Share

Bab 326

Author: Danira Widia
Jason menatap Janice dengan tatapan dalam, seperti binatang buas yang siap untuk menerkam. Janice menahan napas, kulit putihnya tampak merah karena baru saja mandi air panas. Matanya yang basah tampak begitu memikat.

Jason perlahan-lahan mendekat. Dia tidak lagi terlihat angkuh, malah menjadi agak berwaspada. Janice hanya menatapnya. Pikirannya kosong, membuatnya lupa untuk melawan.

Namun, saat Jason hampir mendekat, Janice merasa agak tidak nyaman di hidungnya. Seketika, akal sehatnya kembali. Dia langsung mendorong, lalu berbalik dan bersin. "Achoo!"

Setelah bersin, Janice mengambil tisu dari nakas untuk mengelap. Setelah membuang tisu itu, dia merasa tubuhnya agak hangat. Saat melihat ke bawah, ternyata selimut telah menutupi tubuhnya.

Jason berbaring terlentang dengan mata terpejam. Suara seraknya terdengar dalam. "Tidurlah."

Janice mengusap hidungnya, lalu meringkuk di sudut ranjang dengan hati-hati. Dia memutuskan untuk tidur. Setelah hari yang melelahkan ini, dia benar-benar keh
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 327

    "Janice, pasar malam ada di dekat hotel. Aku sarankan kamu coba makanan lokal yang enak," lanjut Vania.Mendengar itu, Janice benar-benar kehilangan selera makan. Jadi, semalam Jason keluar tengah malam hanya untuk mencari jajanan untuk Vania? Tidur di kamarnya juga agar Vania tidak tertular flu?Janice merasa itu sangat konyol, tetapi semua ini memang hal yang akan Jason lakukan untuk Vania di kehidupan sebelumnya.Janice meletakkan setengah potong roti bakar, lalu meminum setengah gelas susu. "Bu, aku sudah kenyang. Aku akan kembali ke kamar untuk bersiap-siap.""Mm. Aku juga akan balik, sebentar lagi penata rias akan datang." Amanda juga tidak ingin mendengar omongan Vania yang tidak berguna.Keduanya berdiri dan pergi, sementara Vania memegang cangkir kopi dan tersenyum tipis.Saat Janice menuju pintu restoran, kebetulan Jason masuk dengan diikuti oleh dua pria paruh baya. Mereka saling bertemu pandang. Janice langsung membalikkan badan dan pergi tanpa menatapnya.Di belakangnya, t

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 328

    Sepanjang perjalanan, Janice bisa merasakan dengan jelas bahwa dua pasang mata yang biasanya mengawasinya kini telah menghilang. Dia merasa jauh lebih rileks.Pameran perhiasan diadakan di sebuah museum budaya di pinggiran kota. Museum ini memiliki sejarah lebih dari 100 tahun. Bangunannya terawat dengan sangat baik.Untuk tidak merusak kesan kuno dari bangunan itu, kali ini tidak ada karpet merah yang digelar. Bahkan, konferensi pers diadakan di ruang terbuka.Semua orang menggigil kedinginan, tetapi tetap harus mempertahankan senyuman elegan di wajah mereka.Amanda bercanda mengatakan bahwa ini adalah bentuk pengorbanan untuk seni, tetapi siapa yang tahu berapa banyak kantong pemanas yang tersembunyi di bawah pakaian orang-orang.Setelah konferensi pers selesai, semua orang masuk ke ruang pameran yang hangat. Tema kali ini adalah budaya dan alam.Dari pintu masuk, berbagai macam karya pameran dengan ide-ide kreatif mulai terlihat. Selain perhiasan mewah yang dipajang dalam etalase, a

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 329

    Untungnya, Janice segera melihatnya dari cermin di depannya dan menyadari gerakan Vania. Dia segera menghindar dengan menggeser tubuhnya.Namun, Vania memanfaatkan kesempatan itu untuk meraih tali bahu gaunnya dan menariknya dengan kuat. Seketika, mutiara yang terhubung itu jatuh berhamburan di lantai. Gaun yang tadi bergantung pada tali bahu itu kini melorot turun.Janice hanya bisa menutup dadanya dengan tangan dan segera mundur beberapa langkah. Vania mengangkat dagunya dengan bangga, lalu tertawa dingin dan membuang pisau alisnya ke tempat sampah. Kemudian, ekspresinya berubah menjadi terkejut."Ah, Janice, kenapa kamu bisa begitu ceroboh? Kalau begini, gimana kamu bisa bertemu orang? Lebih baik kamu istirahat saja, jangan sampai mempermalukan Bu Amanda. Aku akan menggantikanmu berdiri di samping Pak Jacky."Setelah itu, Vania mengangkat alis dan tersenyum meninggalkan toilet. Janice menarik gaunnya dengan erat dan akhirnya menyadari bahwa Vania tidak berniat melukainya, hanya ingi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 330

    Di sisi lain, Amanda menemani Jacky yang berdiri di depan menunggu tamu VIP. Dia mengecek ponselnya tiga kali, tetapi tidak ada kabar apa pun dari Janice.Jacky bertanya, "Bu Amanda, di mana Janice? Bukankah kita sudah janji akan ikut menyambut tamu?"Amanda tersenyum canggung. "Dia ...."Tiba-tiba, Vania menghampiri dan berdiri di samping Jacky dengan santai. "Janice bilang dia nggak enak badan, mungkin nggak bisa ikut."Jacky mengernyit. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa, yang berarti menyetujui Vania berdiri di sampingnya. Hanya saja, dia merasa agak kesal karena dikecewakan oleh desainer baru.Melihat hal ini, Vania tersenyum puas. Saat dia merasa bangga, suara Janice terdengar di belakang. "Siapa bilang aku nggak bisa ikut?"Mendengar suara itu, semua orang memberi jalan. Janice yang mengenakan gaun merah dengan belahan tinggi membuat semua orang terpana. Kain yang berkilau itu membuat kulitnya tampak seputih salju.Dengan tambahan kain jala besar yang berbahan keras yang dihias

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 331

    Menurut yang dikatakan Arya, pada usia seperti Janice, kebanyakan orang sangat berenergi. Namun, Janice hanya punya setengah dari energi yang seharusnya dimiliki. Bahkan, Arya menyuruhnya untuk menghemat energinya. Mungkin ini adalah harga yang harus dibayar dari kelahiran kembali.Janice tersadar dari lamunannya. Dia berpura-pura tenang dan berusaha melanjutkan. Namun, pria di sampingnya mengangkat tangan dan menunjuk ke depan. "Kita ke depan."Jacky segera berkata, "Pak Jason punya pandangan yang tajam. Di depan sana ada batu permata asli yang sangat langka, silakan."Jason mengangguk, lalu berjalan melewati Janice. Tiba-tiba, Janice merasakan kehangatan di telapak tangannya. Dia pun terkejut dan terdiam di tempat.Setelah orang lain berjalan pergi, Janice membuka telapak tangannya. Ada sebuah kantong pemanas seukuran telapak tangan dan berwarna pink. Bagaimana bisa Jason memiliki benda seperti ini?"Janice," panggil Jacky dari depan."Aku datang," jawab Janice yang meremas kantong p

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 332

    Janice menggenggam erat tangan Berto saat dia mulai tenggelam. Wajah kecil Berto sudah pucat karena ketakutan."Jangan takut, aku akan tarik kamu naik." Janice terus menenangkan sambil menopang dagunya.Namun, berat badan Berto tidak ringan, apalagi pakaian yang basah semakin menambah beban. Meskipun Janice seorang wanita dewasa, dia masih kesulitan. Untungnya, pakaiannya tidak terlalu membatasi gerakannya. Walaupun dingin, dia tetap menggertakkan giginya dan terus bertahan.Pada akhirnya, dengan susah payah, dia berhasil membawa Berto ke tepi. Wanita itu pun menangis dan menjulurkan tangan untuk menariknya."Bu, cepat kemari! Aku tarik kamu naik!" seru wanita itu."Tarik anakmu dulu," sahut Janice yang merasa tubuhnya sudah hampir kehabisan tenaga. Dia tidak tahu berapa lama lagi bisa bertahan.Wanita itu terus mengucapkan terima kasih sambil menarik anaknya. Namun, saat dia mengulurkan tangan untuk meraih Janice, tiba-tiba sebuah cabang pohon besar datang dari hulu sungai dan membent

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 333

    Namun, ketika melihat matanya, Jason merasa sangat sulit untuk mengendalikan dirinya. Bahkan, helaian rambut yang jatuh di ujung hidungnya seolah-olah menggelitik hati Jason.Tanpa memberi kesempatan kepada Janice untuk bereaksi, pria di depannya menyentuh bibirnya dengan lembut. Saat berikutnya, tangannya yang ada di leher belakang Janice memegang kepalanya dan mencium dengan penuh hasrat.Namun, ciuman itu tidak berlangsung lama. Kepalan tangannya yang erat diletakkan di samping telinga Janice. Janice bisa mendengar suara napas Jason yang tertahan.Jason menatapnya dan berkata, "Janice, kamu benar-benar hebat."Janice tidak mengerti.Jason tidak memberinya kesempatan untuk bertanya lebih jauh. Dia menarik Janice dan membaringkannya di dalam selimut. "Kamu tidur saja lagi."Janice bergerak sedikit, mencoba mendorong tubuh Jason, tetapi tidak berhasil. Akhirnya, dia menyerah dan menutup matanya.Di luar bangsal, Vania memegang erat gagang pintu, melihat dua orang yang tidur berpelukan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 334

    Di bangsal.Saat Janice terbangun lagi, Jason sudah pergi. Setelah tubuhnya pulih sedikit, dia bangkit dan minum sedikit air. Kebetulan, dia melihat bayangan seseorang bergerak di depan pintu."Siapa?" teriaknya.Pintu terbuka sedikit. Terlihat kepala Berto muncul dari balik pintu."Bibi.""Jangan buat onar." Wanita itu mendorong tubuh Berto yang menghalangi, lalu membuka pintu dan masuk. "Bu, terima kasih banyak kali ini. Aku buatkan kamu makanan. Semoga kamu suka.""Terima kasih, kebetulan aku memang lapar." Janice merasa malu untuk menolak, jadi dia tersenyum dan menerima.Wanita itu membuka termos, lalu menuangkan semangkuk bubur millet dan menyodorkan dua potong roti. Kemudian, dia memasukkan kembali sisanya ke dalam termos.Janice bertanya dengan heran, "Kak, makananmu ini ...?""Ayah Berto masih di ICU. Kami harus hidup sehemat mungkin," jawab wanita itu dengan mata merah.Janice berpikir sejenak, lalu bertanya, "Apa kejadian Berto yang dibuang ke sungai ada kaitannya dengan sua

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 741

    Setelah Janice mengenakan gaunnya, Naura dan penata riasnya langsung terpukau."Gaun ini terlihat biasa saja, tapi kenapa terlihat begitu bagus saat kamu pakai?" kata Naura.Jika Naura tidak membantu Janice mengenakan gaun itu, dia juga tidak akan percaya itu adalah gaun yang tadi dibawanya. Gaun berwarna ungu pucat dan tanpa lengan ini terlihat agak kusam saat dipegangnya, tetapi gaun itu terlihat sempurna saat dipakai Janice seolah-olah gaun itu memang khusus dibuat untuk Janice. Setiap kali Janice melangkah, gaun itu juga akan memancarkan cahaya.Penata rias yang terkejut pun berkata, "Benar-benar berubah."Pipi Janice langsung memerah karena merasa malu.Naura segera memapah Janice dan berkata, "Ayo cepat, jangan buat semua orang menunggu lama."Setelah mengiakan, Janice pun perlahan-lahan berjalan keluar dari ruang rias itu. Restoran ini hanya memiliki satu ruang rias di lantai ini, sehingga dia harus berjalan melewati koridor untuk sampai ke ruangan pribadi yang sudah dipesannya.

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 740

    Mendengar pertanyaan itu, Ivy yang sedang membantu Janice untuk menutup kopernya pun tangannya terjepit. "Ah! Sakit sekali."Jari-jari Ivy memerah dan ekspresinya juga terlihat sangat muram.Janice segera mengambil kantong es dari kulkas untuk mengompres tangan Ivy. "Ibu, kenapa kamu begitu nggak fokus?""Nggak apa-apa. Mungkin maksudnya adalah rekan kerja kita lainnya yang sudah lama nggak bekerja lagi. Kamu juga tahu pekerjaan kita ini bergantung pada penampilan, jadi kantor pusat mengirim gadis muda yang cantik. Kita juga nggak bisa apa-apa," jawab Ivy sambil menekan kantong es dan menundukkan kepala, sehingga ekspresinya tidak jelas.Janice juga tidak begitu memperhatikan, hanya membungkuk dan hendak mengangkat kopernya.Ivy langsung terkejut. "Jangan bergerak. Kandunganmu masih belum tiga bulan, mengangkat barang berat seperti ini bisa berbahaya.""Ini nggak berat," jelas Janice."Nggak boleh, biar aku saja yang angkat," balas Ivy, lalu merebut koper dari tangan Janice dan membawa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 739

    "Benar juga," kata Ivy yang tidak bersikeras lagi, lalu meletakkan kartu bank dan sertifikat rumah itu kembali ke dalam brankasnya.Janice lanjut mengemas barangnya, tetapi Ivy malah merebut pakaian yang ada di tangan Janice. "Kamu duduk di samping saja. Lihat saja pakaian yang kamu lipat ini, berantakan sekali. Biar aku saja yang rapikan.""Baiklah," jawab Janice yang tahu Ivy sebenarnya tidak ingin berpisah dengannya. Mengingat mereka tidak akan bisa bertemu lagi dalam waktu yang cukup lama, dia pun tidak menolaknya. Dia duduk di sofa dan menyerahkan pakaiannya pada Ivy.Tepat pada saat itu, ponsel Janice berdering. Melihat telepon itu ternyata dari Yuri, dia segera mengangkatnya. "Yuri, kamu baik-baik saja?""Kak, aku baik-baik saja, Pak Jason yang menyelamatkanku. Dia bahkan mengatur sekolah baru untukku," jawab Yuri dengan semangat."Menyelamatkanmu?" tanya Janice dengan bingung. Bukankah Jason sengaja membawa pergi Yuri?Yuri menjelaskan, "Setelah aku turun dari atap saat itu, ak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 738

    Janice dan Landon pun memutuskan untuk tetap bertunangan sesuai dengan rencana mereka sebelumnya. Begitu kabarnya tersebar, Ivy langsung datang menemui Janice sambil membawa sebuah brankas.Saat ini, perusahaan layanan rumah baru saja selesai merapikan rumah Janice. Sekarang dia sedang menyortir barang-barang yang tidak diperlukan untuk dibuang dan sisanya langsung dimasukkan ke koper.Untuk menghindari masalah yang tidak diinginkan, Janice dan Landon memutuskan untuk pergi ke Kota Heco dan menjalani prosedurnya setelah bertunangan. Dia ingin seluruh anggota Keluarga Karim tahu dia sudah menjadi bagian dari Keluarga Luthan, lalu mereka pergi ke luar negeri. Kepergian mereka ini mungkin akan memakan waktu bertahun-tahun.Saat masuk dan melihat koper yang ada di lantai, Ivy terdiam cukup lama. Setelah berkedip beberapa kali, dia akhirnya berhasil menahan air matanya. "Jadi, kamu benar-benar akan meninggalkanku?""Ibu, kita bukan berpisah selamanya. Bukannya dulu kamu malah berharap aku b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 737

    "Kamu tahu kamu sudah tidur berapa lama? Aku hampir saja mengira kamu sudah tiada, aku sampai berkali-kali pergi memeriksa napasmu," kata Naura."Hanya sedikit lelah," jawab Janice dengan lemah.Melihat wajah Janice yang agak pucat, Naura segera membantu Janice untuk duduk dan menyajikan semangkuk sup. "Aku terus menghangatkan sup ini di atas kompor agar kamu bisa meminumnya saat kamu bangun. Ayo coba."Setelah meminum seteguk supnya, seluruh tubuh Janice langsung terasa hangat. Tak lama kemudian, semangkuk penuh supnya sudah habis diminum. Setelah makan sepiring nasi dan beberapa potong iga yang kembali disajikan Naura, dia baru merasa lebih baik.Saat bangkit dan hendak membantu Naura membereskan piring, tas yang digantung Janice di belakang kursi tiba-tiba jatuh dan sebuah kotak berguling keluar. Itu adalah kotak yang diberikan Jason saat mengantarnya pulang dan menyuruhnya hari ini baru membukanya. Dia memungut kotak itu dengan curiga, lalu perlahan-lahan membukanya dan terlihat se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 736

    Jason berkata dengan tenang, "Sehari sebelum Elaine menjebak Ivy, Landon berhasil melamar Janice. Landon masih belum memberi tahu orang lain tentang hal ini, hanya keluarga saja."Rachel pun cemberut. "Bibi Elaine juga keluargaku."Jason berkata dengan dingin, "Alasannya cukup masuk akal, tapi kamu nggak cocok melakukan hal seperti ini."Setelah terdiam sejenak, Rachel menundukkan kepala dan berkata, "Mana Bibi Elaine?"Jason berdiri dan menjawab, "Tenang saja, kalian akan segera bertemu."Mendengar perkataan itu, Rachel menatap Jason dengan bingung.....Beberapa jam sebelumnya.Melihat popularitas siaran langsung putra Fenny, Elaine merasa sangat senang. Dia yakin Ivy pasti dalam masalah dan Jason juga pasti akan menyesal. Namun, saat dia membuka pintu, asap yang memenuhi udara membuatnya langsung waspada. "Siapa itu? Berani-beraninya merokok di kantorku."Kursi di depan meja Elaine pun perlahan-lahan berputar dan terlihat wajah Jason dengan ekspresi yang tajam dan berbahaya. Dia ber

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 735

    Oleh karena itu, seluruh pihak kepolisian langsung memverifikasi semua bukti itu secepat mungkin. Saat petang, pernyataan resmi sudah dirilis di internet. Dalam sekejap, para netizen yang merasa ditipu pun langsung marah.[ Bocah yang baru berusia 15 tahun ternyata sudah punya target kecil di luar negeri, kita malah disuruh donasi untuk pengobatannya. Bagaimana kalau kasurnya itu kasih aku dulu. ][ Hari ini ada influencer yang bilang pencahayaan di siaran langsungnya sangat profesional, jelas ada tim di baliknya. Mana seperti anak yatim. ][ Rasa iri memang bisa buat orang berubah, sungguh mengerikan. Karena iri dengan kehidupan Pak Zachary dan Nyonya Ivy, jadi mati pun mau menghancurkan orang lain. ]Janice hanya membaca beberapa komentar saja. Saat melihat kata target kecil, dia langsung menyadari semuanya sesuai dengan perkataan Zachary. Karena takut dilacak, Elaine mengirim semua uangnya ke rekening Fenny untuk memutuskan hubungan mereka.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara t

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 734

    Melihat situasinya tidak beres, Naura segera menarik Janice untuk duduk. Dia berkata pada polisi sambil tersenyum dengan canggung, "Maaf. Dia terlalu khawatir dengan kondisi ibunya, jadi agak emosional."Setelah polisi itu memberi isyarat bisa memaklumi reaksi Naura, Zachary kembali berkata, "Orang yang mengumpulkan uang ilegal itu sebenarnya Fenny. Nggak ada aset atas namanya, tapi semuanya sudah dialihkan ke nama putranya. Dia bahkan sudah menyiapkan operasi transplantasi sumsum tulang untuk putranya, putranya juga tahu semuanya. Pengacaraku sudah menyerahkan semua buktinya.""Selain itu, putranya memanfaatkan usianya yang masih muda pun berbicara sembarangan di internet dan mencari simpati orang lain. Dia bahkan melakukan penipuan donasi dan sekarang jumlahnya sudah mencapai dua miliaran. Aku ingin putranya Fenny untuk minta maaf kepada publik di siaran langsungnya."Setelah mengatakan itu, Zachary membuka dokumen buktinya. Terlihat seorang pemuda bisa memiliki rekening bank luar ne

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 733

    Di antara orang-orang yang bersimpati pada pemuda itu, sebagian besar berasal dari Kota Pakisa. Kabar menyebar dengan cepat dari mulut ke mulut, sehingga kini kerumunan orang mulai berdatangan ke kantor polisi untuk menuntut penjelasan. Melihat tatapan mereka sangat mengerikan, Naura melindungi Janice saat masuk ke kantor polisi.Saat melihat Zachary yang sudah menunggu bersama asistennya, Janice segera maju dan bertanya, "Paman, bagaimana keadaan ibuku?""Ibumu baik-baik saja, tapi Fenny tiba-tiba mulai menyakiti dirinya sendiri. Kabar itu sudah tersebar keluar, jadi publik sangat marah," jelas Zachary."Paman, tolong selidiki putranya Fenny. Aku curiga ada yang sengaja membantunya membangun citra ini," kata Janice."Ini ...." Mendengar perkataan Janice, Zachary menggigit bibirnya dan tidak langsung menjawab.Pada akhirnya, asistennya Zachary berkata dengan tidak berdaya, "Nona Janice, Pak Zachary sudah diskors perusahaan dan semua dananya juga sudah dibekukan Keluarga Karim.""Ini ..

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status