Maaf, othor baru rilis agak malam karena baru selesai nulis. Terim kasih Kak Pengunjung9607, Kak Alberth, Kak Jon Kak AdrenaJirar, dan Kak no4 atas dukungan Gem-nya (. ❛ ᴗ ❛.) ini adalah bab terakhir hari ini. Selamat membaca dan Selamat beristirahat (◠‿・)—☆ Bab Bonus: 6/6 Bab (komplit) Antrian: 57
Dengan itu, Ryan mengaktifkan Teknik Dragon Phantom Flash. Dalam sekejap mata, Ryan telah berada di hadapan praktisi bela diri yang mengancamnya tadi. Lawannya yang terkejut, refleks mengayunkan pedang ke arah Ryan. Suara melengking logam membelah udara membuat jantung para prajurit berdebar. "Mati kau!" raung sang praktisi. Namun alih-alih menghindar, Ryan justru mencengkeram bilah pedang dengan kelima jarinya yang diselimuti energ qi. Mata lawannya terbelalak horor mendapati tak setetes darah pun mengalir dari tangan Ryan. "Terlalu lemah!" Ryan mendengus meremehkan. KRAK! Pedang itu patah menjadi dua bagian. Tanpa ragu, Ryan menusukkan pecahan pedang itu ke arteri utama sang pemilik. Darah menyembur deras saat praktisi bela diri malang itu berusaha menutupi lukanya. "Sudah kubilang sebelumnya," Ryan menghantamkan tinjunya ke lengan lawannya, menghancurkan tulang dalam sekali pukul, "bahwa aku akan membuatmu menderita seribu kali lipat dari apa yang kau buat pada anak
"KELUARKAN PEDANGMU, PENGECUT!" Frank Castrol berteriak frustasi melihat Ryan yang bahkan tak berniat menghunus senjatanya. Kemenangan tanpa pertarungan pedang sejati hanyalah penghinaan! Ryan menggeleng santai. "Darahmu hanya akan menodai pedangku. Kau tidak layak." "BAJINGAN!" Frank Castrol meledak murka. "KAU AKAN MEMBAYAR MAHAL ATAS KESOMBONGANMU!" Ribuan bayangan pedang menghujani Ryan bagai badai maut. Namun pemuda itu tetap tenang, hanya mengangkat dua jarinya yang diselimuti energi qi. Detik berikutnya, energi qi yang tidak terlalu besar terkondensasi di tangan Ryan, membentuk ilusi pedang berwarna hitam kemerahan. "Hancurkan!" Hanya dengan datu komando singkat, pedang qi Ryan membelah semua bayangan pedang Frank Castrol seolah mereka hanya ilusi. Tanpa kehilangan momentum, energi itu melesat dan menusuk bahu lawannya. JLEB! Darah menyembur saat Frank Castrol menjerit kesakitan. Dia berusaha mengangkat pedangnya untuk membalas, namun tangan Ryan telah mencengk
"Sudah waktunya pergi," Ryan melirik jam tangannya. "Hubungi Eagle Squad untuk menjemput. Kau masih butuh transfusi darah secepatnya."Patrick mengangguk sebelum memberi perintah pada prajurit di dekatnya. "Hubungi Markas Besar Eagle Squad. Minta kapal terdekat datang ke pulau ini segera."Tak lama kemudian, sebuah kapal angkatan laut terlihat mendekat ke arah pulau. Saat mereka bersiap meninggalkan kapal pesiar yang kini dipenuhi mayat, nada dering ponsel memecah keheningan.Ryan menghentikan langkahnya. Matanya tertuju pada sosok Frank Castrol yang masih menggeliat kesakitan. Di sana, ponsel Frank yang tergeletak di lantai berbunyi.'Tentu saja dia tak bisa menjawab dalam kondisi seperti itu,' Ryan tersenyum dingin. 'Biar aku yang membantunya.'Layar ponsel menunjukkan nomor tak dikenal. Ryan menekan tombol jawab, dan sebuah suara tua terdengar dari seberang."Bagaimana perkembangannya?"'Ah, sang b
Malam merangkak pelan di langit Mistogan, Ibu Kota Negara Kabut. Kabut kelabu bergulung-gulung di jalanan kota, menciptakan pemandangan mistis yang mencekam. Bulan purnama mengintip malu-malu dari balik awan gelap, sinarnya yang keperakan menerangi kastil kuno yang menjulang angkuh di pusat kota.Ryan berdiri di salah satu sudut jalan. Matanya yang tajam mengamati arsitektur kastil di hadapannya–bangunan megah bergaya gothic dengan pilar-pilar tinggi dan ukiran-ukiran kuno yang misterius. Kabut tebal meliuk-liuk di sekeliling kastil bagai ular raksasa yang menjaga sarangnya.'Jadi itu markas utama Asosiasi Raja Bela Diri,' Ryan tersenyum dingin. Pedang Suci Caliburn di punggungnya bergetar samar, seolah merasakan pertarungan berdarah yang akan segera terjadi.Ketika Ryan mulai berjalan menuju istana kuno, mendadak seorang gadis terjatuh ke arahnya. Dengan gerakan ringan, Ryan menghindarinya.Gadis
"SERANG!"Puluhan pedang melesat bagai hujan meteor menuju Ryan. Kilatan logam memenuhi udara, menciptakan kilauan indah yang mematikan. Namun Ryan tetap tenang, Caliburn bergerak dalam tarian anggun yang mematikan.TRANG! TRANG! TRANG!Suara logam beradu bergema memekakkan telinga. Namun alih-alih menangkis atau menghindar, Ryan justru menerobos maju! Caliburn berputar bagai tornado, menghancurkan setiap pedang yang berani menghalangi jalannya."Mustahil!" salah satu praktisi terkesiap ngeri. "Dia menghancurkan Formasi Bulan Sabit hanya dalam beberapa serangan!""MATI KAU!"Ryan mengaktifkan Teknik Dragon Phantom Flash. Tubuhnya menghilang bagai hantu sebelum muncul di tengah kerumunan musuh. Caliburn menari-nari dengan kecepatan yang mustahil diikuti mata telanjang.JRASH! CRASH! SLASH!Darah menyembur ke segala arah, menodai dinding dan lantai istana dengan warna merah
Ryan akhirnya memahami mengapa Beckham dipandang bagai dewa di wilayah ini. Ia telah meremehkan lawannya–seorang kultivator ranah Golden Core adalah eksistensi terkuat yang pernah ia hadapi sejak meninggalkan Gunung Langit Biru. 'Kekuatannya jauh melampaui praktisi manapun di Provinsi Riveria,' Ryan menganalisis dalam hati. 'Dengan level ini, dia pasti berada di peringkat 30 besar ranking grandmaster Nexopolis!' Melihat Ryan terpental oleh serangannya, senyum sinis tersungging di wajah Beckham. "Ryan," dia mendengus meremehkan, "aku harus mengakui kau memang sangat kuat. Di antara teman-teman seusiamu, kau bisa dianggap jenius. Sayang sekali kau harus bertemu denganku!" Dia berhenti sejenak untuk menambah efek dramatik. "Mungkin jika menghadapi seseorang dari peringkat 10 besar, aku akan sedikit gentar. Tapi kau? Heh, kau bahkan tak layak disebut lawan!" Tanpa peringatan, Beckham melesat maju. Pedang kuno di tangannya berpendar dengan energi spiritual yang menakutkan. Di matany
"Chen Feng? Siapa Chen Feng?" Beckham tercengang. Keringat dingin membasahi dahinya saat mengamati sosok lelaki tua berpakaian merah di hadapannya. Meski sudah berkecimpung di dunia bela diri dan kultivasi selama puluhan tahun, dia tak pernah mendengar nama itu. 'Aneh,' batinnya gelisah. 'Dengan kekuatan semengerikan ini, seharusnya dia salah satu dari seratus praktisi bela diri teratas dalam ranking grandmaster Nexopolis.' Beckham sangat memahami hierarki kekuatan di Nexopolis. Dia bahkan bisa menyebutkan nama dan peringkat seratus praktisi terkuat dalam tidur. Namun nama Chen Feng sama sekali tak ada dalam daftar itu. Yang lebih menakutkan, aura yang menguar dari lelaki tua ini jauh melampaui apapun yang pernah dia rasakan sebelumnya. Bahkan sepuluh praktisi bela diri teratas dalam ranking grandmaster tak mampu memancarkan tekanan sekuat ini! 'Siapa dia sebenarnya?' Beckham menelan ludah pahit. Firasatnya mengatakan lelaki misterius ini bahkan mampu membunuhnya hanya d
"Ryan memejamkan mata, mencerna informasi itu dengan seksama. Setelah beberapa saat, ia membentuk segel rumit dengan jari-jarinya. Rune misterius muncul di udara sebelum meresap ke dalam esensi darah Beckham yang masih melayang. Ryan bisa merasakan kehadiran Beckham dalam lautan kesadarannya. 'Begitu sederhana?' Ryan mengangkat alisnya takjub. Ia mencoba meremas esensi darah itu dalam pikirannya. "Bugh!" Beckham langsung memuntahkan darah segar. "Master, mohon tunjukkan belas kasihan!" pintanya panik. Ryan melepaskan cengkeramannya, membuat Beckham menghela napas lega. "Terima kasih telah menyelamatkan nyawaku, Master. Mulai sekarang, aku akan menjadi pelayanmu yang paling setia!" Chen Feng mengamati interaksi itu dengan tatapan puas sebelum beralih pada Beckham. "Apakah ada ruang rahasia di sini? Aku perlu berbicara dengan anak ini tentang sesuatu." "Ada, Master." Beckham segera bangkit dan membungkuk hormat. Dia berjalan ke arah dinding sebelum membalik sebuah keramik an
Melihat Ryan mendekat, Slaughter Lord segera berlutut dan bersujud tanpa mempedulikan harga dirinya lagi. "Tuanku, semua ini terjadi karena ketua sekte Dao mengancamku! Aku sama sekali tidak ingin menyerangmu."Suaranya penuh keputusasaan saat dia melanjutkan, "Kekuatanku tidak buruk, dan aku bersedia melakukan apa pun untukmu. Aku bahkan dapat melindungi orang-orang di sekitarmu, Tuanku. Tolong beri aku kesempatan."Ryan menatapnya dengan ekspresi datar. "Jika Monica tidak ada di dekatku, apakah kamu akan memberiku kesempatan?" tanyanya dengan senyum dingin."Ya, tentu saja..." Slaughter Lord menjawab dengan suara gemetar, kebohongan terdengar jelas di setiap kata.Ryan mendengus dan melanjutkan, "Aku akan memberimu kesempatan. Ceritakan semua yang kau ketahui tentang Sekte Dao!""Baik, Tuanku. Aku akan menceritakan semuanya padamu!" Slaughter Lord buru-buru menjawab, takut kesempatan hidup akan terlepas dari tangannya. "Ketua sekte Dao saat ini sedang terluka dan kekuatannya telah
Gelombang suara dari teriakannya beriak keluar dan berubah menjadi garis-garis energi tak kasatmata yang menghantam penghalang. Krak! Retakan langsung muncul pada penghalang merah darah yang dibentuk oleh ketiga kultivator Sekte Dao. Mulanya hanya sebesar ujung jari, namun dengan cepat retakan itu menyebar seperti jaring laba-laba. Dalam hitungan detik, pedang-pedang es hitam menghujani penghalang yang sudah melemah, dan seluruhnya pun hancur berkeping-keping. Ketiga kultivator itu memuntahkan darah segar secara bersamaan. Wajah mereka pucat pasi, kengerian terpancar jelas dari mata mereka. Bagaimana mungkin teknik pelindung terbaik Sekte Dao—yang bahkan mampu menahan serangan kultivator Ranah Dao Origin—bisa dihancurkan semudah menghempaskan debu? "Ini mustahil!" teriak kultivator berelemen petir dengan suara bergetar. Tangannya gemetar tak terkendali saat mencoba membentuk segel pertahanan kedua. Para kultivator Sekte Dao kini sepenuhnya menyadari bahwa mereka tak seband
Ryan maju selangkah, mengabaikan tiga serangan mematikan yang semakin mendekat. "Karena kamu akan segera meninggal, sebaiknya aku memberitahumu sebuah rahasia." "Aku tidak sendirian." Suaranya berubah, tidak lagi tenang dan dingin, tetapi dipenuhi kepastian yang menggetarkan. "Monica, aku serahkan sisanya padamu! Bunuh ketiga orang ini dan aku akan menyetujui syaratmu!" Begitu kalimat itu terucap, segalanya menjadi sunyi. Mata Slaughter Lord membesar ketika dia memandang sekeliling yang kosong. Dia tidak percaya perkataan Ryan—bagaimana mungkin seseorang bisa menyelinap ke dalam formasi mereka tanpa terdeteksi? Namun tepat ketika tiga serangan elemental akan melahap Ryan, seberkas cahaya merah menyala muncul dari udara kosong! Sesosok wanita cantik melayang turun, seolah-olah baru saja turun dari surga. Jubah merah berkilau miliknya berkibar diterpa angin malam, menciptakan pemandangan yang memukau sekaligus mengerikan. Ujung kakinya bertumpu anggun pada sebilah pedang yan
Tubuhnya jatuh tanpa ampun ke tanah, mendarat di kaki tiga kultivator dari Sekte Dao. Sebagian besar tulang di tubuhnya tampak patah. Sang Slaughter Lord terbatuk, memuntahkan darah segar yang mengalir di sudut bibirnya. Rasa sakit tak tertahankan menjalar ke seluruh tubuhnya, membuatnya nyaris tak mampu bergerak. Pandangannya kabur, namun cukup jelas untuk melihat sosok bertopeng yang masih berdiri tegak di kejauhan. Ryan sendiri sedang tidak dalam kondisi terbaiknya. Ini pertama kalinya dia menggunakan Godsbreaker di dunia luar sejak mempelajarinya dari Lin Qingxun. Meski teknik itu terbukti sangat kuat, energi qi dalam dantiannya kini hampir sepenuhnya terkuras. Tubuhnya mencapai batas kelelahan, lengannya hampir sepenuhnya mati rasa. "Sial, menggunakan Godsbreaker hampir melampaui beban maksimum yang bisa ditanggung tubuhku," batin Ryan, merasakan tremor kecil di tangan kanannya. Namun tak ada yang bisa mendeteksi kelelahan di balik topeng Arthur Pendragon. Dengan l
Memanfaatkan keunggulannya, Slaughter Lord melancarkan serangan telapak tangan ganas ke arah Ryan. "Kau tidak akan bisa bertahan kali ini!" teriaknya penuh keyakinan. Pedang darahnya hancur berkeping-keping, berubah menjadi pecahan-pecahan tajam yang menempel pada serangan telapak tangan, siap mencabik-cabik tubuh Ryan. Serangan kombinasi yang seharusnya mampu mengakhiri pertarungan! ‘Belum lagi Arthur Pendragon, bahkan Xiao Yan di puncak kekuatannya pun tidak mungkin menghentikan serangan ini!’ batin Slaughter Lord penuh keyakinan. Boom! Wajah Ryan mengeras melihat bahaya yang mendekat. Dia mundur selangkah, dengan cepat membentuk segel tangan dan mengeluarkan setetes esensi darah. Penghalang pelindung langsung terbentuk di depannya. "Kau pikir benteng kecilmu bisa menghentikan seranganku?" ejek Slaughter Lord. Pada saat yang sama, naga darah melesat turun dari langit, menambah lapisan pertahanan kedua. Namun serangan Slaughter Lord terlalu kuat. Penghalang Ryan hancur s
Slaughter Lord berbalik menghadap ketiga pemuda identik, memberi perintah dengan nada mendesak, "Cepat, gunakan teknik yang diberikan oleh ketua sekte kepada kita! Kita tidak bisa membiarkan anak ini lolos!" Ketiga pemuda mengangguk serempak, dan dengan gerakan identik, mereka membentuk segel tangan rumit dengan jari-jari mereka. Tiga tetes esensi darah dipaksa keluar dari ujung jari mereka, langsung mengembun menjadi rune hitam di langit malam. Kabut hitam yang menakutkan muncul dari rune-rune tersebut, perlahan naik dan mulai menyapu area sekitar. Ryan merasakan penghalang hitam yang perlahan terbentuk di sekitarnya! Aura yang dipancarkan penghalang itu sangat familiar. Itu persis sama dengan teknik jahat kuno yang menyegel dantian Xiao Yan! Saat itulah semua kepingan puzzle tersusun dengan sempurna dalam benak Ryan. 'Sekte Dao!' batinnya, ekspresinya mengeras di balik topeng. Tampaknya identitasnya telah terungkap ketika dia menghancurkan segel di dantian gurunya. Meski
Ryan mengamati lebih teliti, berusaha merasakan detail yang mungkin terlewat. Memang ada sesuatu yang berbeda dari aura ketiga pemuda itu, seolah mereka bukan tiga orang terpisah, melainkan satu entitas yang telah terbagi. "Rune kehidupan mereka masih tersembunyi, jadi ini masih dugaan," lanjut Monica, "tapi tampaknya siapa pun yang berada di balik ini memiliki cara yang luar biasa. Kau harus berhati-hati." Ryan memikirkan situasinya dengan cermat. Slaughter Lord saja sudah merupakan lawan yang tangguh, ditambah tiga kultivator misterius ini, tantangannya sangat besar. Namun dia tak bisa mundur—keempat orang ini jelas menargetkan White Tower, tempat orang-orang yang dicintainya berada. "Dengan kekuatanku saat ini, seberapa besar peluangku untuk menang melawan keempat orang ini?" tanya Ryan, suaranya tenang meski situasinya serius. Monica memutar matanya, ekspresinya campuran antara kagum dan kesal. "Kamu setidaknya punya nyali, tapi kalau bicara peluang menang…" Dia berhenti
Slaughter Lord membuka matanya dan melirik kabut hitam dengan ekspresi bosan. Hari ini mereka sudah mengamati berjam-jam, dan tidak ada tanda-tanda dari Arthur Pendragon maupun Xiao Yan. "Wajar jika orang-orang datang dan pergi dari White Tower," ucapnya dengan nada acuh tak acuh. "Baru saja, beberapa murid White Tower turun gunung. Sayangnya, para murid itu tutup mulut dan lebih suka menghancurkan diri sendiri daripada mengungkapkan informasi tentang apa yang terjadi di dalam." Dia berhenti sejenak, melihat ketiga pemuda itu masih waspada. "Jangan terlalu terkejut. Beristirahatlah dengan baik. Tidak akan terlambat untuk bertindak begitu ketua sekte mengirim kepala sekte White Tower pergi. Target kita adalah Arthur Pendragon dan Xiao Yan!" Setelah mengucapkan beberapa patah kata, Slaughter Lord menutup matanya dan bersiap untuk meneruskan kultivasinya. Namun, baru saja dia memejamkan mata, ketiga pemuda di sampingnya tiba-tiba berdiri serempak, tubuh mereka menegang dengan aur
Monica duduk di tempat tidur dan meregangkan tubuhnya dengan gerakan anggun. Senyum tipis menghiasi bibirnya yang berwarna merah delima. "Karena kita adalah orang yang sama," jawabnya dengan suara lembut. "Di zaman dahulu, aku juga pernah disiksa oleh kebingungan yang sama. Aku tahu apa yang sedang dialaminya." Dia berhenti sejenak dan menatap langsung ke mata Ryan. "Ah, benar, aku adalah host dari Fisik Dingin Ekstrim Seribu dari Sepuluh Fisik Bencana Besar." "Meski begitu, meskipun kami berdua memiliki tubuh beratribut es, ada perbedaan besar di antara kami berdua. Aku harus menahan lebih banyak rasa sakit daripada dia." Ryan tidak menduga hal ini. Fisik Dingin Ekstrem Seribu tidak dapat dibandingkan dengan Fisik Iblis Berdarah Dingin milik Wendy dalam hal kepekaan terhadap atribut es, tetapi memiliki kemampuan yang lebih mengerikan—kemampuan untuk menyerap dan menyatu dengan sebagian kekuatan orang lain! Ryan hendak menanyakan detail lebih lanjut ketika Monica tiba-tiba bangk