Share

Bab 90

Author: Danira Widia
Norman muncul di hadapannya. Setelah menendang manajer, dia mundur dan memberi ruang bagi orang lain untuk berjalan ke depan.

Seorang pria berpakaian hitam melangkah masuk. Dia terlihat berbahaya di bawah lampu putih yang dingin, seolah-olah menahan sesuatu. Melihat Janice yang terjatuh, dia pun membantunya berdiri.

Kemudian, Janice sontak mengernyit. Telapak tangannya lecet akibat menopang tubuhnya yang jatuh tadi.

Pria itu menunduk untuk melihat lukanya, lalu menyindir dengan suara rendah, "Tadi aku ada di rumah, belum mati."

Janice menimpali, "Tapi, Ibu dan Paman ...." Dia berusaha melepas tangan Jason untuk masuk ke ruang sampah dan menyelamatkan mereka.

Jason memberi isyarat pada Thomas dan Norman untuk masuk lebih dulu. Sementara itu, dia menarik Janice ke belakang sambil memberi tahu, "Dengan kondisi begini, siapa yang bisa kamu selamatkan? Tunggu di sini."

Kemudian, Jason memutar cincin di jarinya dan berjalan mendekati manajer. Dia melihatnya dengan tatapan penuh ancaman.

Mana
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 91

    Di ujung telepon, Vania tertawa terbahak-bahak."Apa yang kumau? Pantas saja kamu begitu nggak tahu diri. Wanita murahan seperti ibumu tentu nggak tahu cara mendidik anak. Dia mendidikmu jadi wanita yang kerjaannya cuma merayu pria. Masa sebagai Nyonya Keluarga Karim, aku nggak boleh memberimu pelajaran?""Kulihat kamu sangat suka mencuri barang orang. Akan kubuat kamu mengembalikan semuanya! Sekarang kamu sudah tahu rasanya, 'kan? Dasar jalang! Kamu pantas mendapatkannya!"Vania tergelak. Jika memungkinkan, dia pasti sudah menghabisi Janice sekarang juga. Saking marahnya, Vania tidak lagi terlihat elegan seperti biasanya.Janice menunduk, lalu menyahut dengan dingin, "Kamu bicara panjang lebar dari tadi, tapi belum menjawab pertanyaanku. Sebenarnya apa yang kamu mau?""Sederhana saja. Aku mau kamu menolak tawaran Amanda. Setelah itu, aku akan memperlakukanmu dan ibumu dengan baik," jelas Vania sambil mengetukkan jarinya ke ponsel. Nada bicaranya pun dipenuhi ancaman."Vania, aku nggak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 92

    Janice berbalik dan bertemu pandang dengan tatapan dingin Jason."Kamu nggak boleh lapor polisi," ucap Jason dengan tegas. Sinar lampu membuat wajahnya makin dingin.Janice mengepalkan kedua tangannya. Bahunya bergetar. Wajahnya pucat pasi. Dia menggunakan seluruh tenaga untuk menahan emosinya, lalu bertanya, "Kenapa? Karena dia dari Keluarga Tanaka? Karena aku pantas mendapat semua ini?""Kenapa aku yang selalu dikorbankan? Sudah berapa kali menderita dibuat kalian ...."Jason hanya diam. Tatapannya terlihat tenang. Janice seperti kehilangan akal sehatnya. Sesudah melontarkan semua itu, dia menunduk menatap sepatu kulit Jason.Janice hanya memakai sepatu olahraga biasa, sedangkan Jason memakai sepatu kulit mahal yang mengilap. Mereka memang ditakdirkan untuk tidak punya hubungan apa pun.Janice tersenyum mengejek diri sendiri yang begitu tidak tahu diri. "Ya sudah, aku nggak bakal lapor polisi. Kuharap kamu nggak menyesali keputusanmu hari ini."Janice merebut kembali ponselnya, lalu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 93

    Janice tidak menanggapi pertanyaan Arya dan langsung menyatakan tujuan kedatangannya. Arya pun tercengang.Sesaat kemudian, Arya bertanya dengan ragu, "Kamu yakin?""Ya.""Oke."Janice pergi setelah mendapat barang yang diinginkan. Arya menutup pintu, lalu menelepon Jason. "Jason, tadi Janice mencariku.""Ya." Jason menyahut dengan tidak acuh.Arya termangu sebelum bertanya, "Kamu sudah menebaknya sejak awal?""Ya.""Heh." Arya bersandar di kursi sambil memutar penanya, lalu bertanya, "Keponakanmu ini nggak mungkin menang darimu. Tapi, kamu nggak takut dia bertindak sembarangan?""Nggak apa-apa." Jason bersikap sangat tenang, seolah-olah semua berada di dalam genggamannya.Arya mencebik dan menimpali, "Ya sudah, itu keponakanmu. Kamu urus sendiri. Tapi, kamu nggak seharusnya mengkhianatiku, 'kan?""Apa maksudmu?""Kamu yang beri tahu dia namaku Yaya? Menyebalkan sekali!""Aku nggak bilang apa-apa kok," jelas Jason.Pena di tangan Arya sontak terjatuh. Dia merasa suhu di ruangannya menj

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 94

    Jason mendongak. Meskipun terlihat tidak peduli, tatapannya tetap menunjukkan rasa posesif. Janice memakai terusan merah dengan ikat pinggang berwarna cokelat. Kulitnya bening, tubuhnya menggoda.Di leher Janice yang putih, terlihat kalung platinum. Cahaya yang samar seolah-olah terpancar dari tubuh Janice. Sungguh memikat.Risma menyadari tatapan Jason terhadap Janice. Dia membanting cangkir tehnya untuk menarik perhatian semua orang.Setelah merapikan selendang sutra di bahunya, Risma menoleh dan tersenyum anggun. Akan tetapi, tatapannya menyorotkan ejekan saat menyapa, "Bu Ivy, kamu sampai repot-repot menyambut kami. Kami nggak mengganggu istirahatmu semalam, 'kan?"Begitu mengungkit tentang semalam, Ivy tak kuasa bergidik dan merasa gugup. Ketika dia hendak berbicara, Janice tiba-tiba menariknya dan membalas tatapan jahat Risma dengan senyuman."Bu Risma dan Vania berpakaian begitu mewah. Keluarga Karim tentu harus menyambut dengan sepenuh hati. Bagaimanapun, Keluarga Karim selalu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 95

    Risma berpura-pura terlihat ragu untuk membangkitkan rasa penasaran orang-orang. Ucapannya pun membuat semua orang menatap Ivy dan Zachary.Wajah Ivy memucat. Zachary menggenggam tangan Ivy dengan ekspresi masam. Zachary ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak bisa ingat kejadian semalam karena mabuk. Ivy yang menceritakan semuanya padanya. Tanpa bukti apa pun, tidak akan ada yang memercayai mereka.Saat ini, Janice menatap Zachary dan memberinya isyarat mata. Zachary yang memahaminya pun menyahut, "Kami baik-baik saja kok.""Baguslah kalau begitu. Kalau nggak, aku bakal merasa sangat bersalah." Risma menepuk dadanya, seolah-olah dirinya benar-benar cemas.Setelah mendengarnya, Anwar mengernyit dan bertanya, "Ada apa?"Dengan ekspresi rumit, Risma menimpali, "Kudengar Pak Zachary ingin sekali kerja sama dengan seorang klien. Aku mengajak keduanya makan bersama. Pak Zachary dan Bu Ivy malah keenakan minum. Aku terpaksa mengantar klien pulang.""Kemudian, Pak Zachary dan Bu Ivy jatuh

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 96

    Vania merasa jijik hingga ingin muntah, tetapi tidak ada yang bisa dimuntahkannya. Janice berujar dengan lantang, "Siapa suruh mulut kalian bicara sembarangan? Mulut kalian busuk sekali! Kalian cocoknya makan makanan sisa begini!"Saat berikutnya, Janice segera mengambil air yang digunakan seorang paman untuk merendam gigi palsu dan menyiramnya ke mulut Risma. Teriakan menjadi makin histeris.Paman itu pun buru-buru bangkit, lalu melambaikan tangannya sambil berkata dengan terbata-bata, "Eh ... eh .... Gigi palsuku!"Janice sontak memelototi paman itu, lalu menyiram Risma dan Vania lagi. Di sisi lain, Anwar benar-benar terkesiap dengan situasi ini. Dia membentak, "Janice! Berhenti!"Janice berdiri di meja sambil menatap Anwar. Dia memekik dengan murka, "Kenapa kamu selalu memarahi Paman Zachary tanpa tanya alasannya dulu? Kamu nggak pernah pikir, sikapmu padanya menentukan sikap orang lain padanya?""Statusnya memang Tuan Kedua Keluarga Karim, tapi dia selalu diinjak-injak oleh orang l

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 97

    Vania menggertakkan giginya dan akhirnya tidak berbicara. Pisau itu menggores kulit Risma. Risma pun berteriak, "Vania, tolong Ibu! Wanita ini sudah gila!"Vania menangis sambil berkata, "Janice, jangan begini. Aku tahu kamu nggak bisa menerima realitas ini. Tapi, ibuku nggak bersalah."Wajah Vania memerah karena menangis. Namun, dia tidak akan pernah mengakui kesalahan mereka. Bisa dilihat betapa munafiknya wanita ini.Orang-orang mengenal Vania selama tiga tahun lebih. Ketika melihat ekspresinya yang benar-benar sedih, mereka jadi tidak tahu harus memercayai siapa.Saat ini, Anwar menghardik, "Janice, kamu sudah gila? Lepaskan Bu Risma! Kamu kira audio palsu itu bisa menipu kami semua?"Hardikannya ini bukan hanya menyakiti hati Janice, tetapi juga hati Zachary. Ayahnya lebih memilih untuk memercayai orang luar daripada semua penderitaan yang dialaminya. Jadi, Zachary memekik, "Ayah, semua ini nyata!""Diam! Benar-benar nggak tahu aturan! Suruh Janice keluar!" Anwar bahkan tidak ingi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 98

    Keadilan? Heh!"Setelah lapor polisi, kamu mau bilang apa? Bilang aku ingin membunuh ibumu karena menggila? Lantas, kenapa aku tiba-tiba menggila? Siapa yang memprovokasiku?" timpal Janice.Begitu mendengarnya, semua orang menatap Anwar dengan hati-hati. Bukankah Janice menggila setelah Anwar membentak Zachary dan Ivy?Vania termangu. Dia baru menyadari bahwa Janice sudah memasang perangkap sejak mereka bertelepon. Mereka sekeluarga bersikap begitu patuh hanya untuk menunggu Anwar bersuara.Jadi, apa gunanya melaporkan masalah ini kepada polisi? Untuk bersaksi bahwa Anwar yang telah memprovokasi Janice?"Cukup!" Anwar menyergah, "Sepertinya kamu dan ibumu minum kebanyakan. Sebaiknya kalian pulang dan istirahat!""Paman ...." Vania menatap Anwar dengan tidak percaya.Anwar melambaikan tangannya memanggil kepala pelayan, lalu menyerahkan kotak pedang. "Pedang ini nggak cocok untukku. Kalian bawa pulang saja. Antar mereka keluar."Vania dan Risma merasa enggan. Mereka ingin membujuk, teta

Pinakabagong kabanata

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 536

    "Jason? Jason?" Rachel menarik lengan pria di sampingnya.Jason kembali sadar, ekspresinya tetap datar. "Ada apa?"Ekspresi Rachel sedikit kaku, lalu dia tersenyum. "Ayo pulang.""Kamu dan Bu Elaine pulang dulu. Aku harus ke kantor." Jason menarik tangannya sambil melirik Elaine dengan dingin.Seketika, Elaine merasa punggungnya menegang. Awalnya, dia ingin membujuk Rachel untuk ikut dengan Jason. Namun, di bawah tatapan Jason, dia hanya bisa berpura-pura tenang dan tersenyum."Rachel, aku akan menemanimu pulang. Jangan ganggu Jason bekerja.""Baiklah." Rachel mengangguk dan naik mobil bersama Elaine.Setelah mereka pergi, Norman menghentikan mobil di depan Jason dan membukakan pintu untuknya.Jason merapikan jasnya. Sebelum naik ke mobil, Jason berkata dengan suara rendah, "Kamu ikuti Janice."Norman bingung. "Dia sudah nggak punya apa-apa. Seharusnya dia nggak berani bertindak sembarangan.""Kamu nggak memahami dia.""Baik."....Dalam perjalanan ke rumah Keluarga Karim, Rachel menat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 535

    "Menurutmu?" Jason menangkap tangan Janice dan menatapnya dengan dalam. "Jangan sentuh sembarangan.""Takut apa? Lagian nggak ada yang lihat," ucap Janice sambil menjinjitkan kakinya.Hampir pada saat bersamaan, Jason meraih dagunya dan menariknya lebih dekat. "Janice, aktingmu akhirnya ada kemajuan. Tapi, apa kamu pikir aku benar-benar peduli apakah ada orang lain yang melihatnya?"Usai bicara, Jason langsung menciumnya. Janice terkejut, lalu berkata, "Bu Rachel."Jason langsung berhenti dan melepaskannya.Janice merasa menyedihkan, sekaligus menggelikan. Kemudian, dia menepuk kerahnya sambil berkata, "Pak Jason, ada rambut yang nempel."Sambil menatap Jason, dia melanjutkan sambil tertawa, "Pak Jason, kalau kamu tidak bisa kasih apa pun, lebih baik jangan ikut campur urusan orang lain. Karena kalau seseorang sudah terdesak, mereka bisa melakukan apa saja."Saat Jason tertegun sesaat, Janice segera mendorongnya dan melangkah keluar dari tangga darurat.Begitu dia sampai di depan ruang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 534

    Janice tahu dia tidak akan bisa melawan kekuatan Jason. Selain itu, koridor di luar toilet bisa dilewati orang kapan saja. Dia tidak ingin menarik perhatian siapa pun.Jadi, dia menarik napas dalam-dalam, lalu mengangguk dengan tenang. "Baik, aku ikut denganmu." Pria itu menariknya ke dalam tangga darurat.Angin dingin bertiup kencang dari jendela yang terbuka, membuat Janice bergetar tanpa sadar.Tanpa banyak bicara, Jason menutup jendela, lalu bersandar di ambang jendela. Dia merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebungkus rokok.Janice sudah tahu kebiasaannya. Setiap kali ingin merokok, dia pasti seperti ini. Jadi, dia tidak berpikir berlebihan karena mengira Jason melakukannya karena khawatir dirinya kedinginan.Namun, detik berikutnya, Jason tidak menyalakan rokok. Dia hanya memutar-mutar batang rokok di tangannya, lalu mengangkat pandangannya dengan perlahan. Sepasang matanya yang gelap dan tajam menatap Janice."Aku sudah peringatkan kamu untuk jangan ikut campur dalam masalah in

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 533

    Penny meraih tasnya yang tergeletak di sofa, lalu berbalik menuju toilet. Janice menampilkan ekspresi bersalah dan menerima handuk yang diberikan oleh pegawai butik.Dia lalu menoleh ke arah Thiago dengan tulus dan berkata, "Pak Thiago, aku pergi lihat keadaan Bu Penny dulu. Kalian lanjutkan saja pembicaraan kalian."Thiago mengangguk dingin, tampak sama sekali tidak peduli dengan ibunya. Sementara itu, Janice berjalan menuju toilet.....Begitu melihat Janice masuk, Penny langsung menurunkan rok yang tadinya hendak dia angkat."Ngapain kamu ke sini? Dasar nggak berguna! Lihat saja gimana nanti setelah kamu nikah!"Janice memegang handuk, lalu berkata pelan, "Bu Penny, maafkan aku. Mungkin lebih baik Bu Penny masuk ke bilik untuk membersihkan diri?"Bagian yang terkena tumpahan teh cukup canggung. Jika tidak segera dikeringkan, pakaian dalamnya mungkin akan basah seluruhnya. Tadi Penny jelas sekali tidak ingin memperlihatkan tubuhnya. Jadi, tentu saja masuk ke bilik toilet adalah pilih

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 532

    Rachel berpegangan pada tangan pegawai butik dan melangkah dengan hati-hati ke depan. Pada saat itu, Janice terpaku. Berbagai kata muncul dalam pikirannya, tetapi akhirnya hanya satu kata yang tersisa .... Anggun.Mengingat Rachel menggunakan kaki palsu, dia tidak bisa memakai gaun yang terlalu berat atau rumit. Jadi, desainer telah merancang gaun ini khusus untuknya.Bagian atasnya adalah korset berbahan renda dengan tulang, dihiasi dengan tumpukan kelopak tipis dari kain transparan, sehingga memberikan kesan ringan tetapi tetap kokoh.Bagian roknya terbuat dari tulle berlapis-lapis. Bagian bawahnya terdapat belahan kecil sehingga tidak mengganggu pergerakannya.Auranya yang lembut dipadukan dengan senyum bahagia Rachel, dia terlihat seolah memang pantas mendapatkan yang terbaik di dunia ini.Rachel mengenakan sepatu hak tinggi dan berjalan mendekat dengan hati-hati. Dia bahkan tersenyum cerah kepada Janice, seakan bertanya apakah gaunnya terlihat bagus atau tidak.Bagus.Sangat bagus

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 531

    Mendengar Rachel pernah menyebut namanya, Thiago langsung melepas genggamannya dan menjabat tangan Landon dengan kedua tangan. "Pak Landon, senang bertemu dengan Anda."Akhirnya, Janice terbebas dari cengkeraman Thiago. Dia melirik Landon dengan penuh rasa terima kasih. Landon tetap tenang dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun."Ayo masuk. Tubuh Rachel lemah, jangan terlalu lama di luar kena angin."Thiago segera mengangguk. "Maaf, aku nggak memikirkan itu. Silakan masuk duluan."Mendengar ucapannya, semua orang langsung menyingkir dan memberi jalan bagi Jason dan Landon untuk masuk lebih dulu.Begitu semua orang berjalan ke dalam, Janice mengangkat lengan bajunya. Di bawah kulitnya yang pucat, terlihat jelas bekas memar berbentuk jari.Thiago terlalu menakutkan.Janice menggigit bibirnya sambil menahan rasa sakit, lalu mengikuti yang lainnya masuk.Begitu masuk ke butik, Janice menyadari bahwa Penny masih memakai kacamata hitamnya."Bu Penny nggak mau lepas kacamata?"Reaksi Penny sa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 530

    Di studio.Hari pertama kembali bekerja, Amanda membagikan angpau kepada semua orang sebelum memulai rapat. Setelah itu, dia menjelaskan pekerjaan yang akan dikerjakan dalam satu bulan ke depan.Setelah kembali ke mejanya, Janice segera mengirim pesan kepada Ivy untuk mengingatkannya agar jangan lupa sarapan. Tidak lama kemudian, Ivy membalas pesannya.[ Hari ini aku dapat dokter wanita baru, dia baik sekali. Setelah mengobrol sama dia, rasanya aku nggak terlalu tertekan lagi. ][ Kamu jangan khawatir. Tapi sepertinya pamanmu sudah hampir tahu semuanya. Dia mulai curiga kenapa aku belum pulang dan bilang akan menjemputku langsung ke perbukitan. ]Janice mengetik balasan singkat.[ Sebentar lagi. ]Setelah mengirim pesan, Janice mengernyit sedikit. Bukankah teman Arya yang ditugaskan seharusnya seorang pria? Kenapa sekarang malah dokter wanita?Namun, selama Ivy baik-baik saja, itu sudah cukup. Dia berpikir untuk mentraktir Arya makan nanti sebagai ucapan terima kasih.Baru saja dia mel

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 529

    Jason menatap dingin ke dalam mobil tersebut. Dalam 90 detik waktu lampu merah, Janice mengatakan banyak hal kepada Landon. Terakhir kali Janice berbicara begitu banyak dengannya adalah saat dia menipu Jason di vila.Begitu lampu hijau menyala, mobil Janice berbelok dan menghilang dari pandangan. Jason mengerutkan kening, lalu mengangkat tangan untuk memijat pelipisnya.Melihat hal itu, Norman bertanya dengan khawatir, "Pak, Anda mau saya menepi untuk ambil obat?"Sejak kebakaran di vila, Jason sering mengalami sakit kepala, tetapi pemeriksaan medis tidak menemukan masalah apa pun. Arya pernah mengatakan bahwa itu bukan sakit fisik, melainkan tekanan batin yang terlalu besar.Jason terdiam sambil menatap ke luar jendela dan memainkan cincin nikahnya. Dulu, dia sering memutar cincin itu untuk mengingat tanggung jawabnya. Namun entah sejak kapan, dia justru sering terdiam sambil menyentuh cincin itu.Sesampainya di Keluarga Karim.Para pelayan sibuk memindahkan koper dan barang-barang. S

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 528

    Setelah keluar dari klub, Janice pergi ke rumah sakit swasta. Baru saja masuk ke kamar perawatan, dia melihat Ivy melempar ponselnya ke dinding.Seiring dengan suara gebrakan, layar ponselnya hancur berkeping-keping.Ivy memegangi kepalanya sambil meringkuk di ranjang. Begitu mendengar ada suara, dia langsung mendongak dan menampakkan kedua matanya yang memerah. Jelas sekali, baru saja dia berpura-pura baik-baik saja saat melakukan panggilan video dengan Zachary, tetapi kemudian langsung diancam seseorang.Saat melihat Janice, air matanya langsung berderai dan merusak riasannya hingga berantakan. Hanya dalam tiga atau empat hari, Ivy telah menjadi begitu kurus dan lemah. Pipinya juga mulai cekung.Inikah yang disebut Jason dengan "Ibumu sudah nggak apa-apa"?Janice bergegas menghampirinya, lalu memeluknya erat. "Ibu, jangan takut. Aku nggak akan membiarkan semua ini sia-sia."Ivy hanya bisa mengeluarkan suara lirih dan tubuhnya gemetar dalam pelukan Janice. Butuh waktu hingga tengah ma

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status