Hilda berkata, "Jangan terlalu terburu-buru, biarkan dia istirahat dulu."Wenny membalas, "Sekarang ada begitu banyak orang yang mengincarnya, dia masih ada waktu untuk beristirahat?"Keduanya hampir saja terlihat dalam pertengkaran.Yoga segera berkata, "Tenang saja. Kali ini nggak ada yang mendapatkan harta karun, nggak ada yang menemukan nadi naga juga."Jawaban ini jelas membuat kedua wanita itu tercengang dan saling menatap dengan ekspresi bingung.Wenny kembali bertanya, "Jadi, apa saja yang kalian lakukan kali ini?"Yoga menjawab dengan santai, "Hanya jalan-jalan saja, jangan khawatir."Hilda segera bertanya, "Kalau begitu, apa kita boleh pergi ke sana lagi untuk wisata?"Yoga menjawab dengan santai, "Pintu masuknya sudah tertutup, nggak ada yang bisa masuk ke sana lagi. Kalian boleh melaporkan kabar ini pada pihak Kota Terlarang."Dia sangat memahami bahwa kedua wanita ini menanyakan pertanyaan ini hanya demi pihak Kota Terlarang, para tetua di sana pasti ingin mengetahui infor
Yogi sangat terkejut dengan tindakan Yoga ini. Bisa mengucapkan kata-kata seperti ini, menunjukkan betapa besar ambisi dan tekad di dalam hati Yoga. Setelah terdiam cukup lama, Yogi berkata, "Aku nggak ingin menghancurkan keinginanmu, tapi aku harus beri tahu kekuatanmu yang sekarang belum cukup untuk masuk ke dunia kultivator kuno."Yoga pun bertanya, "Kenapa? Bahkan orang-orang yang dikirim empat keluarga besar di dunia kultivator kuno pun bukan tandinganku, mengapa harus takut pada mereka?"Yogi menjawab, "Hanya karena berhasil mengalahkan orang dari empat keluarga besar saja sudah begitu angkuh? Kamu tahu, kekuatan mereka di dunia kultivator kuno yang sebenarnya belum dikerahkan."Mendengar perkataan itu, Yoga sangat terkejut dan mengernyitkan alis.Yogi melanjutkan, "Kekuatanmu yang sekarang nggak akan cukup untuk melawan kekuatan empat keluarga besar yang sebenarnya. Lagi pula, kamu juga berselisih dengan Pelindung Kebenaran."Yoga langsung berkata, "Kalau begitu, aku nggak akan
Yoga bertanya, "Negosiasi? Apa kata-kata ini nggak terlalu berlebihan?"Nadya menghela napas dan berkata dengan tak berdaya, "Aku pun nggak bisa menghentikan mereka."Kelihatan jelas, Keluarga Wibowo sudah beberapa kali mendesak Nadya dan membuatnya dalam posisi yang sulit.Pada saat itu, mobil-mobil melaju dengan cepat dan langsung berhenti di depan vila. Suaranya sangat ribut sampai membuat Yoga dan Nadya keluar dari vila. Ternyata, di luar sudah penuh dengan orang-orang dari Keluarga Wibowo.Saat melihat Nadya, Jafar dan Yuli langsung menjadi sangat bersemangat.Jafar berkata, "Bagus sekali. Kita akhirnya bisa bertemu denganmu, ini adalah kesempatan yang sangat bagus."Yuli menambahkan, "Kami mendapat informasi kalau Sutrisno dari Keluarga Salim sudah kembali dan banyak orang yang mengincarnya."Mendengar keduanya menjelaskan panjang lebar dengan nada yang sangat serius, Yoga mengernyitkan alis dan merasa bingung. Saat semalam kembali bersama dengan Sutrisno dan Winola, dia tidak me
Sampai saat ini, Sutrisno masih belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia mengira semua ini hanyalah percakapan biasa. Sambil berdiri di tempat, Sutrisno menyapa orang-orang di sekitarnya. Raut wajahnya terlihat sangat ramah, seperti sudah kenal akrab.Namun, sikap anggota Keluarga Wibowo di sekitarnya tiba-tiba berubah menjadi sangat bersemangat dan langsung maju mendekatinya."Wah, ada apa kamu kemari?""Sutrisno, kamu pasti datang untuk menemui Nadya, 'kan? Dia ada di sini. Dia sudah menunggumu dari tadi!""Aduh, ini benar-benar jodoh. Kalian memang pasangan yang ditakdirkan!"Kerumunan itu langsung melontarkan serangkaian pujian. Mereka berusaha menjodohkan Sutrisno dengan Nadya.Sutrisno memandang mereka semua dengan ekspresi seperti sedang melihat orang-orang bodoh. Dia mengernyit, lalu bertanya dengan nada dingin, "Apa kalian salah paham tentang sesuatu?""Apa?" Kerumunan itu saling memandang dengan raut wajah bingung dan heran.Jafar maju sambil bertanya, "Sutrisno, bukannya
Kotak-kotak itu ternyata berisi emas, perak, permata, serta senjata-senjata luar biasa. Semuanya terlihat memancarkan cahaya.Cahaya itu memantul di mata semua orang yang melihatnya. Pada saat itu, semua orang tertegun. Terutama para anggota Keluarga Wibowo di sekitarnya. Mereka bahkan tak lagi bisa duduk tenang.Yuli berucap dengan penuh semangat, "Sutrisno, apa semua ini mau kamu berikan untuk putriku? Sebenarnya apa istimewanya putriku hingga mendapat perhatian seperti ini darimu?"Jafar langsung menimpali, "Apa semua ini adalah mahar pernikahan? Sutrisno, kamu terlalu baik. Kami benar-benar merasa terhormat! Jangan khawatir, kami menerima lamaran ini!"Yuli melanjutkan dengan penuh antusias, "Gimana kalau kamu langsung bawa dia ke kamar? Dengan mahar sebanyak ini, sungguh nggak pantas kalau kami bersikap nggak tahu diri."Jafar menambahkan, "Benar sekali. Kita harus bikin Sutrisno senang. Harta sebanyak ini pasti nilainya nggak terhitung!"Kedua orang itu terus berceloteh tanpa hen
"Apa harta-harta ini benaran untuk Yoga?""Kenapa bisa begitu? Apa haknya? Dengan status dia, mana mungkin Sutrisno kasih dia hadiah?""Sutrisno, kamu pasti tertipu. Yoga itu terkenal licik dan nggak segan melakukan kejahatan!"Semua orang mulai panik dan berteriak. Mereka menuduh Yoga tanpa ampun. Dalam pandangan mereka, Sutrisno memiliki latar belakang luar biasa.Orang selevel Sutrisno tidak mungkin memberikan harta sebanyak ini kepada Yoga tanpa alasan. Mereka yakin Yoga pasti telah melakukan sesuatu untuk memanipulasi situasi ini."Sutrisno, kalau harta-harta ini memang mahar pernikahan, kamu bisa bawa Nadya hari ini juga. Tolong bilang bahwa semua ini memang untuk Keluarga Wibowo!" ucap Yuli dengan nada penuh harap. Matanya tak lepas dari menatap Sutrisno.Hanya saja, Sutrisno menatap mereka dengan penuh kejengkelan. Dia membalas, "Berapa kali aku harus menjelaskan sih? Apa hubungannya semua ini sama kalian?"Setelah mengatakan itu, Sutrisno langsung berbalik dan pergi. Dia bahka
Mereka semua sedang mencari keberadaan Farel, tetapi hasilnya nihil. Bahkan, anggota dari empat keluarga besar lainnya pun mulai berdatangan dan memenuhi ruang tamu Keluarga Husin.Di antara mereka, Sutrisno dan Winola juga berada di sana. Sementara itu, Luna berdiri dengan raut raut wajah dingin. Matanya tajam ketika menatap anggota Keluarga Husin.Luna berujar dengan suara dingin, "Sudah sejauh ini, Keluarga Husin masih belum menemukan keberadaan Farel? Jangan-jangan kalian sudah bawa harta itu kembali ke dunia kultivator kuno?""Keluarga Husin benar-benar punya siasat bagus. Di permukaan, kalian menyebarkan kabar bahwa Farel berkhianat, tapi diam-diam membawanya kembali ke dunia kultivator kuno!" ucap Sutrisno. Tatapan penuh ejekan dan penghinaannya tertuju pada mereka.Winola berbicara dengan nada tajam dan penuh amarah, "Kalian dulu bilang mau bekerja sama, tapi sekarang berbuat seperti ini. Apa kalian nggak seharusnya kasih penjelasan?"Empat keluarga besar bersatu dan bekerja sa
Saat ini, ekspresi semua anggota Keluarga Husin kaku dan pucat. Mereka hanya bisa duduk diam dengan ekspresi yang sangat muram.Tatapan penuh amarah dari tiga keluarga besar yang mengelilingi mereka terasa menekan. Jelas sekali, tiga keluarga besar telah bersatu untuk mengepung Keluarga Husin! Situasi ini benar-benar membuat mereka sulit menahan diri."Sialan!" Orang-orang dari Keluarga Husin merasa cemas. Situasi ini makin sulit untuk dikendalikan."Kalau kalian nggak segera kasih penjelasan, begitu masalah ini tersebar ke dunia kultivator kuno, krisis baru pasti akan muncul!" ucap Winola dengan suara dingin. Tatapannya tajam dan aura mengancamnya terpancar begitu kuat.Meskipun Keluarga Husin cukup kuat, mereka tidak mungkin bisa bertahan karena dikeroyok oleh tiga keluarga besar sekaligus."Kami akan segera laporkan masalah ini ke pihak atasan dan minta petunjuk mengenai langkah selanjutnya," ucap salah seorang anggota Keluarga Husin dengan nada pasrah. Dia benar-benar tidak berdaya
Sutrisno menepuk meja dengan keras. Raut wajahnya penuh keyakinan dan semangat."Apa? Kerja sama lagi?" Wajah orang-orang dari Keluarga Husin langsung pucat pasi. Mereka menatap Sutrisno dengan pandangan kosong dan pasrah.Setiap kali bekerja sama dengan Bimo, mereka selalu harus mengalami kerugian besar seperti digerogoti habis-habisan. Sekarang, masih harus kerja sama lagi?Luna yang juga merasa sedikit gentar pun berucap dengan suara pelan, "Sebenarnya bisa tanpa kerja sama juga.""Benar, kita juga bisa melakukan penyelidikan lebih dulu sebelum memutuskan sesuatu," timpal Winola dengan suara rendah."Nggak, kita harus dapat dukungan dari Tuan Bimo. Bagaimanapun, dia adalah yang terkuat di antara kita semua. Dengan bantuannya, semuanya akan beres dengan mudah!" seru Sutrisno dengan penuh semangat. Wajahnya begitu bersemangat, seperti penggemar berat yang memuja idolanya.Semua orang hanya bisa terdiam. Sikap Sutrisno benar-benar seperti penggemar garis keras dari Bimo."Ya sudah, kam
Saat ini, ekspresi semua anggota Keluarga Husin kaku dan pucat. Mereka hanya bisa duduk diam dengan ekspresi yang sangat muram.Tatapan penuh amarah dari tiga keluarga besar yang mengelilingi mereka terasa menekan. Jelas sekali, tiga keluarga besar telah bersatu untuk mengepung Keluarga Husin! Situasi ini benar-benar membuat mereka sulit menahan diri."Sialan!" Orang-orang dari Keluarga Husin merasa cemas. Situasi ini makin sulit untuk dikendalikan."Kalau kalian nggak segera kasih penjelasan, begitu masalah ini tersebar ke dunia kultivator kuno, krisis baru pasti akan muncul!" ucap Winola dengan suara dingin. Tatapannya tajam dan aura mengancamnya terpancar begitu kuat.Meskipun Keluarga Husin cukup kuat, mereka tidak mungkin bisa bertahan karena dikeroyok oleh tiga keluarga besar sekaligus."Kami akan segera laporkan masalah ini ke pihak atasan dan minta petunjuk mengenai langkah selanjutnya," ucap salah seorang anggota Keluarga Husin dengan nada pasrah. Dia benar-benar tidak berdaya
Mereka semua sedang mencari keberadaan Farel, tetapi hasilnya nihil. Bahkan, anggota dari empat keluarga besar lainnya pun mulai berdatangan dan memenuhi ruang tamu Keluarga Husin.Di antara mereka, Sutrisno dan Winola juga berada di sana. Sementara itu, Luna berdiri dengan raut raut wajah dingin. Matanya tajam ketika menatap anggota Keluarga Husin.Luna berujar dengan suara dingin, "Sudah sejauh ini, Keluarga Husin masih belum menemukan keberadaan Farel? Jangan-jangan kalian sudah bawa harta itu kembali ke dunia kultivator kuno?""Keluarga Husin benar-benar punya siasat bagus. Di permukaan, kalian menyebarkan kabar bahwa Farel berkhianat, tapi diam-diam membawanya kembali ke dunia kultivator kuno!" ucap Sutrisno. Tatapan penuh ejekan dan penghinaannya tertuju pada mereka.Winola berbicara dengan nada tajam dan penuh amarah, "Kalian dulu bilang mau bekerja sama, tapi sekarang berbuat seperti ini. Apa kalian nggak seharusnya kasih penjelasan?"Empat keluarga besar bersatu dan bekerja sa
"Apa harta-harta ini benaran untuk Yoga?""Kenapa bisa begitu? Apa haknya? Dengan status dia, mana mungkin Sutrisno kasih dia hadiah?""Sutrisno, kamu pasti tertipu. Yoga itu terkenal licik dan nggak segan melakukan kejahatan!"Semua orang mulai panik dan berteriak. Mereka menuduh Yoga tanpa ampun. Dalam pandangan mereka, Sutrisno memiliki latar belakang luar biasa.Orang selevel Sutrisno tidak mungkin memberikan harta sebanyak ini kepada Yoga tanpa alasan. Mereka yakin Yoga pasti telah melakukan sesuatu untuk memanipulasi situasi ini."Sutrisno, kalau harta-harta ini memang mahar pernikahan, kamu bisa bawa Nadya hari ini juga. Tolong bilang bahwa semua ini memang untuk Keluarga Wibowo!" ucap Yuli dengan nada penuh harap. Matanya tak lepas dari menatap Sutrisno.Hanya saja, Sutrisno menatap mereka dengan penuh kejengkelan. Dia membalas, "Berapa kali aku harus menjelaskan sih? Apa hubungannya semua ini sama kalian?"Setelah mengatakan itu, Sutrisno langsung berbalik dan pergi. Dia bahka
Kotak-kotak itu ternyata berisi emas, perak, permata, serta senjata-senjata luar biasa. Semuanya terlihat memancarkan cahaya.Cahaya itu memantul di mata semua orang yang melihatnya. Pada saat itu, semua orang tertegun. Terutama para anggota Keluarga Wibowo di sekitarnya. Mereka bahkan tak lagi bisa duduk tenang.Yuli berucap dengan penuh semangat, "Sutrisno, apa semua ini mau kamu berikan untuk putriku? Sebenarnya apa istimewanya putriku hingga mendapat perhatian seperti ini darimu?"Jafar langsung menimpali, "Apa semua ini adalah mahar pernikahan? Sutrisno, kamu terlalu baik. Kami benar-benar merasa terhormat! Jangan khawatir, kami menerima lamaran ini!"Yuli melanjutkan dengan penuh antusias, "Gimana kalau kamu langsung bawa dia ke kamar? Dengan mahar sebanyak ini, sungguh nggak pantas kalau kami bersikap nggak tahu diri."Jafar menambahkan, "Benar sekali. Kita harus bikin Sutrisno senang. Harta sebanyak ini pasti nilainya nggak terhitung!"Kedua orang itu terus berceloteh tanpa hen
Sampai saat ini, Sutrisno masih belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia mengira semua ini hanyalah percakapan biasa. Sambil berdiri di tempat, Sutrisno menyapa orang-orang di sekitarnya. Raut wajahnya terlihat sangat ramah, seperti sudah kenal akrab.Namun, sikap anggota Keluarga Wibowo di sekitarnya tiba-tiba berubah menjadi sangat bersemangat dan langsung maju mendekatinya."Wah, ada apa kamu kemari?""Sutrisno, kamu pasti datang untuk menemui Nadya, 'kan? Dia ada di sini. Dia sudah menunggumu dari tadi!""Aduh, ini benar-benar jodoh. Kalian memang pasangan yang ditakdirkan!"Kerumunan itu langsung melontarkan serangkaian pujian. Mereka berusaha menjodohkan Sutrisno dengan Nadya.Sutrisno memandang mereka semua dengan ekspresi seperti sedang melihat orang-orang bodoh. Dia mengernyit, lalu bertanya dengan nada dingin, "Apa kalian salah paham tentang sesuatu?""Apa?" Kerumunan itu saling memandang dengan raut wajah bingung dan heran.Jafar maju sambil bertanya, "Sutrisno, bukannya
Yoga bertanya, "Negosiasi? Apa kata-kata ini nggak terlalu berlebihan?"Nadya menghela napas dan berkata dengan tak berdaya, "Aku pun nggak bisa menghentikan mereka."Kelihatan jelas, Keluarga Wibowo sudah beberapa kali mendesak Nadya dan membuatnya dalam posisi yang sulit.Pada saat itu, mobil-mobil melaju dengan cepat dan langsung berhenti di depan vila. Suaranya sangat ribut sampai membuat Yoga dan Nadya keluar dari vila. Ternyata, di luar sudah penuh dengan orang-orang dari Keluarga Wibowo.Saat melihat Nadya, Jafar dan Yuli langsung menjadi sangat bersemangat.Jafar berkata, "Bagus sekali. Kita akhirnya bisa bertemu denganmu, ini adalah kesempatan yang sangat bagus."Yuli menambahkan, "Kami mendapat informasi kalau Sutrisno dari Keluarga Salim sudah kembali dan banyak orang yang mengincarnya."Mendengar keduanya menjelaskan panjang lebar dengan nada yang sangat serius, Yoga mengernyitkan alis dan merasa bingung. Saat semalam kembali bersama dengan Sutrisno dan Winola, dia tidak me
Yogi sangat terkejut dengan tindakan Yoga ini. Bisa mengucapkan kata-kata seperti ini, menunjukkan betapa besar ambisi dan tekad di dalam hati Yoga. Setelah terdiam cukup lama, Yogi berkata, "Aku nggak ingin menghancurkan keinginanmu, tapi aku harus beri tahu kekuatanmu yang sekarang belum cukup untuk masuk ke dunia kultivator kuno."Yoga pun bertanya, "Kenapa? Bahkan orang-orang yang dikirim empat keluarga besar di dunia kultivator kuno pun bukan tandinganku, mengapa harus takut pada mereka?"Yogi menjawab, "Hanya karena berhasil mengalahkan orang dari empat keluarga besar saja sudah begitu angkuh? Kamu tahu, kekuatan mereka di dunia kultivator kuno yang sebenarnya belum dikerahkan."Mendengar perkataan itu, Yoga sangat terkejut dan mengernyitkan alis.Yogi melanjutkan, "Kekuatanmu yang sekarang nggak akan cukup untuk melawan kekuatan empat keluarga besar yang sebenarnya. Lagi pula, kamu juga berselisih dengan Pelindung Kebenaran."Yoga langsung berkata, "Kalau begitu, aku nggak akan
Hilda berkata, "Jangan terlalu terburu-buru, biarkan dia istirahat dulu."Wenny membalas, "Sekarang ada begitu banyak orang yang mengincarnya, dia masih ada waktu untuk beristirahat?"Keduanya hampir saja terlihat dalam pertengkaran.Yoga segera berkata, "Tenang saja. Kali ini nggak ada yang mendapatkan harta karun, nggak ada yang menemukan nadi naga juga."Jawaban ini jelas membuat kedua wanita itu tercengang dan saling menatap dengan ekspresi bingung.Wenny kembali bertanya, "Jadi, apa saja yang kalian lakukan kali ini?"Yoga menjawab dengan santai, "Hanya jalan-jalan saja, jangan khawatir."Hilda segera bertanya, "Kalau begitu, apa kita boleh pergi ke sana lagi untuk wisata?"Yoga menjawab dengan santai, "Pintu masuknya sudah tertutup, nggak ada yang bisa masuk ke sana lagi. Kalian boleh melaporkan kabar ini pada pihak Kota Terlarang."Dia sangat memahami bahwa kedua wanita ini menanyakan pertanyaan ini hanya demi pihak Kota Terlarang, para tetua di sana pasti ingin mengetahui infor