Share

Bab 70 - Memohon

Author: Rianoir
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Ryan belum menghitung sampai tiga ketika Enrico berteriak, "Lepaskan aku... Aku mohon padamu... lepaskan aku..." Suaranya pecah, air mata dan ingus bercampur di wajahnya yang merah padam karena rasa sakit yang luar biasa.

Ryan menatapnya dengan tatapan dingin, tidak bergerak sedikit pun. Ia bukan orang suci, dan beberapa orang memang tidak pantas mendapatkan belas kasihan.

"Kau menyebut dirimu seorang pria? Bahkan dua detik rasa sakit saja kau tidak sanggup menahan," ujar Ryan, suaranya penuh penghinaan.

Enrico menggeliat, tubuhnya bergetar hebat karena rasa sakit yang menusuk setiap sel tubuhnya. "Kumohon... aku mohon padamu... Biarkan aku pergi..."

Matanya melebar penuh ketakutan, air mata mengalir deras. Ia benar-benar takut sekarang, tidak ingin mengalami rasa sakit seperti ini lagi dalam hidupnya.

Tetap hidup, meski dalam keadaan menyedihkan, jauh lebih baik daripada mati dalam penderitaan seperti ini.

Ryan tetap tidak bergerak meski Enrico terus memohon.

Selama lima tah
Rianoir

Terima Kasih Kak Ian, Kak Daniel atas dukungan Gem-nya(⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠) akumulasi Gem: 07-10-2024 (pagi): 4 Gem. kurang 1 Gem lagi nih dpt bab bonus, hehehehe Selamat Membaca(⁠◠⁠‿⁠・⁠)⁠—⁠☆

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 71 - Bertemu Rindy Snowfield

    Saat itu pukul sepuluh malam. Udara malam Kota Golden River terasa sejuk, membawa aroma samar asap kendaraan dan makanan dari warung-warung pinggir jalan yang masih buka. Ryan baru saja turun dari taksi, bersiap untuk kembali ke Apartemen Grand City. Ia tidak yakin apakah Adel sudah pulang atau belum.Tepat saat Ryan hendak melangkah masuk ke gerbang kompleks apartemen, sebuah cahaya terang tiba-tiba menyorot ke arahnya, disertai bunyi klakson mobil yang memekakkan telinga. Jelas sekali seseorang sedang berusaha menarik perhatiannya.Ryan mengerutkan kening, sedikit terganggu dengan gangguan tak terduga ini. Ia melihat sekilas ke arah mobil dan menangkap sosok seorang wanita di kursi pengemudi. Tidak mengenali siapa wanita itu dan merasa tidak ada urusan dengannya, Ryan memutuskan untuk mengabaikannya. Ia melanjutkan langkahnya menuju pintu masuk apartemen.Sebenarnya, wanita di dalam mobil itu adalah Rindy Snowfield, CEO Snowfield Group. Malam ini, meski hari Minggu, ia telah me

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 72 - Khawatir

    Ketika Ryan masuk ke unit Apartemen milik Adel, dia menyadari bahwa sang tuan rumah masih belum kembali. Ruangan itu gelap dan sunyi, hanya diterangi oleh cahaya remang-remang dari lampu jalanan yang menembus tirai jendela. "Adel?" panggil Ryan, suaranya bergema di ruangan kosong. Tidak ada jawaban. Ryan menyalakan lampu dan memperhatikan sekeliling. Semua tampak normal, tidak ada tanda-tanda kerusakan atau penyusupan. Namun ketidakhadiran Adel yang berkepanjangan mulai membuatnya gelisah. Dia berjalan ke arah telepon rumah yang terpasang di dinding ruang tamu. Dengan cepat, dia menekan nomor Adel yang sudah dihafalnya. Nada sambung terdengar beberapa kali sebelum akhirnya masuk ke kotak suara. "Sial," gumam Ryan, mengacak rambutnya frustrasi. Dia teringat perkataan Rindy Snowfield tadi. Adel bahkan tidak mengambil izin cuti dari kantor. Ini sangat tidak seperti Adel yang ia kenal. Ryan mulai mondar-mandir di ruang tamu, pikirannya berkecamuk. 'Hal penting apa yang terjadi di ru

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 73 - Keberadaan Adel

    Di unit Apartemen Grand City milik Adel, Ryan menutup sambungan teleponnya, dan kemudian jatuh tenggelam dalam pikirannya. Dia tidak pernah ingin menghubungi Lancelot. Melibatkan kelompok itu dalam rencana balas dendamnya ataupun meminta bantuan untuk sekedar menggali informasi bukanlah sesuatu yang ia inginkan. Namun, kembali ke Nexopolis sepertinya telah memaksanya untuk menggunakan koneksi lama itu. Ryan melirik jam dinding, lalu menghempaskan diri ke sofa. Tangannya merogoh saku, mengeluarkan sebungkus rokok. Dengan satu goyangan pelan, sebatang rokok jatuh ke tangannya. Ia menyalakannya, membiarkan asap mengepul di udara. "Ah, tidak ada yang lebih menenangkan dari sebatang rokok saat pikiran sedang kacau," gumamnya pada diri sendiri, setengah bercanda. Lima menit berlalu begitu cepat. Ryan mematikan rokoknya, lalu dengan gerakan santai namun presisi, menjentikkan puntung rokok itu keluar jendela. Puntung itu meluncur melewati udara malam dan mendarat tepat di tempat sam

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 74 - Keluarga Paman Adel

    Di Rumah Sakit Umum Hati Sehat Kota Golden River, Adel berdiri diam di depan jendela kaca unit perawatan intensif, matanya terpaku pada sosok adiknya yang terbaring lemah di dalam. Wajahnya yang biasanya ceria kini diliputi kekhawatiran mendalam. Suasana hatinya begitu rumit, campuran antara cemas, putus asa, dan rasa bersalah. Beberapa jam yang lalu, telepon dari ayahnya telah mengubah seluruh dunianya. Kondisi Harry Weiss, adiknya yang sakit, memburuk secara tiba-tiba. Awalnya Adel mengira itu hanya fluktuasi data medis biasa, dan akan mereda dengan sendirinya. Namun kenyataan bahwa adiknya kini terbaring di rumah sakit dengan kebutuhan operasi segera senilai satu miliar Nex membuat dadanya sesak. 'Satu miliar Nex,' pikir Adel getir. Angka itu terasa begitu jauh, begitu mustahil untuk dijangkau. Meski posisinya sebagai manajer pemasaran di Snowfield Group cukup bergengsi, tapi gajinya telah terkuras habis untuk cicilan apartemen, cicilan mobil, dan biaya pengobatan ruti

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 75 - Rencana Buruk

    Sebagai seorang wanita, Sophia paling cemburu ketika ada orang lain yang terlihat lebih baik darinya! Dan Adel, tanpa diragukan lagi, adalah orang yang paling dibencinya selama bertahun-tahun ini. Setiap kali ada acara kumpul keluarga, Sophia tak pernah melewatkan kesempatan untuk pamer atau mengejek Adel. Sophia selalu meremehkan Adel dan keluarganya. 'Keluarga miskin seperti mereka, bagaimana bisa punya putri secantik itu?' pikirnya sinis. 'Belum lagi anak laki-laki mereka yang sudah sekarat dan hampir mati itu...' Dengan ekspresi palsu penuh simpati, Sophia melirik ke arah Harry yang terbaring lemah di unit perawatan intensif. Ia menghela napas dramatis dan berkata, "Keluargamu benar-benar deh... Aku heran kejahatan macam apa yang telah dilakukan hingga melahirkan orang penyakitan seperti itu. Hidup kalian seharusnya bisa berjalan sangat baik tanpanya. Dia benar-benar telah menjadi beban, ya ampun…" Adel merasakan amarah membakar dadanya mendengar kata-kata Sophia. 'Orang p

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 76 - Ciuman

    Felix Weiss tahu saat itu bahwa sudah saatnya ia menengahi dan membujuk keluarga kakaknya. "Gilbert dan juga Adel, jika kalian tidak ingin melakukan ini demi diri kalian sendiri, maka lakukanlah ini demi orang yang ada di dalam ruangan itu." Felix berhenti sejenak, melihat ke arah kamar di mana Harry dirawat, dan melanjutkan perkataannya. "Apakah kalian benar-benar ingin melihat Harry pergi hanya karena kalian tidak punya cukup uang untuk mengobatinya? Dia baru berusia 14 tahun, dia masih memiliki banyak hal yang ingin dicapai di masa depan." Kata-kata Felix menghantam Adel dan Gilbert bagai pukulan telak. Mereka saling berpandangan, keraguan terpancar jelas di mata mereka. Situasi ini benar-benar memojokkan mereka ke sudut yang tak berujung. Cecil, melihat celah dalam pertahanan mereka, melanjutkan dengan nada manis yang dibuat-buat, "Adel sayang, kamu kan belum punya pacar. Meskipun putra CEO Tony mungkin... tidak sempurna, tapi itu bisa jadi hal yang baik lho. Dia polos, tidak

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 77 - Bertemu Dokter Jiang Lagi

    Bukan hanya keluarga Felix Weiss yang berjumlah tiga orang itu, tetapi juga ayah Adel pun tercengang. Gilbert Weiss menatap putrinya dengan mata melebar, seolah baru saja melihat alien mendarat di depannya. Ia tidak pernah mendengar Adel membicarakan pacar sebelumnya. Tapi kini, putrinya mencium seorang pemuda asing tepat di depan matanya!'Mungkinkah putri kecilku benar-benar sudah punya pacar?' pikir Gilbert, masih belum pulih dari keterkejutannya.Sophia Weiss, yang selalu iri pada Adel, adalah orang pertama yang pulih dari keterkejutan. Matanya menyipit curiga, mengamati penampilan Ryan dari atas ke bawah. Pakaian yang dikenakan Ryan jelas bukan barang bermerek—hanya barang dagangan biasa yang bisa ditemukan di pinggir jalan. Bagaimana mungkin pria seperti ini bisa membayar tagihan medis yang begitu mahal?Dengan dengusan dingin, Sophia berkata, "Adel, Adel. Kau harus hati-hati. Ada banyak pria di dunia ini yang tidak bisa diandalkan dan suka berbohong. Jangan sampai kau tert

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 78 - Menunjukkan Loyalitas

    Semua orang terkejut melihat Dokter Jiang mendekati Ryan dan membungkuk padanya. Suasana di koridor rumah sakit seketika berubah, seolah-olah waktu terhenti. Mata-mata yang tadinya meremehkan Ryan kini terbelalak tak percaya.Dokter Ajaib Jiang tahu persis apa yang dilambangkan oleh pria di hadapannya. Beberapa hari lalu, ia bertemu Ryan di kediaman Blackwood dan menganggapnya sebagai penipu belaka.Namun, setelah menyaksikan Jeremy Blackwood bangkit dari ambang kematian, Jiang sadar betapa keliru penilaiannya.Selama beberapa hari terakhir, Dokter Jiang telah berkonsultasi dengan rekan-rekan medisnya dari seluruh dunia. Namun tak seorang pun percaya pada ceritanya. Sebagai dokter ternama, Dokter Jiang paham betul arti keunggulan dalam dunia medis—suatu hari nanti, orang tersebut akan berdiri di puncak, mengabaikan semua orang di bawahnya.Itulah mengapa Dokter Jiang memutuskan untuk tinggal lebih lama di Kota Golden River. Di permukaan, ia tampak sibuk berdiskusi dan bertukar pikira

Latest chapter

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 335 - Selly Bermain Api

    Tang San masih dipenuhi amarah. Ia menekan kedua tangannya ke meja konferensi."Aku sangat menyadari hal itu! Tapi jika kalian tak bisa menemukan Hunter, setidaknya cari tahu identitas kekuatan sialan yang menghalangi kita!"Sang tetua hanya bisa terdiam canggung.Tepat saat itu, seorang staf mengetuk pintu aula dengan tergesa."Masuk!" perintah Tang San dengan suara berat.Ia menatap tajam staf yang tampak panik itu. "Ada apa? Kau tidak tahu kami sedang rapat?!"Wajah staf itu memucat. Terakhir kali seseorang melaporkan berita buruk pada Tang San, orang itu berakhir mati. Ia tak ingin mengalami nasib serupa."Presiden Tang, ada seorang gadis di luar yang mengaku tahu identitas orang di foto itu."Mata Tang San menyipit. Ia mencengkeram kerah staf itu penuh semangat. "Benarkah? Cepat bawa dia masuk!""Ba-baik, Tuan!"Tak lama kemudian, seorang wanita muda melangkah masuk. Tang San sed

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 334 - Musnahnya Keluarga Loot

    "Itu tidak mungkin benar, kan..." Zurich bergumam tidak percaya.Dengan tangan gemetar ia mengambil ponsel dari lantai dan menekan tombol jawab. "Ayah..."Suaranya nyaris tak terdengar."Zurich Loot!" suara menggelegar terdengar dari seberang. "Siapa yang kau sakiti?! Keluarga Loot sekarang dipenuhi mayat! Dasar binatang buas! Kau–"Panggilan terputus mendadak.Zurich merasa seolah terjun ke jurang tak berdasar. Sebuah panggilan singkat telah menentukan nasib seluruh keluarganya!Dia bahkan tak berani menatap pemuda di hadapannya. Iblis macam apa orang ini?Dengan panik ia bersujud di hadapan Ryan. "Tuan... saya, saya... saya salah! Tolong lepaskan saya. Saya bersedia..."Satu-satunya yang ia inginkan sekarang adalah tetap hidup! Selama masih bernapas, masih ada harapan!"Kau seharusnya tidak memprovokasku," ujar Ryan dingin. "Dan kau seharusnya tidak mencoba menyentuh paca

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 333 - Ryan Datang!

    "Bajingan, kau memaksaku menggunakan kekerasan!" geram Zurich Loot murka. "Jalang, jangan sok jual mahal. Kau pikir kau siapa? Ini bukan Kota Golden River!""Tapi aku suka semangatmu. Hari ini, kau akan menjadi salah satu koleksiku!"Zurich melepas jasnya dan mendekati Adel dengan langkah mengancam. Dia melirik ke arah dua pengawalnya. "Kalian keluar dan jaga pintu. Jangan masuk apapun yang kalian dengar. Aku tidak ingin diganggu saat bersenang-senang!""Baik, Tuan Muda!"Kedua pengawal itu saling pandang sebelum melangkah keluar ruangan.Zurich menjilat bibirnya, menatap Adel penuh nafsu. Hasrat primitif mengalir deras di sekujur tubuhnya saat ia bersiap menerkam mangsanya.BOOM!Pintu kantor mendadak terbuka dengan keras!"Brengsek!"Zurich meraung murka. "Bukankah sudah kubilang jangan ganggu aku?!"Namun Zurich langsung terdiam saat menoleh dan mendapati kedua pengawalnya tergelet

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 332 - Adel Dalam Bahaya

    "Ada apa, Adel Sayang?"Helaan napas lega terdengar dari seberang. "Ryan, kau di mana sekarang? Bisakah datang ke Gedung Trading Tower? Golden Dragon Group menghadapi masalah kecil...""Rindy tidak bersamamu?" Ryan mengerutkan kening. Dengan kemampuan Rindy, seharusnya ia bisa menangani banyak hal."Rindy kembali ke kediaman Keluarga Snowfield untuk menyelesaikan beberapa urusan," jawab Adel. "Ponselnya tidak aktif.""CEO Jeremy baru saja berangkat dan masih di pesawat, jadi tidak bisa dihubungi untuk sementara. Sudahlah, jangan banyak tanya. Cepat datang ya? Aku di lantai 15 Gedung Trading Tower.""Baiklah, tunggu aku di sana."Ryan menutup telepon dan meminta Derick mengarahkan mobil ke sana. Ia ingat Adel memang telah menyewa seluruh lantai Gedung Trading Tower beberapa hari lalu sebagai kantor cabang Golden Dragon Group di Kota Riverpolis. Nantinya, mereka akan membangun gedung sendiri di kota ini.Selama masa transisi ini, Adel bertanggung jawab penuh atas operasional perusaha

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 331 - Utang Budi

    Di saat kritis itu, aliran udara mendadak berputar kencang hingga membalikkan meja. Angin tajam itu bahkan menggores pipi Juliana.Namun yang lebih mengejutkan, sebuah tangan telah muncul di depan dahinya!Tangan Ryan!Segalanya terjadi begitu cepat hingga pikiran Juliana seolah membeku.TING!Ryan membuka telapak tangannya, memperlihatkan peluru yang kini tergeletak di atas meja terbalik.Juliana akhirnya tersadar dari keterkejutannya. Seseorang benar-benar mencoba membunuhnya! Jika bukan karena Ryan, ia pasti sudah mati!Ryan bahkan mampu menangkap peluru senapan runduk dengan tangan kosong!Bagaimana mungkin?Seorang praktisi bela diri hebat memang bisa menangkap peluru, tapi tak semudah yang Ryan lakukan. Terlebih jarak mereka hanya beberapa meter!Rasa takut merayap di hatinya–bukan karena percobaan pembunuhan itu, tapi karena sosok angkuh dan misterius di hadapannya!Tanpa membuang waktu, Juliana mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang. Matanya berkilat dingin saat

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 330 - Excalibur

    Mata Ryan menyipit penuh minat. "Kau cukup terus terang. Bagaimana kalau ternyata tidak seperti itu?""Saat ini sedang ada rapat keluarga, hanya anggota keluarga yang diizinkan masuk. Jadi kedatanganmu ke sana jelas menunjukkan kau butuh bantuan Keluarga Herbald."Juliana menyesap kopinya sebelum melanjutkan, "Aku selalu bersikap lugas dalam segala hal. Katakan saja apa yang kau mau. Jika aku bisa membantu, tentu akan kubantu. Demi Lindsay, aku akan melakukan yang terbaik untukmu."Melihat lawan bicaranya begitu terbuka, Ryan memutuskan tak perlu bertele-tele. "Aku tahu Keluarga Herbald pernah menjadi keluarga penempa pedang. Aku membutuhkan bahan baku untuk pedang milikku."Tak ada keterkejutan di mata Juliana. Ia meletakkan cangkirnya dengan gerakan elegan. "Memang benar keluargaku dulunya pandai besi, bahkan kami telah menempa ribuan pedang. Bahan pedang seperti apa yang kau butuhkan?"Ryan tak menjawab dengan kata-kata. Dalam sekejap, Pedang Suci Caliburn telah muncul di tangannya

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 329 - Juliana Herbald

    Usia wanita itu sekitar dua puluh tahun, tinggi semampai dengan pembawaan yang begitu berwibawa. Setiap gerakannya mencerminkan keanggunan yang natural, bukan hasil latihan."Tuan Ryan," Angelica berbisik pelan, "Anda pasti pernah mendengar tentang tiga wanita tercantik Kota Riverpolis, bukan?"Ryan mengangguk. Rindy memang salah satu dari mereka. Entah siapa yang menciptakan gelar itu, tapi Ryan tak bisa membantah Rindy memang layak menyandangnya."Selain Nona Rindy yang Anda kenal, ada dua wanita lainnya. Dan yang baru keluar itu adalah salah satunya," Angelica melanjutkan. U"Namanya Juliana Herbald. Dalam silsilah keluarga, saya harus memanggilnya Bibi Juliana. Meski begitu, usianya mungkin hanya terpaut setahun atau dua dari Tuan Ryan.""Juliana Herbald sangat pandai menangani berbagai urusan, baik internal maupun eksternal. Namanya begitu terkenal di kalangan keluarga berpengaruh Kota Riverpolis. Terlebih, posisinya di keluarga utama sangat tinggi.""Oh." Ryan menanggapi datar,

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 328 - Mengunjungi Keluarga Herbald

    Frederich berpikir sejenak dan berkata, "Tuan Ryan, salah satu leluhur Keluarga Herbald memang pandai besi." "Saya pernah mendengar tentang bahan pembuat pedang yang Anda sebutkan. Namun, itu dianggap sebagai harta Keluarga Herbald. Tidak mungkin itu akan diberikan kepada orang luar."Ryan mengangguk mendengarkan dengan seksama. Di tangannya, Pedang Suci Caliburn yang patah berpendar samar, seolah merespons pembicaraan tentang bahan pembuatnya."Lagipula," Frederich melanjutkan dengan nada hati-hati, "bahan itu ada di tangan kepala keluarga saat ini. Mengingat sifatnya yang pemarah, mustahil mengambil sesuatu darinya!"Frederich menatap Caliburn dengan sorot mata penuh minat sebelum melanjutkan, "Namun, karena Tuan Ryan sangat membutuhkannya, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelidiki masalah ini. Meski begitu, jika saya gagal, saya harap Tuan Ryan memaklumi."Frederich sungguh tak menyangka Ryan berani mengincar harta pusaka Keluarga Herbald. Bahan untuk menempa Pedang Suc

  • Pembalasan Tuan Muda Terkuat   Bab 327 - Asal-Usul Pedang Suci Caliburn

    "Jadi kau benar-benar sang Hunter yang membuat banyak faksi di Kota Riverpolis gemetar," gumam Mordred. "Pantas saja kau membunuh anggota Ordo Hassasin tanpa ragu. Bagiku itu masalah besar, tapi bagimu mungkin hanya masalah kecil."Ryan menatap lurus Mordred tanpa ekspresi dan berkata, "sekarang setelah kau tahu, beritahu aku tentang Pedang Suci Caliburn.""Pedang Suci Caliburn?"Mordred tersadar dari lamunannya. Ia melirik pedang patah itu–rupanya nama itu adalah nama yang diberikan Ryan pada pedang tersebut."Aku mendapatkannya secara tidak sengaja saat membunuh seseorang," jelasnya. "Orang itu menyembunyikannya dengan sangat baik semasa hidup. Aku tahu pedang ini sangat berharga, jadi kusimpan. Selama bertahun-tahun aku menyelidiki asal-usulnya."Dia melirik Ryan yang menatapnya penuh minat sebelum melanjutkan, "Pedang ini ditempa oleh jenius pandai besi Heinrich Herbald 200 tahun lalu. Butuh tiga tahun penuh untuk menempanya!" "Dia mencurahkan jiwa raganya ke dalamnya. Namun saat

DMCA.com Protection Status