Share

Bab 9 || Membuat Rencana

Rakha adalah mantan anggota sindikat yang sekarang berusaha membongkar kejahatan mereka dari dalam. Dia pernah bekerja di bawah perintah Frans, kepala keluarga Frans yang kaya dan berkuasa, yang terlibat dalam berbagai kegiatan ilegal. Ketika Rakha mengetahui rencana Frans yang melibatkan ancaman terhadap Arabel dan anak-anaknya, dia merasa bersalah dan memutuskan untuk keluar dari sindikat tersebut.

Namun, keluar dari sindikat bukanlah perkara mudah. Rakha tahu terlalu banyak, dan nyawanya juga terancam. Oleh karena itu, dia bersembunyi dan mengumpulkan bukti sebanyak mungkin untuk dapat melawan sindikat tersebut. Ketika dia mengetahui tentang situasi Arabel, dia melihat kesempatan untuk menebus kesalahannya dengan membantunya.

Rakha tidak hanya memiliki bukti yang dapat mengungkap sindikat, tetapi dia juga mengetahui banyak rahasia internal keluarga Frans. Keputusannya untuk membantu Arabel adalah upaya terakhirnya untuk menghancurkan sindikat dan membawa keadilan bagi mereka yang telah disakiti oleh Frans dan kroni-kroninya.

Dengan bantuan Rakha, Arabel tidak hanya memiliki kesempatan untuk melindungi anak-anaknya, tetapi juga untuk melawan ancaman yang telah menghancurkan hidupnya. Namun, perjalanan ini penuh dengan bahaya dan tantangan yang membutuhkan keberanian dan ketekunan luar biasa.

Arabel dan Rakha memutuskan untuk bertemu lagi malam itu di tempat yang lebih aman untuk merencanakan langkah selanjutnya. Rakha memberikan Arabel sebuah ponsel baru yang tidak dapat dilacak, agar komunikasi mereka tetap aman.

Malam itu, Arabel kembali ke tempat perlindungan sementara bersama anak-anaknya. Dia memastikan mereka tertidur dengan tenang sebelum keluar untuk bertemu Rakha. Perasaan cemas dan takut masih menyelimutinya, tetapi tekadnya untuk melindungi anak-anaknya memberikan kekuatan yang tak tergoyahkan.

Di sebuah gudang tua di pinggiran kota, Rakha sudah menunggu. Gudang itu sepi, jauh dari keramaian kota, dan terlihat aman untuk sementara waktu. Mereka duduk di meja kayu reyot dan mulai membahas rencana mereka.

"Frans memiliki beberapa lokasi yang sering digunakan untuk transaksi ilegal," kata Rakha sambil menunjukkan peta kota. "Kita harus mendapatkan bukti lebih banyak dari tempat-tempat ini. Aku punya kontak yang bisa membantu kita menyusup ke dalam."

Arabel mengangguk, mencoba memahami setiap detail. "Bagaimana kita bisa memastikan keselamatan anak-anak saya sementara kita melakukan ini?"

Rakha menatap Arabel dengan serius. "Kita butuh bantuan dari luar. Aku kenal beberapa orang di kepolisian yang bisa kita percaya, tapi kita harus berhati-hati. Frans memiliki koneksi di mana-mana."

Mereka memutuskan untuk memulai dengan mengamati salah satu lokasi yang sering digunakan Frans untuk pertemuan rahasia. Rakha mengatur pertemuan dengan salah satu kontaknya di kepolisian, seorang detektif bernama Reza, yang dikenal bersih dan berintegritas tinggi. Pertemuan dijadwalkan untuk keesokan harinya.

Keesokan harinya, Arabel dan Rakha bertemu dengan Reza di sebuah kedai kopi yang tenang. Reza adalah pria paruh baya dengan wajah yang penuh dengan pengalaman dan ketegasan. Dia mendengarkan cerita mereka dengan seksama, lalu berkata, "Aku akan membantu kalian, tapi kita harus bergerak dengan sangat hati-hati. Jika Frans tahu kita mendekati dia, kita semua dalam bahaya besar."

Reza memberikan beberapa instruksi penting dan alat untuk menyusup ke dalam lokasi yang dimaksud. Malam itu, Arabel dan Rakha, dengan bantuan Reza, berhasil masuk ke salah satu gudang Frans. Mereka menemukan beberapa dokumen penting dan merekam percakapan yang melibatkan beberapa anggota sindikat. Bukti tersebut mulai menguatkan kasus mereka.

Namun, ketika mereka berusaha meninggalkan gudang, salah satu penjaga melihat mereka. Terjadi kejar-kejaran yang mendebarkan di dalam gudang, dan mereka hampir tertangkap. Berkat kecerdikan dan keberanian Rakha, mereka berhasil melarikan diri dan membawa bukti tersebut ke tempat aman.

Di tempat perlindungan, Arabel merasa lega meskipun kelelahan. Anak-anaknya aman dan dia merasa lebih dekat dengan tujuan mereka. Namun, ancaman dari Maxime dan ayahnya Frans semakin nyata.

Pagi harinya, ponsel baru Arabel berdering. Suara di ujung sana adalah Maxime. "Kamu pikir kamu bisa melarikan diri dariku, Arabel? Aku akan selalu menemukanmu."

Arabel menggenggam ponsel dengan erat, gemetar dengan kemarahan dan ketakutan. Tapi dia tahu, dengan bantuan Rakha dan Reza, dia punya kesempatan untuk mengakhiri ini semua.

"Frans, kamu tidak akan pernah menyentuh anak-anakku lagi. Aku akan menghentikanmu," jawab Arabel dengan suara tegas.

Perang telah dimulai, dan Arabel siap menghadapi setiap tantangan yang datang. Dia tahu bahwa dia harus terus bergerak cepat dan berhati-hati. Dengan dukungan dari Rakha dan Reza, serta keberanian yang tak tergoyahkan, dia yakin bisa melindungi anak-anaknya dan membawa Frans ke pengadilan.

Malam itu, Arabel, Rakha, dan Reza berkumpul lagi untuk membahas langkah berikutnya. Mereka tahu bahwa tindakan mereka telah mengusik Frans, dan itu berarti mereka harus bergerak lebih cepat.

"Kita butuh bukti yang lebih kuat," kata Reza sambil menatap dokumen yang mereka temukan. "Sesuatu yang bisa langsung mengikat Frans dengan semua kejahatan ini."

Rakha mengangguk setuju. "Frans menyimpan banyak catatan di vila pribadinya. Jika kita bisa masuk ke sana, kita mungkin bisa menemukan bukti yang kita butuhkan."

Arabel merasakan ketegangan meningkat. "Tapi vila itu pasti sangat dijaga. Bagaimana kita bisa masuk?"

Reza tersenyum tipis. "Kita punya seseorang di dalam. Aku kenal seorang staf di vila itu yang bisa membantu kita. Namanya Dina, dia sudah lama ingin keluar dari sana, tapi dia butuh jaminan keamanan."

Mereka sepakat untuk menghubungi Dina dan merencanakan operasi penyusupan ke vila Frans. Dengan hati-hati, Reza mengatur pertemuan dengan Dina di tempat yang aman. Dina, seorang wanita muda dengan wajah yang terlihat lelah, menjelaskan situasi di vila dan memberikan informasi tentang jadwal keamanan dan titik lemah yang bisa dimanfaatkan.

Seminggu kemudian, malam yang menentukan tiba. Dina telah berhasil mematikan beberapa kamera pengawas dan memastikan jalan masuk yang aman bagi Arabel dan Rakha. Mereka memasuki vila dengan peralatan canggih yang dipinjam dari Reza, berjalan dengan hati-hati melewati lorong-lorong gelap.

Setelah beberapa menit yang terasa seperti berjam-jam, mereka mencapai ruang kerja Frans. Rakha dengan cepat membuka laci-laci meja dan menemukan beberapa berkas penting. Arabel merekam setiap dokumen dengan kamera mini yang mereka bawa.

Namun, ketika mereka sedang sibuk, suara langkah kaki mendekat. Mereka berdua membeku, mendengar suara Frans berbicara di telepon.

"Kita harus segera menemukan mereka. Arabel dan Rakha tidak boleh lolos," kata Frans dengan nada marah.

Rakha memberi isyarat pada Arabel untuk bersembunyi di balik sofa besar. Mereka menahan napas saat Frans memasuki ruangan, melanjutkan percakapan teleponnya. Ketika Frans berbalik dan meninggalkan ruangan, mereka segera melanjutkan pencarian mereka dengan cepat.

Mereka menemukan sebuah brankas kecil di belakang lukisan besar. Dengan keahlian Rakha dalam membuka kunci, mereka berhasil membukanya dan menemukan beberapa dokumen penting yang menghubungkan Frans dengan berbagai kegiatan ilegal, termasuk perdagangan manusia dan penyelundupan barang-barang ilegal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status