Hans benar-benar terkejut hingga jantungnya terasa hampir copot."Raja Agoy, semua ini salahku seorang. Kumohon jangan lampiaskan kemarahanmu pada negara ini. Aku rela mengorbankan nyawaku untuk menebus kesalahan." Sambil berbicara, Hans sudah memegang pistolnya dan mengarahkannya ke mulut untuk bersiap-siap mengakhiri hidupnya.Namun Yoga malah menghentikannya, "Sudahlah, akhir-akhir ini aku sudah terlalu banyak membunuh orang. Sebaiknya hindari pertumpahan darah yang nggak perlu."Hans menghela napas dengan lega. Tampaknya Raja Agoy telah mengampuninya. Yoga berjalan ke hadapan pria Jepana itu dan bertanya, "Siapa namamu?""Ma ... Matsui ...," jawabnya dengan suara gemetaran.Yoga berkata, "Begini saja, panggil saja semua temanmu ke sini, biar kuhabisi semuanya. Bagaimana?"Matsui tidak bodoh, tentu saja dia tahu tujuan Yoga yang sebenarnya. Negara Daruna dan Jepana memiliki dendam besar, Yoga sepertinya ingin mengumpulkan semua warga Jepana dan menghabisi mereka sekaligus.Matsui la
Yoga mengamatinya sejenak, tetapi tidak menemukan ada keganjilan apa pun pada cincin giok tersebut. Akhirnya Yoga memutuskan untuk menelitinya lagi setelah pulang nanti. Dia berkata dengan nada dingin, "Sekarang kamu sudah bisa bunuh diri untuk menebus kesalahan.""Baik!" Matsui langsung mengakhiri hidupnya tanpa ragu-ragu. Yoga bisa membiarkannya mati tanpa harus menderita terlebih dahulu saja sudah merupakan sebuah keringanan baginya. Setelah itu, Yoga pun pergi dari Swich. Dia harus bergegas ke Sekte Tawang untuk mengambil kembali barang peninggalan ibunya.Hans mengantarkan Yoga ke bandara secara langsung. Di sepanjang perjalanan, Yoga terus meneliti cincin giok itu dan sepertinya tidak terlalu memedulikan masalah yang terjadi hari ini. Hans juga akhirnya bisa merasa lega.Setelah kembali ke Negara Daruna, Yoga pulang ke Vila Kintamani No. 1 dan melihat Wenny masih berada di sana menunggunya. Sepertinya kali ini Yoga memang tidak bisa menghindar lagi.Saat melihat Yoga, Wenny berta
Yoga menebak bahwa wanita itu adalah ibu kandungnya. Selagi masih ingat, Yoga menuliskan satu bab yang dijelaskan wanita itu ke sebuah kertas. Setelah selesai menulis, Yoga kaget sekali saat menyadari bahwa yang ditulisnya itu adalah teknik bela diri kuno bernama Teknik Guntur Surgawi."Angin bertiup kencang, petir menyambar .... Teknik Guntur Surgawi!"Sesuai dengan namanya, teknik ini lebih cocok dilatih oleh ahli bela diri kuno dan tidak cocok untuk dilatih ahli bela diri biasa. Beberapa puluh tahun yang lalu, ada seorang ahli bela diri kuno yang tiba di dunia manusia dan menyebabkan kekacauan di seluruh dunia. Ada banyak sekali orang tewas kala itu.Yoga tidak menyangka ibunya akan meninggalkan benda yang begitu berharga untuknya. Kali ini Yoga semakin yakin bahwa orang tuanya berasal dari kalangan ahli bela diri kuno. Tanpa menunda lagi, Yoga langsung mulai berlatih."Angin bertiup kencang, petir menyambar .... Teknik Guntur Surgawi!"Percobaan pertama gagal. Yoga mencoba lagi unt
Mereka sedang minum teh dan bermain catur di dalam gazebo. Aura mereka terlihat luar biasa, jelas sekali mereka bukan orang yang sederhana.Tetua Sekte Tawang ketiga, Eko, juga berada di tempat itu. Namun, dia bahkan tidak berhak untuk ikut duduk. Dia hanya bisa berdiri di samping mereka dengan hormat. Saat melihat beberapa orang itu, Hagi menggertakkan giginya dan berkata, "Semuanya, akhirnya kita bertemu lagi."Beberapa orang itu menoleh ke arahnya. Pandangannya tampak tak acuh saat melihat Hagi. Seorang pria berjanggut berkata dengan nada dingin, "Hagi, saat itu kami sudah mengirim semua Sekte Hagisana ke alam baka, tapi kamu malah ketinggalan. Itu memang kesalahan kami. Hari ini, kami akan mengantarkanmu untuk berkumpul dengan mereka di akhirat."Hagi menahan emosinya dan berkata, "Masih belum tentu siapa yang akan mati hari ini!""Kalian mau mengalahkan kami?" Pria berjanggut itu tertawa sinis.Hagi memberi penjelasan kepada Yoga dengan sabar, "Yoga, mereka ini adalah enam ketua d
Hagi terpaksa menyetujuinya, "Oke. Sebaiknya biarkan mereka tetap hidup, aku ingin membalas dendam sendiri."Yoga menjawab, "Tenang saja, aku punya perhitungan sendiri."Hagi memerintahkan anggota Sekte Hagisana, "Hari ini kita harus membalas dendam untuk para senior di Sekte Hagisana! Bunuh!""Bunuh!" Semua anggota Sekte Hagisana seketika menyerbu ke arah anggota enam sekte lainnya bagaikan monster. Keenam sekte itu juga langsung menyerang, sehingga terjadi kekacauan besar di lokasi tersebut. Yoga juga telah dikepung enam ketua sekte lainnya.Fadil tertawa sinis, "Yoga, aku tahu kamu memang hebat. Tapi kami punya empat ahli tingkat agung master dan dua tingkat semi-agung master. Mau bagaimana kamu melawan kami! Kecuali kamu ini ahli tingkat raja master."Yoga menjawab, "Sejujurnya, aku sendiri nggak tahu tingkatanku. Jadi, hari ini aku akan menggunakan kalian untuk mencobanya."Fadil berteriak, "Bunuh!"Enam ketua sekte lainnya menyerang sekuat tenaga. Saat mereka bersatu, kekuatan ke
Bagaimana mereka bisa melawan Yoga lagi? Mereka bahkan berniat untuk bunuh diri sekarang!Sudut bibir Hagi berkedut hebat. Bocah ini terlalu pintar merahasiakan kekuatannya. Dia benar-benar tidak menyangka Yoga menguasai keterampilan tempur kultivator kuno. Setelah tersadar dari keterkejutannya, dia berseru dengan kuat, "Serang! Serang terus!"Kehebatan Yoga membuat semangat juang orang-orang Sekte Hagisana makin tinggi. Mereka pun bertempur dengan penuh semangat.Sementara itu, orang-orang dari enam sekte besar tampak kewalahan. Pemimpin mereka saja kalah, apa gunanya mereka bertempur lagi? Jika terus bersikeras, mereka hanya akan mati! Bagaimanapun, Yoga bisa membunuh mereka hanya dalam beberapa detik."Aku mengaku kalah! Pak Yoga, tolong ampuni nyawaku!""Pak Yoga, aku bersedia menjadi bawahanmu! Tolong beri aku kesempatan!""Pak Yoga, kamu boleh memperbudakku mulai sekarang! Aku nggak akan menolak!"Sebagian besar orang dari enam sekte besar itu tampak berlutut. Pertarungan baru di
Yoga kembali ke Vila Kintamani No. 1 dengan membawa teknik alkimia itu. Dia berniat untuk mempelajarinya karena percaya barang peninggalan ibunya untuknya tidak mungkin hanya bisa menciptakan bahan obat tingkat empat, pasti ada sesuatu yang besar tersembunyi di dalam. Harus diketahui bahwa Pil Ketenangan Jiwa adalah pil tingkat lima.Setibanya di vila, Yoga cukup terkejut karena mendapati Wenny sedang bertarung dengan 2 pria berpakaian hitam. Pertarungan kedua belah pihak cukup sengit. Namun, jelas sekali Wenny bukan lawan mereka. Dia bahkan terhempas karena serangan salah satu lawannya."Sialan!" Yoga sontak berkelebat dan tiba di belakang Wenny untuk menangkapnya. Sementara itu, kesadaran Wenny mulai melemah. Setelah bersusah payah menyuruh Yoga kabur, dia langsung jatuh pingsan.Kedua pria berpakaian hitam itu menyerbu ke arah Yoga tanpa ragu sedikit pun. Melihat ini, Yoga mendengus dan mengerahkan Teknik Guntur Surgawi. Sambaran guntur sontak muncul dari tubuh Yoga, lalu melahap ke
Intuisi Wenny memberitahunya bahwa kedua pria berpakaian hitam itu memiliki niat jahat. Dia langsung bersembunyi dan menguping pembicaraan mereka.Ternyata, mereka datang untuk membunuh pemilik vila ini dan mencuri Ekstrak Akar Nertera. Wenny pun tidak akan membiarkan hal itu terjadi sehingga maju untuk menghalangi mereka.Dari metode serangan lawan, Wenny curiga bahwa mereka berasal dari organisasi misterius. Dia akan menyelidikinya dan mengabari setelah mendapatkan hasil.Wenny juga menyertakan nomor teleponnya di catatan itu. Yoga merasa agak menyesal karena telah membunuh kedua pria berpakaian hitam itu. Dia seharusnya menangkap mereka dan menginterogasi mereka.'Hais, aku sudah sangat berhati-hati, tapi masih ada yang tahu tentang Ekstrak Akar Nertera,' batin Yoga.Yoga tidak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk ini, melainkan lanjut meneliti teknik alkimia itu. Yang tercatat dalam teknik itu adalah cara menyempurnakan bahan obat tingkat satu sampai empat. Meskipun bahan obat t
Suasana di medan perang mendadak menjadi sangat sunyi. Tatapan dingin Yoga tertuju pada tiga jenderal yang tersisa. Ketiganya merasakan ketakutan yang luar biasa, seolah-olah mereka berdiri di tepi jurang maut.Mencabik tangan dan kaki? Apa Yoga berniat menyiksa mereka sampai mati? Pikiran ini membuat mereka makin cemas. Ketiga jenderal itu tidak lagi tenang. Mereka ingin berbicara, tetapi ketakutan mengunci mulut mereka."Dimulai dari kamu," ujar Yoga tiba-tiba sambil menunjuk salah satu dari mereka."Aku?" Jenderal yang ditunjuk itu gemetar hebat. Wajahnya pucat pasi, sementara bibirnya bergetar tanpa henti.Yoga menatapnya dengan ekspresi yang datar. Dia bertanya dengan nada penuh tekanan, "Katakan, di mana markas kalian?"Jenderal itu menjawab dengan suara penuh ketegangan, "Aku ... aku bakal kasih tahu kamu! Markas kami ada di dalam Gunung Lorta!""Kamu bisa-bisanya berkhianat? Cari mati!"Dua jenderal lainnya memelotot penuh amarah. Mereka sulit percaya bahwa salah satu dari mere
Saat ini, energi yang dilepaskan Yoga makin mengamuk. Kekuatan yang dia miliki terus meningkat dan mencapai level yang luar biasa. Kilatan petir tiba-tiba menyambar, seolah-olah merespons kekuatannya dan langsung menghantam tubuh Yoga.Suara ledakan yang menggema membuat semua orang secara refleks menutup telinga dan mata mereka. Serangan ini membuat mereka merasakan teror yang luar biasa. Bahkan tanah di bawah mereka bergetar hebat, seolah-olah seluruh gunung bergoncang.Dari kejauhan, Winola dan Sutrisno mengarahkan pandangan tajam mereka ke arah sana. Alis mereka berkerut dalam-dalam. Mereka berdua bisa merasakan sesuatu yang tidak biasa."Petir itu ... kenapa rasanya seperti Yoga?" tanya Winola dengan penasaran."Apa mungkin ... ini adalah ajaran dari Tuan Bimo pada Yoga?" ujar Sutrisno yang coba menebak kemungkinan lain."Mungkin saja ...." Winola akhirnya mengangguk dan menerima kemungkinan tersebut. Bagaimanapun, Bimo adalah sosok yang sangat kuat. Bukan hal aneh jika dia mengaj
Dalam sekejap, suasana di medan perang makin tegang. Rasa gelisah makin menjalar di antara semua orang. Bagaimanapun juga, tidak ada yang ingin mati.Mereka datang ke sini hanya untuk membantu Bimo membasmi para Pelindung Kebenaran. Namun sekarang, mereka justru dihadapkan pada situasi yang begitu mencekam."Bunuh!" Para Pelindung Kebenaran makin bersemangat bertarung. Semangat juang mereka sudah makin membara. Pada saat itu, hampir semua orang bisa melihat betapa brutal dan nekatnya para Pelindung Kebenaran.Yoga memandang semua itu dengan tenang. Dia menyaksikan perubahan di medan perang. Tatapannya tajam, tetapi sikapnya tetap acuh tak acuh."Bimo, kamu mulai takut, 'kan? Ini adalah Formasi Domain Darah!""Begitu formasi ini diaktifkan, bahkan kamu yang legendaris 1.000 tahun lalu pun nggak akan mampu mengatasinya!""Formasi kuno ini diciptakan khusus untuk melawan para ahli hebat seperti dirimu. Kamu nggak akan punya peluang kali ini!"Kelima jenderal itu berbicara dengan sombong.
"Ini ... sebenarnya kekuatan tingkat apa?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin! Apa dia benar-benar sudah melampaui tingkat kultivator jenderal?""Mana mungkin Bimo punya kekuatan seperti ini? Ini sungguh nggak masuk akal!"Kelima jenderal itu tergeletak di tanah. Mereka memandang ke atas dan menatap siluet Yoga. Tatapan mereka penuh dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan. Namun, kenyataan yang ada tidak bisa dibantah. Dengan hanya satu serangan, Yoga telah menjatuhkan mereka semua ke tanah.Yoga perlahan mengangkat tangannya. Sambil menatap mereka dengan tatapan dingin yang menusuk, dia berseru, "Sekarang, kalau kalian nggak punya strategi cadangan, bersiaplah untuk mati!"Pada saat itu, hawa dingin perlahan menyebar ke sekeliling dan membuat suasana menjadi makin mencekam. Kelima jenderal itu menggigil hebat di tempat mereka berdiri. Aura mengerikan yang terpancar dari Yoga membuat mereka kehilangan ketenangan. Rasanya benar-benar menakutkan!Salah satu dari mereka berbicara dengan s
Tampaknya dalam sekejap, Yoga akan tercabik-cabik oleh kekuatan dahsyat itu. Namun saat berikutnya, dia perlahan mengangkat tangan.Dengan gerakan yang terlihat seperti membelah ombak, Yoga melambaikan tangannya secara vertikal. Seketika, kekuatan dahsyat keluar dari tubuhnya dan langsung merobek segala sesuatu.Formasi besar yang digunakan untuk menyerangnya sontak menjadi tidak berguna dan hancur total. Kekuatan Yoga telah mencapai tingkatan semi kultivator raja. Formasi ini sama sekali bukan ancaman baginya.Yoga membiarkan kelima jenderal itu tetap hidup hanya karena satu alasan. Dia ingin melihat apakah di sekitar mereka masih ada sisa-sisa Pelindung Kebenaran yang bersembunyi."Apa? Formasi ini bisa dihancurkan?""Nggak mungkin! Kenapa dia bisa sekuat ini?""Bimo sebelumnya nggak begitu ahli dalam menghadapi formasi. Gimana dia bisa menghancurkannya secepat ini?"Kelima jenderal itu melongo. Wajah mereka penuh keterkejutan dan rasa tidak percaya. Tatapan mereka bahkan terlihat sa
Saat ini, Yoga berdiri dengan penuh wibawa. Suaranya menggema di seluruh area. Pada saat ini, bahkan orang-orang dari empat keluarga besar di sekitarnya ikut merasakan kegembiraan yang membara. Setiap orang begitu bersemangat. Satu per satu dari mereka berteriak dengan lantang."Luar biasa. Hahaha! Para Pelindung Kebenaran ternyata nggak sekuat itu!""Tuan Bimo memang perkasa dan penuh wibawa! Inilah sosok seorang yang benar-benar kuat!""Orang-orang payah ini sungguh nggak tahu diri!"Orang-orang mengejek para Pelindung Kebenaran dengan gembira, tanpa sedikit pun rasa takut. Mereka sangat yakin bahwa dengan Bimo turun tangan, semua Pelindung Kebenaran pasti akan dilenyapkan."Ini nggak mungkin! Apa Bimo sudah memulihkan kekuatannya ke puncak kejayaan?" tanya seorang jenderal sambil mengernyit. Ekspresinya menjadi makin dingin. Dengan penuh ketegangan, dia terus menatap Yoga tanpa berkedip.Yoga mencibir dan berucap dengan suara dingin, "Puncak kejayaan? Apa kamu benar-benar pernah mel
Ekspresi pria itu terlihat ganas dan satu tangannya langsung menyerang Yoga. Jari-jarinya langsung berubah menjadi cakar elang. Melihat Yoga yang saat ini sudah terkepung, mereka tahu Bimo pasti akan mati.Namun, pada detik berikutnya, Yoga tiba-tiba melepaskan aura yang sangat kuat.Boom!Yoga tiba-tiba maju dan langsung meninju cakar elang pria itu.Krak!Hanya dengan satu pukulan, Yoga berhasil menghancurkan cakar itu sepenuhnya. Bukan hanya telapak tangan, bahkan lengan pria itu juga ikut hancur."Argh!" Pria itu langsung terjatuh ke tanah dan terus merintih, lalu berguling-guling dengan tangan yang sudah cacat total.Ekspresi keempat jenderal besar di sekeliling juga terlihat terkejut. Mereka segera mundur dan takut mendekat dengan Yoga."Hanya dengan satu pukulan? Bimo tadi hanya menggunakan satu pukulan saja?""Nggak mungkin, Bimo nggak sekuat ini.""Ada yang nggak beres, dia nggak mungkin punya kekuatan seperti ini."Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu terlihat
Yoga menyamar sebagai Bimo dan berusaha melepaskan aura yang sangat kuat. Saat ini, semua mata tertuju padanya. Mereka terkejut saat merasakan kekuatan dari Bimo, tetapi itu sebenarnya adalah Yoga."Semuanya cepat bersujud dan bersiap untuk mati," kata Yoga dengan nada yang dingin aura yang mengesankan.Setelah merasakan aura yang begitu kuat, orang-orang dari empat keluarga besar tidak bisa menahan diri mereka dan bersorak."Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!"Suara-suara itu bergema di langit, menunjukkan betapa hormatnya orang-orang dari empat keluarga besar ini pada Bimo. Mereka sangat bersemangat dan ingin bertempur bersamanya. Yoga berhasil mengubah suasana di lokasi menjadi makin panas dengan kekuatannya sendiri sampai semangat bertempur mereka bangkit dan menatap musuh mereka dengan tajam.Ekspresi Yoga terlihat dingin dan menatap para Pelindung Kebenaran itu dengan tajam. Dia mengangkat tangannya perlahan-lahan dan menunjuk ke dep
Yoga berkata, "Waktunya sudah hampir tiba, Pelindung Kebenaran itu akan datang."Prajna menjawab, "Jadi, apa yang harus kita lakukan?"Yoga menjelaskan, "Kalian hanya perlu menjaga di luar. Usahakan untuk mengepung para Pelindung Kebenaran itu, jangan biarkan mereka melarikan diri."Ekspresi Prajna terlihat terkejut dan menatap Yoga dengan bingung. Dia tersenyum pahit dan berkata dengan ragu, "Bos, kamu nggak sedang bercanda, 'kan? Apa kita sanggup bertahan?"Yoga membalas, "Aku akan berusaha sebisa mungkin agar para Pelindung Kebenaran yang ingin melarikan diri itu yang lemah atau yang sudah terluka parah."Prajna dan yang lainnya saling memandang dengan ekspresi bingung, lalu pada akhirnya menganggukkan kepala dan menyetujuinya. "Baiklah."Setelah mendapatkan jawaban, Yoga pun kembali ke puncak gunung. Dia melihat ke sekeliling dengan ekspresi yang makin serius. Aura dari Pelindung Kebenaran di sekitarnya mulai terasa sangat kuat dan formasi yang sangat berbahaya juga mulai terbentuk