Share

Part 5

last update Last Updated: 2023-06-06 09:56:15

"Menjauh Bang, jangan sampai aku teriak!"

"Tenang Nur, tenang, oke, Abang mundur, baik, Abang keluar ruangan ya, tapi ingat Nur, Bang Riki tidak main-main, Abang serius mau melamar Nur." 

Setelah berkata seperti itu, Bang Riki segera keluar ruangan, aku memastikan lelaki aneh itu telah keluar ruangan lalu meneguk air yang ada di atas meja kerjaku, deru jantung ini sudah tidak beraturan, apakah memang benar bang Riki ingin melamarku, bekal makanan yang baru beberapa sendok aku makan masih tersisa banyak, hilang sudah selera makanku, satu persatu karyawan sudah mulai kembali ke ruangan, tepat sepuluh menit lagi jam makan siang berakhir, Bang Riki kembali datang. 

"Makan Nur, ini masih anget, kasihan calon istrimu makan makanan yang sudah dingin, ini juga ada milo hangat," ujarnya lalu balik ke ruangan kerjanya, beberapa karyawan yang sudah kembali sempat melirik, aku hanya menunduk, apakah Bang Riki menunjukkan keseriusannya, kalau diperlakukan romantis seperti ini, lama-lama aku bisa meleleh, tapi kuper tebal lagi imanku, kuingat lagi kalau lelaki itu penganut s*x bebas, kembali aku menggeleng kuat. 

Kebab yang tergeletak di meja begitu menggoda, makanan itu tidak berdosa dan sepertinya memanggilku untuk segera aku lahap, waktu istirahat tersisa 8 menit lagi, tanpa menunggu lama segera aku memakannya, lalu meneguk milo yang masih hangat, sangat nikmat, apalagi ruangan ini begitu dingin oleh air conditioner. 

"May, Bang Riki mendekatimu?" 

Kaget, tiba-tiba Maya sudah berdiri di depan meja kerjaku. 

"May, sini, aku mau cerita bentar." 

Maya menarik kursinya agar mendekat ke meja kerjaku. 

"Iya May, entah kenapa ia menunjukkan keseriusannya, aku juga heran dengan sikapnya."

"Tapi, kemarin dia jalan sama Fitri? Apa itu tidak mengganggumu, sebaiknya pikirkan lagi Nur, jangan sampai karena kebelet menikah siapa pun jadi."

"Ya nggak lah May."

"Kau tertarik sama, Bang Riki?" 

"Sempat sih May, cuma setelah tau boroknya, aku mundur alon-alon, bisa makan ati aku punya laki kayak gitu, tadi dia bilang mau berubah, entahlah May, sempat deg-deg an juga aku."

"Kalau sempat deg-deg an, berarti kau masih ada rasa suka."

"May, gimana ya, suka sih enggak cuma tadi, ih--ngeri kali aku May, Bang Riki kek mau nerkam aku, selama ini ga ada laki-laki yang begitu sama aku, wajarlah aku deg-deg an."

"Ya udah sholat istikharah Nur, siapa tau Riki berubah."

"Pasti, pasti berubah." Bang Riki sudah berdiri di depan kami. 

"Bang Riki, Nuri ini wanita baik-baik, janganlah main-main sama dia, masih banyak perempuan gatal diluar sana yang bisa Abang gombalin, tapi jangan Nur." Maya membelaku, ada perasaan hangat di hati, Maya, terima-kasih.

"Maka dari itulah, aku ingin serius sama Nuri, karena dia wanita baik-baik, kalau perempuan gatal ngapain aku jadikan istri, setiap orang punya masa lalu, masa laluku pernah tidur dengan beberapa wanita, aku akui itu salah, kini, aku ingin berubah agar bisa mempersunting Nur," ucap Bang Riki dengan serius, ya Allah, andai dia tidak memiliki masa lalu tidur dengan beberapa wanita apalagi ia pernah bermesum dengan Fitri,  mungkin aku langsung mengiyakan, tapi, masa lalu Bang Riki teramat sulit untuk aku terima. 

"Bang Riki, bukannya Nur jual mahal, tapi Nur tidak bisa menjadi calon atau kandidat yang Bang Riki katakan, masih banyak wanita baik yang lain, tolong jangan Nur."

"Bang Riki orang yang pantang untuk menyerah, Nur pikirkan saja dulu, niat ini tulus dari hati yang paling dalam, di zaman sekarang ini, susah untuk mencari wanita seperti Nur, Abang tidak ingin seperti membeli kucing dalam karung, Nur wanita yang baik dan sholeha, ya sudah, jam istirahat telah selesai, nanti sore jika diizinkan, Abang ingin mengantar Nur pulang, sekalian mau silaturahmi sama ibunya Nur." 

Telah berucap seperti itu bang Ricky keluar dari ruangan kerjaku dan kembali ke ruangannya jujur saat ia berkata seperti itu ada getaran yang aku rasakan tetapi aku kembali mengingat lagi tentang masa lalu nya yang sulit untuk aku terima, mungkin benar apa yang Maya katakan aku harus salat istikharah untuk meminta petunjuk.

"Nur, sepertinya Bang Riki serius loh itu, ya ampun Nur, kamu yang dilamar aku yang deg-deg an, gentleman sekali Bang Riki itu."

"Lelaki gentleman itu tidak tidur dengan banyak wanita, May."

"Iya, benar juga apa yang kamu katakan, sekarang minta petunjuk saja sama Allah," ucap Maya lalu kembali ke meja kerjanya. 

Aku hanya berdoa kepada Allah semoga hatiku tidak luluh dan terlena oleh rayuan Bang Riki, karena dari lubuk hati yang paling dalam aku tidak bisa menerima masa lalunya. Walaupun ada desiran hangat di hati ini saat ia meyakinkanku bahwa dia ingin berubah dan serius denganku, biarlah aku serahkan kepada Allah, semoga Allah memberi petunjuk padaku dan memberiku kekuatan iman dan semoga Allah memberiku jodoh yang terbaik. 

Kembali aku melanjutkan pekerjaanku, satu jam berlalu, tenggorokan ini terasa kering, air putih di meja sudah habis, segera aku mengambil air mineral sebentar di pantry, karena mengerjakan laporan dalam keadaan haus sungguh membuat fokus menjadi pecah. 

"Iya Sayang, tadi aku udah berusaha menggombal perawan tua itu, walaupun rasanya ingin muntah." 

Aku menghentikan langkahku, jantungku berdebar dengan kencang,  Bang Riki sedang berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon. 

"Mana mungkin aku pakai hati, heii—dia bukan tipeku, yang penting setelah mendapatkan perawannya dan memfoto dirinya ketika tidak mengenakan sehelai benangpun, aku meninggalkannya, biar dia stres kan, sesuai permintaan kamu." 

Ya Allah, sama siapa Bang Riki berbicara dan siapa yang ia maksud, perawan tua? Menggombal? Itu sudah pasti aku yang dimaksud, kutajamkan lagi pendengaranku untuk mendengar pembicaraannya lebih lanjut walaupun detak jantungku bertalu-talu.

"Iya Sayang, iya, akan aku lakukan apa yang kamu inginkan asalkan kita bisa seperti tadi malam, aku begitu tergila-gila dengan punyamu yang sempit dan menjepit, walaupun sudah menikah, engkau pandai merawat diri, hahaha jelas bedalah dengan Nur, kamu bagaikan bintang korea dan Nur bagaikan nenek, pakaiannya, duh—ya ampun, jadul banget."

Allahu Akbar! Allahuakbar!

Pandangan ini memburam, fix, pasti yang berbicara dengan Bang Riki di telepon itu adalah Fitri, berarti Fitri berencana untuk menghancurkan masa depanku, Ya Allah! Aku tidak menyangka jika teman sedari kecil tega berbuat kejam dan keji kepadaku, aku mengira dia hanya membully dan menjatuhkan mentalku saja. Tetapi ternyata tidak, dia ingin merusakku secara keseluruhan, lahir dan batin. Sungguh aku benar-benar tidak menyangka, jika sudah begini, apakah aku harus diam memaafkan? Tidak! tidak akan! Mata ini memanas, ternyata orang disekitarku itu jahat dan kejam seperti bina*ang, jahat sekali kau Fitri, apa salahku padamu, bukankah hidupmu sudah sempurna, mengapa kau tega ingin menghancurkan diriku yang tidak berdaya ini, tungkai kakiku terasa lemas, cepat aku berpegangan pada tembok agar tidak jatuh, sebelum Bang Riki tahu jika aku telah menguping pembicaraannya dengan Fitri, aku harus segera pergi, dengan terseok tungkai kaki ini melangkah dan kembali masuk ke dalam ruangan kerja, berulang kali aku harus menghapus lajunya air mata yang tanpa bisa aku bendung lagi. 

 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bunda Wina
syukur deh nur tahu keburukan Rizky dan rencana Rizky dan fitri
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan Wanita Terhina   Part 6

    Sakit, perih dan luka yang kucoba untuk kututup selama ini, menganga kembali, rasanya air mata ini sudah cukup deras mengalir karena lisan dari Fitri, semakin aku diam, dia semakin merajalela ingin menyakiti bahkan sekarang ingin menghancurkanku, aku Nuri Afrida, terlalu berharga untuk disakiti dan dihancurkan seperti itu, kali ini aku tidak akan tinggal diam, perlakuan Fitri terhadapku sungguh di luar batas kesabaran, aku ingin rasa sakit yang selama ini ia berikan kepadaku, ia juga merasakan, sudah cukup air mata ini mengalir akibat perlakuannya, aku menyeka kembali air mata ini dan menguatkan hatiku agar tidak menangis lagi dan berusaha untuk tegar dan kuat untuk membalaskan setiap detail perbuatan Fitri terhadap diriku. "Kamu kenapa menangis lagi Nur, katakan pada abang, siapa yang menyakitimu, abang tidak rela jika calon istri abang sedih." Bang Riki ternyata sudah berdiri di depanku, ingin rasanya aku tendang saja lelaki ini. "Pergilah dari hadapan Nur, Bang." "Kenapa Nur, ap

    Last Updated : 2023-06-21
  • Pembalasan Wanita Terhina   Part 7

    Cepat aku kembali mengenakan jilbab yang jatuh begitu saja di lantai teras rumahku. Fitri mencoba menarik kembali. "Astaghfirullah, lepaskan Fit," ucapku sambil memegangi jilbabku karena takut lepas kembali, rambut bagian depanku sudah terlihat.""Makanya balikkan! Kau ga tau itu khusus dibelikan Bang Riki untukku." Kakiku sudah siap untuk menendang Fitri, tapi kulihat Bang Raihan sudah pulang dari Masjid, aku urung menendang betina di depanku ini, ada rencana lain yang ingin kujalankan. "Lepaskan Fitri, ya Allah! Jangan tarik jilbabku!" Sengaja aku berteriak dengan kencang agar Bang Raihan tau kelakuan istri dajalnya. " Apanya kau Nur, teriak kayak orang gila!"Astaghfirullah Fitri, auratku terlihat gara-gara kau menarik jilbabku, ya Allah ... lepaskan Fit." Kembali aku berteriak. "Fitri! Lepaskan!" Fitri kaget karena suaminya sudah berdiri di depannya. "Ba–Bang, sudah pulang dari mesjid Bang," ucapnya gagap. "Ada apa ini, kenapa kalian berantem." " Untung Abang datang cepat

    Last Updated : 2023-06-21
  • Pembalasan Wanita Terhina   Part 8

    "Mak, Nur berangkat dulu ya, tadi, udah Nur gorengkan telur dadar, Mak makanlah dulu, nanti jam 10, Wak Biah nganter catering, tak perlulah lagi Mak masak, jangan sampe telat makan, nanti asam lambung Mak, kumat lagi.""Iya Nur, hati-hati ya, semoga Allah selalu melindungimu, Nur.""Amin, Mak juga ya." Setelah salim sama Mamak, dengan sedikit tergesa aku melangkah ke depan karena ojek online sudah menunggu, semenjak ada kejadian maling motor salah satu warga, jadi, Kepling (kepala lingkungan) melarang pedagang dan ojek online masuk ke dalam area gang bambu runcing, sampai batas waktu yang tidak ditentukan, jadilah kami yang tidak memiliki kendaraan agak sedikit repot berjalan ke depan jika mau memesan ojek online. "Nur, tunggu!" Aku tau itu suara Fitri, semakin kupercepat langkah kaki ini, tidak aku pedulikan, sudah ku siapkan mental dan hatiku untuk berhadapan dengannya nanti saat dikantor, jika wanita itu mencari gara-gara, tekadku sudah bulat untuk melawan. "Budek! Pel*cur!"De

    Last Updated : 2023-06-21
  • Pembalasan Wanita Terhina   Part 9

    "Calon istri Abang, mau kemana?" Riki memanggilku saat hendak keluar gerbang, lelaki itu barusan memarkirkan mobilnya. Aku tidak memperdulikan ucapan kadal itu, terus aku melangkah lalu naik ke becak motor yang biasa mangkal tidak jauh dari kantor menuju kantor polisi terdekat, setelah membuat laporan dengan memberikan bukti video, lalu tim penyidik membuat surat agar aku melakukan visum di rumah sakit sebagai alat bukti penyidikan. Bagian wajah merupakan salah satu bagian yang rentan mengalami cedera apabila terkena trauma tertentu. Benturan atau tamparan yang cukup keras dapat menyebabkan cedera atau kerusakan pada jaringan tubuh. Kerusakan ini tergantung dari seberapa kuat trauma tersebut, Fitri cukup keras menamparku hingga meninggalkan memar di bagian pipi. Tepat jam setengah jam dua belas siang urusanku selesai, tinggal menunggu surat panggilan yang akan ditujukan pada Fitri, kemungkinan ia tidak akan bisa mengelak, karena aku memiliki bukti yang sangat kuat, Maya juga tadi m

    Last Updated : 2023-06-21
  • Pembalasan Wanita Terhina   Part 10

    Aku dan Maya saling pandang dan tersenyum penuh arti. "Video? Video apa lagi?" Wajah Bang Raihan memucat, Maya menyodorkan ponselnya kepada Bang Raihan. SatuDua"Astaghfirullah … Ya Allah …." Bang Raihan mengucap istighfar tanpa henti, tidak berapa lama, ia meletakkan ponsel tersebut ke meja lalu memejamkan matanya, terlihat ia memijat kepalanya dan berjalan ke arah luar. "Sport jantung tuh, lakinya si Fitri," bisik Maya. "Kasihan aku melihatnya May, lelaki sebaik dia dapat wanita seperti Fitri."."Lagian, masa sih sebelum menikah bukan diselidiki dulu bagaimana bibit, bobot dan bebetnya, main nikah aja, rasain dah tuh, dapat istri solehot.""Entahlah May, tapi waktu awal taaruf dengan Bang Raihan, Fitri sempat menutup aurat beberapa bulan, setelah menikah tidak berapa lama si Fitri kembali lagi ke jalan yang salah dengan memakai pakaian sexi.""Oh, jadi sepertinya Bang Raihan ini tertipu pada topeng si Fitri, kasihan sekali lah."" Sssttt …," ucapku pada Maya karena Bang Raiha

    Last Updated : 2023-06-21
  • Pembalasan Wanita Terhina   Part 11

    Tok. Tok. Tok. "Nur! Keluar Nur, ayo keluar!"Terdengar suara Fitri mengetuk pintu, ternyata wanita itu masih belum puas sehingga malam begini ia ingin mengajak ribut, males aku meladeninya segera aku matikan lampu teras, berharap wanita itu segera pergi dan membiarkanku beristirahat malam ini, tidak terdengar lagi suara ketukan pintu dan suara Fitri memanggil setelah aku mematikan lampu teras, karena yang aku ketahui, walaupun gayanya sok preman, Fitri merupakan orang yang penakut akan hal-hal yang berbau gaib, karena sudah merasa sangat lelah, aku segera membersihkan diri, sholat isya lalu beranjak untuk tidur. *****"Nur, bangun Nur, sudah jam berapa ini!"Samar terdengar suara Mamak sampai aku tersadar lalu dengan lemas bangun dari tempat tidur, ada yang beda yang aku rasakan pagi ini, kepalaku terasa berat, tulangku terasa ngilu. "Iya Mak," ucapku sambil membuka pintu dengan suara serak. "Kenapa kau Nur.""Enggak tau Mak, enggak enak badan Nur.""Ya Allah, kau demam Nur, y

    Last Updated : 2023-06-21
  • Pembalasan Wanita Terhina   Part 12

    "Ngapain polisi mencari saya?" "Maaf Bu, saya tidak tau, sebaiknya Bu Fitri temui aja dulu, agar mengetahui maksud dan keperluan polisi tersebut," ucap satpam berkumis tebal tersebut. Fitri berlari ke arah mejanya, wanita yang sedang mengenakan rok span merah itu terlihat menghubungi seseorang. "Bang, ada polisi datang ke kantor, katanya hendak menemui Fitri, Abang dimana? Fitri takut Bang, sini temenin Fitri, Bang!" Fitri terlihat panik, aku hanya tersenyum menyaksikan dari meja kerjaku, baru di datangi saja dia sudah ketakutan seperti itu, bagaimana jika dia tau kalau aku laporkan dan nasibnya akan berakhir di balik jeruji besi, bagaimana jika pihak perusahaan tau kasus Fitri ini, bagaimana jika perusahaan tau jika Fitri dan Riki telah mesum di kamar mandi kantor, kalian akan menanggung segala resikonya. Tidak berapa lama, datang Bang Riki menghampiri Fitri dengan sedikit berlari. "Kenapa, sayang?" "Abang, Fitri takut, ada polisi di lobby." "Polisi? Ngapain?" "Tidak tau Ban

    Last Updated : 2023-06-21
  • Pembalasan Wanita Terhina   Part 13

    Entah apa yang lelaki itu inginkan, muak betul melihatnya. "Nur, catering yang dipesan Fitri, sudah datang, itu bagaimana? Kurir yang mengantar meminta bayaran, tapi Fitri kan tidak di kantor." Rina–salah satu rekan kerjaku bertanya padaku saat kaki ini baru saja menginjak ruangan divisi tempat aku bertugas. "Oh, iya ya, Fitri ingin merayakan atas kenaikan jabatannya, bagaimana ya …." "Bagaimana jika catering itu buat merayakan kenaikan jabatan kamu saja, Nur, bukankah itu ide yang cemerlang?"? Maya sudah berdiri di belakangku dan Rina. "Aku sedang tidak memegang uang, May. Lagian jika pun ada, lebih baik aku pakai untuk perobatan Mamak, tapi kasian juga ya, karyawan yang sudah dijanjikan oleh Fitri untuk makan siang bersama," ucapku sambil berfikir keras, aku bukannya pelit atau perhitungan, memang aku ada keinginan membawa Mamak berobat ke Penang Malaysia, untuk pemeriksaan penyakitnya untuk lebih lanjut, maka dari itu aku harus pandai dalam menabung, apalagi saat aku mengetahui

    Last Updated : 2023-06-21

Latest chapter

  • Pembalasan Wanita Terhina   Menjalankan Niat Jahat

    Sehari sebelum lamaran, Nirmala dan ibunya sudah kembali ke rumah mereka, jangan ditanya rasa hati Bu Herlina, doa yang ia langitkan di sepertiga malam untuk anaknya, diijabah sama Allah, kini, Roni sudah kembali ke jalan yang benar, bukan lagi secara membabi buta marah-marah tidak jelas tanpa mencari tahu masalahnya dari dua belah pihak, padahal selama ini Bu Herlina selalu berkata pada Roni agar bertabayyun dalam menyikapi masalah, mencari kejelasan tentang sesuatu masalah hingga jelas dan benar keadaannya, karena selama ini, Roni hanya mendengar kata istrinya. Bu Herlina senang jika rumah tangga anaknya akur dan Roni begitu menyayangi istrinya tapi lihat dulu istri yang bagaimana, jika mempunyai istri seperti Melda yang banyak mudharatnya dan yang lebih parahnya tega berselingkuh, memfitnah dan ingin menghabisi nyawa Nirmala, jadi lebih baik dilepas/dicerai."Nirmala, kalau bisa nanti setelah lamaran, jangan terlalu lama jaraknya ke acara pernikahan, kalau bisa lebih cepat lebih b

  • Pembalasan Wanita Terhina   Sudah Waktunya Bercerai

    Roni tidak langsung pulang kerumah, tiba-tiba saja hatinya dilanda rasa curiga yang datang menyerang begitu saja, saat itu Roni masih berada di rutan, tepatnya di parkiran, pikirannya berkecamuk, ia juga heran, biasanya ia selalu percaya pada Melda, tapi tidak kali ini.Roni kembali masuk ke dalam bukan untuk menemui Melda tetapi menemui sipir untuk meminta ponsel Melda yang dititipkan di bagian loker, siapa tau dengan memeriksa ponsel Melda, ia menemukan titik terang tentang kecurigaan yang baru saja datang menghinggap. "Saya ingin mengambil ponsel istri saya," ucap Roni."Maaf Pak, semua barang napi diberikan saat napi selesai masa jabatannya, eh, apa nih, Pak? Oh iya, iya, bisa diatur Pak. Selow saja Bapak," ucap penjaga sambil senyum sumringah menerima sejumlah uang dari Roni. Kini, ponsel dengan logo apel terbelah berwarna gold itu berada di genggaman Roni, ia tidak memeriksa ponsel itu sekarang, melainkan nanti saat di rumah. Bagai disayat sembilu, bagai mendengar petir di s

  • Pembalasan Wanita Terhina   Babak Belur Dan Mati Kutu

    Roni terlihat keluar dari sebuah Bank sambil menenteng tas berisi sejumlah uang, ia dikawal oleh beberapa anggota ormas kelapa burung garuda. Lelaki berdarah Batak–Melayu itu terlihat masuk ke dalam mobil fortuner berwarna dark grey menuju kediaman AKP( Ajun Komisaris Polisi) Tegar Nasution. Maksud kedatangan Roni ke tempat AKP Tegar, untuk memberi uang sogok agar istrinya– Melda dapat keluar dari jeruji besi atas kasus yang menjeratnya, tak tega rasa hati Roni melihat kondisi Melda yang semakin hari badannya semakin menyusut, kulit glowingnya kini tampak menghitam disertai munculnya beberapa flek di area pipi, padahal Roni kerap kali membawakan semua kebutuhan Melda saat berada di dalam penjara, peralatan mandi, skincare, kosmetik tapi semua nihil dan tak berhasil membuat Melda tampak cantik, yang ada semakin tak terawat dan tak sedap dipandang mata. Melda tidak serasi dengan air yang ada di rutan tersebut, apalagi di dalam rutan ia harus bekerja bahkan kerap disiksa oleh beberapa

  • Pembalasan Wanita Terhina   Kolaborasi Balas Dendam

    Pov Mela. Cantik, kaya, dan mendapatkan suami tampan dan tajir plus sholeh, sudah pasti menjadi impian semua wanita, tapi stock lelaki kaya di kampungku ini amatlah sedikit maklum karena rata-rata penduduknya masih berada di bawah garis kemiskinan, entah kenapa, padahal daerahku ini penghasil sawit yang lumayan tinggi di sumatera ini, bahkan pabrik kelapa sawit juga ada di daerah ini, apa karena tingkat pendidikan rendah? Adapun lelaki kaya yaitu Bang Roni–abang iparku, tapi aku tidak seberuntung Kak Melda, kakak kandungku yang bisa mendapatkan lelaki kaya, banyak yang mengatakan jika wajah Kak Melda lebih cantik daripada aku, tapi, menurutku sama cantiknya. Kak Melda berubah jadi cantik juga setelah bekerja di Pekan baru, katanya dia bekerja di sebuah perusahaan eksport import minyak, tapi aku tak yakin, secara Kak Melda cuma tamatan SD. Syarat masuk perusahaan itu pasti harus mengantongi ijazah perguruan tinggi. Ah, tidak perlu aku permasalahkan dia bekerja apa di Pekanbaru sana

  • Pembalasan Wanita Terhina   Melamar Di Depan Umum

    Dia lagi, dia lagi, batin Raihan kesal. "Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau tidak suka jika aku memeluk calon suamiku, biasa aja lah melihatnya, nanti buta pulak mata kau itu karena tatapanmu kayak, setan! " Mela berbicara dengan nada judes pada Nirmala"Perasaan aku biasa saja menatapmu, kau Lah yang sinis melihatku.""Ya wajarlah aku sinis, ngapain kau dekat-dekat calon suamiku, apa selama ini kau buta, tidak bisa melihat tatapan mesra Bang Raihan padaku."Nirmala malas menanggapi Mela, wanita secantik purnama itu pun beranjak hendak pergi. "Nirmala, tunggu." Raihan mencegah. "Biarin saja dia pergi, Bang. Ada Mela disini," ujar Mela seraya bergelayut manja di lengan Raihan. "Jaga sikapmu, Mela.""Sikap apa? Sikap apa, Bang. Jangan sebut namaku Mela jika tidak bisa membuat Abang bertekuk lutut padaku!""Ya Allah!" Raihan menjerit seraya menutup wajahnya karena Mela menaburkan sesuatu ke wajahnya lalu mengenai mata. Melihat Raihan yang seperti kesakitan, cepat Nirmala berlari m

  • Pembalasan Wanita Terhina   Cinta Ditolak, Dukun Bertindak

    "Mela, hei! Jangan bertindak nekat, jauhkan pisau itu dari lehermu.""Enggak. Enggak mau. Sebelum Abang janji akan menikahiku, kalau perlu pakai perjanjian hitam di atas putih.""Ga mungkin Mela, menikah ga segampang itu.""Gampang kok, tinggal panggil penghulu, udah beres. ""Menikah harus dengan pasangan yang sesuai hati kita, tidak ada keterpaksaan diantara lelaki dan perempuan.""Aku ga terpaksa, aku ikhlas, Bang.""Tapi aku yang terpaksa." Mau tidak mau Raihan harus jujur, agar wanita itu mengerti, tapi yang namanya Mela, mungkin urat malunya juga sudah putus, dia malah berteriak seperti orang kesurupan. "Tidak! Tidaak! Aku akan bunuh diri sekarang.""Apalagi, cepatlah kau bunuh diri," ucap Afis dengan geram. "Diam kau, aku tidak bicara sama kau, marbot setan!""Astaghfirullah," ucap Raihan lalu mengajak Afis untuk meninggalkan tempat itu. "Bang Raihan! Bang Raihan! Baaaaanng!" Raihan terus keluar dan tidak memperdulikan Mela. Mela yang melihat Raihan keluar setelahnya mende

  • Pembalasan Wanita Terhina   Ikatan Persaudaraan

    Mela menghubungi nomor Raihan sambil berjalan mundur agar jaraknya jauh dengan Roni. "Bang Roni, aku bukan, Kak Melda." "Melda Sayang," ucap Roni lagi dengan parau sambil tangannya berusaha menggapai tubuh Mela. Sambungan telepon tersambung. "Bang, Bang Raihan, tolong Bang! Aku hendak di nodai Bang Roni, tolong Bang!""Posisi kamu dimana?" tanya Raihan. "Di rumahnya, tolong Bang Raihan, sepertinya Bang Roni sangat menginginkanku karena kecantikanku yang pari–"Tut tut tut sambungan telepon dimatikan, sebelum Mela menyelesaikan ucapannya. Mela mendengus kesal, lalu melemparkan Roni dengan benda apapun yang bisa ia raih. Bugh. Botol parfum milik Melda berhasil mendarat dengan indah di kening Roni, lelaki setengah mabuk itu ambruk dan tergolek di lantai. "Bang. Bang." Mela memanggil, tapi Roni tanpa reaksi, lalu ia berjalan mendekat memeriksa kondisi lelaki itu, ia meraba hidung, ternyata masih ada nafas. "Huh, pake pingsan segala, padahal kan seru tuh kalau saat aku sedang din

  • Pembalasan Wanita Terhina   Calon Istri?

    "Ampun Mak! Ampun!" pekik Syifa. Terdengar suara tangisan Syifa memilukan hati, Nirmala mencoba untuk menolong tapi ponselnya berdering dan nama Abdul yang tertera di layar. "Assalamualaikum Dul, kamu dimana?""Kak, Kak Nirmala, tolong aku kak.""Dul, kamu dimana?""Masih mending Pak Dedi mau sama kau Syifa, kita ini orang miskin, jangan bermimpi terlalu tinggi, Mamak saja umur 15 tahun sudah menikah." Bu Salamah masih terdengar meracau sambil sesekali terdengar suara Syifa menjerit, mulut dan tangan Bu Salamah bekerja, mulut menyakiti hati, tangan menyiksa badan gadis kecil itu. Nirmala posisinya sudah di luar, karena tadi Bu Salamah sempat mendorongnya keluar dengan penuh emosi, lalu menutup pintu dengan kasar. Dalam keadaan bimbang, harus menolong siapa, Nirmala memprioritaskan Abdul terlebih dahulu, setelahnya baru dia mengurus masalah Syifa. Dengan perasaan sedih merintih, Nirmala melangkah dengan gamang meninggalkan kediamanan Syifa. "Aku tidak tau kak, tapi, disini gelap,

  • Pembalasan Wanita Terhina   Pernikahan Dini

    "Ya Allah … apalagi ini, pelakor?""Iya, kau lah pelakor, kau tau sedang makan sama siapa?" Mela berdiri dengan mengangkat dagu sambil tangan dilipat ke dada. "Sama, Bang Raihan.""Kau tau Bang Raihan itu, siapa? Nirmala memutar bola mata malas menanggapi Mela lalu mengangkat bahu, matanya fokus menatap makanan yang terhidang, ia tidak ingin berakhir sakit, sebisa mungkin ia harus makan karena kegiatannya akan padat, apa yang Raihan katakan tadi memang benar, ia tidak boleh menzalimi tubuhnya sendiri dengan tidak menjaga kesehatan, ketika rasa lapar dibiarkan, maka penyakit akan ramah menghampiri, beda konteks jika sedang berpuasa. "Heh! Aku sedang mengajak kau bicara! Jangan diam saja, sombong kali kau jadi manusia.""Mela, apa-apaan kau? Jangan mempermalukan dirimu sendiri seperti ini, lebih baik kau pulang saja." Raihan jengah juga dengan tingkah Mela yang menunjuk-nunjuk Nirmala seolah dialah nyonya besar yang sedang berbicara pada kacungnya. "Apa Bang? Abang menyuruhku pula

DMCA.com Protection Status