Share

Bab 142

Author: Vodka
Ambar berkata, “Yanti, jangan pergi dulu. Makanannya masih belum disajikan. Biasanya, kalian pasti nggak rela pesan makanan-makanan ini, ‘kan? Hari ini, aku akan traktir kalian supaya kalian bisa makan dengan puas.”

“Ah, oke! Oke!” Yanti dan Hendrik tentu saja tidak berani “membantah”. Mereka hanya bisa menahan kekesalan mereka.

Setelah makan dengan cepat, Yanti dan Hendrik pun buru-buru mengakhiri pertemuan ini. Saat baru berjalan keluar dari ruang privat, mereka menyadari ada bahwa ada sekelompok orang yang sedang berkerumun di lobi hotel.

Ada seorang wanita paruh baya yang tidak berhenti menangis sambil berteriak, “Apa ada dokter di lokasi? Aku mohon, tolonglah suamiku. Aku pasti akan memberikan imbalan yang besar untuk kalian.”

“Ada apa ini?” tanya Yoga sambil berjalan mendekat dengan kening berkerut.

Yenny buru-buru menghampirinya dan menjawab, “Pak Yoga, ada seorang tamu VIP yang tiba-tiba pingsan seusai makan. Aku sudah menelepon ambulans, tapi ini adalah jam pulang kerja. Ambu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 143

    Setelah mendengar jawaban itu, Yoga lebih yakin lagi bahwa pasien bukan mengalami hipotermia. Berhubung struktur tubuh manusia sangat ajaib, hipotermia hanya mungkin terjadi sekali dalam hidup seseorang dan tidak mungkin kambuh berulang kali.Yoga pun segera maju dan memeriksa denyut nadi pasien. Begitu selesai melakukannya, Yoga langsung kegirangan. Pasien sedang mengalami kondisi “panas di dalam dan dingin di luar”. Dengan kata lain, ada “api bumi” yang sedang menyala di dalam tubuh pasien dan menyerap suhu tubuh pasien sehingga permukaan tubuhnya terasa dingin.Pasien pasti sering berhubungan dengan api bumi dan mungkin tinggal di tempat yang mengandung api bumi sehingga api bumi sering “meledak” di dalam tubuhnya. Yoga akhirnya menemukan api bumi juga. Dengan begitu, ibunya sudah bisa tertolong. Pada saat ini, karyawan hotel telah mengeluarkan alat pemanas seperti pemanas listrik, kompor, dan sebagainya. Saat mereka hendak menaruhnya di dekat pasien, Yoga buru-buru berseru, “Berhe

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 144

    Begitu mendengar usulnya, semua orang segera tersadar. Istri pasien juga buru-buru menatap Yoga dan berkata, “Sobat, aku mohon tolonglah suamiku. A ... aku akan bersujud padamu ....”“Berdoa saja semuanya masih belum terlambat,” jawab Yoga. Kemudian, dia memberi perintah, “Cepat gunakan semua es batu itu untuk menutupi tubuh pasien.”Para karyawan buru-buru menutupi seluruh tubuh pasien dengan es batu. Begitu menyentuh tubuh pasien, semua es batu itu langsung meleleh akibat suhu tinggi di dalam tubuh pasien. Kecepatan melelehnya juga sangat cepat dan terlihat jelas.Yoga pun memerintahkan karyawan hotel untuk lanjut menaruh es batu ke atas tubuh pasien. Setelah mengulangi proses ini hingga empat kali, kecepatan meleleh es batu baru kembali menjadi normal.Pada saat ini, kelainan pada tubuh pasien juga sudah hilang. Pembuluh darahnya yang membengkak kembali menyusut, napas dan detak jantungnya juga kembali normal. Wajahnya yang sebelumnya pucat pasi pun kembali merona. Kemudian, pasien

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 145

    “Kenapa? Kalau bukan berkat aku, Yoga juga nggak mungkin mendapatkan kembali aset keluarganya. Selain itu, dia juga sudah hidup gratis di rumah kita selama bertahun-tahun. Nggak ada salahnya kita menerima hotel ini sebagai imbalan,” ujar Gatot dengan terburu-buru.Karina berkata, “Tapi ....”“Karina, anggap saja hotel ini adalah pembalasan jasa dariku atas kebaikanmu selama ini. Oh iya, kalian nggak usah khawatir soal pernikahan Lili lagi kelak. Aku punya rencana sendiri,” tutur Yoga.Ambar memelototi Yoga dan berdesah, “Haih, Lili itu anak yang baik. Kenapa dia bisa punya kakak seboros kamu. Uang 20 triliun itu bukannya digunakan dengan baik, malah digunakan untuk membeli hotel ini. Karina mana pernah berkecimpung di bisnis hotel ....”Yoga malas mendengar ceramah mereka dan segera membawa Lili meninggalkan tempat ini....“Yoga, kamu lagi di mana?” tanya Nadya setelah teleponnya tersambung.“Aku lagi di rumah. Kenapa?” jawab Yoga.Nadya bertanya lagi, “Apa orang tuaku pernah pergi me

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 146

    “Gawat!” Yuli tiba-tiba menepuk pahanya, lalu berseru, “Pak Gubernur seharusnya akan segera tiba. Kalau bertemu dengan orang semacam ini di rumah kita, pamor keluarga kita pasti akan menurun dan kita juga akan diremehkan. Nggak bisa, Yoga harus cepat pergi dari sini.”Jafar juga merasa panik dan berkata, “Sialan! Aku benar-benar sudah pikun! Kenapa aku bisa melupakan hal sepenting itu. Yoga, cepat pergi! Jangan bilang kamu pernah datang ke rumah kami!”Yoga benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi dua orang yang gila kuasa ini. Namun, sebelum Yoga sempat bergerak, sebuah mobil mewah pun melaju memasuki halaman rumah ini. Jafar dan Yuli langsung merasa putus asa.“Gawat, Pak Gubernur sudah datang! Bagaimana ini?”“Yoga, ka ... kamu sudah mencelakai kami!”“Jangan panik dulu. Yoga, bersembunyilah di dalam kamar. Jangan bersuara ya! Kalau Pak Gubernur menyadari keberadaanmu, aku nggak akan mengampunimu!” ujar Jafar. Setelah itu, dia mendorong Yoga masuk ke sebuah kamar dengan kua

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 147

    Begitu melihat amplop itu, Yanto langsung marah dan berseru, “Jafar, aku sangat menghormati kalian. Jadi, aku harap kalian jangan menggunakan cara seperti ini untuk menghinaku.”“Pak Yanto, maaf. Aku nggak bermaksud untuk bersikap nggak sopan terhadapmu,” ujar Jafar dengan buru-buru.Siska buru-buru menengahi, “Oh iya, Yanto, bukannya kamu masih harus menghadiri sebuah rapat yang sangat penting? Aku lihat waktunya sudah hampir tiba.”Yanto menepuk dahinya, lalu mendesah, “Haih, aku benar-benar sudah pikun! Jafar, Yuli, kalau begitu, kami pamit dulu ya.”Jafar dan Yuli langsung panik. Selain gagal meminta bantuan Yanto, sepertinya mereka juga sudah menyinggung Yanto. Ini benar-benar hal yang sangat gawat. Mereka pun berusaha membujuk Yanto untuk tinggal, tetapi Yanto sudah membulatkan tekad untuk pergi.Begitu berjalan sampai di pekarangan, Siska tiba-tiba melihat mobil Yoga dan berseru gembira, “Eh, Yanto, coba lihat. Bukannya itu mobil Yoga?”“Benar! Jafar, apa Yoga juga sedang bertam

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 148

    Yoga memang sedang mencari api bumi. Jadi, dia pun mengangguk dan menyetujui undangan itu.Yanto merasa sangat gembira dan berkata pada Jafar, “Jafar, hari ini, aku rebut Yoga dari kamu dulu ya. Kapan-kapan, kita baru buat janji untuk ketemu lagi.”Setelah itu, Jafar dan Siska pun membawa Yoga meninggalkan tempat ini. Begitu tersadar dari keterkejutannya, Jafar buru-buru berteriak pada Yoga, “Yoga, kalau ada waktu, sering-sering datang bertamu ya ....”Setelah mereka pergi, Jafar dan Yuli langsung mengerumuni Nadya, lalu bertanya, “Nadya, siapa sebenarnya Yoga? Jangan bilang dia cuma seorang satpam di perusahaan kalian.”Jangankan Jafar dan Yuli, bahkan Nadya sendiri juga merasa sangat terkejut. Dia pun menjawab, “Dia memang hanyalah seorang satpam di perusahaanku ....”“Sembarangan!” Jafar berkata, “Mana mungkin seorang gubernur akan bersikap begitu sopan pada seorang satpam? Mungkin saja Yoga punya identitas tersembunyi. Kita harus bertanya padanya dengan jelas!”Tidak lama kemudian,

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 149

    Pfft! Danu pun tertawa. Di dunia kedokteran, “belajar secara otodidak” merupakan kata yang artinya tidak bagus dan lebih merujuk pada “dokter gadungan”. Yoga hanya akan mempermalukan dirinya sendiri dengan menjawab seperti itu.Danu berkata, “Aku adalah lektor kepala di Fakultas Kedokteran Rumah Sakit Toidan dan juga dosen pembimbing mahasiswa S2. Aku pernah melanjutkan studiku di Universitas Kalifu Negara Miriku, juga ahli dalam menggabungkan prinsip-prinsip pengobatan tradisional dan pengobatan modern, khususnya dalam mengobati penyakit seperti panas internal, kekurangan energi, dan sebagainya ....”“Apa kamu juga pernah menyelamatkan nyawa Pak Yanto?” tanya Yoga.“Aku ....” Danu pun tidak bisa berkata-kata. Sebelumnya, Yanto dan Siska masih lebih percaya pada Yoga. Namun, begitu mendengar ucapan Danu, sikap mereka pun mulai berubah.“Guruku itu adalah Profesor Hendra Waduri ...,” ujar Danu.“Tunggu!” Yanto langsung memotong ucapan Danu dan melanjutkan dengan penuh semangat, “Profes

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 150

    Danu tersenyum dengan rendah hati dan menjawab, “Terima kasih atas pujiannya, Pak Yanto.”Lucy melirik Yoga dengan tatapan merendahkan sambil berkata, “Ayah, Ibu, kelak, jangan sembarangan cari dokter lagi. Bagaimana kalau kalian ketemu dokter gadungan dan dicelakainya? Pada saat itu, menyesal juga percuma saja.”Yanto dan Siska tahu bahwa Lucy sedang menyindir Yoga. Mereka hanya bisa tersenyum canggung tanpa mengatakan apa-apa.Sementara itu, Yoga malah menunjukkan ekspresi mengejek. Cara yang dilakukan Danu hanya bisa menekan api bumi untuk sementara. Begitu efek obatnya habis, api bumi akan meledak secara gila-gilaan. Pada saat itu, Yanto mungkin tidak akan sanggup bertahan.Yanto berkata dengan serius, “Pak Danu, maafkan aku karena sudah meragukanmu sebelumnya. Sekarang, tolong obati putriku ya.”“Oke.” Danu pun mengeluarkan sebutir pil dan memberikannya kepada Lucy.Namun, baru saja Lucy hendak mengonsumsinya, Yanto tiba-tiba berteriak kesakitan sambil menutupi dadanya, lalu jatuh

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1305

    Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1304

    "Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1303

    "Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1302

    "Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1301

    Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1300

    "Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1299

    "Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1298

    Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1297

    Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status