Share

Ch.6 - Berburu

“Lumayan, untuk sekelas perampok mereka memiliki cukup banyak uang.” Xiang Fan tersenyum lebar setelah memeriksa isi cincin dimensi semua perampok yang sudah ia bunuh.

Ia mendapatkan 100 koin emas, 343 koin perak dan beberapa ribu koin perunggu. Jika Xiang Fan ingin hidup sederhana tanpa terlibat dengan dunia kultivator, jumlah uang itu cukup baginya menjalani hidup normal sampai akhir hidupnya.

Tapi hidup sebagai kultivator memerlukan banyak biaya, selain sumber daya kultivasi, perlu juga senjata lainnya.

“Baiklah, waktunya melanjutkan perjalanan.” Xiang Fan melesat menggunakan Teknik Sayap Angin, membuat tubuhnya seringan kapas hingga ia bisa bergerak lebih cepat.

Setelah satu hari perjalanan, Xiang Fan tiba di Pegunungan Guxu. Pegunungan itu merupakan tempat Binatang Roh tinggal. Bintang Roh merupakan sebutan untuk hewan buas yang memiliki kultivasi.

Para Bintang Roh ini memiliki harga yang lebih tinggi dari hewan buas biasa. Mulai dari kulit, daging serta tulangnya bisa di hargai berkali-kali lipat hewan buas biasa.

Selain itu, Binatang Roh memiliki inti energi yang berharga mahal. Tapi hanya Binatang Roh Alam Master yang memiliki Inti Energi, itu pun tidak semua memilikinya, hanya Binatang Roh tertentu saja.

Xiang Fan melesat masuk ke dalam area Pegunungan Guxu. Sepanjang jalan ia hanya menemukan hewan biasa, sama sekali tidak menemukan Binatang Roh.

Xiang Fan berhenti di dalam sebuah pohon saat mendengar suara pertarungan.

“Ada orang yang sedang bertarung.” Xiang Fan bergerak ke sumber suara untuk melihat siapa yang sedang bertarung.

Ia pun menemukan 2 kultivator Alam Master tingkat 5 yang sedang bertarung. Tidak jauh dari mereka terdapat mayat harimau dengan ukuran yang tidak biasa. Jelas itu adalah mayat Bintang Roh.

“Sepertinya mereka sedang memperebutkan mayat Binatang Roh itu. Sebaiknya aku menunggu, siapa pun yang menang mereka pasti akan terluka parah, saat itu aku akan membunuhnya dan mengambil mayat Binatang Roh itu.” Xiang Fan bergumam, bersembunyi di balik sebuah pohon yang rimbun, berjarak cukup jauh dari tempat pertarungan.

Xiang Fan melihat pertarungan kedua kultivator tersebut, melihat bagaimana mereka saling menyerang dengan teknik masing-masing.

Entah kenapa otak Xiang Fan seperti memproses teknik-teknik kedua kultivator yang sedang bertarung itu. Ia seolah membaca lalu memahaminya kemudian menguasainya.

“Ini..” Xiang Fan tertegun sejenak sebelum seringai lebar terlihat jelas di wajahnya. “Ini luar biasa, dengan kemampuan baru ini, tidak hanya bisa memahami teknik dengan cepat tapi juga dapat mempelajari teknik yang aku lihat dengan cepat juga.”

Xiang Fan tidak tau sampai mana batas kemampuan ini. Apakah ada batas jumlah atau kapasitas tertentu teknik yang bisa ia pelajari atau tidak. Meskipun bagus memiliki banyak teknik, tapi kadang ada teknik bela diri yang berlawanan hingga jika di pelajari secara bersamaan bisa menyebabkan hal buruk untuk pengguna.

Namun Xiang Fan tidak merasakan hal buruk. Mungkin kemampuan uniknya itu menyesuaikan teknik-teknik yang ia pelajari dengan tubuhnya hingga tidak menyebabkan gangguan pada fondasi kultivasinya.

Setelah pertarungan yang cukup lama, akhirnya pemenangnya terlihat. Keduanya memang terluka parah, namun salah satu dari mereka sudah hampir tidak bisa berdiri, dia menggunakan tombaknya sebagai tumpuan agar tidak jatuh ke tanah.

“Sepertinya pemenangnya sudah di tentukan ya.” Li Ding tersenyum menghina, meskipun ia terluka, itu akan sepadan jika ia berhasil mendapatkan mayat Bintang Roh itu.

Mereka berdua sebelumnya menemukan mayat Bintang Roh itu di tempat ini secara bersamaan. Mereka pun bertarung untuk memperebutkannya.

“Si..al..” musuh Li Ding berakhir jatuh ke tanah, darahnya mulai mengalir membasahi tanah.

Li Ding berjalan tertatih-tatih lalu menusuk jantung musuhnya itu. Sudah di pastikan orang itu tewas.

“Akhirnya mayat Binatang Roh ini bisa menjadi milik ku.” Li Ding tersenyum lebar, berjalan menuju mayat Binatang Roh tersebut.

Tapi tiba-tiba ia merasakan beberapa aura yang mendekat ke arahnya. Li Ding waspada.

Tidak berapa lama, 3 kultivator mendarat tidak jauh dari Li Ding di posisi yang berbeda-beda.

“Sepertinya tidak hanya aku yang berpikir sama.” Xiang Fan bergumam pelan melihat 2 kultivator lainnya. “Mereka berdua berada di Alam Master tingkat 4, ini tidak akan mudah.”

“Wah wah, ternyata tidak hanya aku seorang diri ya.” Zhi Dan menatap remeh yang lainnya. “Aku tidak suka kekerasan, bagaimana jika kita bagi 2 saja mayat Bintang Roh ini?”

Zhi Dan menatap Fu An yang baru saja datang bersamaan dengannya, memiliki kultivasi sama dengannya. Ia bisa merasakan kultivasi Xiang Fan berada di Alam Master tingkat 3 jadi ia tidak menganggapnya ada sebagian ancaman.

“Ide yang bagus, dua orang ini mengganggu, kita bisa bekerja sama untuk membunuh mereka.” Fu An menatap Li Ding dan Xiang Fan.

Meskipun keduanya memperlihatkan sikap santai dan akrab, sebenarnya mereka berdua memiliki pemikiran serakah yang sama. Mereka berniat saling membunuh untuk mendapatkan tubuh Binatang Roh itu untuk diri sendiri.

“Kalian sebaiknya pergi! Mayat Bintang Roh ini adalah milik ku!” Li Ding tidak terima jika perjuangannya untuk mendapatkan harta itu akan gagal.

“Orang yang akan mati sebaiknya diam saja!” Fu An melemparkan sebuah pisau, menyayat paha Li Ding cukup dalam, membuatnya jatuh berlutut.

*Jleb!

Tidak hanya itu, sebuah pedang menancap tepat di keningnya sampai menembus kepalanya. Li Ding pun jatuh dalam kondisi tidak bernyawa.

Zhi Dan berjalan santai, mencabut pedangnya dari kepala Li Ding lalu di acungkan ke arah Xiang Fan.

“Berikutnya giliran mu, bocah.”

“Bukankah kau tidak suka kekerasan? Bagaimana jika memberi ku tubuh Binatang Roh itu kemudian kalian pergi.” Xiang Dan masih tetap tenang.

“Aku memang tidak suka kekerasan, tapi aku lebih tidak suka serangga pengganggu. Karena kau sepertinya tidak ingin menyerah, kau akan menerima nasib seperti orang ini.”

*Wosss!

*Trang!

Fu An secara diam-diam melemparkan pisau. Xiang Fan bereaksi cepat menangkis pisau tersebut tanpa bergeser dari tempatnya berpijak.

“Reaksi mu cukup cepat ternyata. Biasanya kultivator yang berada di bawah ranah kultivasi ku akan langsung terbunuh.”

“Benarkah? Mungkin kau harus melihat diri mu sendiri.” Xiang Fan tersenyum tipis.

Fu An sedikit mengerutkan kening saat merasakan sesuatu yang hangat di pipinya. Ia menyeka pipinya, melihat ternyata pipinya berdarah.

Apa dia tadi terkena sayatan? Sejak kapan? Kenapa dia tidak menyadari bahkan melihat datangnya serangan?

Serangan ini mirip dengan teknik dari sektenya. Teknik Pisau Angin Pembunuh. Jika teknik ini di latih sampai sempurna, pengguna dapat menciptakan pisau angin tidak terlihat untuk menyerang lawan.

Tapi seharusnya ini bukan Teknik Pisau Angin Pembunuh kan? Karena hanya para Tetua yang menguasai teknik ini sampai sempurna.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
rahmat sadami
Mantullllllll
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status