"Di zaman mereka itu tingkatan berkuasa, tapi semuanya sudah berubah di zaman kita," kata Yoga.Winola dan Sutrisno langsung saling memandang. Mereka sudah bisa melihat keputusan Yoga.Saat ini, Bimo yang berada di benak Yoga sudah tidak bisa menahan diri lagi. Pandangannya terpaku pada nadi naga itu dengan jantung yang berdebar.Bimo berkata, "Anak muda, kamu sudah gila ya? Ini adalah nadi naga!"Yoga bertanya, "Kenapa kalau ini nadi naga? Apa hubungannya denganku?"Bimo berkata lagi, "Nadi naga ini bisa mengubah situasi dunia ini dan membuat namamu tercatat dalam sejarah. Kamu benar-benar nggak tergoda?"Yoga menjawab, "Nggak tergoda. Beban dari benda ini terlalu besar, aku nggak sanggup menanggungnya."Bimo membalas, "Kalau kamu nggak mau, berikan saja padaku. Biar aku yang membangkitkan kembali kejayaan Daruna dan semua bangsa datang memberi hormat."Yoga langsung berkata, "Zaman sudah berubah, lebih baik kamu tidur saja."Bimo berkata dengan marah, "Anak muda, jangan memaksaku! Ke
"Semuanya jangan bergerak, berhenti!" Semua kultivator kuno langsung maju dan segera mengepung Yoga dan yang lainnya. Mereka menatap Yoga dan yang lainnya dengan sangat waspada, khawatir ada yang melarikan diri.Sutrisno langsung bertanya, "Kalian gila ya? Kalian nggak tahu siapa aku? Berani-beraninya kalian menghentikanku."Winola menambahkan, "Hanya dengan kalian saja pun ingin menangkapku? Kalian sudah gila ya?"Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu tercengang dan saling memandang."Ternyata ... kamu adalah Tuan Sutrisno. Kamu berhasil keluar ya?""Nona Winola juga baik-baik saja. Ada apa ini?""Aneh. Di mana orang dari Keluarga Kusuma itu? Cepat keluar!"Semua orang mulai berteriak dengan keras.Pada saat itu, Luna akhirnya keluar dari kerumunan. Dia juga terkejut dan menatap ketiga orang di depannya dengan bingung."Yoga, kenapa kalian semua baik-baik saja?" tanya Luna dengan bingung. Sesuai dengan apa yang dilihatnya di dunia rahasia, Yoga seharusnya sudah mati."I
Tak lama kemudian, kerumunan itu pun tiba di rumah Keluarga Husin.Saat ini, tidak ada banyak orang yang berada di rumah itu, sehingga mereka tertegun saat melihat ada begitu banyak orang yang datang."Di mana Farel? Suruh dia keluar ke sini!" teriak Luna dengan marah dan aura yang menekan. Dia sudah mengalami begitu banyak hal saat berada di dunia rahasia, dia tidak mungkin membiarkan ini begitu saja. Sekarang Farel malam mendapatkan harta karun itu, bukankah ini kesempatan bagi tiga keluarga besar lainnya untuk bersatu?"Farel? Dia belum kembali. Bukannya dia pergi bersama kalian?" tanya orang-orang dari Keluarga Husin sambil menatap kerumunan itu dengan ekspresi bingung."Kamu yakin dia belum pulang?" tanya anggota Keluarga Husin yang baru saja kembali dengan segera."Belum. Kenapa?" tanya salah satu anggota di rumah itu lagi."Kalau begitu, segera hubungi pihak dunia kultivator kuno, bilang Farel sudah mendapatkan rahasia Pil Ketenangan Jiwa. Tapi, saat ini dia sedang melarikan dir
Di ruangan VIP di sebuah hotel, Yoga duduk dan menatap Winola dan Sutrisno yang berada di depannya dengan tenang.Winola yang memulai pembicaraan, "Apa yang ingin kamu bicarakan?"Yoga berkata, "Sepanjang perjalanan ini, aku bisa melihat kamu dan Sutrisno adalah tipe orang yang sama."Winola langsung bertanya, "Tipe orang seperti apa?"Yoga menjawab, "Tipe orang yang diikat oleh keluarga dan terus ditekan. Ingin memberontak, tapi nggak berdaya."Winola langsung mengernyitkan alis dan ekspresinya terlihat terkejut, lalu melihat ke arah Sutrisno.Sutrisno berkata, "Benar. Aku memang nggak terlalu dihargai di Keluarga Salim, hanya bisa terus menerima tekanan."Yoga melanjutkan, "Jadi, bagaimana kalau kita bekerja sama untuk mendapatkan keinginan kita?"Winola menjawab, "Nasib kita yang generasi muda ini sungguh ironis. Ternyata nasib kita nggak jauh berbeda."Yoga kembali berkata, "Suatu hari nanti aku akan kembali ke dunia kultivator kuno. Pada saat itu, kalian juga pasti akan menerima k
Hilda berkata, "Jangan terlalu terburu-buru, biarkan dia istirahat dulu."Wenny membalas, "Sekarang ada begitu banyak orang yang mengincarnya, dia masih ada waktu untuk beristirahat?"Keduanya hampir saja terlihat dalam pertengkaran.Yoga segera berkata, "Tenang saja. Kali ini nggak ada yang mendapatkan harta karun, nggak ada yang menemukan nadi naga juga."Jawaban ini jelas membuat kedua wanita itu tercengang dan saling menatap dengan ekspresi bingung.Wenny kembali bertanya, "Jadi, apa saja yang kalian lakukan kali ini?"Yoga menjawab dengan santai, "Hanya jalan-jalan saja, jangan khawatir."Hilda segera bertanya, "Kalau begitu, apa kita boleh pergi ke sana lagi untuk wisata?"Yoga menjawab dengan santai, "Pintu masuknya sudah tertutup, nggak ada yang bisa masuk ke sana lagi. Kalian boleh melaporkan kabar ini pada pihak Kota Terlarang."Dia sangat memahami bahwa kedua wanita ini menanyakan pertanyaan ini hanya demi pihak Kota Terlarang, para tetua di sana pasti ingin mengetahui infor
Yogi sangat terkejut dengan tindakan Yoga ini. Bisa mengucapkan kata-kata seperti ini, menunjukkan betapa besar ambisi dan tekad di dalam hati Yoga. Setelah terdiam cukup lama, Yogi berkata, "Aku nggak ingin menghancurkan keinginanmu, tapi aku harus beri tahu kekuatanmu yang sekarang belum cukup untuk masuk ke dunia kultivator kuno."Yoga pun bertanya, "Kenapa? Bahkan orang-orang yang dikirim empat keluarga besar di dunia kultivator kuno pun bukan tandinganku, mengapa harus takut pada mereka?"Yogi menjawab, "Hanya karena berhasil mengalahkan orang dari empat keluarga besar saja sudah begitu angkuh? Kamu tahu, kekuatan mereka di dunia kultivator kuno yang sebenarnya belum dikerahkan."Mendengar perkataan itu, Yoga sangat terkejut dan mengernyitkan alis.Yogi melanjutkan, "Kekuatanmu yang sekarang nggak akan cukup untuk melawan kekuatan empat keluarga besar yang sebenarnya. Lagi pula, kamu juga berselisih dengan Pelindung Kebenaran."Yoga langsung berkata, "Kalau begitu, aku nggak akan
Yoga bertanya, "Negosiasi? Apa kata-kata ini nggak terlalu berlebihan?"Nadya menghela napas dan berkata dengan tak berdaya, "Aku pun nggak bisa menghentikan mereka."Kelihatan jelas, Keluarga Wibowo sudah beberapa kali mendesak Nadya dan membuatnya dalam posisi yang sulit.Pada saat itu, mobil-mobil melaju dengan cepat dan langsung berhenti di depan vila. Suaranya sangat ribut sampai membuat Yoga dan Nadya keluar dari vila. Ternyata, di luar sudah penuh dengan orang-orang dari Keluarga Wibowo.Saat melihat Nadya, Jafar dan Yuli langsung menjadi sangat bersemangat.Jafar berkata, "Bagus sekali. Kita akhirnya bisa bertemu denganmu, ini adalah kesempatan yang sangat bagus."Yuli menambahkan, "Kami mendapat informasi kalau Sutrisno dari Keluarga Salim sudah kembali dan banyak orang yang mengincarnya."Mendengar keduanya menjelaskan panjang lebar dengan nada yang sangat serius, Yoga mengernyitkan alis dan merasa bingung. Saat semalam kembali bersama dengan Sutrisno dan Winola, dia tidak me
Sampai saat ini, Sutrisno masih belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia mengira semua ini hanyalah percakapan biasa. Sambil berdiri di tempat, Sutrisno menyapa orang-orang di sekitarnya. Raut wajahnya terlihat sangat ramah, seperti sudah kenal akrab.Namun, sikap anggota Keluarga Wibowo di sekitarnya tiba-tiba berubah menjadi sangat bersemangat dan langsung maju mendekatinya."Wah, ada apa kamu kemari?""Sutrisno, kamu pasti datang untuk menemui Nadya, 'kan? Dia ada di sini. Dia sudah menunggumu dari tadi!""Aduh, ini benar-benar jodoh. Kalian memang pasangan yang ditakdirkan!"Kerumunan itu langsung melontarkan serangkaian pujian. Mereka berusaha menjodohkan Sutrisno dengan Nadya.Sutrisno memandang mereka semua dengan ekspresi seperti sedang melihat orang-orang bodoh. Dia mengernyit, lalu bertanya dengan nada dingin, "Apa kalian salah paham tentang sesuatu?""Apa?" Kerumunan itu saling memandang dengan raut wajah bingung dan heran.Jafar maju sambil bertanya, "Sutrisno, bukannya
Mereka semua sedang mencari keberadaan Farel, tetapi hasilnya nihil. Bahkan, anggota dari empat keluarga besar lainnya pun mulai berdatangan dan memenuhi ruang tamu Keluarga Husin.Di antara mereka, Sutrisno dan Winola juga berada di sana. Sementara itu, Luna berdiri dengan raut raut wajah dingin. Matanya tajam ketika menatap anggota Keluarga Husin.Luna berujar dengan suara dingin, "Sudah sejauh ini, Keluarga Husin masih belum menemukan keberadaan Farel? Jangan-jangan kalian sudah bawa harta itu kembali ke dunia kultivator kuno?""Keluarga Husin benar-benar punya siasat bagus. Di permukaan, kalian menyebarkan kabar bahwa Farel berkhianat, tapi diam-diam membawanya kembali ke dunia kultivator kuno!" ucap Sutrisno. Tatapan penuh ejekan dan penghinaannya tertuju pada mereka.Winola berbicara dengan nada tajam dan penuh amarah, "Kalian dulu bilang mau bekerja sama, tapi sekarang berbuat seperti ini. Apa kalian nggak seharusnya kasih penjelasan?"Empat keluarga besar bersatu dan bekerja sa
"Apa harta-harta ini benaran untuk Yoga?""Kenapa bisa begitu? Apa haknya? Dengan status dia, mana mungkin Sutrisno kasih dia hadiah?""Sutrisno, kamu pasti tertipu. Yoga itu terkenal licik dan nggak segan melakukan kejahatan!"Semua orang mulai panik dan berteriak. Mereka menuduh Yoga tanpa ampun. Dalam pandangan mereka, Sutrisno memiliki latar belakang luar biasa.Orang selevel Sutrisno tidak mungkin memberikan harta sebanyak ini kepada Yoga tanpa alasan. Mereka yakin Yoga pasti telah melakukan sesuatu untuk memanipulasi situasi ini."Sutrisno, kalau harta-harta ini memang mahar pernikahan, kamu bisa bawa Nadya hari ini juga. Tolong bilang bahwa semua ini memang untuk Keluarga Wibowo!" ucap Yuli dengan nada penuh harap. Matanya tak lepas dari menatap Sutrisno.Hanya saja, Sutrisno menatap mereka dengan penuh kejengkelan. Dia membalas, "Berapa kali aku harus menjelaskan sih? Apa hubungannya semua ini sama kalian?"Setelah mengatakan itu, Sutrisno langsung berbalik dan pergi. Dia bahka
Kotak-kotak itu ternyata berisi emas, perak, permata, serta senjata-senjata luar biasa. Semuanya terlihat memancarkan cahaya.Cahaya itu memantul di mata semua orang yang melihatnya. Pada saat itu, semua orang tertegun. Terutama para anggota Keluarga Wibowo di sekitarnya. Mereka bahkan tak lagi bisa duduk tenang.Yuli berucap dengan penuh semangat, "Sutrisno, apa semua ini mau kamu berikan untuk putriku? Sebenarnya apa istimewanya putriku hingga mendapat perhatian seperti ini darimu?"Jafar langsung menimpali, "Apa semua ini adalah mahar pernikahan? Sutrisno, kamu terlalu baik. Kami benar-benar merasa terhormat! Jangan khawatir, kami menerima lamaran ini!"Yuli melanjutkan dengan penuh antusias, "Gimana kalau kamu langsung bawa dia ke kamar? Dengan mahar sebanyak ini, sungguh nggak pantas kalau kami bersikap nggak tahu diri."Jafar menambahkan, "Benar sekali. Kita harus bikin Sutrisno senang. Harta sebanyak ini pasti nilainya nggak terhitung!"Kedua orang itu terus berceloteh tanpa hen
Sampai saat ini, Sutrisno masih belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia mengira semua ini hanyalah percakapan biasa. Sambil berdiri di tempat, Sutrisno menyapa orang-orang di sekitarnya. Raut wajahnya terlihat sangat ramah, seperti sudah kenal akrab.Namun, sikap anggota Keluarga Wibowo di sekitarnya tiba-tiba berubah menjadi sangat bersemangat dan langsung maju mendekatinya."Wah, ada apa kamu kemari?""Sutrisno, kamu pasti datang untuk menemui Nadya, 'kan? Dia ada di sini. Dia sudah menunggumu dari tadi!""Aduh, ini benar-benar jodoh. Kalian memang pasangan yang ditakdirkan!"Kerumunan itu langsung melontarkan serangkaian pujian. Mereka berusaha menjodohkan Sutrisno dengan Nadya.Sutrisno memandang mereka semua dengan ekspresi seperti sedang melihat orang-orang bodoh. Dia mengernyit, lalu bertanya dengan nada dingin, "Apa kalian salah paham tentang sesuatu?""Apa?" Kerumunan itu saling memandang dengan raut wajah bingung dan heran.Jafar maju sambil bertanya, "Sutrisno, bukannya
Yoga bertanya, "Negosiasi? Apa kata-kata ini nggak terlalu berlebihan?"Nadya menghela napas dan berkata dengan tak berdaya, "Aku pun nggak bisa menghentikan mereka."Kelihatan jelas, Keluarga Wibowo sudah beberapa kali mendesak Nadya dan membuatnya dalam posisi yang sulit.Pada saat itu, mobil-mobil melaju dengan cepat dan langsung berhenti di depan vila. Suaranya sangat ribut sampai membuat Yoga dan Nadya keluar dari vila. Ternyata, di luar sudah penuh dengan orang-orang dari Keluarga Wibowo.Saat melihat Nadya, Jafar dan Yuli langsung menjadi sangat bersemangat.Jafar berkata, "Bagus sekali. Kita akhirnya bisa bertemu denganmu, ini adalah kesempatan yang sangat bagus."Yuli menambahkan, "Kami mendapat informasi kalau Sutrisno dari Keluarga Salim sudah kembali dan banyak orang yang mengincarnya."Mendengar keduanya menjelaskan panjang lebar dengan nada yang sangat serius, Yoga mengernyitkan alis dan merasa bingung. Saat semalam kembali bersama dengan Sutrisno dan Winola, dia tidak me
Yogi sangat terkejut dengan tindakan Yoga ini. Bisa mengucapkan kata-kata seperti ini, menunjukkan betapa besar ambisi dan tekad di dalam hati Yoga. Setelah terdiam cukup lama, Yogi berkata, "Aku nggak ingin menghancurkan keinginanmu, tapi aku harus beri tahu kekuatanmu yang sekarang belum cukup untuk masuk ke dunia kultivator kuno."Yoga pun bertanya, "Kenapa? Bahkan orang-orang yang dikirim empat keluarga besar di dunia kultivator kuno pun bukan tandinganku, mengapa harus takut pada mereka?"Yogi menjawab, "Hanya karena berhasil mengalahkan orang dari empat keluarga besar saja sudah begitu angkuh? Kamu tahu, kekuatan mereka di dunia kultivator kuno yang sebenarnya belum dikerahkan."Mendengar perkataan itu, Yoga sangat terkejut dan mengernyitkan alis.Yogi melanjutkan, "Kekuatanmu yang sekarang nggak akan cukup untuk melawan kekuatan empat keluarga besar yang sebenarnya. Lagi pula, kamu juga berselisih dengan Pelindung Kebenaran."Yoga langsung berkata, "Kalau begitu, aku nggak akan
Hilda berkata, "Jangan terlalu terburu-buru, biarkan dia istirahat dulu."Wenny membalas, "Sekarang ada begitu banyak orang yang mengincarnya, dia masih ada waktu untuk beristirahat?"Keduanya hampir saja terlihat dalam pertengkaran.Yoga segera berkata, "Tenang saja. Kali ini nggak ada yang mendapatkan harta karun, nggak ada yang menemukan nadi naga juga."Jawaban ini jelas membuat kedua wanita itu tercengang dan saling menatap dengan ekspresi bingung.Wenny kembali bertanya, "Jadi, apa saja yang kalian lakukan kali ini?"Yoga menjawab dengan santai, "Hanya jalan-jalan saja, jangan khawatir."Hilda segera bertanya, "Kalau begitu, apa kita boleh pergi ke sana lagi untuk wisata?"Yoga menjawab dengan santai, "Pintu masuknya sudah tertutup, nggak ada yang bisa masuk ke sana lagi. Kalian boleh melaporkan kabar ini pada pihak Kota Terlarang."Dia sangat memahami bahwa kedua wanita ini menanyakan pertanyaan ini hanya demi pihak Kota Terlarang, para tetua di sana pasti ingin mengetahui infor
Di ruangan VIP di sebuah hotel, Yoga duduk dan menatap Winola dan Sutrisno yang berada di depannya dengan tenang.Winola yang memulai pembicaraan, "Apa yang ingin kamu bicarakan?"Yoga berkata, "Sepanjang perjalanan ini, aku bisa melihat kamu dan Sutrisno adalah tipe orang yang sama."Winola langsung bertanya, "Tipe orang seperti apa?"Yoga menjawab, "Tipe orang yang diikat oleh keluarga dan terus ditekan. Ingin memberontak, tapi nggak berdaya."Winola langsung mengernyitkan alis dan ekspresinya terlihat terkejut, lalu melihat ke arah Sutrisno.Sutrisno berkata, "Benar. Aku memang nggak terlalu dihargai di Keluarga Salim, hanya bisa terus menerima tekanan."Yoga melanjutkan, "Jadi, bagaimana kalau kita bekerja sama untuk mendapatkan keinginan kita?"Winola menjawab, "Nasib kita yang generasi muda ini sungguh ironis. Ternyata nasib kita nggak jauh berbeda."Yoga kembali berkata, "Suatu hari nanti aku akan kembali ke dunia kultivator kuno. Pada saat itu, kalian juga pasti akan menerima k
Tak lama kemudian, kerumunan itu pun tiba di rumah Keluarga Husin.Saat ini, tidak ada banyak orang yang berada di rumah itu, sehingga mereka tertegun saat melihat ada begitu banyak orang yang datang."Di mana Farel? Suruh dia keluar ke sini!" teriak Luna dengan marah dan aura yang menekan. Dia sudah mengalami begitu banyak hal saat berada di dunia rahasia, dia tidak mungkin membiarkan ini begitu saja. Sekarang Farel malam mendapatkan harta karun itu, bukankah ini kesempatan bagi tiga keluarga besar lainnya untuk bersatu?"Farel? Dia belum kembali. Bukannya dia pergi bersama kalian?" tanya orang-orang dari Keluarga Husin sambil menatap kerumunan itu dengan ekspresi bingung."Kamu yakin dia belum pulang?" tanya anggota Keluarga Husin yang baru saja kembali dengan segera."Belum. Kenapa?" tanya salah satu anggota di rumah itu lagi."Kalau begitu, segera hubungi pihak dunia kultivator kuno, bilang Farel sudah mendapatkan rahasia Pil Ketenangan Jiwa. Tapi, saat ini dia sedang melarikan dir