Share

Rumah Masa Kecil

Penulis: Henny_Hutabarat
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-01 12:59:37

"Allahuakbar!" seru Nirmala, tidak habis pikir dengan kelakuan iparnya itu.

"Bohong kau, Nirmala."

"Bu, ayo cepat kita habiskan minumannya, kita kembali ke bus saja." Nirmala dan si ibu yang bernama Nek Halimah cepat menghabiskan teh mereka yang memang sudah hangat dan pas untuk diminum, setelah membayar lalu Nirmala menggandeng tangan Nek Halimah kembali masuk ke dalam bus. Tidak ia hiraukan ucapan-ucapan Melda, sesekali Nirmala hanya menarik nafas, ingin memaki, tapi ingat lagi petuah almarhum ayahnya jika kita melawan orang gila maka kita sama saja gilanya seperti orang tersebut, jika bisa menghindar ya menghindarlah kecuali kalau terdesak atau kelewat batas maka kau harus bersuara untuk membungkam suatu kemungkaran.

Tidak berapa lama sang supir dan kenek juga naik ke dalam bus karena memang sudah waktunya jalan, Melda yang awalnya hendak ikut naik mengikuti Nirmala mengurungkan niatnya dan segera turun saat mesin bus dinyalakan dan kernet hendak menutup pintu bus.

Bus malam anta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Wanita Terhina   Fitnah Sang Ipar

    Bu Herlina menggeleng lemah, seolah tidak percaya dengan apa yang ia lihat tapi foto di ponsel Melda seolah menjelaskan semuanya. "Tidak mungkin, Nir–Nirmala putriku." Bu Herlina menggeleng sekali lagi, rasanya sulit untuk percaya. "Sudah jelas-jelas bukti terpampang dengan nyata, malah Ibu abaikan." Melda meyakinkan lagi. Bu Herlina tampak sedih, kedua matanya berembun. "Sudah Bu, jangan dipikirkan, nanti kita tanya saja pada Nirmala, saya juga tidak percaya kalau Nirmala begitu." Yati menenangkan hati Bu Herlina, sedikit banyak Yati sudah paham betul dengan perangai menantu Bu Herlina itu, mulutnya pedas, perangainya kasar kalau melihat orang suka judes dan suka mengarang cerita, karena Yati salah satu orang yang sering Melda fitnah, dituduh mencuri jeruk di kulkas, mencuri lipstik. Kalau tidak mengingat kebaikan kedua orang tua Nirmala, mungkin Yati tidak betah kerja di rumah itu. "Heh! Pembantu, jangan ikut campur, ini urusan keluargaku, mending kau belikan aku lontong sayur d

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-01
  • Pembalasan Wanita Terhina   Ide Yang Sangat Briliant

    "Setelah ini Nirmala mau keliling kampung Ya Mak, mau lihat-lihat perkembangan kampung ini, oiya Mak rencana Nirmala mau buka usaha.""Usaha apa Nir?" "Di kampung kita ini kan penghasil sawit dan nanas paling tinggi dari daerah lain, jadi Nur mau buat sapu lidi dari batang sawit, daripada terbuang begitu saja saat di tunas atau dipelepahin jadi lebih baik dimanfaatkan, usaha ini bisa memanfaatkan tenaga wanita saat membersihkan lidi dari daun, Nirmala kepikiran begitu banyak janda muda di kampung kita karena korban nikah muda, mantan suami mereka tidak mau menafkahi, sulitnya mencari pekerjaan banyak yang salah jalan, mereka mencari jalan singkat dengan menjadi PSK atau TKW yang belum tentu jelas agencynya jadi saat di negeri orang banyak yang dijadikan penjaja s*x komersial.""Masya Allah … ide bagus tuh Nirmala, tapi masalahnya kemana mau jual sapu lidi itu, karena kebanyakan warga sini pasti buat sendiri, kau bisa lihat sendiri kan Nirmala, pohon kelapa bertebaran dimana-mana, kal

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-02
  • Pembalasan Wanita Terhina   Lelaki Pelantun Ayat Suci

    "Allahu Akbar!" Nirmala menepuk-nepuk bagian dada karena kaget dengan suara bantingan pintu, lalu ia mencoba cuek dan mengeluarkan kunci serep yang memang ia miliki, sebenarnya ia sudah pegang semenjak dirumah tapi ia ingin tau saja sampai mana kelicikan iparnya dan adiknya itu, semenjak Melda melarang untuk balik ke kampung bahkan saat tragedi di Bandara membuat Nirmala ingin menguak tabir kebenaran, apa yang sebenarnya terjadi. "Bawa aja Nirmala motornya, duh gusti, kok ada ya manusia macam begitu," ujar Yati yang merasa geram. Nirmala menyalakan mesin motor dan menjalankannya. "Eh! Maling! Maling!"Mela berteriak dari jendela, terpaksa Nirmala menghentikan motor matic tersebut karena warga ada yang datang. "Mana malingnya Mela?" Seorang bapak yang sedang memakai kaos partai yang sudah lusuh bertanya. "Iya, mana malingnya, siang-siang sudah berani maling," ucap seorang pemuda. "Itulah di depan kalian itu, hajar saja, dia mau mencuri sepeda motorku." Mela menunjuk Nirmala. "As

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-02
  • Pembalasan Wanita Terhina   Allah Maha Pemberi Rezeki

    Rani tampak diam sejenak, masih segar diingatannya saat Melda bermesraan dengan lelaki yang bukan suaminya, Rani menimang-nimang apakah ia memberi tahu Nirmala atau tidak. "Kenapa Ran? Emang kenapa dengan Kak Melda?""Ah–tidak apa-apa Nirmala." Rani belum cukup berani memberitahu Nirmala, takut dibilang Fitnah, lagian masalah hidup Rani sudah cukup banyak, tidak mau dilabrak Melda karena masalah ini, biarlah suaminya atau keluarga Melda tau dengan sendirinya tapi tidak dari mulut Rani. "Ran, kamu tau lelaki yang mengajar di TK Al Masliah, Tk yang sebelum pertigaan yang kondisinya sudah tidak layak itu.""Kenapa Nirmala? Aku tidak tau pasti orangnya yang mana. Tapi setahuku dari si Tatik tetangga samping kiriku ini pernah cerita tentang beliau, katanya banyak gadis kampung sini yang suka dengannya, tapi lelaki itu sosok misterius, datang dari kota dan mengajar di tempat kumuh seperti itu, entah apa maksud dan tujuannya.""Aku ada keinginan memperbaiki sekolah itu, dan membeli beberap

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Pembalasan Wanita Terhina   Siapa Dalangnya?

    "Mau apa kalian!" Nirmala berusaha tenang bertanya dengan nada yang tegas dan sorot mata yang tajam. "Kami mau bermain-main denganmu, lebih tepatnya mengajakmu bersenang-senang," ucap pria yang baru Nirmala ingat namanya Rudi, saat di bandara bersama Melda, dua lelaki itu semakin beringas menatap Nirmala dengan kulit bersih mengilap sungguh menggelitik sukma kelaki-lakian mereka. "Kalian sudah bosan hidup! Aku bisa saja melaporkan kalian pada pihak berwajib, apa kalian mau mendekam di penjara?""Setelah kami menikmati sari-sari manis kewanitaan mu, nyawamu kami lenyapkan, agar kau tidak berkicau pada polisi."Rudi berucap lagi dan berhasil membuat jantung Nirmala berdegup lebih kencang membayangkan rencana busuk mereka, tapi yang satu Nirmala yakini, ia punya Allah, Dzat yang maha penolong. "Kalian berpikir bisa lolos begitu saja, keluargaku pasti akan mencariku dan sebelum aku sampai di jalan ini aku bertemu dengan beberapa orang, kalian fikir Polisi itu bodoh tidak bisa menangkap

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Pembalasan Wanita Terhina   Jebakan

    "Bang, ini rumah saya, mampirlah sebentar, saya akan buatkan minuman." Nirmala berhenti di depan pagar rumahnya. "Tidak, terima-kasih Kak, saya langsung pulang saja.""Tunggu sebenar," ucap Nirmala sambil sedikit berlari menghampiri Raihan"Ini Bang, ada sedikit rezeki lagi, terima ya," ucap Nirmala lagi sambil menyelipkan uang tiga ratus ribuan di saku kemeja Raihan, lelaki itu sempat kaget dan melihat gerak tangan Nirmala yang memasukkan uang ke saku kemejanya, belum sempat berkata tapi Nirmala sudah buru-buru masuk ke halaman rumahnya. Sedangkan Melda yang sedang berdiri di lantai dua menatap Nirmala dengan geram lalu meraih ponselnya dan menghubungi seseorang. "Kamu itu gimana sih Rud? Cuma menghabisi nyawa perempuan saja tidak bisa.""Adik iparmu itu bukan wanita lemah seperti yang dilihat.""Masa kalah tenagamu sama dia! Dasar lemah.""Ini bukan masalah tenaga, dia itu otaknya cerdas, jadi bisa mempengaruhi orang, si Burhan terpengaruh sama tipu dayanya, dan sekarang dia dit

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Pembalasan Wanita Terhina   Rencana Jahat Selalu Gagal.

    "Arghh sudahlah Nirmala, asal kau tau saja, di atas langit masih ada langit, jangan sombong jadi manusia, jangan kau pamerkan gelar S1 mu itu untuk menghina orang, gelar itu ga akan dibawa mati." Setelah berkata seperti itu, Melda pergi sambil mencebikkan bibirnya sinis ke arah Nirmala. 'Dasar aneh, semoga Allah selalu melindungiku.' Nirmala membatin. Setelah menghabiskan makannya, Nirmala pergi masuk ke kamar, baru saja hendak duduk di pinggir ranjang miliknya terdengar pintu kamar diketuk. "Siapa?" Nirmala melongok, ternyata Yati yang ada di balik pintu. "Nirmala, boleh bicara sebentar.""Boleh, masuk Kak Yati." Yati masuk lalu menutup pintu kamar. "Ada apa Kak? Kok jam segini belum pulang, nanti kesorean jalanan sepi, bahaya loh kak.""Iya Nirmala, Kak Yati harus bicara padamu, penting.""Masalah apa, Kak?""Nirmala harus berhati-hati dengan Melda ya, tadi aku tidak sengaja mendengar dia berbicara melalui sambungan telepon, dia bicara gini, 'campakkan saja ke sungai barumun itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04
  • Pembalasan Wanita Terhina   Fitnah

    "Besok Saya minta ktp dan KK abang ya, Nirmala punya kenalan orang dinas pendidikan agar data abang bisa masuk ke daftar guru honorer, kalau rezeki abang bagus bisa jadi PNS, insya Allah abang orang baik rezeki juga akan baik selama terus berusaha." Raihan hanya diam dan Nirmala sibuk memotivasi tentang rezeki halal, amal jariyah dan sepanjang Nirmala bercerita Raihan sesekali mengangguk menghargai. "Oiya Bang, kenalin ini Pak Mukhlis, dia yang akan memperbaiki sekolah ini, kalau masalah biaya tidak perlu dipikirkan, insya Allah Nirmala yang handle, abang cuma fokus mencerdaskan anak-anak kampung sini saja dalam bidang agama, nanti Nirmala akan sering memantau ke sini, kalau ada perlu apa-apa jangan sungkan ya Bang, kalau untuk kebaikan, insya Allah Nirmala bantu, segera siapkan apa yang Nirmala bilang tadi, agar abang segera terdaftar jadi guru honorer," ucap Nirmala lalu pamit pergi sedangkan Raihan tidak diberi kesempatan untuk berbicara. "Setelah ini kita ke beting Pak." Nirmal

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04

Bab terbaru

  • Pembalasan Wanita Terhina   Menjalankan Niat Jahat

    Sehari sebelum lamaran, Nirmala dan ibunya sudah kembali ke rumah mereka, jangan ditanya rasa hati Bu Herlina, doa yang ia langitkan di sepertiga malam untuk anaknya, diijabah sama Allah, kini, Roni sudah kembali ke jalan yang benar, bukan lagi secara membabi buta marah-marah tidak jelas tanpa mencari tahu masalahnya dari dua belah pihak, padahal selama ini Bu Herlina selalu berkata pada Roni agar bertabayyun dalam menyikapi masalah, mencari kejelasan tentang sesuatu masalah hingga jelas dan benar keadaannya, karena selama ini, Roni hanya mendengar kata istrinya. Bu Herlina senang jika rumah tangga anaknya akur dan Roni begitu menyayangi istrinya tapi lihat dulu istri yang bagaimana, jika mempunyai istri seperti Melda yang banyak mudharatnya dan yang lebih parahnya tega berselingkuh, memfitnah dan ingin menghabisi nyawa Nirmala, jadi lebih baik dilepas/dicerai."Nirmala, kalau bisa nanti setelah lamaran, jangan terlalu lama jaraknya ke acara pernikahan, kalau bisa lebih cepat lebih b

  • Pembalasan Wanita Terhina   Sudah Waktunya Bercerai

    Roni tidak langsung pulang kerumah, tiba-tiba saja hatinya dilanda rasa curiga yang datang menyerang begitu saja, saat itu Roni masih berada di rutan, tepatnya di parkiran, pikirannya berkecamuk, ia juga heran, biasanya ia selalu percaya pada Melda, tapi tidak kali ini.Roni kembali masuk ke dalam bukan untuk menemui Melda tetapi menemui sipir untuk meminta ponsel Melda yang dititipkan di bagian loker, siapa tau dengan memeriksa ponsel Melda, ia menemukan titik terang tentang kecurigaan yang baru saja datang menghinggap. "Saya ingin mengambil ponsel istri saya," ucap Roni."Maaf Pak, semua barang napi diberikan saat napi selesai masa jabatannya, eh, apa nih, Pak? Oh iya, iya, bisa diatur Pak. Selow saja Bapak," ucap penjaga sambil senyum sumringah menerima sejumlah uang dari Roni. Kini, ponsel dengan logo apel terbelah berwarna gold itu berada di genggaman Roni, ia tidak memeriksa ponsel itu sekarang, melainkan nanti saat di rumah. Bagai disayat sembilu, bagai mendengar petir di s

  • Pembalasan Wanita Terhina   Babak Belur Dan Mati Kutu

    Roni terlihat keluar dari sebuah Bank sambil menenteng tas berisi sejumlah uang, ia dikawal oleh beberapa anggota ormas kelapa burung garuda. Lelaki berdarah Batak–Melayu itu terlihat masuk ke dalam mobil fortuner berwarna dark grey menuju kediaman AKP( Ajun Komisaris Polisi) Tegar Nasution. Maksud kedatangan Roni ke tempat AKP Tegar, untuk memberi uang sogok agar istrinya– Melda dapat keluar dari jeruji besi atas kasus yang menjeratnya, tak tega rasa hati Roni melihat kondisi Melda yang semakin hari badannya semakin menyusut, kulit glowingnya kini tampak menghitam disertai munculnya beberapa flek di area pipi, padahal Roni kerap kali membawakan semua kebutuhan Melda saat berada di dalam penjara, peralatan mandi, skincare, kosmetik tapi semua nihil dan tak berhasil membuat Melda tampak cantik, yang ada semakin tak terawat dan tak sedap dipandang mata. Melda tidak serasi dengan air yang ada di rutan tersebut, apalagi di dalam rutan ia harus bekerja bahkan kerap disiksa oleh beberapa

  • Pembalasan Wanita Terhina   Kolaborasi Balas Dendam

    Pov Mela. Cantik, kaya, dan mendapatkan suami tampan dan tajir plus sholeh, sudah pasti menjadi impian semua wanita, tapi stock lelaki kaya di kampungku ini amatlah sedikit maklum karena rata-rata penduduknya masih berada di bawah garis kemiskinan, entah kenapa, padahal daerahku ini penghasil sawit yang lumayan tinggi di sumatera ini, bahkan pabrik kelapa sawit juga ada di daerah ini, apa karena tingkat pendidikan rendah? Adapun lelaki kaya yaitu Bang Roni–abang iparku, tapi aku tidak seberuntung Kak Melda, kakak kandungku yang bisa mendapatkan lelaki kaya, banyak yang mengatakan jika wajah Kak Melda lebih cantik daripada aku, tapi, menurutku sama cantiknya. Kak Melda berubah jadi cantik juga setelah bekerja di Pekan baru, katanya dia bekerja di sebuah perusahaan eksport import minyak, tapi aku tak yakin, secara Kak Melda cuma tamatan SD. Syarat masuk perusahaan itu pasti harus mengantongi ijazah perguruan tinggi. Ah, tidak perlu aku permasalahkan dia bekerja apa di Pekanbaru sana

  • Pembalasan Wanita Terhina   Melamar Di Depan Umum

    Dia lagi, dia lagi, batin Raihan kesal. "Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau tidak suka jika aku memeluk calon suamiku, biasa aja lah melihatnya, nanti buta pulak mata kau itu karena tatapanmu kayak, setan! " Mela berbicara dengan nada judes pada Nirmala"Perasaan aku biasa saja menatapmu, kau Lah yang sinis melihatku.""Ya wajarlah aku sinis, ngapain kau dekat-dekat calon suamiku, apa selama ini kau buta, tidak bisa melihat tatapan mesra Bang Raihan padaku."Nirmala malas menanggapi Mela, wanita secantik purnama itu pun beranjak hendak pergi. "Nirmala, tunggu." Raihan mencegah. "Biarin saja dia pergi, Bang. Ada Mela disini," ujar Mela seraya bergelayut manja di lengan Raihan. "Jaga sikapmu, Mela.""Sikap apa? Sikap apa, Bang. Jangan sebut namaku Mela jika tidak bisa membuat Abang bertekuk lutut padaku!""Ya Allah!" Raihan menjerit seraya menutup wajahnya karena Mela menaburkan sesuatu ke wajahnya lalu mengenai mata. Melihat Raihan yang seperti kesakitan, cepat Nirmala berlari m

  • Pembalasan Wanita Terhina   Cinta Ditolak, Dukun Bertindak

    "Mela, hei! Jangan bertindak nekat, jauhkan pisau itu dari lehermu.""Enggak. Enggak mau. Sebelum Abang janji akan menikahiku, kalau perlu pakai perjanjian hitam di atas putih.""Ga mungkin Mela, menikah ga segampang itu.""Gampang kok, tinggal panggil penghulu, udah beres. ""Menikah harus dengan pasangan yang sesuai hati kita, tidak ada keterpaksaan diantara lelaki dan perempuan.""Aku ga terpaksa, aku ikhlas, Bang.""Tapi aku yang terpaksa." Mau tidak mau Raihan harus jujur, agar wanita itu mengerti, tapi yang namanya Mela, mungkin urat malunya juga sudah putus, dia malah berteriak seperti orang kesurupan. "Tidak! Tidaak! Aku akan bunuh diri sekarang.""Apalagi, cepatlah kau bunuh diri," ucap Afis dengan geram. "Diam kau, aku tidak bicara sama kau, marbot setan!""Astaghfirullah," ucap Raihan lalu mengajak Afis untuk meninggalkan tempat itu. "Bang Raihan! Bang Raihan! Baaaaanng!" Raihan terus keluar dan tidak memperdulikan Mela. Mela yang melihat Raihan keluar setelahnya mende

  • Pembalasan Wanita Terhina   Ikatan Persaudaraan

    Mela menghubungi nomor Raihan sambil berjalan mundur agar jaraknya jauh dengan Roni. "Bang Roni, aku bukan, Kak Melda." "Melda Sayang," ucap Roni lagi dengan parau sambil tangannya berusaha menggapai tubuh Mela. Sambungan telepon tersambung. "Bang, Bang Raihan, tolong Bang! Aku hendak di nodai Bang Roni, tolong Bang!""Posisi kamu dimana?" tanya Raihan. "Di rumahnya, tolong Bang Raihan, sepertinya Bang Roni sangat menginginkanku karena kecantikanku yang pari–"Tut tut tut sambungan telepon dimatikan, sebelum Mela menyelesaikan ucapannya. Mela mendengus kesal, lalu melemparkan Roni dengan benda apapun yang bisa ia raih. Bugh. Botol parfum milik Melda berhasil mendarat dengan indah di kening Roni, lelaki setengah mabuk itu ambruk dan tergolek di lantai. "Bang. Bang." Mela memanggil, tapi Roni tanpa reaksi, lalu ia berjalan mendekat memeriksa kondisi lelaki itu, ia meraba hidung, ternyata masih ada nafas. "Huh, pake pingsan segala, padahal kan seru tuh kalau saat aku sedang din

  • Pembalasan Wanita Terhina   Calon Istri?

    "Ampun Mak! Ampun!" pekik Syifa. Terdengar suara tangisan Syifa memilukan hati, Nirmala mencoba untuk menolong tapi ponselnya berdering dan nama Abdul yang tertera di layar. "Assalamualaikum Dul, kamu dimana?""Kak, Kak Nirmala, tolong aku kak.""Dul, kamu dimana?""Masih mending Pak Dedi mau sama kau Syifa, kita ini orang miskin, jangan bermimpi terlalu tinggi, Mamak saja umur 15 tahun sudah menikah." Bu Salamah masih terdengar meracau sambil sesekali terdengar suara Syifa menjerit, mulut dan tangan Bu Salamah bekerja, mulut menyakiti hati, tangan menyiksa badan gadis kecil itu. Nirmala posisinya sudah di luar, karena tadi Bu Salamah sempat mendorongnya keluar dengan penuh emosi, lalu menutup pintu dengan kasar. Dalam keadaan bimbang, harus menolong siapa, Nirmala memprioritaskan Abdul terlebih dahulu, setelahnya baru dia mengurus masalah Syifa. Dengan perasaan sedih merintih, Nirmala melangkah dengan gamang meninggalkan kediamanan Syifa. "Aku tidak tau kak, tapi, disini gelap,

  • Pembalasan Wanita Terhina   Pernikahan Dini

    "Ya Allah … apalagi ini, pelakor?""Iya, kau lah pelakor, kau tau sedang makan sama siapa?" Mela berdiri dengan mengangkat dagu sambil tangan dilipat ke dada. "Sama, Bang Raihan.""Kau tau Bang Raihan itu, siapa? Nirmala memutar bola mata malas menanggapi Mela lalu mengangkat bahu, matanya fokus menatap makanan yang terhidang, ia tidak ingin berakhir sakit, sebisa mungkin ia harus makan karena kegiatannya akan padat, apa yang Raihan katakan tadi memang benar, ia tidak boleh menzalimi tubuhnya sendiri dengan tidak menjaga kesehatan, ketika rasa lapar dibiarkan, maka penyakit akan ramah menghampiri, beda konteks jika sedang berpuasa. "Heh! Aku sedang mengajak kau bicara! Jangan diam saja, sombong kali kau jadi manusia.""Mela, apa-apaan kau? Jangan mempermalukan dirimu sendiri seperti ini, lebih baik kau pulang saja." Raihan jengah juga dengan tingkah Mela yang menunjuk-nunjuk Nirmala seolah dialah nyonya besar yang sedang berbicara pada kacungnya. "Apa Bang? Abang menyuruhku pula

DMCA.com Protection Status