Share

Racun yang Hilang

Jumat pagi.

Vinn masih duduk bersantai di ruang tengah, hanya ditemani secangkir coklat panas dan juga laptop. Meski hari ini ia sedang tidak ingin datang ke kantor, ia masih harus mengurus beberapa file dan juga email-email penting.

"Sepagi ini kau sudah sibuk, Vinn?" Tuan Bara yang semalam memilih menginap di mansion muncul dengan wajah segar. Aroma mint menguar samar.

"Sedikit. Ada beberapa hal harus kuselesaikan sebelum makan siang." Vinn melihat sekilas sang paman lalu kembali fokus menatap layar laptop.

Tuan Bara duduk di sofa yang sama dengan Vinn, melirik layar lalu mengedikkan bahu. Ia tak pernah tertarik ikut campur pada perusahaan. Beruntung ayahnya tak pernah memaksanya menjadi penerus.

"Oh ya, tentang percakapan kita dengan Zac, kurasa kakekmu tidak perlu mengetahuinya," ujar Tuan Bara mengingatkan.

"Aku tahu. Penyakit jantung kakek bisa-bisa kambuh nanti," respon Vinn.

"Bicara tentang penyakit, sampai kapan kau mau mendiamkan kanker itu?" Suara Tuan Bara menjadi l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status