Beranda / Urban / Pembalasan Tuan Muda Terkuat / Bab 67 - Kegaduhan di Warung Makan

Share

Bab 67 - Kegaduhan di Warung Makan

Penulis: Rianoir
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-05 05:31:50
Beberapa saat kemudian, Paman Wong dan Bibi Sandra melihat sekitar tujuh atau delapan pria datang dari ujung jalan.

Wajah mereka langsung pucat begitu melihat pria-pria itu dan mulai menutup kios dengan panik.

"Nak, aku akan membungkus sisa makanan untukmu. Pergilah sekarang juga! Pergilah!" Bibi Sandra berlari ke arah Ryan dan berkata dengan nada berbisik, ketakutan jelas terlihat di matanya.

Ryan tetap tidak bergerak, malah melanjutkan makannya dengan santai. "Mengapa aku harus pergi?" tanyanya dengan nada tenang.

Bibi Sandra menatapnya dengan tatapan memohon. "Nak, kamu masih muda. Mungkin kamu masih belum mengerti aturan tertentu, tapi semuanya tidak akan berakhir baik jika kamu tidak segera pergi... Aku mohon padamu... Oke?"

Suara Bibi Sandra mulai bergetar, membuat Ryan akhirnya menoleh ke arahnya. Namun, sebelum ia sempat menjawab, suara keras terdengar di samping telinganya!

Ryan menoleh cepat dan melihat sekelompok pria bertubuh kekar yang mengenakan singlet hitam sudah
Rianoir

Terima Kasih Kak Rismano dan Kak Natacha atas dukungan Gem-nya. Dengan ini jadi genap 5 Gem nih, yang artinya akan ada bab bonus hari ini(⁠≧⁠▽⁠≦⁠) Akumulasi Gem: 05-10-2024 (pagi): 0 Gem (reset) Yuk tambah 5 lagi Yuk, hehehehe. Hari ini hari sabtu, jadi bab reguler yang othor rilis hanya 1 bab saja. tapi bab bonus bis banyak, 5 bab pun bisa othor buat, wkwkwkwk.... selamat membaca(⁠◠⁠‿⁠・⁠)⁠—⁠☆

| 17
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rianoir
Terima Kasih telah membaca novel othor Kak.
goodnovel comment avatar
Rianoir
mohon maaf kak, ada jadwalnya, sabtu-minggu 1 bab reguler, senin-jum'at 2 bab reguler. Othor ada program namanya 5G1B (5 Gem dapat 1 Bab bonus). jadi kalau ada akumulasi 5 Gem atau kelipatannya, othor bakal kasih 1 bab dan kelipatan. semisal nih, dapat 20 Gem, maka othor bakal rilis 4 bab bonus.
goodnovel comment avatar
Samber Nyowo
Untuk Author, tolong update cerita nya minimal 5 bab sehari, jadi baca cerita nya bisa lebih panjang dan gak nanggung SPT ini, tolong di respons dengan baik masukan dari saya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 68 - Kegaduhan di Warung Makan (II)

    Bibi Sandra hendak membujuk Ryan untuk berhenti tetapi dihentikan oleh Paman Wong. Dengan suara pelan dan gemetar, Paman Wong berkata, "Apa yang bisa kamu, seorang wanita, lakukan? Biarkan pemuda itu membereskan kekacauan yang dibuatnya. Jangan mencoba memperbaiki sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan. Dia telah menyinggung Tuan Enrico. Tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang. Tidak bisakah kamu melihat berapa banyak orang di sini yang menyaksikan ini?" Bibi Sandra terdiam, matanya melebar melihat tujuh atau delapan penjahat yang menatap tajam ke arah pemandangan di hadapan mereka. Ia menyadari bahwa apapun yang mereka katakan tidak akan berarti apa-apa. Mereka hanyalah orang biasa. Bagaimana mereka bisa melawan orang-orang yang tidak rasional ini? Sementara itu, ekspresi Tuan Enrico semakin menggelap. Selama ini, dia adalah bos preman yang paling ditakuti di distrik ini. Tidak pernah ada yang berani menantangnya, apalagi mempermalukannya di depan umum seperti ini. "Bocak kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 69 - Tusuk Gigi

    Enrico menjadi sangat marah ketika melihat tidak ada satupun pengikutnya yang berani bergerak. Wajahnya yang sudah memar kini semakin memerah karena amarah yang memuncak. "Kalian semua buta?!" teriaknya frustrasi. "Dia hanya seorang! Apa yang kalian takutkan?!" Namun, tak seorang pun dari anak buahnya berani menjawab. Mereka hanya berdiri diam, gemetar ketakutan di bawah tatapan dingin Ryan. Enrico merasakan darah hangat mengalir dari telapak tangannya yang tertusuk garlu. Rasa sakit yang tajam mulai merambat ke seluruh lengannya. Ia tahu, jika dibiarkan lebih lama, ia mungkin akan kehilangan fungsi tangannya selamanya. Dengan sisa-sisa keberaniannya, Enrico menoleh ke arah Ryan. "Hei, kau," ujarnya, berusaha terdengar tenang meski suaranya bergetar. "Tidakkah kau pikir ini berlebihan? Melumpuhkan kedua lenganku seperti ini? Aku, Enrico, tidak melakukan apa pun untuk menyinggungmu." Ryan mengabaikan perkataan Enrico. Ia justru berdiri dan mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 70 - Memohon

    Ryan belum menghitung sampai tiga ketika Enrico berteriak, "Lepaskan aku... Aku mohon padamu... lepaskan aku..." Suaranya pecah, air mata dan ingus bercampur di wajahnya yang merah padam karena rasa sakit yang luar biasa. Ryan menatapnya dengan tatapan dingin, tidak bergerak sedikit pun. Ia bukan orang suci, dan beberapa orang memang tidak pantas mendapatkan belas kasihan. "Kau menyebut dirimu seorang pria? Bahkan dua detik rasa sakit saja kau tidak sanggup menahan," ujar Ryan, suaranya penuh penghinaan. Enrico menggeliat, tubuhnya bergetar hebat karena rasa sakit yang menusuk setiap sel tubuhnya. "Kumohon... aku mohon padamu... Biarkan aku pergi..." Matanya melebar penuh ketakutan, air mata mengalir deras. Ia benar-benar takut sekarang, tidak ingin mengalami rasa sakit seperti ini lagi dalam hidupnya. Tetap hidup, meski dalam keadaan menyedihkan, jauh lebih baik daripada mati dalam penderitaan seperti ini. Ryan tetap tidak bergerak meski Enrico terus memohon. Selama lima tah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 71 - Bertemu Rindy Snowfield

    Saat itu pukul sepuluh malam. Udara malam Kota Golden River terasa sejuk, membawa aroma samar asap kendaraan dan makanan dari warung-warung pinggir jalan yang masih buka. Ryan baru saja turun dari taksi, bersiap untuk kembali ke Apartemen Grand City. Ia tidak yakin apakah Adel sudah pulang atau belum.Tepat saat Ryan hendak melangkah masuk ke gerbang kompleks apartemen, sebuah cahaya terang tiba-tiba menyorot ke arahnya, disertai bunyi klakson mobil yang memekakkan telinga. Jelas sekali seseorang sedang berusaha menarik perhatiannya.Ryan mengerutkan kening, sedikit terganggu dengan gangguan tak terduga ini. Ia melihat sekilas ke arah mobil dan menangkap sosok seorang wanita di kursi pengemudi. Tidak mengenali siapa wanita itu dan merasa tidak ada urusan dengannya, Ryan memutuskan untuk mengabaikannya. Ia melanjutkan langkahnya menuju pintu masuk apartemen.Sebenarnya, wanita di dalam mobil itu adalah Rindy Snowfield, CEO Snowfield Group. Malam ini, meski hari Minggu, ia telah me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 72 - Khawatir

    Ketika Ryan masuk ke unit Apartemen milik Adel, dia menyadari bahwa sang tuan rumah masih belum kembali. Ruangan itu gelap dan sunyi, hanya diterangi oleh cahaya remang-remang dari lampu jalanan yang menembus tirai jendela. "Adel?" panggil Ryan, suaranya bergema di ruangan kosong. Tidak ada jawaban. Ryan menyalakan lampu dan memperhatikan sekeliling. Semua tampak normal, tidak ada tanda-tanda kerusakan atau penyusupan. Namun ketidakhadiran Adel yang berkepanjangan mulai membuatnya gelisah. Dia berjalan ke arah telepon rumah yang terpasang di dinding ruang tamu. Dengan cepat, dia menekan nomor Adel yang sudah dihafalnya. Nada sambung terdengar beberapa kali sebelum akhirnya masuk ke kotak suara. "Sial," gumam Ryan, mengacak rambutnya frustrasi. Dia teringat perkataan Rindy Snowfield tadi. Adel bahkan tidak mengambil izin cuti dari kantor. Ini sangat tidak seperti Adel yang ia kenal. Ryan mulai mondar-mandir di ruang tamu, pikirannya berkecamuk. 'Hal penting apa yang terjadi di ru

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 73 - Keberadaan Adel

    Di unit Apartemen Grand City milik Adel, Ryan menutup sambungan teleponnya, dan kemudian jatuh tenggelam dalam pikirannya. Dia tidak pernah ingin menghubungi Lancelot. Melibatkan kelompok itu dalam rencana balas dendamnya ataupun meminta bantuan untuk sekedar menggali informasi bukanlah sesuatu yang ia inginkan. Namun, kembali ke Nexopolis sepertinya telah memaksanya untuk menggunakan koneksi lama itu. Ryan melirik jam dinding, lalu menghempaskan diri ke sofa. Tangannya merogoh saku, mengeluarkan sebungkus rokok. Dengan satu goyangan pelan, sebatang rokok jatuh ke tangannya. Ia menyalakannya, membiarkan asap mengepul di udara. "Ah, tidak ada yang lebih menenangkan dari sebatang rokok saat pikiran sedang kacau," gumamnya pada diri sendiri, setengah bercanda. Lima menit berlalu begitu cepat. Ryan mematikan rokoknya, lalu dengan gerakan santai namun presisi, menjentikkan puntung rokok itu keluar jendela. Puntung itu meluncur melewati udara malam dan mendarat tepat di tempat sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 74 - Keluarga Paman Adel

    Di Rumah Sakit Umum Hati Sehat Kota Golden River, Adel berdiri diam di depan jendela kaca unit perawatan intensif, matanya terpaku pada sosok adiknya yang terbaring lemah di dalam. Wajahnya yang biasanya ceria kini diliputi kekhawatiran mendalam. Suasana hatinya begitu rumit, campuran antara cemas, putus asa, dan rasa bersalah. Beberapa jam yang lalu, telepon dari ayahnya telah mengubah seluruh dunianya. Kondisi Harry Weiss, adiknya yang sakit, memburuk secara tiba-tiba. Awalnya Adel mengira itu hanya fluktuasi data medis biasa, dan akan mereda dengan sendirinya. Namun kenyataan bahwa adiknya kini terbaring di rumah sakit dengan kebutuhan operasi segera senilai satu miliar Nex membuat dadanya sesak. 'Satu miliar Nex,' pikir Adel getir. Angka itu terasa begitu jauh, begitu mustahil untuk dijangkau. Meski posisinya sebagai manajer pemasaran di Snowfield Group cukup bergengsi, tapi gajinya telah terkuras habis untuk cicilan apartemen, cicilan mobil, dan biaya pengobatan ruti

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 75 - Rencana Buruk

    Sebagai seorang wanita, Sophia paling cemburu ketika ada orang lain yang terlihat lebih baik darinya! Dan Adel, tanpa diragukan lagi, adalah orang yang paling dibencinya selama bertahun-tahun ini. Setiap kali ada acara kumpul keluarga, Sophia tak pernah melewatkan kesempatan untuk pamer atau mengejek Adel. Sophia selalu meremehkan Adel dan keluarganya. 'Keluarga miskin seperti mereka, bagaimana bisa punya putri secantik itu?' pikirnya sinis. 'Belum lagi anak laki-laki mereka yang sudah sekarat dan hampir mati itu...' Dengan ekspresi palsu penuh simpati, Sophia melirik ke arah Harry yang terbaring lemah di unit perawatan intensif. Ia menghela napas dramatis dan berkata, "Keluargamu benar-benar deh... Aku heran kejahatan macam apa yang telah dilakukan hingga melahirkan orang penyakitan seperti itu. Hidup kalian seharusnya bisa berjalan sangat baik tanpanya. Dia benar-benar telah menjadi beban, ya ampun…" Adel merasakan amarah membakar dadanya mendengar kata-kata Sophia. 'Orang p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08

Bab terbaru

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 692 - Menyiksa Aaron Ravenclaw

    "Yang paling kukuasai bukanlah seni bela diri, melainkan keterampilan medis dan alkemis." Senyum dingin Ryan melebar. "Awalnya kupikir ilmu medis digunakan untuk menyelamatkan nyawa. Tapi tempat itu mengajariku bahwa keterampilan yang sama bisa digunakan untuk menyiksa dan membunuh."Saat berbicara, Ryan melepaskan enam sampai tujuh jarum perak yang langsung menancap di tubuh Aaron Ravenclaw. Jari-jarinya bergerak cepat membentuk segel, membuat jarum-jarum itu bersinar semakin terang."Ini..."Sebelum Aaron Ravenclaw sempat bereaksi, rasa sakit luar biasa menghantam seluruh tubuhnya! Dalam sekejap, tubuhnya mengejang dan mendingin, seolah jutaan mulut sedang mengunyah dagingnya."ARGHHHH!"Jeritan menyayat hati memenuhi aula. Rasa sakit yang dia rasakan semakin intens hingga jiwanya pun bergetar.Zend Bark menyaksikan dengan ngeri. Sebagai praktisi berpengalaman, dia tahu betul semakin kuat seorang praktisi seni bela diri, semakin tinggi toleransi mereka terhadap rasa sakit. Sesua

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 691 - Kehancuran Keluarga Ravenclaw (II)

    Mata Zend Bark menyipit saat dia melesat ke tengah kerumunan. Dalam sekejap, jeritan-jeritan menyayat hati memenuhi udara. Bayangan kematian tetua tadi masih membayangi pikiran para praktisi Keluarga Ravenclaw, membuat mereka tak mampu mengerahkan kekuatan penuh.Meski begitu, menghadapi puluhan praktisi sekaligus tetap bukan perkara mudah. Beberapa luka mulai muncul di tubuh Zend Bark saat dia kewalahan menahan serangan dari berbagai arah.Ryan menggeleng pelan melihat ini. Tanpa kata-kata, ia melesat ke medan pertempuran. Hembusan angin kencang mengikuti setiap gerakannya. Ke manapun Ryan melangkah, darah dan daging berceceran! Sosoknya bagai Malaikat Maut yang memanen nyawa tanpa ampun. Dalam waktu lima menit saja, puluhan praktisi telah tewas di tangannya. Aula yang tadinya megah kini dipenuhi bau anyir darah dan kematian yang menyesakkan.Hanya satu orang yang masih hidup di seluruh aula–Aaron Ravenclaw yang meringkuk lemah di sudut ruangan. Setelah kehilangan lengannya,

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 690 - Kehancuran Keluarga Ravenclaw

    Saat rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya, Aaron Ravenclaw menyadari ada kekuatan tak terlihat yang mengalir masuk, membuat organ dalamnya terguncang parah. "Kuberi kau kesempatan, tapi kau menyia-nyiakannya," ujar Ryan datar. "Mulai hari ini, Keluarga Ravenclaw tidak akan ada lagi di Nexopolis." Nada suaranya tenang seolah hanya menyatakan fakta yang tak terbantahkan. Pedang Suci Caliburn muncul di tangannya saat dia melesat maju. Sinar pedang cemerlang membelah udara, membawa niat membunuh yang pekat. Tebasan ganas mengincar leher Aaron Ravenclaw–hutang darah harus dibayar dengan darah! Namun tetua Sekte Hell Blood tidak bisa membiarkan ini terjadi. Aaron Ravenclaw masih terlalu berharga untuk mati. Dia melempar ponsel yang baru digunakannya untuk mengirim pesan darurat, lalu menghunus pedang dan menyerang. "Ryan, jangan terlalu sombong!" hardiknya. "Kau menyakiti temanku. Hari ini, bukan hanya rahasiamu yang kuinginkan, tapi juga nyawamu! Matilah!" Tetua itu melepaskan

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 689 - Serangan Malam (II)

    Gedebuk! Empat kepala itu menggelinding ke kaki Aaron Ravenclaw dengan suara berdebum yang mengerikan. Darah masih menetes dari leher yang terputus, menciptakan genangan merah pekat di lantai marmer putih. "Di mana ayahku?" tanya Ryan dingin. Dalam sekejap, dia muncul dua meter di depan Aaron Ravenclaw. Aura membunuh yang menguar dari tubuhnya membuat suhu ruangan turun drastis. Para tetua Sekte Hell Blood secara naluriah mundur beberapa langkah. Bayangan kejadian di arena seni bela diri tadi pagi berkelebat di benak mereka. Lucas Ravenclaw yang tak berdaya, Guardian yang tewas mengenaskan, dan kekuatan mengerikan yang ditunjukkan Ryan. Di seluruh Nexopolis saat ini, siapa yang mampu menghentikannya? Aaron Ravenclaw berusaha mengendalikan getaran di tubuhnya. Dia menatap Ryan dengan sorot tajam, meski keringat dingin mengalir di pelipisnya. "Kau terlambat. William Pendragon sudah tidak ada di sini lagi!" "Benarkah begitu?" Alih-alih marah, Ryan justru mengeluarkan seba

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 688 - Serangan Malam

    Ketika Wendy merasakan angin menderu di sekelilingnya, dia tiba-tiba menyadari bahwa dia telah melakukan sesuatu yang gila! Ini lantai kesepuluh! Jantungnya berdegup kencang saat gravitasi menarik tubuhnya ke bawah. Pandangannya tertuju pada tanah yang semakin dekat di bawah sana. Meskipun dia sudah mulai berkultivasi, dia bukanlah dewa yang bisa terbang! 'Bodoh! Apa yang kulakukan?' pikirnya panik. Wendy ingin menampar dirinya sendiri atas tindakan impulsif ini. Mengapa dia tiba-tiba melompat dari gedung? Hanya karena melihat sosok mencurigakan yang mirip Ryan? Besok pagi, headline koran Riverdale pasti akan berbunyi: [Dosen muda Universitas Negeri Riverdale bunuh diri karena stres. Haruskah sistem pendidikan direformasi?] Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Di usia dua puluhan, dia bahkan belum pernah pacaran! Padahal dia sudah menemukan seseorang yang disukainya, tapi kini akan mati sebelum sempat mengungkapkan perasaan. Saat tubuhnya hampir menyentuh

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 687 - Kedatangan Zend Bark

    Ryan tersenyum melihat kepanikan Wendy. "Tidak apa-apa. Aku memang tidak berencana tinggal lama di apartemen ini." Ia menatap Wendy dengan kilatan tertarik. "Lagipula, sepertinya aku menemukan telah seorang genius. Kalau kau berkultivasi dengan baik, mungkin aku yang harus bergantung padamu nanti." "Benarkah?" Wajah cemas Wendy berubah terkejut. "Kalau begitu aku akan berlatih keras mengolah teknik Jiwa Es. Aku akan melindungimu di masa depan!" Begitu kata-kata itu meluncur dari mulutnya, wajah Wendy langsung memerah, takut Ryan akan salah paham. Ryan mengeluarkan beberapa buku teknik beladiri tipe es yang telah disiapkannya. "Bawa ini juga. Dengan bakatmu, kau pasti bisa menguasainya dengan cepat." "Baiklah." Wendy menerima buku-buku itu. Dia hendak mengatakan sesuatu lagi ketika terdengar ketukan di pintu. "Sudah larut, sebaiknya aku pulang..." Wendy bangkit untuk membuka pintu. Seorang pria asing berdiri di ambang pintu. Dia melirik Wendy sekilas sebelum tatapannya beralih p

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 686 - Kekuatan Fisik Spesial Wendy

    Setelah memberikan beberapa instruksi lain, Ryan meninggalkan Guild Round Table. Jika tebakannya benar, ayahnya berada di tangan Guardian Nexopolis, Zeke Fernando, atau Keluarga Ravenclaw. Karena Larry tidak bisa bergerak, dia harus menanganinya sendiri. Ryan mengetahui lokasi kediaman Keluarga Ravenclaw, namun dia juga merasakan ada yang tidak beres dengan tubuhnya. Karena itu, ia memutuskan untuk kembali ke apartemennya terlebih dahulu. Menggunakan telepon rumah, Ryan menghubungi Conrad Max dan memintanya membawakan beberapa tanaman obat. Setengah jam kemudian, Conrad Max tiba dengan semua yang diminta. Ketika melihat Ryan, matanya dipenuhi ketakutan sekaligus kekaguman. Insiden di arena seni bela diri telah tersebar ke seluruh ibu kota–bagaimana Lucas Ravenclaw gagal mengalahkan Ryan, dan seorang Guardian terbunuh! Ryan kini menjadi yang tak terbantahkan dalam peringkat grandmaster Nexopolis. Dan dia mencapai prestasi ini di usia dua puluhan–sesuatu yang belum pernah

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 685 - Menahan Amarah

    Di Guild Round Table, Ryan membuka mata tepat pukul lima sore. Ia duduk tegak, merasakan luka-lukanya telah pulih signifikan. Yang mengejutkan, entah bagaimana ia berhasil menembus ke ranah Golden Core tingkat kelima. "Bagaimana ini bisa terjadi?" Wajah Ryan menunjukkan sedikit keterkejutan. Ia terluka parah dan belum mengedarkan teknik kultivasi. Bagaimana mungkin bisa menembus tingkatan dengan sendirinya? Ini sungguh aneh. Apakah hal seperti ini benar-benar mungkin? Saat Ryan masih terheran-heran dengan terobosan tiba-tiba ini, perhatiannya tertuju pada batu giok naga yang melayang di udara. Energi qi mengalir deras dari batu itu memasuki tubuhnya. "Mungkinkah karena Kuburan Pedang?" gumamnya sambil mengepalkan tangan. Batu Giok Naga itu kembali muncul di telapak tangannya. "Larry seharusnya sudah membawa ayah kembali sekarang." Ryan menatap batu di tangannya dengan penasaran. "Aku juga harus menanyakan padanya tentang batu ini. Apa sebenarnya hubungan antara Keluar

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 684 - Identitas Asli Zeke

    Larry terjebak dalam situasi sulit. Di satu sisi ada perintah Ryan, di sisi lain dia berhadapan dengan Guardian yang bahkan tidak segan mengancamnya secara terbuka. Pada saat itu, tetua Sekte Hell Blood keluar dengan senyum menjilat. Dia membungkuk dalam pada Zeke Fernando. "Tetua Zeke, sungguh suatu kehormatan Anda berada di sini!" Larry tertegun. Zeke Fernando adalah tetua Sekte Hell Blood? Dan dari cara tetua lain membungkuk padanya, jelas statusnya sangat tinggi dalam sekte tersebut! Amarah membuncah dalam dada Larry saat menyadari pengkhianatan ini. Tangannya terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Zeke Fernando melirik tetua yang membungkuk padanya dan mendengus. "Dasar tidak berguna! Kau bahkan tidak bisa menangani masalah kecil seperti ini dengan benar. Memalukan nama Sekte Hell Blood!" Wajah tetua itu memucat. Dia hanya bisa menunduk dalam-dalam, tidak berani membantah. Setelah menimbang situasi dengan cermat, Larry berkata, "Tuanku, aku bisa melepaskan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status