menuju Yoga dengan kecepatan seperti tombak yang menembus udara, lalu langsung mengarah ke tubuhnya.Namun, Yoga berdiri diam di tempat dan tak tergoyahkan sedikit pun. Saat tentakel-tentakel itu mendekat, dia tiba-tiba mengangkat jarinya dan menunjuk ke langit.Suara petir bergemuruh memecah keheningan dan menerangi seluruh langit. Orang-orang dan makhluk di sekitar yang menyaksikan pemandangan ini. Mereka tak kuasa mendongak ke atas.Kegelisahan menyebar di hati setiap orang. Semua yang melihat kejadian itu tertegun, seakan-akan terjebak dal