“Lumayan, untuk sekelas perampok mereka memiliki cukup banyak uang.” Xiang Fan tersenyum lebar setelah memeriksa isi cincin dimensi semua perampok yang sudah ia bunuh.
Ia mendapatkan 100 koin emas, 343 koin perak dan beberapa ribu koin perunggu. Jika Xiang Fan ingin hidup sederhana tanpa terlibat dengan dunia kultivator, jumlah uang itu cukup baginya menjalani hidup normal sampai akhir hidupnya.Tapi hidup sebagai kultivator memerlukan banyak biaya, selain sumber daya kultivasi, perlu juga senjata lainnya.“Baiklah, waktunya melanjutkan perjalanan.” Xiang Fan melesat menggunakan Teknik Sayap Angin, membuat tubuhnya seringan kapas hingga ia bisa bergerak lebih cepat.Setelah satu hari perjalanan, Xiang Fan tiba di Pegunungan Guxu. Pegunungan itu merupakan tempat Binatang Roh tinggal. Bintang Roh merupakan sebutan untuk hewan buas yang memiliki kultivasi.Para Bintang Roh ini memiliki harga yang lebih tinggi dari hewan buas biasa. Mulai dari kulit, daging serta tulangnya bisa di hargai berkali-kali lipat hewan buas biasa.Selain itu, Binatang Roh memiliki inti energi yang berharga mahal. Tapi hanya Binatang Roh Alam Master yang memiliki Inti Energi, itu pun tidak semua memilikinya, hanya Binatang Roh tertentu saja.Xiang Fan melesat masuk ke dalam area Pegunungan Guxu. Sepanjang jalan ia hanya menemukan hewan biasa, sama sekali tidak menemukan Binatang Roh.Xiang Fan berhenti di dalam sebuah pohon saat mendengar suara pertarungan.“Ada orang yang sedang bertarung.” Xiang Fan bergerak ke sumber suara untuk melihat siapa yang sedang bertarung.Ia pun menemukan 2 kultivator Alam Master tingkat 5 yang sedang bertarung. Tidak jauh dari mereka terdapat mayat harimau dengan ukuran yang tidak biasa. Jelas itu adalah mayat Bintang Roh.“Sepertinya mereka sedang memperebutkan mayat Binatang Roh itu. Sebaiknya aku menunggu, siapa pun yang menang mereka pasti akan terluka parah, saat itu aku akan membunuhnya dan mengambil mayat Binatang Roh itu.” Xiang Fan bergumam, bersembunyi di balik sebuah pohon yang rimbun, berjarak cukup jauh dari tempat pertarungan.Xiang Fan melihat pertarungan kedua kultivator tersebut, melihat bagaimana mereka saling menyerang dengan teknik masing-masing.Entah kenapa otak Xiang Fan seperti memproses teknik-teknik kedua kultivator yang sedang bertarung itu. Ia seolah membaca lalu memahaminya kemudian menguasainya.“Ini..” Xiang Fan tertegun sejenak sebelum seringai lebar terlihat jelas di wajahnya. “Ini luar biasa, dengan kemampuan baru ini, tidak hanya bisa memahami teknik dengan cepat tapi juga dapat mempelajari teknik yang aku lihat dengan cepat juga.”Xiang Fan tidak tau sampai mana batas kemampuan ini. Apakah ada batas jumlah atau kapasitas tertentu teknik yang bisa ia pelajari atau tidak. Meskipun bagus memiliki banyak teknik, tapi kadang ada teknik bela diri yang berlawanan hingga jika di pelajari secara bersamaan bisa menyebabkan hal buruk untuk pengguna.Namun Xiang Fan tidak merasakan hal buruk. Mungkin kemampuan uniknya itu menyesuaikan teknik-teknik yang ia pelajari dengan tubuhnya hingga tidak menyebabkan gangguan pada fondasi kultivasinya.Setelah pertarungan yang cukup lama, akhirnya pemenangnya terlihat. Keduanya memang terluka parah, namun salah satu dari mereka sudah hampir tidak bisa berdiri, dia menggunakan tombaknya sebagai tumpuan agar tidak jatuh ke tanah.“Sepertinya pemenangnya sudah di tentukan ya.” Li Ding tersenyum menghina, meskipun ia terluka, itu akan sepadan jika ia berhasil mendapatkan mayat Bintang Roh itu.Mereka berdua sebelumnya menemukan mayat Bintang Roh itu di tempat ini secara bersamaan. Mereka pun bertarung untuk memperebutkannya.“Si..al..” musuh Li Ding berakhir jatuh ke tanah, darahnya mulai mengalir membasahi tanah.Li Ding berjalan tertatih-tatih lalu menusuk jantung musuhnya itu. Sudah di pastikan orang itu tewas.“Akhirnya mayat Binatang Roh ini bisa menjadi milik ku.” Li Ding tersenyum lebar, berjalan menuju mayat Binatang Roh tersebut.Tapi tiba-tiba ia merasakan beberapa aura yang mendekat ke arahnya. Li Ding waspada.Tidak berapa lama, 3 kultivator mendarat tidak jauh dari Li Ding di posisi yang berbeda-beda.“Sepertinya tidak hanya aku yang berpikir sama.” Xiang Fan bergumam pelan melihat 2 kultivator lainnya. “Mereka berdua berada di Alam Master tingkat 4, ini tidak akan mudah.”“Wah wah, ternyata tidak hanya aku seorang diri ya.” Zhi Dan menatap remeh yang lainnya. “Aku tidak suka kekerasan, bagaimana jika kita bagi 2 saja mayat Bintang Roh ini?”Zhi Dan menatap Fu An yang baru saja datang bersamaan dengannya, memiliki kultivasi sama dengannya. Ia bisa merasakan kultivasi Xiang Fan berada di Alam Master tingkat 3 jadi ia tidak menganggapnya ada sebagian ancaman.“Ide yang bagus, dua orang ini mengganggu, kita bisa bekerja sama untuk membunuh mereka.” Fu An menatap Li Ding dan Xiang Fan.Meskipun keduanya memperlihatkan sikap santai dan akrab, sebenarnya mereka berdua memiliki pemikiran serakah yang sama. Mereka berniat saling membunuh untuk mendapatkan tubuh Binatang Roh itu untuk diri sendiri.“Kalian sebaiknya pergi! Mayat Bintang Roh ini adalah milik ku!” Li Ding tidak terima jika perjuangannya untuk mendapatkan harta itu akan gagal.“Orang yang akan mati sebaiknya diam saja!” Fu An melemparkan sebuah pisau, menyayat paha Li Ding cukup dalam, membuatnya jatuh berlutut.*Jleb!Tidak hanya itu, sebuah pedang menancap tepat di keningnya sampai menembus kepalanya. Li Ding pun jatuh dalam kondisi tidak bernyawa.Zhi Dan berjalan santai, mencabut pedangnya dari kepala Li Ding lalu di acungkan ke arah Xiang Fan.“Berikutnya giliran mu, bocah.”“Bukankah kau tidak suka kekerasan? Bagaimana jika memberi ku tubuh Binatang Roh itu kemudian kalian pergi.” Xiang Dan masih tetap tenang.“Aku memang tidak suka kekerasan, tapi aku lebih tidak suka serangga pengganggu. Karena kau sepertinya tidak ingin menyerah, kau akan menerima nasib seperti orang ini.”*Wosss!*Trang!Fu An secara diam-diam melemparkan pisau. Xiang Fan bereaksi cepat menangkis pisau tersebut tanpa bergeser dari tempatnya berpijak.“Reaksi mu cukup cepat ternyata. Biasanya kultivator yang berada di bawah ranah kultivasi ku akan langsung terbunuh.”“Benarkah? Mungkin kau harus melihat diri mu sendiri.” Xiang Fan tersenyum tipis.Fu An sedikit mengerutkan kening saat merasakan sesuatu yang hangat di pipinya. Ia menyeka pipinya, melihat ternyata pipinya berdarah.Apa dia tadi terkena sayatan? Sejak kapan? Kenapa dia tidak menyadari bahkan melihat datangnya serangan?Serangan ini mirip dengan teknik dari sektenya. Teknik Pisau Angin Pembunuh. Jika teknik ini di latih sampai sempurna, pengguna dapat menciptakan pisau angin tidak terlihat untuk menyerang lawan.Tapi seharusnya ini bukan Teknik Pisau Angin Pembunuh kan? Karena hanya para Tetua yang menguasai teknik ini sampai sempurna.Xiang Fan bisa menguasai Teknik Pisau Angin Pembunuh hanya dalam sekali lihat. Bahkan jika Fu An hanya menggunakan satu teknik dasar saja, ia dapat menguasai teknik itu secara keseluruhan dengan sempurna.Fu An tidak percaya jika Xiang Fan menguasai Teknik Pisau Angin Pembunuh dengan sempurna karena ia tidak pernah melihat ataupun mendengar tentang Xiang Fan di sektenya.Xiang Fan menebaskan pedangnya dengan ringan beberapa kali. Puluhan bilah angin tidak terlihat keluar dari tebasannya.Fu An dan Zhi Dan merasakan bahaya meskipun tidak melihat apa-apa. Mereka refleks melompat ke atas. Bilah angin mengenai pepohonan di belakang sampai tumbang.“Ini memang mirip dengan Pisau Angin Pembunuh, tapi teknik yang dia gunakan memanfaatkan pedang.” Fu An bergumam pelan.“Sepertinya dia bukan pemuda biasa. Teknik yang dia gunakan bukankah seharusnya Pisau Angin Pembunuh?” Zhi Dan menatap Fu An dengan curiga.“Tidak, meskipun mirip tapi itu bukan Pisau Angin Pembunuh karena dia menggunakan pedan
“Ini seharusnya Binatang Roh Alam Master tingkat 9, bagaimana dia bisa mati di sini?” Xiang Fan sedikit mengerutkan keningnya memikirkan keanehan ini. “Seharusnya Binatang Roh sekelas ini berada di puncak rantai makanan di Pegunungan Guxu ini dan berada di area terdalam, tapi dia mati di lapisan luar.”Xiang Fan memeriksakan tubuh Binatang Roh itu lebih teliti. Ia menemukan luka pada Binatang Roh tersebut tidak di sebabkan oleh kultivator.“Mungkin saja terjadi perebutan wilayah di area terdalam pegunungan, dia kalah kemudian melarikan diri tapi pada akhirnya mati di sini karena lukanya yang parah. Yah, apa pun alasannya, ini adalah keberuntungan ku. Dengan mayat Bintang Roh ini, aku bisa membeli tungku pil nantinya.” Xiang Fan merobek perut harimau raksasa itu dengan sebilah pisau, mengeluarkan sebuah inti energinya.“Dengan Inti Energi Binatang Roh tingkat 9, aku seharusnya bisa menerobos.” Xiang Fan memisahkan daging, kulit dan tulang harimau tersebut lalu menyimpannya di cincin di
Xiang Fan bisa mendengar pembicaraan di antara Jiu Lu dan Gen Bu yang berada di dalam tenda.Pasir Bulan, tentu saja Xiang Fan mengetahui tentang harta tersebut. Harta berharga yang memiliki begitu banyak manfaat. Siapa yang tidak menginginkannya? Bahkan jika itu dari sekte besar sekalipun akan berperang untuk memperebutkan Pasir Bulan.Jika informasi ini sampai bocor, pasti sekte iblis dari Wilayah Iblis Kuno akan datang untuk mengklaim Pasir Bulan menjadi milik mereka sendiri.“Pasir Bulan merupakan harta yang tidak boleh di lewatkan. Aku akan mendapatkannya.” Xiang Fan bergegas pergi dalam kegelapan malam, melewati pasukan yang berpatroli di kegelapan malam.Saat ini bulan sabit sudah sangat tipis, besok bulan itu akan sepenuhnya menghilang kemudian Pasir Bulan akan muncul.Area yang cukup jauh dari perkemahan sangat gelap, pasukan patroli memperketat penjagaan, bersembunyi di balik pohon ataupun semak-semak.Karena sulit melihat di kegelapan malam ini, mereka harus mengandalkan in
Keesokan harinya, saat fajar belum muncul, Xiang Fan telah bangun. Ia bisa merasakan di luar, para anggota Sekte Merah Darah juga sudah keluar untuk beraktivitas.Xiang Fan juga langsung keluar, melihat sekitar sekilas namun teliti agar tidak ada kecurigaan. Ia tidak terlalu khawatir masalah para anggota Sekte Merah Darah yang tidak mengenal wajahnya karena ia sudah mendengar jika Gen Bu membawa pasukan sekte kemari secara acak jadi masalah wajahnya yang tidak di kenal bukan sesuatu yang perlu di khawatirkan.Lagi pula meskipun ia ketahuan, ia percaya diri bisa melarikan diri dengan Teknik Sayap Angin.Semua anggota Sekte Merah Darah terlihat berkumpul di satu area. Xiang Fan yang tidak paham hanya mengikuti saja apa yang di lakukan orang-orang.Ada sekitar 50 kultivator iblis di sana yang berada di Alam Master tingkat 3 paling rendah. Xiang Fan melihat Jiu Lu berada di depan menghadap mereka. Jelas pria itu berniat memberi perintah dan arahan.“Nanti malam Pasir Bulan akan muncul, ki
“Sudah setengah jam lewat tengah malam, kenapa masih belum ada tanda-tanda?” Gen Bu yang dari awal begitu bersemangat menyaksikan kemunculan Pasir Bulan, kini di buat jengah karena bahkan tidak menemukan sedikit pun tanda-tanda kemunculan harta yang mereka tunggu.“Aku juga tidak tau, guru. Seharusnya setelah tepat tengah malam, Pasir Bulan akan muncul. Tapi ini bahkan sudah lewat.” Jiu Lu mengerutkan keningnya. “Mungkin kita harus menunggu sebentar lagi.”Gen Bu hanya melirik sekilas Jiu Lu sebelum kembali menatap area lapang di depannya.Namun setelah satu jam berlalu, apa yang mereka tunggu tidak kunjung terlihat.Gen Bu yang sudah kehabisan kesabaran melompat ke tengah area lapang, menghantamkan pukulannya yang di selimuti aura merah darah.*BAAMM!!Satu pukulan kuat itu menyebabkan seluruh area tanah lapang itu retak.“Benar-benar kosong! Sama sekali tidak ada Pasir Bulan!” Gen Bu berteriak marah.Jiu Lu merasakan perasaan tidak enak saat gurunya itu menatapnya dengan tajam.Bena
Gen Bu sebenarnya berpikir mungkin ada yang telah melakukan sesuatu hingga Pasir Bulan itu tidak muncul. Ini hanya kemungkinan saja tapi ia harus memastikannya.Sebelumnya mereka telah menjaga ketat area sekitar, bahkan tikus tidak mereka biarkan mendekat. Jadi tidak mungkin ada penyusup, kecuali jika ada penyusup di antara pasukan penjaga.Karena itulah Gen Bu langsung pergi setelah melihat pasir Bulan tidak muncul, tapi ia tidak benar-benar pergi. Ia mengawasi setiap anggota sektenya. Saat ia melihat salah satu di antara kelompok penjaga melesat pergi, ia langsung mengejarnya.Gen Bu cukup terkejut melihat bagaimana kecepatan Xiang Fan hingga cukup lama baginya mengejar Xiang Fan.Sekarang ia sudah berhasil mengejarnya jadi ia tidak akan membiarkan pemuda itu melarikan diri. Ia harus menangkap kemudian menginterogasinya.Saat Xiang Fan menggunakan teknik Pisau Angin Pembunuh, ia langsung berpikir jika pemuda itu berasal dari Sekte Pisau Pembunuh. Meskipun kekuatan sekte itu berada d
Melalui proses yang begitu panjang dan menyakitkan, Xiang Fan sukses memurnikan tubuhnya menggunakan Pasir Bulan.“Gha.. hah.. hah..!” Xiang Fan mengatur nafasnya seperti orang yang baru saja menahan nafas begitu lama.Tubuhnya terlihat gemetar dan kaku, keringat membasahi seluruh tubuhnya seolah ia baru saja di guyur air hujan.Xiang Fan langsung merebahkan tubuhnya, rasa sakit dari pemurnian tubuh menggunakan Pasir Bulan masih melekat di pikirannya hingga ia seperti masih merasakan sakit itu di tubuhnya.Namun meski ia baru saja merasakan penderitaan yang luar biasa, ia justru tersenyum puas karena keberhasilannya dalam memurnikan tubuh.Setelah mengatur nafasnya selama belasan menit, Xiang Fan berdiri, meregangkan tubuhnya selama beberapa saat sebelum melompat menjauh dari area Pasir Bulan.Xiang Fan berdiri di depan stalagmit gua yang berukuran besar. Dengan kepalan tangan, Xiang Fan memukul stalagmit itu sampai hancur.*BAAMM!Xiang Fan hanya menggunakan pukulan ringan tanpa meny
Xiang Fan memulai aksinya membantai pasukan Kekaisaran Jin yang ditempatkan untuk berjaga di bekas kediaman Keluarga Xiang yang telah hancur. Beberapa prajurit Alam Pemurnian Qi terlihat berpatroli dengan membawa obor di sekitaran tembok pembatas Kediaman Keluarga Xiang.“Hoam..” salah satu prajurit menguap. “Ini seharusnya sudah tengah malam kan? Bukankah saatnya kita ganti jam kerja?” “Ya seharusnya begitu, mungkin mereka masih enak-enakan tidur.” Jawab rekannya.“Kalau begitu ayo kita bangunkan mereka.”Kedua prajurit itu pun berjalan menuju tempat para prajurit lainnya istirahat. Tiba-tiba salah satu dari mereka menghentikan langkah.“Ada apa?” rekannya juga ikut berhenti, menatap dengan kebingungan.“Apa aku sedang berhalusinasi karena terlalu mengantuk?” prajurit itu mengusap matanya namun apa yang ia lihat di depan sama sekali tidak menghilang.Prajurit lainnya menoleh ke arah pandangan rekannya. Ia juga melihat sosok yang berdiri sekitar 30 meter dari mereka. Karena memang s