Share

Bab 331

Author: Danira Widia
Menurut yang dikatakan Arya, pada usia seperti Janice, kebanyakan orang sangat berenergi. Namun, Janice hanya punya setengah dari energi yang seharusnya dimiliki. Bahkan, Arya menyuruhnya untuk menghemat energinya. Mungkin ini adalah harga yang harus dibayar dari kelahiran kembali.

Janice tersadar dari lamunannya. Dia berpura-pura tenang dan berusaha melanjutkan. Namun, pria di sampingnya mengangkat tangan dan menunjuk ke depan. "Kita ke depan."

Jacky segera berkata, "Pak Jason punya pandangan yang tajam. Di depan sana ada batu permata asli yang sangat langka, silakan."

Jason mengangguk, lalu berjalan melewati Janice. Tiba-tiba, Janice merasakan kehangatan di telapak tangannya. Dia pun terkejut dan terdiam di tempat.

Setelah orang lain berjalan pergi, Janice membuka telapak tangannya. Ada sebuah kantong pemanas seukuran telapak tangan dan berwarna pink. Bagaimana bisa Jason memiliki benda seperti ini?

"Janice," panggil Jacky dari depan.

"Aku datang," jawab Janice yang meremas kantong p
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 332

    Janice menggenggam erat tangan Berto saat dia mulai tenggelam. Wajah kecil Berto sudah pucat karena ketakutan."Jangan takut, aku akan tarik kamu naik." Janice terus menenangkan sambil menopang dagunya.Namun, berat badan Berto tidak ringan, apalagi pakaian yang basah semakin menambah beban. Meskipun Janice seorang wanita dewasa, dia masih kesulitan. Untungnya, pakaiannya tidak terlalu membatasi gerakannya. Walaupun dingin, dia tetap menggertakkan giginya dan terus bertahan.Pada akhirnya, dengan susah payah, dia berhasil membawa Berto ke tepi. Wanita itu pun menangis dan menjulurkan tangan untuk menariknya."Bu, cepat kemari! Aku tarik kamu naik!" seru wanita itu."Tarik anakmu dulu," sahut Janice yang merasa tubuhnya sudah hampir kehabisan tenaga. Dia tidak tahu berapa lama lagi bisa bertahan.Wanita itu terus mengucapkan terima kasih sambil menarik anaknya. Namun, saat dia mengulurkan tangan untuk meraih Janice, tiba-tiba sebuah cabang pohon besar datang dari hulu sungai dan membent

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 333

    Namun, ketika melihat matanya, Jason merasa sangat sulit untuk mengendalikan dirinya. Bahkan, helaian rambut yang jatuh di ujung hidungnya seolah-olah menggelitik hati Jason.Tanpa memberi kesempatan kepada Janice untuk bereaksi, pria di depannya menyentuh bibirnya dengan lembut. Saat berikutnya, tangannya yang ada di leher belakang Janice memegang kepalanya dan mencium dengan penuh hasrat.Namun, ciuman itu tidak berlangsung lama. Kepalan tangannya yang erat diletakkan di samping telinga Janice. Janice bisa mendengar suara napas Jason yang tertahan.Jason menatapnya dan berkata, "Janice, kamu benar-benar hebat."Janice tidak mengerti.Jason tidak memberinya kesempatan untuk bertanya lebih jauh. Dia menarik Janice dan membaringkannya di dalam selimut. "Kamu tidur saja lagi."Janice bergerak sedikit, mencoba mendorong tubuh Jason, tetapi tidak berhasil. Akhirnya, dia menyerah dan menutup matanya.Di luar bangsal, Vania memegang erat gagang pintu, melihat dua orang yang tidur berpelukan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 334

    Di bangsal.Saat Janice terbangun lagi, Jason sudah pergi. Setelah tubuhnya pulih sedikit, dia bangkit dan minum sedikit air. Kebetulan, dia melihat bayangan seseorang bergerak di depan pintu."Siapa?" teriaknya.Pintu terbuka sedikit. Terlihat kepala Berto muncul dari balik pintu."Bibi.""Jangan buat onar." Wanita itu mendorong tubuh Berto yang menghalangi, lalu membuka pintu dan masuk. "Bu, terima kasih banyak kali ini. Aku buatkan kamu makanan. Semoga kamu suka.""Terima kasih, kebetulan aku memang lapar." Janice merasa malu untuk menolak, jadi dia tersenyum dan menerima.Wanita itu membuka termos, lalu menuangkan semangkuk bubur millet dan menyodorkan dua potong roti. Kemudian, dia memasukkan kembali sisanya ke dalam termos.Janice bertanya dengan heran, "Kak, makananmu ini ...?""Ayah Berto masih di ICU. Kami harus hidup sehemat mungkin," jawab wanita itu dengan mata merah.Janice berpikir sejenak, lalu bertanya, "Apa kejadian Berto yang dibuang ke sungai ada kaitannya dengan sua

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 335

    Janice bisa merasakan tubuhnya melemas. Sebelum matanya terpejam, dia hanya melihat penutup kepala berwarna hitam.Pria itu menatap Janice yang terbaring di lantai. Setelah menyimpan jarum suntiknya, dia terkekeh-kekeh. "Yang ingin membunuhmu bukan cuma aku. Kita ketemu lagi, Janice."....Jason kembali ke rumah sakit dengan membawa makanan. Ketika melihat bangsal yang kosong, dia langsung meninju pengawal hingga terjatuh."Begini cara kerjamu?""Maaf, Pak. Aku cuma ke toilet sebentar," jelas pengawal itu dengan takut."Siapa saja yang sempat kemari?""Ibu dan anak yang ditolong Bu Janice. Tadi aku tanya suster, katanya dia melihat Bu Janice turun mencari mereka ...."Sebelum pengawal itu menyelesaikan ucapannya, Jason sudah berlari pergi.Di bawah sana, ibu dan anak itu sedang bergandengan tangan dengan ekspresi lelah. Saat melihat Jason yang menghampiri dengan galak, mereka pun ketakutan."Di mana Janice?" tanya Jason langsung."Dia ... bukannya dia istirahat di kamarnya?" tanya wani

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 336

    Mungkin karena ucapan Janice terdengar terlalu lugu, Kengo langsung mengangkat kakinya dan menginjak tubuh Janice dengan sepatu kulitnya yang berdebu."Janice, kamu putri angkat Zachary. Wajar kalau kamu datang ke pertambangan untuk lihat-lihat. Kalau terjebak longsor, berarti kamu sial. Menurutmu, kami harus memberi siapa penjelasan?""Zachary? Memangnya siapa dia? Kalaupun kami membunuhnya, ayahnya nggak bakal berani berkomentar. Mengenai urusan tambang, kamu rasa para orang miskin itu bisa apa?""Kami awalnya ingin menyelesaikan secara baik-baik, tapi mereka malah menolak tanda tangan surat pertanggungjawaban dan melawan Keluarga Karim. Selanjutnya yang akan mati adalah kamu. Ini cuma tentang 200 juta, aku saja malas mengurusnya."Saat ini, Kenta mengernyit dan menyela, "Ngapain kamu bicara panjang lebar sama dia? Cepat ambil tindakan!"Begitu mendengarnya, Janice langsung memahaminya. Kenta yang jarang bicara ini adalah yang paling tegas. Saat keduanya bertatapan, Kenta tampak memi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 337

    Asalkan terjepit dengan erat, batu itu bisa menghalangi batu-batu yang ada di belakangnya. Namun, Janice juga tidak bisa keluar. Satu-satunya jalan keluar terhalang.Setelah memastikan bahwa mereka aman untuk sementara, Janice tidak diam begitu saja. Dia berbalik, lalu menatap marah pria yang terbaring setengah di tanah dengan marah. "Kenapa kamu malah diam! Kamu menipuku! Kamu ...."Dengan marah, Janice mengangkat tangannya untuk memukul. Namun, tangannya tiba-tiba terhenti di udara.Janice baru menyadari bahwa kaki Jason terluka karena batu yang jatuh. Darah telah menggenang di tanah. Dia menunduk, perasaannya sangat campur aduk.Dengan wajah datar, Jason mengangkat tangannya untuk memegang dagu Janice. Dia mengalihkan pandangannya dan berkata, "Nggak ada patah tulang, cuma luka gores."Janice menepis tangan Jason, lalu memelototinya dengan mata memerah. "Kenapa kamu selalu begini sih? Kamu selalu bersikap baik setelah mengecewakanku! Aku benci sekali padamu!"Jason mengangkat tangan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 338

    Jason melepaskan Janice, lalu bersandar pada batu dan terdiam. Entah berapa lama kemudian, dia mengubah posisinya sedikit. Satu kaki ditekuk untuk menyangga tubuhnya. Suaranya sedikit lebih lembut saat bertanya, "Janice, aku harus gimana?"Janice tidak mengerti maksudnya. Dia menoleh sedikit dan hendak berbicara. Namun, sebelum sempat mengeluarkan kata-katanya, kepala Jason jatuh ke bahunya.Dahi Jason menempel pada pipi Janice. Janice langsung merasakan ada yang tidak beres. Tubuh besar yang biasanya kuat itu kini gemetaran karena kedinginan.Janice meraba dalam kegelapan, lalu mendekat untuk memeriksa luka Jason. Kain yang membalut lukanya tampak sepenuhnya basah karena darah.Janice hanya bisa merobek lagi lengan bajunya untuk mengikat luka itu lebih erat. Namun, itu tidak membuat Jason merasa lebih baik, malah wajahnya semakin pucat.Jason mengepalkan tangan. Urat lehernya menonjol, wajahnya seputih kertas, rambutnya basah hingga menempel di dahinya. Keringat dingin mengalir, panda

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 339

    "Ini ... aku nggak tahu apa-apa. Yang jelas, mereka punya bukti yang lengkap. Nggak ada yang bisa meloloskan diri," gumam Ivy, lalu memotong buah dan menyuapkannya ke mulut Janice.Janice tahu bahwa orang-orang ini pasti mendapat bantuan untuk mendapatkan bukti itu. Selain Jason, tidak ada lagi orang yang memiliki kemampuan sebesar itu.Janice menggigit apel yang terasa hambar. Dengan canggung, dia bertanya, "Ibu, gimana dengan Paman?""Ah! Mati!" Ivy melihat pisau buah yang hampir melukai dirinya. "Mau mati ya? Kamu sengaja mau bunuh ibumu?""Ma ... mati? Gimana dia bisa mati? Palingan kakinya patah, 'kan?" tanya Janice dengan suara yang bergetar."Aku bilang dia nggak mungkin mati!""Ibu, kamu nggak bisa bicara yang baik?" Janice mengernyit."Ngapain kamu gugup? Di jalan tadi, kamu terus teriak memanggil pamanmu itu! Untung ada aku yang menutup mulutmu!""Ibu! Aku lapar, belikan aku makanan dong," sela Janice dengan lantang.Ivy mendengus, lalu berbalik untuk pergi membeli makanan. J

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 364

    Jason tidak lagi mengirim pesan, sehingga Arya berpikir percakapan sudah selesai. Saat dia hendak meletakkan ponsel, tiba-tiba muncul sebuah gambar.[ Gimana kalau ini? ]Arya tidak tahu apa yang dilakukan Jason tengah malam begini, sampai-sampai meminta seseorang melukis potret. Namun, dia tetap membuka gambar itu dengan sabar.Hanya dengan sekali lihat, Arya langsung terpaku di tempat dan ketakutan. Terlebih lagi, dia sedang sendirian di lorong rumah sakit yang sunyi. Punggungnya sampai terasa dingin.Sambil mempercepat langkahnya, Arya membalas pesan.[ Persis. Awalnya aku kira itu Janice waktu kecil, tapi sekarang aku akhirnya melihat perbedaannya. Mata ini persis dengan matamu! ]Arya masuk ke kantor, lalu menutup pintu dan meneguk air untuk menenangkan diri. Dia selalu berpikir bahwa mimpi hanyalah sesuatu yang tidak nyata. Namun, sekarang dia mulai merasa ragu.[ Oke, aku sudah paham. ]Jason tidak lagi mengirim pesan setelah itu. Arya sampai tidak bisa tidur sepanjang malam kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 363

    Arya sontak berdiri. "Nggak boleh! Lukamu baru saja sembuh. Sejak kembali dari Kota Gunang, kamu hampir nggak pernah istirahat. Tubuhmu nggak bakal tahan!""Kamu pulang saja. Malam ini aku sudah tukar jadwal malam dengan dokter lain. Aku yang akan membantumu berjaga. Lagi pula, bukankah orang-orangmu juga mengawasi secara diam-diam?" Sambil berbicara, Arya mendorong Jason dengan pelan.Jason mengusap pelipisnya sambil mengangguk pelan. Pada akhirnya, dia berbalik dan keluar dari kantor.....Larut malam, Jason duduk di ruang kerjanya. Kedua tangannya menopang dagunya. Rokok di jarinya perlahan-lahan habis terbakar, sementara asap yang membubung menyembunyikan ekspresinya.Di meja, ponselnya terus memutar ulang rekaman yang didapat dari Malia."Jadi, kamu diam-diam ingin menikah dengan Jason! Bahkan ingin punya anak dengannya! Kamu ingin anak perempuan atau laki-laki?""Anak perempuan.""Anak perempuan ....""Anak ...."Ketika pertama kali mendengar rekaman ini, Jason merasakan perasaan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 362

    Saat cairan dalam jarum suntik sepenuhnya masuk ke selang infus, dokter itu menunjukkan senyuman puas di matanya.Namun, detik berikutnya, matanya terbelalak tak percaya. Dia bahkan tidak sempat menoleh, tubuhnya seperti robot yang kehilangan daya dan langsung terjatuh ke lantai.Setelah dokter itu terjatuh, sosok pria di belakangnya pun terlihat. Wajahnya tampan, tetapi memancarkan aura membunuh yang samar.Jason mengelap tangannya. "Bawa dia pergi."Norman melangkah maju, lalu menyeret pria itu keluar dengan mudah.Akhirnya, ruangan itu kembali sunyi. Jason duduk di tepi ranjang. Dengan hati-hati, dia membuka selotip di punggung tangan Janice. Jarum infus itu ternyata tidak benar-benar menembus kulitnya, hanya trik untuk mengelabui.Jason mengusap punggung tangan Janice perlahan, menatap wajahnya yang pucat dan tenang saat tidur. Matanya yang dalam menyimpan emosi yang sulit dibaca. Pada akhirnya, dia menunduk untuk menyembunyikan emosinya. Namun, dia menggenggam tangan Janice semaki

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 361

    Sosok Jason menyihir perhatian orang, tetapi sekaligus membuat mereka takut. Jason telah datang.Dia mendekati Janice, tetapi Vania tiba-tiba memutar kursi rodanya dan memeluk Jason. "Jason, aku baik-baik saja. Jangan salahkan Janice. Aku cuma ingin berbicara dengannya. Lagi pula, sebulan lagi kita akan menikah.""Nggak ada yang perlu dibicarakan dengannya." Jason berbicara dengan dingin sambil membantu Vania duduk dengan baik di kursi roda.Vania mengerutkan alisnya, bersandar pada Jason. "Jason, jangan begini. Bagaimanapun, dia juga keluarga.""Bukan," jawab Jason dengan tatapan tanpa emosi sedikit pun."Bukan keluarga? Jadi, dia orang luar?" tanya Vania sambil menatap Janice dengan wajah bingung yang dibuat-buat.Sekujur tubuh Janice terasa dingin. Suara yang datang dari kehidupan lain tiba-tiba terngiang di pikirannya."Janice, kamu bersama Jason 8 tahun, tapi nggak bisa menandingiku. Begitu aku kembali, dia langsung ingin kamu menyerahkan tempatmu untukku dan anakku. Dia bahkan bi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 360

    Ketika Janice kembali sadar, dia sudah mengenakan pakaian bersih dengan bantuan Ivy dan suster, bahkan darah di kepalanya sudah dicuci bersih.Rambutnya yang setengah kering terurai di pipinya, memberikan kesan indah yang rapuh. Namun, matanya benar-benar hampa, membuatnya seperti boneka kayu yang digerakkan dengan tali.Arya menunduk sambil memotong kulit mati di jarinya dengan hati-hati. Saat melihat jari Janice bergerak sedikit, dia segera menenangkan, "Sebentar lagi selesai, tahan sedikit."Janice mengangguk dengan bengong, lalu bertanya, "Gimana dengan Vania?""Keguguran, pendarahan hebat, tapi sekarang sudah stabil," jawab Arya dengan nada canggung.Mendengar itu, Janice menggertakkan giginya dan mencengkeram tepi ranjang. Dia mengangguk, lalu menggeleng. "Aku nggak mendorongnya."Arya mendongak dengan kaget. Dia menatap mata suram itu dan merasa kasihan. "Sebenarnya ...."Sebelum dia selesai bicara, pintu bangsal dibuka. Vania masuk dengan kursi roda, didorong oleh Risma. Dia me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 359

    Segera, Jason melangkah perlahan ke arah Malia. "Setelah ini, kirimkan rekaman itu padaku.""Baik." Malia menjawab dengan mata merah, wajahnya tampak penuh kepedihan. "Pak Jason, aku benaran nggak nyangka Janice bisa sekejam ini. Semua ini salahku.""Aku nggak tahan lagi dengan cara dia diam-diam bersekongkol dengan orang lain untuk menindasku. Makanya, hari ini aku datang untuk memohon agar dia melepaskanku. Aku nggak nyangka dia malah memanfaatkan kesempatan ini untuk mencelakai Vania.""Siapa?" Mata Jason yang tajam menatap Malia."Maksudmu?" Malia terkejut."Dia bekerja sama dengan siapa? Sebutkan namanya.""Eee ...." Bahu Malia mulai bergetar.Tepat pada saat itu, pintu ruang operasi terbuka. Seorang dokter keluar dengan ekspresi panik. "Maaf, Pak Jason. Kami nggak bisa menyelamatkan bayinya. Sekarang pasien juga mengalami pendarahan hebat dan membutuhkan transfusi darah."Sebelum dokter selesai bicara, perawat sudah berlari masuk dengan kantong darah di tangan.Anwar yang mendeng

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 358

    "Apa buktinya?" tanya Risma dengan tidak sabar.Malia langsung membuka rekaman suara di ponselnya. Layar menunjukkan tanggal rekaman itu diambil pada malam Natal tahun lalu. Saat itu, hubungan Janice dan Malia sangat baik. Tidak ada rahasia di antara mereka.Janice sontak teringat pada sesuatu. Wajahnya menjadi pucat pasi, bahkan tangan yang terkepal erat gemetaran. Di kehidupan sebelumnya, Malia bisa terus berada di sisi Vania tentu karena punya kemampuan. Wanita ini diam-diam mengumpulkan aib orang lain.Rekaman mulai diputar."Janice, kenapa melamun melihat kembang api? Kamu diam-diam membuat permohonan ya?""Nggak." Suara Janice terdengar sengau, ada rasa malu seolah-olah rahasianya terungkap."Jangan bohong, wajahmu sampai merah. Kamu memikirkan Jason lagi?""Sstt! Jangan sampai ada yang dengar! Dia sudah bersama orang lain.""Tenang saja, cuma kita yang tahu. Ayo, katakan. Barusan kamu pikirin apa?"Malia terus bertanya dengan penasaran. Setelah ragu sejenak, Janice akhirnya ters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 357

    Setelah bersumpah, Malia segera bersujud. Suara yang timbul akibat kepalanya yang menyentuh lantai menggema di sepanjang koridor. Siapa pun yang melihatnya akan merasa bahwa dia tidak berbohong.Ivy yang biasanya tidak pernah marah, sampai terengah-engah sambil memegang dadanya. Dia memelototi Malia dengan murka. "Kamu bohong! Kapan aku pernah mengancammu?"Ketika mendengar suara itu, Malia seketika merangkak mundur dengan ketakutan dan bersembunyi di balik kaki Anwar. "Bu, tadi kamu bahkan memukulku dengan tasmu. Kamu masih berani bilang nggak ada yang terjadi? Semua orang di studio melihatnya!""Kamu ...." Ivy terdiam, tidak bisa berkata-kata lagi.Saat ini, tangisan Risma semakin menjadi-jadi. Dia menghampiri Anwar sambil menunjuk darah di bajunya. "Pak, kamu harus memberi Vania keadilan. Setelah tahu dia mengandung anak Jason, dia sangat bahagia. Setiap hari dia mengajak anaknya mengobrol. Tapi sekarang, karena Janice, nyawanya dan anak itu terancam! Padahal, itu anak pertamanya!"

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 356

    Di tengah keributan, Janice melihat Vania tiba-tiba mendekatinya. Dia langsung merasa ada yang tidak beres dan segera melepaskan tangan Malia.Namun, Janice tetap terlambat selangkah. Malia yang terlihat seperti sedang memohon ampun dan kehilangan akal sehat, diam-diam mendorong Janice ke arah Vania.Terdengar jeritan tajam, lalu Vania jatuh terguling dari tiga anak tangga. Dia meringis kesakitan sambil memegangi perutnya dan berkata dengan wajah penuh penderitaan, "Perutku ... sakit sekali ...."Seorang rekan kerja langsung memarahi, "Janice! Vania bermaksud baik karena khawatir padamu, tapi kamu malah memperlakukannya seperti ini?"Rekan lainnya yang membantu menopang Vania, melihat ke arah rok Vania dan berseru ketakutan, "Darah! Banyak sekali darah!"Vania mengerang kesakitan. "Anakku ...."Mendengar itu, reaksi pertama Janice adalah segera menolongnya. Dia ingin mengulurkan tangan untuk membantu Vania, tetapi tiba-tiba seseorang muncul dan menabraknya ke sisi tangga. Lengan Janic

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status