Share

Bab 4

Aku tertawa.

Kutatap Stella sambil berkata, "Benar juga, kenapa aku hampir melupakanmu."

"Kamu selalu mengelilingi pria yang sudah menikah! Kalau bukan karena kamu ...."

"Kalau bukan karena kamu, Nea nggak mungkin ...."

"Kamu ...!" Sebelum aku menyelesaikan ucapanku, Haris sudah menarik Stella ke belakangnya dan mengangkat tangannya seolah ingin menamparku lagi.

Aku menyeka darah dari sudut mulutku, berdiri, dan menatap tajam Haris dengan mata merahku. "Haris, apakah kamu benar-benar ingin Nea datang?" tanyaku.

Tanpa menunggu dia menjawab, aku membuka tas yang kuletakkan di depannya dan mengeluarkan kotak abu Nea.

Stella spontan mundur karena terkejut sambil menggendong putrinya. Petugas pemadam kebakaran lainnya juga saling memandang dengan kaget.

Siapa pun langsung tahu apa yang aku keluarkan hanya dengan sekali pandang.

Namun, hanya Haris yang masih berpura-pura bodoh. "Mika, apa lagi rencanamu ini?"

Mataku begitu merah karena marah dan kuucapkan setiap kata dengan penuh penekanan, "Nea ada di sini, dia ada di dalam kotak kecil ini!"

"Kamu sengaja ya? Kamu ingin mempermalukanku di pesta perayaanku?" Haris tiba-tiba berdiri, menunjuk ke arahku dan menghardikku, seakan-akan aku adalah orang yang sangat jahat.

Stella tampaknya terkejut sampai ketakutan dengan situasi ini, dia memeluk putrinya erat-erat, bersembunyi di belakang Haris, tetapi masih tidak lupa untuk mengintip keluar dan dengan lemah lembut berkata, "Kak Mika, jangan seperti ini ... ini akan menakuti anak kecil ...."

Aku tertawa sinis, pada saat bersamaan, air mataku mengalir tanpa bisa kutahan lagi. "Stella, jangan berpura-pura baik hati di depanku!"

"Kalau kamu nggak mengganggu Haris sepanjang hari, apa dia akan mengabaikan keselamatan Nea dan hanya menyelamatkan putrimu?"

"Kamu ... aku nggak ...." Raut wajah Stella memucat, matanya memerah dan berkaca-kaca, dia tampak akan segera menangis.

"Cukup!" Haris memukul meja. "Mika, aku adalah petugas pemadam kebakaran! Kalau kamu membuat keributan seperti ini setiap hari, bagaimana aku bisa menyelamatkan orang?"

"Menyelamatkan orang?"

Aku merasa seperti sedang mendengar sebuah lelucon besar. Aku menunjuk ke arah anak kecil yang dipeluk oleh Stella dan berkata dengan suara keras, "Apa putrimu bukan orang? Apa kamu sudah menyelamatkannya?"

"Nggak! Kamu nggak menyelamatkannya! Padahal aku sudah memberitahumu! Nea berada di ruang tari di lantai dua!"

"Cukup! Mika!" teriak Haris dengan tiba-tiba sambil membanting kotak abu di depannya ke lantai.

Begitu suara kotak abu membentur lantai terdengar, tutupnya terlepas, memperlihatkan abu di dalamnya.

Aku memandang Haris dengan tidak percaya, air mata tidak bisa berhenti mengalir di wajahku. "Haris ... kamu .... Itu adalah Nea ...!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status