Para penyerang Xiao Mei dan Min Wu itu mendekat ke arah mereka dari belakang dan depan. Semuanya membawa senjata tajam yang berbeda-beda mulai dari pedang, golok hingga pisau. Tapi, Xiao Mei bergerak dengan cepat.
“Giliranku …,” katanya dengan nada rendah.
Sring!
Menggenggam pedangnya sejak tadi, Xiao Mei menghunus senjatanya dari sarung seraya memutar tubuh. Belum juga Min Wu yang telah bersiap bereaksi, Xiao Mei sekonyong-konyong melemparkan sarung dari pedangnya.
Bersamaan dengan itu, Xiao Mei berucap, “Teknik Pedang Harum Keluarga Su Khas Xiao Mei: Pusaran Teratai Melawan Arus!”
Gantian. Giliran Min Wu terheran-heran melihat aksi Xiao Mei. Karena dengan mata kepalanya sendiri, ia menyaksikan bagaimana wadah senjata Xiao Mei melesat berputar laksana baling-baling, menuju para musuh yang ada di depan.
Dhuest! Dhuest!
Sarung pedang Xiao Mei menghajar wajah musuh. Unik. Benda tersebut kembali ke arah san
“Diam kau, wanita!” anggota bandit berdandanan seperti tengkorak itu membentak Nyonya Deng sembari mengguncang tubuh perempuan yang ada pada panggulannya. Teman-teman dia yang berada di lorong yang ia lintasi berkomentar.“Asyik …! Sebentar lagi kita akan berpesta …!”“Nyonya itu tidak muda lagi, tapi tampak menggairahkan …!”“Mari gunakan dia hingga berkali-kali, teman-teman!”Nyonya Deng hanya bisa pasrah. Dalam hatinya dia terus memanjatkan doa. Sudahlah dengan dirinya. Ia sekarang hanya bisa berharap anak perempuannya tidak bernasib sama dengan dia. Penjahat yang membopong Nyonya Deng masuk ke sebuah ruangan. Di sana, ia membaringkan sanderanya pada sebuah dipan.Secara kasar, dia membuka tambang yang mengikat tangan Nyonya Deng. Istri dari salah satu saudagar kaya di Kota Lembah Merah tersebut meronta, tapi pria yang bersama dengan dia menamparnya.Plas!“Jangan berontak kau, perempuan jalang! Jika kau melawan, putrimu juga akan kami telanjangi juga, mengerti kau?!”Terang saj
Jika ada teman-teman atau guru-guru Gao Tian dari sekte Tujuh Bintang Kejora melihat dia sekarang, mereka pasti tidak akan menyangka. Dia mampu berkespresi seperti itu.Bukan apa-apa. Paras Gao Tian yang sering sepi ekspresi terlihat begitu dingin. Tatapan matanya begitu dalam. Sebagian anggota Gerombolan Bayangan Tengkorak saja seolah goyah. Karena, ada aura darah dingin terpancar dari lawan mereka.“Kitab Ular Sakti Terkutuk, Teknik Pagutan Penakluk Langit Tingkat Ketiga: Taring Pembelah Sukma …!”Gao Tian kembali berkata. Berbarengan dengan apa yang dirinya ucapkan, ia semakin menekan jari jemarinya yang tengah mencengkeram wajah musuh.Grrrtk! Grrrtk!Cairan merah kental tersembur di kepala bagian belakang dua anggota Gerombolan Bayangan Tengkorak itu. Agak mengerikan. Ternyata, remasan Gao Tian membuat lubang pada bagian belakang kepala mereka.Tanpa menimbulkan suara, dua orang musuh yang dicengkeram Gao Tian lunglai
“Aku mengingatnya,” sambut Gao Tian.“Jalankan sekarang,” Xuanwu menyarankan. Dia duduk di tahtanya dengan jari jemarinya bertemu satu dengan yang lain di depan wajah.Musuh-musuh Gao Tian yang matanya menyala merah tersebut telah kembali bersiap. Mereka memasang kuda-kuda, kemudian maju ke arah lawan.“Hraaakh …!”“Graaawr …!”Tepat di saat para musuh maju ke arahnya, Gao Tian menggerakkan kedua tangan ke arah mereka semua. Ia melakukannya dengan mengerahkan tenaga pada lengan-lengannya.“Kerahkan juga tenaga fisik pada saat menggunakan kekuatan spiritual, kata Paman Chang Gong,” Gao Tian kembali mengingatkan dirinya sendiri.Pada dasarnya, Tingkat Energi Mental adalah cara mengerahkan kekuatan spiritual sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh penggunananya.Singkatnya, seseorang membayangkan sesuatu dan mewujudkannya menggunakan kekuatan spiritual yang telah dia miliki.Sebagai murid Tujuh Bintang Kejora yang telah menapaki tingkat 3, Gao Tian mengetahui hal itu. Karena, materi tenta
Sosok dua musuh Gao Tian yang menjauh terangkat ke udara dengan sendirinya. Mereka sendiri terheran-heran hingga meronta.Usai dia berkata-kata, Gao Tian kembali bangkit dan langsung memasang kuda-kuda. Ia melebarkan lengannya. Kemudian, menaikkan kedua tangan layaknya tengah mengangangkat beban.Seiring dengan gerakan tangannya, muncul pancaran kekuatan spiritual Gao Tian pada tubuh lawan-lawannya. Visualisasi energi bak asap tersebut merangkak naik meliputi para musuh dari kaki hingga ke kepala.“Aaaa … aaakh …!” erang kedua anggota Gerombolan Bayangan Tengkorak itu.Pemimpin mereka hanya bisa terperangah melihat para bawahannya dibuat tak berdaya oleh Gao Tian. Setelahnya, Gao Tian menghentakkan kedua tangan ke samping.Sontak, dua bajul dengan tata rias wajah tengkorak tersebut terempas dan membentur pilar yang berada di dalam ruangan.Buak!Bluk!Pria-pria tersebut pun jatuh ke atas lantai. Tergol
Dengan segera, Gao Tian menjulurkan tangan kanan penuh tenaga ke arah Ketua Bayangan Tengkorak. Tembakan kekuatan spiritualnya melesat, lalu mendera musuh. Tangan kiri Gao Tian menyusul, melakukan hal yang serupa.Wuuush! Wuuush!Ketua Bayangan tengkorak berusaha menahan energi yang menerpa dirinya dengan kedua tangan. Namun Gao Tian menghentakkan kedua tangannya.“Ha …!”Bwussshhh!“Gyaaakkkhhh …!”Musuh tidak mampu lagi membendung serangan Gao Tian. Dia berteriak, badannya gemetaran. Sementara Gao Tian melesat mendekat padanya.“Gulungan 7 Jurus Malaikat Penjaga Neraka. Bab Yang Ketiga: Sentuhan Maut Sang Pencabut Nyawa!”Telah bernazar untuk mengentaskan Gerombolan Bayangan Tengkorak dan semangatnya mengingat Xiao Mei, juga, menerapkan pesan dari Chang Gong, Gao Tian mendaratkan serangan telapak pada musuh.“Aaaa … rrrgh …!” Ketua Bayangan ten
Bermaksud berkata dia baik-baik saja, Gao Tian bisa merasakan tubuhnya lemah, kesimbangannya terganggu, hingga ia lunglai. “Gao Tian!” “Kakak …!” Kompak, Xiao Mei dan Min Wu menghampiri Gao Tian dan menahan tubuhnya agar tidak jatuh. Sedikit kocak. Karena, kedua gadis itu sempat berpandangan. Seolah mereka silih berebutan, siapa yang pantas untuk menopang Gao Tian. Telah kembali ke tahtanya, Xuanwu menaruh telapak kanan di dahi. “Sudah kuperkirakan sebelumnya. Dia melakukan semuanya dengan berlebihan. Fisiknya belum siap untuk mengerahkan ilmu spiritual secara intens karena baru memilikinya,” batin dia. “Gao Tian, ada apa denganmu …?” tanya Xiao Mei khawatir. “Bagaimana kamu itu, Xiao Mei. Kamu tidak lihat Kak Gao Tian nyaris pingsan?!” serobot Min Wu galak. “Tentu saja aku melihatnya …, aku bermaksud menanyakan apa yang ia rasakan!” lawan Xiao Mei. “Sudah jelas dia pasti merasa lemas, menurutmu apalagi?!” Min Wu tidak mau kalah. “Teman-teman …, boleh aku meminta air minum?” l
“Maaf, aku sekedar ingin memastikan. Apakah para Gerombolan Tengkorak berbuat sesuatu pada Anda berdua?” Fenglei bertanya pada para sandera. “Terpujilah para dewa, aku dan putriku masih utuh tanpa kurang satu apapun, Tuan Muda Fang,” jawab Yi Fei. “Siapa yang melepaskan kalian, Nyonya, Kakak?” tanya Min Wu. Seketika itu Fenglei menjadi canggung. Pertanyaan yang serupa sempat melintas dalam kepalanya. Akan tetapi, dia tidak mau menyakan hal tersebut. Ia khawatir, Gao Tianlah yang menyelamatkan Yi Fei dan Deng Na. Lalu, Min Wu akan mengetahui bagaimana ternyata, kakak seperguruannya memiliki kekuatan spiritual. “Se-sejujurnya, aku … aku tidak tahu menahu. Karena, yang melepaskan diriku adalah Deng Na,” bingung Yi Fei berucap. Dia memandangi putrinya. Agak keheranan, salah satu rekan Chun Ho turut bertanya. “Memangnya, bagaimana Anda bisa melepaskan diri, Nona?” Sempat kembali memandang ke arah Gao Tian sekilas, Deng Na menjawab, “Agak mengherankan memang. Aku sendiri tidak tahu si
Perkataan putrinya membuat Yi Fei terdiam. Sebelum dirinya yang berada dalam keadaan telanjang bulat ditunjukkan pada Gao Tian, ia dan penjahat yang membawa dia berada di balik sebuah pohon besar. Yi Fei tidak melihat aksi Gao Tian sebelum hal memalukan itu terjadi.“Tetapi … Tuan Muda Fang mengatakan. Saudara seperguruannya itu tidak memiliki kekuatan spiritual, Deng Na.”“Bohong! Maksudku, si Gao Tian itulah yang berdusta,” Deng Na berucap dengan antusias. Kedua matanya melebar.“Jadi menurutmu, Gao Tian sebenarnya adalah pendekar yang kuat. Namun, dia menutup-nutupinya?”“Ya, betul. Begitulah kira-kira.”“Mungkin memang benar begitu,” Yi Fei setuju terhadap pendapat anaknya.“Ibu jangan membahas hal ini dengan orang lain termasuk ayah, Deng Kai dan Kak De Shu. Ini adalah rahasia kita.”“Tentu tidak, Deng Na. Kita mesti menjaga privasi Gao Tian,&ldq