Maaf, Othor sedang pusing sampai kelupaan up bab baru. Terima kasih Kak Agus, Kak Tuan Muhd, dan Kak Usma atas dukungan Gem-nya. Dengan ini, ada 7 Gem, yang artinya, hari ini ada bab bonus. \(^_^)/ akumulasi Gem: 03-10-2024 (Siang): 2 Gem (reset) Ditunggu (◠‿・)—☆
Setibanya di apartemen Adel, Ryan disambut oleh aroma yang sangat menggoda ketika ia melangkah masuk.Wangi sup ayam dan rempah-rempah memenuhi udara, membuat perutnya langsung berkerucuk. Ia mengikuti aroma itu ke dapur, di mana pemandangan yang membuatnya tersenyum lebar menyambutnya.Adel berdiri membelakanginya, sibuk mengaduk sesuatu di kompor. Gaun rumahan yang ia kenakan memeluk lekuk tubuhnya dengan sempurna, memamerkan rasio pinggang dan pinggul yang membuat Ryan menelan ludah.'Ah, wanita sempurna,' batin Ryan. 'Cantik, pintar memasak, dan yang terpenting... punya bentuk tubuh yang wow.'Tanpa suara, Ryan menyelinap ke meja makan yang sudah penuh dengan hidangan lezat. Ia meraih garlu dan baru saja akan mencicipi sepotong ayam goreng ketika..."Ehem!" Adel berdeham keras, membuat Ryan sedikit terkejut. "Kamu dari mana saja? Datang-datang langsung nyomot makanan. Itu tidak sopan!" Ryan tersenyum seolah-olah sama sekali tidak merasa bersalah. "Hei, salahkan masakanmu yang ter
Tak lama setelah Ryan berkeliling rumah barunya, bel berbunyi. Ia tersenyum, menyadari bahwa ramuan obat pesanannya pasti sudah tiba. Dengan langkah ringan, ia berjalan menuju pintu depan. Namun, pemandangan yang menyambutnya di balik pintu bukanlah yang ia duga. Alih-alih kuli angkut biasa, ia mendapati tiga orang berdiri di lorong: dua orang tua dan seorang wanita muda. Masing-masing dari mereka memegang setumpuk tanaman obat, sementara lebih banyak lagi tersebar rapi di lantai. Ryan mengenali dua di antara mereka: Frederick dan cucunya, Angelica. Namun lelaki tua ketiga merupakan wajah yang tampak asing baginya. Meski begitu, Ryan bisa merasakan energi Qi dari pria itu, yang menandakan lelaki tua itu seorang praktisi bela diri tingkat tinggi. "Frederick," Ryan menyapa dengan nada geli, "jangan bilang Paviliun Kejayaan bahkan tidak bisa mengirim seorang pekerja biasa. Kenapa kalian repot-repot datang sendiri?" Frederick tersenyum canggung. "Tuan Ryan, sebenarnya kami tida
Ketika mereka mendengar apa yang dikatakan Ryan, mereka semua tercengang. Mata mereka melebar, mulut mereka sedikit terbuka, seolah-olah Ryan baru saja mengatakan bahwa ia bisa terbang. 'Seorang grandmaster seni bela diri yang tidak tahu arti grandmaster?' pikir mereka hampir bersamaan. 'Bagaimana mungkin?' Frederick yang pertama kali pulih dari keterkejutannya. "Tuan Ryan," ia berkata hati-hati, "bukankah Anda seorang ahli bela diri yang mampu memanipulasi energi Qi di luar tubuh?" Ryan mengangguk santai. "Ya, saya bisa melakukan itu. Memangnya kenapa?" Kali ini giliran Killua yang berbicara, suaranya penuh ketidakpercayaan. "Tapi... tapi nama-nama tingkatan ranah seharusnya selalu diajarkan kepada setiap orang yang melangkahkan kaki pertama kali pada seni bela diri! Jika Anda tidak mengerti dasar-dasarnya, bagaimana Anda bisa mencapai tingkat ini?" Ryan menggaruk kepalanya, sedikit malu. "Ah, itu. Sebenarnya, aku baru saja datang ke kota ini dari desa belum lama ini. Jadi, aku
Ryan tidak menyadari bahwa dia perlahan memancarkan tekanan mengancam yang kuat saat memikirkan masalah tersebut. Aura tekanannya yang penuh penindasan telah mendinginkan suhu seluruh lantai 21 tempat kamar Ryan berada. Alhasil, Killua, Frederick, dan Angelica yang masih berada di lorong lantai 21, merasakan gelombang udara dingin menusuk tulang.Mereka saling berpandangan, merasakan udara berbahaya di sekeliling mereka. 'Aura menakutkan dan mengancam apa ini?' bisik hati mereka. 'Apakah tekanan ini datang dari Grandmaster Ryan?'"Apakah kita secara tidak sengaja menyinggung perasaannya?" Killua berbisik, wajahnya pucat.Frederick tidak dapat menahannya lagi. "Sepertinya tidak. Tapi ayo cepat pergi dari sini, sepertinya Tuan Ryan tidak dalam mood yang bagus."Killua dan Angelica mengangguk setuju. Tanpa banyak bicara, mereka bergegas turun menggunakan tangga darurat, tidak lagi berani menggunakan lift.Di dalam ruang kondominiumnya, Ryan perlahan menenangkan dirinya. Ia menatap tana
Beberapa saat kemudian, Paman Wong dan Bibi Sandra melihat sekitar tujuh atau delapan pria datang dari ujung jalan. Wajah mereka langsung pucat begitu melihat pria-pria itu dan mulai menutup kios dengan panik. "Nak, aku akan membungkus sisa makanan untukmu. Pergilah sekarang juga! Pergilah!" Bibi Sandra berlari ke arah Ryan dan berkata dengan nada berbisik, ketakutan jelas terlihat di matanya. Ryan tetap tidak bergerak, malah melanjutkan makannya dengan santai. "Mengapa aku harus pergi?" tanyanya dengan nada tenang. Bibi Sandra menatapnya dengan tatapan memohon. "Nak, kamu masih muda. Mungkin kamu masih belum mengerti aturan tertentu, tapi semuanya tidak akan berakhir baik jika kamu tidak segera pergi... Aku mohon padamu... Oke?" Suara Bibi Sandra mulai bergetar, membuat Ryan akhirnya menoleh ke arahnya. Namun, sebelum ia sempat menjawab, suara keras terdengar di samping telinganya! Ryan menoleh cepat dan melihat sekelompok pria bertubuh kekar yang mengenakan singlet hitam sudah
Bibi Sandra hendak membujuk Ryan untuk berhenti tetapi dihentikan oleh Paman Wong. Dengan suara pelan dan gemetar, Paman Wong berkata, "Apa yang bisa kamu, seorang wanita, lakukan? Biarkan pemuda itu membereskan kekacauan yang dibuatnya. Jangan mencoba memperbaiki sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan. Dia telah menyinggung Tuan Enrico. Tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang. Tidak bisakah kamu melihat berapa banyak orang di sini yang menyaksikan ini?" Bibi Sandra terdiam, matanya melebar melihat tujuh atau delapan penjahat yang menatap tajam ke arah pemandangan di hadapan mereka. Ia menyadari bahwa apapun yang mereka katakan tidak akan berarti apa-apa. Mereka hanyalah orang biasa. Bagaimana mereka bisa melawan orang-orang yang tidak rasional ini? Sementara itu, ekspresi Tuan Enrico semakin menggelap. Selama ini, dia adalah bos preman yang paling ditakuti di distrik ini. Tidak pernah ada yang berani menantangnya, apalagi mempermalukannya di depan umum seperti ini. "Bocak kam
Enrico menjadi sangat marah ketika melihat tidak ada satupun pengikutnya yang berani bergerak. Wajahnya yang sudah memar kini semakin memerah karena amarah yang memuncak. "Kalian semua buta?!" teriaknya frustrasi. "Dia hanya seorang! Apa yang kalian takutkan?!" Namun, tak seorang pun dari anak buahnya berani menjawab. Mereka hanya berdiri diam, gemetar ketakutan di bawah tatapan dingin Ryan. Enrico merasakan darah hangat mengalir dari telapak tangannya yang tertusuk garlu. Rasa sakit yang tajam mulai merambat ke seluruh lengannya. Ia tahu, jika dibiarkan lebih lama, ia mungkin akan kehilangan fungsi tangannya selamanya. Dengan sisa-sisa keberaniannya, Enrico menoleh ke arah Ryan. "Hei, kau," ujarnya, berusaha terdengar tenang meski suaranya bergetar. "Tidakkah kau pikir ini berlebihan? Melumpuhkan kedua lenganku seperti ini? Aku, Enrico, tidak melakukan apa pun untuk menyinggungmu." Ryan mengabaikan perkataan Enrico. Ia justru berdiri dan mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya
Ryan belum menghitung sampai tiga ketika Enrico berteriak, "Lepaskan aku... Aku mohon padamu... lepaskan aku..." Suaranya pecah, air mata dan ingus bercampur di wajahnya yang merah padam karena rasa sakit yang luar biasa. Ryan menatapnya dengan tatapan dingin, tidak bergerak sedikit pun. Ia bukan orang suci, dan beberapa orang memang tidak pantas mendapatkan belas kasihan. "Kau menyebut dirimu seorang pria? Bahkan dua detik rasa sakit saja kau tidak sanggup menahan," ujar Ryan, suaranya penuh penghinaan. Enrico menggeliat, tubuhnya bergetar hebat karena rasa sakit yang menusuk setiap sel tubuhnya. "Kumohon... aku mohon padamu... Biarkan aku pergi..." Matanya melebar penuh ketakutan, air mata mengalir deras. Ia benar-benar takut sekarang, tidak ingin mengalami rasa sakit seperti ini lagi dalam hidupnya. Tetap hidup, meski dalam keadaan menyedihkan, jauh lebih baik daripada mati dalam penderitaan seperti ini. Ryan tetap tidak bergerak meski Enrico terus memohon. Selama lima tah
Ryan mengenali teknik ini–ini adalah teknik Penjarahan Roh milik Lin Qingxun, bahkan dengan level yang lebih tinggi! Di tengah kepanikan sang patriark, sesosok bayangan melayang dalam pikirannya.Saat melihat sosok itu, seluruh tubuhnya gemetar hebat. Matanya memerah saat mengenali siapa yang muncul–sosok yang terlalu familiar baginya.Pendiri White Tower, Lin Qingxun! Leluhur Lin!"Leluhur... Kamu.... Kenapa kamu ada di sini?""Hmph!" Lin Qingxun mencibir dengan nada dingin. "Dasar junior yang tidak tahu apa-apa, berani menyentuh seseorang yang sudah kuincar? Sepertinya kau tidak menghargai hidupmu sendiri."Kata-kata itu membuat sang patriark panik. Seseorang yang menjadi incaran Leluhur Lin? Junior yang bodoh? Keringat dingin mengucur di dahinya saat menyadari bahwa sosok dalam pikirannya berasal dari Ryan!"Tidak mungkin..." batinnya tak percaya. Dia tidak pernah menyangka bahwa Leluhur Lin ternyata masih hidup dan berada dalam tubuh pemuda ini. "Aku akan memberimu satu kesemp
Setelah memastikan keselamatan kedua temannya, Ryan menyeka darah di sudut bibirnya. Tanpa ragu dia mengeluarkan Pedang Surgawi EX-Caliburn. Bersamaan dengan itu, naga darah mengaum ganas keluar dari tubuhnya, sementara rune kehidupan berkilat-kilat memancarkan petir.Raungan naga mengguncang seisi White Tower! Petir menyambar-nyambar di langit yang menggelap, menciptakan pemandangan yang menakjubkan sekaligus mengerikan. Ryan sadar dia tidak bisa menahan diri menghadapi lawan sekuat ini.Sebenarnya dia berharap Lin Qingxun akan turun tangan membantu, namun sang leluhur tetap diam di dalam Kuburan Pedang. Tak punya pilihan lain, Ryan harus menghadapi patriark White Tower sendirian."Brengsek!" umpatnya dalam hati. Niat pedang yang ganas meledak dari tubuhnya, berubah menjadi ribuan untaian qi pedang yang melesat ke arah sang patriark. Ini adalah serangan terkuatnya–kombinasi sempurna antara kekuatan naga darah dan petir Ilahi.Sang patriark mengerutkan kening melihat serangan ya
Ryan menatapnya tanpa emosi. Formasi api warisan Lin Qingxun menyapu ke depan dengan ganas, bagai predator lapar yang siap melahap mangsanya. Baik untuk Sekte Medical God maupun dirinya sendiri, membunuh Lin Ruhai tidak akan berdampak apa pun.Api yang tak terkendali merambati tubuh Lin Ruhai, membuatnya menjerit kesakitan. Sia-sia dia berjuang–rasa sakit yang mendera tubuhnya terlalu intens. Dalam hitungan detik, dia berubah menjadi manusia yang terbakar hidup-hidup.Para pengikut White Tower menatap ngeri, ingin menolong namun tak berdaya menghadapi kekuatan formasi leluhur mereka sendiri. Teriakan Lin Ruhai menggelegar memenuhi White Tower.BOOM!Tiba-tiba tanah bergetar hebat, retakan menyebar ke segala arah. Sebuah sosok bayangan hitam melesat mendekat dengan kecepatan tinggi, berhenti tepat di depan Lin Ruhai. Dengan satu lambaian tangan, api yang membakar tubuh Lin Ruhai seketika lenyap.
Ryan mengangkat alisnya mendengar kata-kata itu. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyum tipis yang mengandung ejekan. "Oh? Bukankah White Tower yang lebih dulu bersikap kejam pada murid-murid Sekte Medical God?""Ini bukan hal yang baik untukmu atau untuk White Tower," lanjut Lin Ruhai, mengabaikan sindiran Ryan. "Juga, sejujurnya, kau seharusnya melihat fenomena di langit tadi. Ini adalah tanda bahwa jalur pengobatan akan kembali ke puncaknya."Dia berhenti sejenak untuk memberi tekanan pada kata-katanya. "Patriark kami saat ini sedang berkultivasi dalam isolasi, tetapi begitu dia menerobos dan mengetahui tindakanmu, konsekuensinya akan tak terbayangkan.""Berhenti sekarang," tawarnya dengan nada serius. "Satu-satunya hal yang bisa kujanjikan padamu adalah aku tidak akan melanjutkan masalah ini lagi."Ryan mendengarkan dengan seksama, namun matanya tetap dingin tanpa emosi. Dia bisa mendengar keengganan dalam suara Lin Ruha
"Mengapa kalian tidak percaya padaku?" Ryan menghela napas berat. Dengan gerakan cepat, jari-jarinya membentuk segel rumit untuk menciptakan formasi pelindung di sekitar kedua gadis itu.Namun Xiao Bi dan Lina masih berusaha keras melepaskan diri dari formasi tersebut. Melihat kekeraskepalaan mereka, Ryan terpaksa menggunakan kekuatannya untuk membekukan tubuh keduanya."Ryan, apa yang kau lakukan?" protes Xiao Bi."Lepaskan kami!" Lina ikut berteriak.Mengabaikan protes mereka, Ryan berbalik menghadap sang tetua. Matanya berkilat dingin saat berkata, "Apakah kau tahu bahwa kau telah mengecewakan Lin Qingxun?""Berani-beraninya kau menyebut nama leluhur kami dengan lancang!" raung sang tetua murka. "Kubunuh kau!"Tanpa menahan diri lagi, dia mengeluarkan sebuah jimat kuno dari balik jubahnya. Begitu jimat itu diaktifkan, seluruh area Sekte White Tower bergetar hebat. Suhu udara meningkat drastis hingga menciptakan ilusi seolah mereka berada di tengah lautan api."Formasi Leluhur ka
Xiao Bi yang tadinya ketakutan kini berdiri tegak dengan dagu terangkat. Melihat perubahan situasi yang drastis, kepercayaan dirinya mulai kembali."Terserah kau saja," jawabnya mantap. "Yang pasti aku muak melihat wajah mereka.""Kalau begitu sudah diputuskan." Ryan melangkah maju dengan tenang. "Mulai hari ini, Sekte White Tower akan menjadi milik Sekte Medical God.""Tunggu!" Sang tetua berteriak panik. "Kau tidak bisa seenaknya...""Tentu saja bisa," potong Ryan dingin. "Atau kau lebih suka aku menghancurkan sekte ini seperti yang kulakukan pada Paviliun Ivoryshroud?"Para kultivator Sekte White Tower saling pandang dengan wajah pucat. Mereka masih ingat jelas berita kehancuran Paviliun Ivoryshroud. Jika orang ini benar-benar Arthur Pendragon, maka melawannya sama saja dengan bunuh diri."Serang dia!" Sang tetua akhirnya berteriak frustasi. "Dia hanya satu orang! Kita masih punya kesempatan!"Selusin praktisi Sekte White Tower melesat maju dengan pedang terhunus. Meski fokus me
Sang tetua Sekte White Tower menatap Ryan dengan sorot penuh selidik. Ada sesuatu yang sangat aneh dengan pemuda ini. Berdasarkan informasi yang dia dapatkan, murid-murid Sekte Medical God seharusnya tidak memiliki kekuatan sekuat ini. Terlebih lagi, teknik Matahari Surgawi yang dikuasai Ryan bahkan lebih murni dari milik patriark mereka sendiri.'Bagaimana mungkin seorang murid dari sekte rendahan seperti Sekte Medical God bisa menguasai teknik ini sampai level seperti itu?' batinnya penasaran. 'Dan lagi, sikapnya terlalu percaya diri untuk ukuran murid Sekte Medical God. Apa yang membuatnya begitu yakin bisa melawan Sekte White Tower?'Setelah beberapa saat mengamati, sang tetua melangkah maju dengan aura dominan. "Anak muda, aku akan bertanya sekali lagi. Dari mana kau mendapatkan teknik Matahari Surgawi itu?""Bukankah sudah jelas?" Ryan tersenyum tipis. "Tentu saja dari guruku di Sekte Medical God.""Omong kosong!" hardik sang tetua. "Aku pernah bertemu dengan pemimpin Sekte
Kata-kata Ryan yang frontal membuat Xiao Bi ketakutan setengah mati. Dia bahkan tak berani bernapas, apalagi mencoba menghentikan Ryan.'Gila!' batinnya panik.Seluruh praktisi Sekte White Tower memasang ekspresi muram mendengar kata-kata Ryan yang tidak sopan."Apakah anak ini berkata jujur?" sang tetua melirik si pria berpakaian kasual. "Kau bahkan tidak bisa mengeluarkan satu pun jarum perak dari tubuhmu?"Tentu saja pria itu tidak mau mengakuinya. "Guru, anak ini menggunakan teknik iblis!" bantahnya keras. "Lagipula saya dari Sekte White Tower. Bagaimana mungkin kalah dari orang lain dalam hal jarum perak?"Sang tetua mengangguk sambil menimbang. Matanya kembali pada Ryan. "Kau punya empat detik lagi untuk memutuskan. Jika tidak segera memilih, jangan salahkan aku bersikap kasar!"Ryan mendengus mengejek. Dalam sekejap, sebuah jarum perak biasa muncul di tangannya."Untuk apa bicara omong kosong? Kau akan tahu setelah melihatnya sendiri."Begitu kata-kata itu terucap, jarum perak
Si pria berpakaian kasual takut situasi akan berubah. Dia melirik Xiao Bi dengan tatapan jijik, "Memangnya kenapa kalau dia dari Sekte Medical God? Kalau kami tidak menerima kalian, sekte kalian pasti sudah lama musnah!"Matanya berkilat kejam saat menambahkan, "Dan kau, seorang penyapu rendahan, berani berbicara dengan Guru? Apa hakmu memohon belas kasihan?""Enyahlah!"Tanpa peringatan, dia menendang ke arah dada Xiao Bi. Di mata orang-orang Sekte White Tower, Sekte Medical God memang masih ada hubungan dengan mereka. Namun praktisi Sekte Medical God hanyalah semut rendahan! Membunuh seorang penyapu seperti wanita ini tak akan menimbulkan masalah apapun.Namun sebelum tendangan itu mengenai Xiao Bi, sebuah sosok muncul bagai hantu di depannya. Ryan mencengkeram pergelangan kaki pria itu dengan ekspresi dingin yang mengerikan.Tatapannya beralih pada Xiao Bi yang masih berlutut. Suaranya dipenuhi kesedihan dan amarah saat bertanya, "Kapan Sekte Medical God jatuh ke keadaan sepert