Share

Bab 28

Penulis: Vodka
Namun, Yoga sudah tidak sanggup lagi untuk menjelaskan. Dia juga malas untuk melakukannya.

Jika Karina peduli padanya, dia pasti sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sejak dahulu.

Yoga tersenyum sedih. “Terserah kamu mau bilang apa. Tolong minggir. Jangan halangi aku untuk melakukan sesuatu.”

Yoga mendorong Karina dengan kejam. Kemudian, dia berjalan menghampiri Pak Jarot.

“Yoga!” Karina menjadi sangat marah. “Aku benar-benar sudah salah menilaimu.”

“Hehehe,” Yoga terkekeh.

Melihat Yoga hendak menghampiri Pak Jarot, Karina ingin menghentikannya. Namun, Ambar dan Gatot menahannya.

“Biarkan saja dia, Karina.”

“Kalau dia ingin mati, biarkan saja dia mati. Biar Pak Jarot yang mengurusnya. Hal ini juga akan menyelamatkan kita dari masalah.”

“Tapi …” kata Karina.

“Tutup mulutmu!” bentak Ambar.

Yoga berjalan selangkah demi selangkah mendekati Pak Jarot. Tatapannya penuh dengan niat membunuh.”

Pak Jarot mencibir. “Yoga, aku sudah bilang kalau kita akan segera bertemu lagi. Kemarin, kam
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Muh Asgham Asgham
jangan mulai muter2 GK jelas author
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 29

    Pak Jarot berlumuran darah. Tulangnya banyak yang patah. Dia tergeletak di lantai tanpa daya dan memuntahkan darah.Darah tersebut juga bercampur dengan serpihan organ dalam tubuhnya.Adegan tersebut membuat keluarga Karina merasa merinding. Yoga tidak pernah membalas pukulan ataupun kata-kata kasar di rumah mereka. Mereka selalu mengira jika Yoga itu lemah dan tidak bisa apa-apa. Siapa sangka jika ternyata Yoga begitu berani dan kejam. Kekuatannya juga begitu luar biasa.Jika Yoga membalas sedikit saja, jika tidak mati, mereka pasti akan menjadi cacat, bukan?Yoga pasti memiliki tekad yang begitu kuat, hingga mampu menahan diri selama lima tahun penuh.Pak Jarot sendiri juga ketakutan setengah mati. Dia terus-menerus membanggakan kekuatannya. Namun, pada akhirnya Pak Jarot menyadari jika dirinya masih begitu meremehkan Yoga.Siapa sebenarnya baj*ngan satu ini?Yoga memanggul Pak Jarot layaknya anjing yang sudah mati dan melangkah keluar.Karina kembali ke akal sehatnya dan berteriak d

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 30

    “Ayahku pernah memberitahuku. Kalau aku mendapat masalah yang nggak bisa aku selesaikan, aku bisa menghubungimu. Kamu akan membantuku untuk sekali saja.”Ayah Karina pernah menyelamatkan nyawa Pak Halim. Sebagai balas budi, Pak Halim berjanji untuk membantu keluarga mereka sekali saja secara cuma-cuma.Selama bertahun-tahun, mereka tidak pernah rela menyia-nyiakan kesempatan yang diperoleh dengan susah payah ini.Sekarang, Karina ingin menggunakan kesempatan ini untuk menolong Yoga.“Sebutkan waktu dan lokasinya,” kata Pak Halim.Di sisi lain, Yoga membawa Pak Jarot. Dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tak lama kemudian, mereka sampai di sebuah lahan kosong.Yoga menghentikan mobilnya dan berkata dengan acuh tak acuh, “Kamu kenal Tika dan kakaknya yang bernama Ronny Maryadi itu, ‘kan?”Pak Jarot buru-buru menyangkalnya. “Nggak … aku nggak kenal …”Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Yoga langsung menarik telinga Pak Jarot kuat-kuat, hingga mengucurkan darah.“Aduh!” Pak J

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 31

    Setelah memutuskan telepon, Pandu mengirimkan selembar foto pada Yoga. Itu adalah foto seorang wanita. Wanita di dalam foto itu berambut kusut dan berwajah kotor, pakaiannya juga sangat lusuh sehingga dia terlihat bagaikan seorang pengemis. Wajah dan tangannya dipenuhi dengan luka, sedangkan sudut bibir dan hidungnya terdapat luka gigitan yang jelas. Tampangnya terlihat sangat menyedihkan.Wanita itu sedang memikul dua ember kayu besar di pundaknya yang terlihat berat sehingga tubuhnya yang kecil nan kurus terlihat meringkuk. Dari belakang, dia terlihat seperti seorang nenek-nenek. Sementara itu, ember yang dipikulnya dipenuhi dengan kotoran manusia.Yoga mengumpat dalam hati, lalu memecahkan kaca depan mobil dengan tinjunya. Ekspresinya dipenuhi dengan penderitaan yang sangat kental. Wanita di foto itu tidak lain adalah adik kandungnya, Lili. Pada usia yang seharusnya merupakan usia terbaik seorang wanita, dia malah menjalani hidup yang begitu menyedihkan dan harus mencari nafkah de

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 32

    Nadya berkata, “Semoga saja. Oh iya, kelak jangan panggil aku Bu Nadya lagi. Langsung panggil aku dengan sebutan Nadya saja.”“Oke,” jawab Yoga. Begitu Yoga keluar dari kantornya, Nadya langsung mengeluarkan ponselnya. Setelah ragu sejenak, dia akhirnya menelepon seseorang dan berkata, “Paman, aku setuju untuk menggabungkan Grup Magani dengan bisnis keluarga. Tapi, aku punya satu syarat ....”Setelah selesai menelepon, Nadya pun tersenyum getir. Dia tidak menyangka dirinya yang selama ini sangat membenci pria akan mengorbankan segalanya demi seorang pria.Malam itu, seluruh tokoh inti dari web gelap yang bersembunyi di segala penjuru dunia seperti tentara bayaran di atas tingkat S dan sebagainya berkumpul, lalu pergi ke Daruna bersama. Jumlah mereka mencapai puluhan ribu orang.Situasi yang abnormal ini segera membuat negara-negara di seluruh dunia merasa waspada dan mengamatinya dengan hati-hati. Terutama Daruna, para pejabat tinggi Daruna langsung mengadakan rapat dan mengeluarkan 1

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 33

    Johan memperingati Nadya, “Nadya, kali ini, aku akan menolongnya. Tapi, kamu harus menjauhinya kelak. Kalau nggak, anak bau kencur sepertinya pasti akan membawa bencana bagimu lagi.”Nadya menjawab, “Aku akan mempertimbangkannya.”Pada saat ini, ada konvoi mobil yang melaju mendekat lagi dari arah yang berlawanan dan berhenti di depan Grup Magani. Skala konvoi mobil ini sama sekali tidak kalah meriah dari konvoi mobil Johan.Mobil yang memimpin di paling depan itu adalah mobil Maybach. Kemudian, Karina dan seorang pria tua berpakaian tradisional turun dari mobil itu.Yoga mengerutkan keningnya dan bergumam, “Buat apa dia kemari?”Karina berjalan masuk ke Grup Magani bersama pria tua berpakaian tradisional itu, lalu menyapa Nadya, “Permisi, Bu Nadya. Aku datang untuk mencari Yoga.”Nadya hanya mengangguk pelan. Kemudian, Karina menatap Yoga dan berkata, “Yoga, maaf. Semalam, aku sudah salah paham terhadapmu tentang masalah Tika.”“Nggak apa-apa,” jawab Yoga dengan acuh tak acuh.Sifat d

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 34

    Terdapat dua orang yang sedang duduk di paling depan pasukan ini. Salah satu orang itu adalah Jarot, wakil ketua Asosiasi Perdagangan Kota. Dia baru saja terlepas dari masa-masa kritis dan seluruh tubuhnya masih dibalut perban. Namun, dia tetap bersikeras datang untuk melihat Pandu menghukum Yoga secara langsung.Begitu melihat musuhnya, Jarot berkata dengan marah, “Pak Pandu, aku mau membunuh Yoga dengan tanganku sendiri!”“Aku tahu,” jawab Pandu sambil mengangguk. Kemudian dia melirik pasukan Yoga sekilas dan berkata, “Yoga, aku memang terlalu meremehkanmu. Tak disangka, kamu mampu mengundang Johan dan Halim untuk membantumu.”Yoga bertanya dengan tatapan dingin, “Apa kamu tahu apa yang kupikirkan saat ini?”“Apa?” tutur Pandu.Yoga menjawab, “Aku lagi berpikir mau menghukummu seperti apa supaya bisa membalaskan seluruh penderitaan adikku.”“Haha!” Sekelompok orang tertawa terbahak-bahak, lalu Pandu bertanya, “Hanya dengan mengandalkan sekelompok pecundang yang kamu bawa datang ini?”

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 35

    Pasukan Johan dan Halim langsung menjadi kacau. Mereka benar-benar tidak mengerti kenapa mereka sama sekali tidak menyadari bahwa ada begitu banyak orang yang menyelinap ke dalam pasukan mereka. Lagi pula, siapa orang-orang ini?Pada saat yang sama, anggota-anggota Asosiasi Perdagangan Kota juga mulai dijatuhkan secara berkelompok. Jika dilihat secara saksama, semua orang bisa melihat kemunculan banyak “hantu” di antara kerumunan orang itu.Mereka terlihat bagaikan mesin pengumpul nyawa yang membunuh setiap orang yang dilewati mereka. Kecepatan membunuh mereka terlalu tinggi hingga lawan mereka bahkan tidak sempat bersuara sebelum dijatuhkan. Di seluruh lokasi, hanya terdengar suara sayatan pedang dan udara yang dipenuhi dengan bau darah.Saat melihat situasi ini, Pandu merasa sangat ketakutan. Dia tidak mengerti kenapa tidak ada seorang pun yang menyadari bahwa ada begitu banyak pembunuh yang menyelinap ke dalam pasukannya. A ... apa orang-orang ini adalah hantu?“Bunuh! Bunuh mereka

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 36

    “Satya?” Yoga bertanya, “Siapa itu Satya? Katakan semuanya yang jelas!”Pandu menjawab, “Satya Lingga itu putra sulung orang terkaya di Kota Lokuta. Lima tahun yang lalu, Asosiasi Perdagangan Kota masih hanyalah sebuah asosiasi kecil tak bernama yang kesulitan untuk bertahan hidup. Suatu hari, Satya tiba-tiba datang berkunjung. Katanya, lingkungan Balai Kumara lumayan bagus dan dia ingin pinjam pakai beberapa hari. Ini adalah kesempatan baik untuk menjalin hubungan dengan keluarga terkemuka. Jadi, aku tentu saja menyetujuinya.”“Malam di mana aku meminjamkan tempat ini padanya, Satya langsung menipu adikmu datang kemari dan menyiksanya dengan berbagai cara hingga hampir merenggut nyawanya. Setelah menyiksa adikmu semalaman, tiba-tiba ada 4 helikopter yang datang keesokan paginya bersama dengan keempat orang berpakaian hitam itu. Lalu, Satya pun menyerahkan adikmu kepada mereka,” jelas Pandu.Setelah mendengar cerita Pandu, Yoga mengepalkan tangannya erat-erat. Satya menyiksa Lili semal

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1269

    Siapa yang tidak menyukai dunia yang normal?Namun, pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara seseorang."Berani-beraninya manusia hantu ini muncul di siang bolong seperti ini. Kalian semua ingin mati ya?"Terlihat sekelompok orang yang perlahan-lahan keluar dan mendekati Yoga dan yang lainnya. Mereka mengenakan serangan yang sama yang terlihat mewah dan indah. Satu per satu mengamati Yoga dan yang lainnya dengan ekspresi yang sangat angkuh."Eh? Ada satu di sini yang masih belum bermutasi jadi manusia hantu. Sungguh langka!""Bagus sekali. Tangkap dia dan lempar ke area terlarang. Kita lihat bagaimana dia berubah menjadi manusia hantu.""Aku dengar prosesnya agak lambat. Bagaimana kalau kita langsung mengirimnya ke area yang lebih dalam?"Semua orang tertawa terbahak-bahak dan terus menyindir. Mereka semua menatap Yoga dengan penuh semangat dan membuat ekspresi Yoga langsung menjadi muram."Bos, apa yang aku katakan nggak salah, 'kan? Kemunculan kita pasti akan membuat mereka merasa ng

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1268

    Yoga melihat ke sekeliling, lalu menyipitkan matanya. Dia bisa merasakan ada sebuah kutukan yang sangat kuat muncul di wilayah di depannya. Ada kekuatan yang sulit untuk dijelaskan di dalam kutukan itu yang bisa memengaruhi tubuh manusia.Yoga berkata, "Ternyata ini adalah kekuatan yang kalian terima selama ini."Saat mengatakan itu, tatapan Yoga terlihat penuh dengan belas kasihan. Para manusia hantu itu semuanya tadinya adalah manusia, tetapi mereka didesak dan dikucilkan sampai terpaksa datang ke area terlarang ini. Pada akhirnya, mereka malah menjadi orang yang terkutuk.Prajna membalas, "Bos, apa kutukan ini bisa dihilangkan?"Semua orang menatap Yoga dengan penuh harapan karena mereka semua berharap bisa kembali seperti semula.Namun, Yoga tetap menggelengkan kepala, lalu berkata dengan nada yang muram, "Kekuatan dari kutukan ini terlalu hebat, bahkan aku pun hanya bisa menahannya dengan susah payah."Ekspresi Prajna dan yang lainnya langsung menjadi muram dan perlahan-lahan menu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1267

    Sangat jelas, perbedaannya hanya pada lokasi. Yoga menyeringai dingin dan menunjukkan ekspresi penuh kejutan.Yoga menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya. Setelah membukanya, terlihat seekor serangga kecil berwarna putih di dalamnya.Yoga meletakkan serangga itu di tanah. Serangga kecil itu perlahan merangkak keluar, lalu mengangkat kepalanya sedikit, seolah-olah sedang memanggil sesuatu.Tak lama kemudian, terdengar suara langkah-langkah yang mendekat. Siluet-siluet mulai bermunculan satu per satu, lalu berkumpul di tempat itu.Di antara kerumunan itu, pemimpinnya adalah Prajna. Begitu melihat Yoga, ekspresinya berubah drastis. Dia bertanya dengan kaget, "Bos, kamu benar-benar datang?" Tatapan terkejut mereka terus mengamati Yoga, seakan-akan tidak percaya apa yang mereka lihat."Ya," jawab Yoga dengan tenang. Suaranya datar tanpa emosi.Yoga telah menanamkan serangga anak di tubuh mereka sebelumnya. Dengan serangga induk putih di tangannya, dia d

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1266

    Setelah selesai membaca sebuah buku, Yoga perlahan menutupnya. Matanya berkilat dengan ekspresi penuh tanda tanya. Dia terdiam, sementara pandangannya tertuju pada halaman pertama buku itu.Tiba-tiba, suara Bimo terdengar kembali di pikirannya. Dia bertanya, "Gimana perasaanmu setelah membaca?""Sulit diungkapkan ... tapi aku merasa ada sesuatu yang nggak beres!" ucap Yoga.Itulah yang dirasakan Yoga. Sejarah dunia kultivator kuno yang diklaim sudah berlangsung ribuan tahun hanya diceritakan secara sepintas. Banyak peristiwa penting bahkan sama sekali tidak disebutkan. Semua yang tercatat terkesan terlalu biasa, seperti tidak ada apa-apa.Hal ini membuat Yoga merasa, ada banyak hal yang sengaja disembunyikan dari sejarah tersebut. Dia pun merenungkan kata-kata Bimo yang terus terngiang di pikirannya. Apa yang Yoga lihat hanyalah apa yang mereka izinkan untuk dia lihat!"Sudahlah, nggak usah baca lagi!" Yoga akhirnya membuat keputusan itu sambil menghela napas kecil. Dia merasa kecewa.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1265

    Yoga memberi tahu, "Aku lagi berada di vila Sutrisno. Untuk sementara, seharusnya nggak akan ada bahaya."Winola mengingatkannya, "Tapi kamu tetap harus berhati-hati. Ingat baik-baik, jangan biarkan besi hitam itu terlihat lagi. Kalau nggak, kamu akan menghadapi lebih banyak bahaya."Yoga bertanya dengan serius, "Menurutmu, apa tiga barang itu bisa ditemukan dengan mudah?""Di mana ada hadiah besar, pasti ada orang yang berani mengambil risiko. Harusnya bisa ditemukan! Jangan terlalu khawatir, aku juga akan membantumu mencarinya secepat mungkin!" ucap Winola."Makasih," jawab Yoga dengan tulus.Kemudian, Winola bertanya, "Apa Tuan Bimo datang?"Yoga menjawab dengan samar, "Dia bisa datang." Jawaban ini penuh arti, tidak langsung mengiakan tetapi juga tidak membantah.Winola bertanya dengan penuh harap, "Kalau begitu ... bisakah kamu memintanya untuk datang?"Bagaimanapun, Winola pernah meminta hal ini kepada Yoga sebelumnya saat masih di dunia bela diri kuno. Jika Bimo bisa datang, dia

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1264

    Yoga sangat percaya diri dengan penyamarannya. Dengan pakaian serba tertutup seperti itu, mana mungkin ada yang bisa mengenalinya? Begitu pakaian tersebut dilepas, semua urusan akan seolah tak ada hubungannya dengan dirinya."Aduh!" Sutrisno kembali menghela napas panjang. Wajahnya dipenuhi ekspresi tak berdaya dan kesedihan yang mendalam. Tidak disangka, orang yang berada di satu perahu dengannya ini malah menjadi orang pertama yang memunculkan bahaya.Yoga berucap dengan santai, "Sudahlah, berhenti mengeluh. Kamu nggak percaya padaku?"Sutrisno membalas, "Aku terlalu mengenalmu. Setiap kali muncul, kamu nggak pernah bisa duduk diam!"Benarkah? Yoga merenung sejenak dan merasa bahwa itu tidak benar. Menurutnya, dia selalu bersikap sangat tenang dan patuh.Sutrisno akhirnya menutup telepon dengan hati yang gelisah. Dia berharap semuanya tidak akan bertambah buruk. Tepat saat itu, sebuah panggilan telepon masuk lagi ke ponsel Yoga. Kali ini dari Winola. Nada suara Winola terdengar sanga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1263

    Burhan tersenyum tipis, lalu mengangkat tangan sedikit untuk memberi isyarat kepada pria muda itu. Orang itu segera membawa besi hitam dengan hati-hati. Dia memegangnya seperti benda paling berharga, lalu beranjak pergi.Pandangan semua orang masih terpaku pada pria muda tersebut. Mereka mengikuti setiap gerakannya dengan penuh perhatian."Semuanya!" Burhan tiba-tiba bertepuk tangan perlahan dan tersenyum. Dalam sekejap, semua orang tak punya pilihan selain mengalihkan pandangan kembali ke arah Burhan. Ekspresi mereka sedikit berubah, sementara raut wajah mereka penuh keterkejutan.Dengan mata terbelalak, mereka menatap Burhan tanpa berkedip, seolah tatapan mereka seperti kail yang mencengkeram sosoknya dengan erat."Pak Burhan, kenapa cepat sekali dibawa pergi? Kami bahkan belum puas melihatnya!""Benar banget! Dari mana kalian mendapatkan besi hitam itu? Kalau kalian ingin menukarnya, apa yang kalian inginkan sebagai gantinya?""Apa pun yang kalian inginkan, katakan saja! Aku akan pa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1262

    Di samping, pria muda yang tadi melayani Yoga berbicara dengan sorot mata berkilat dingin, "Pak, apa kita perlu melacak anak muda itu? Kelihatannya dia masih sangat muda. Mungkin saja dia mendapatkan besi hitam secara kebetulan dari suatu tempat."Tatapan matanya penuh perhitungan. Dalam sekejap, dia sudah memikirkan berbagai rencana untuk mendapatkan lebih banyak besi hitam dari Yoga.Mata pria tua itu menajam dingin seperti pisau. Dia menatap pria muda itu penuh peringatan, lalu berucap, "Jangan cari masalah!"Pria muda itu langsung tertegun. Kepalanya tertunduk dan wajahnya berubah pucat. Dia sadar, dirinya telah salah berbicara. Setelah memastikan pemuda itu diam, pria tua itu menarik napas panjang dan memandang jauh ke depan dengan tatapan berat.Pria tua itu memberi tahu, "Orang itu bisa sampai di tempat ini. Apa menurutmu dia nggak punya dukungan di belakangnya? Aku bahkan nggak bisa menilai kekuatannya. Itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa dia luar biasa!""Kalau kita menyin

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1261

    Tampaknya pria itu ingin lebih teliti mengamati siapa Yoga sebenarnya. Yoga melemparkan sebuah benda kecil dengan santai, lalu berujar, "Berikan ini pada pengurus kalian. Dia pasti akan datang menemuiku."Pria itu menangkap benda tersebut. Begitu melihatnya, dia langsung terkejut hingga terperanjat. Matanya membelalak, sementara pupilnya mengecil. Benda itu ... adalah besi hitam."Oke, aku akan segera mengurusnya!" balas pria itu. Dia tidak berani membuang waktu, melainkan langsung berbalik dan pergi dengan langkah cepat.Melihat pria itu yang tergesa-gesa, Yoga tersenyum dingin penuh ejekan. Hanya sepotong kecil besi hitam saja sudah membuatnya begitu heboh. Padahal, Yoga memiliki seluruh makam yang dipenuhi dengan besi hitam.Bimo memperingatkan, "Eh, benda ini sangat berharga. Jangan sampai menarik perhatian orang yang punya niat jahat!"Yoga membalas tak acuh, "Nggak masalah. Lagian, aku nggak punya barang lain."Bimo menimpali, "Kamu benar-benar belum memahami betapa pentingnya be

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status