“Yavid?”
Aleya terkejut melihat lelaki yang selama ini terlihat angkuh dan dingin, kini menarik tangannya dan membawanya ke dalam mobil.
“Bagus jika kamu masih mengenaliku.” Suara bariton Yavid membuat Aleya mematung.
Aleya jarang sekali melihat Yavid. Paman Jarvis tersebut tinggal di mansion bersama kedua mertuanya. Lelaki yang di takuti oleh Verrel dan Belina karena ketegasannya.
“kenapa kamu menculikku? Ini pasti rencana Jarvis, kenapa kalian masih ingin menyiksaku?” teriak Aleya.
Aleya berusaha berontak dan ingin keluar dari mobil sedan Audiy hitam yang sedang melaju kencang.
“Jangan bertindak bodoh!” Yavid menarik tangan Aleya menjauh dari pintu mobil.
Dengan mudah tubuh kurus Aleya berada semakin dekat dengan lelaki berusia empat puluh tahunan tersebut.
“Aku ingin membantumu.”
Aleya terdiam, tapi air matanya terus mengalir. Terlihat di lengannya yang putih kurus ada beberapa bekas luka memar. Di sudut bibirnya juga terlihat luka kering berwarna merah.
“Membantuku? Atau menyakitiku? Genggaman tanganmu saja sudah menyakitiku.” Aleya menahan rasa sakit.
Sejumlah luka di tubuh Aleya membuat Yavid iba dan melepaskan genggaman tangannya yang membuat bekas merah.
“Aku tahu semua kejadian di ruang makan. Aku tahu kamu membenci keluargaku—“
Aleya menatap Yavid dengan penuh kebencian.
“Aku juga membenci kamu!” teriak Aleya memotong ucapan Yavid.
Kemarahannya sudah memuncak, kini Aleya tidak peduli lagi jika sikapnya akan membuat Pimpinan Leopard Stone marah. Air matanya masih mengalir membasahi pipinya yang merah.
“Sekali lagi kamu teriak, maka aku akan mendorongmu keluar.” Yavid menatapnya dengan tajam, membuat Aleya seketika terdiam.
Yavid dikenal tegas dan dingin, ucapannya tidak pernah main-main. Mendengar ancaman dari Yavid tentu saja membuat Aleya ketakutan. Aleya berusaha menenangkan dirinya, menghapus air matanya.
“Apa maumu?” tanya Aleya, rasa marah yang tadi membuncah seketika padam setelah mendengar ancaman Yavid.
Aleya sudah tidak menangis, sesekali ia sesegukan.
“Membantumu membalaskan dendam kepada Jarvis.” Pandangan mata Yavid lurus ke depan.
Mendengar ucapan Yavid membuat Aleya terkejut, lalu memberanikan diri melihat ke arah Yavid.
“Membantuku membalas dendam?” pertanyaan yang spontan terlontar.
Bagaimana mungkin Yavid terpikir membantu membalaskan dendam kepada keluarganya sendiri, keponakannya sendiri.
“Rencana busuk apa lagi ini? Kamu membenci keluargamu sendiri?” Aleya mengira Yavid hanya bersandiwara.
Yavid menatap Aleya lalu memberikan sejumlah foto kepada Aleya. Foto perselingkuhan antara Jarvis dan Mila, foto Jarvis bersama wanita lain selain Mila, foto persekongkolan Jarvis dan staff rumah sakit.
“Keluargamu sudah membuangmu, benar kan? Karena kamu sudah tidak menjadi istri Jarvis lagi, maka kamu sudah tidak berguna bagi keluarga Alvaro.”
Ucapan Yavid tidak salah. Aleya memang sudah dimanfaatkan untuk mendapatkan uang dari lelaki kaya untuk menghidupi perusahaan keluarga Alvaro.
“Kamu juga membenci ayahmu dan keluarga tirimu, kan? Lalu apa bedanya denganku?”
Aleya tertegun mendengar ucapan Yavid. Semua ucapannya benar, rasa benci itu bahkan sudah hadir sejak ibu kandungnya meninggal. Siksaan demi sisksaan di terima oleh Aleya. Tanpa rasa belas kasihan ayah dan ibu tirinya selalu memukulnya jika melakukan kesalahan.
“Lalu bagaimana caranya aku bisa membalaskan dendam ke mereka?”
Aleya bahkan lupa jika ia juga membenci Yavid. Balas dendam menjadi sebuah kabar gembira baginya.
“Menikah denganku,” ujar Yavid tanpa ragu.
Ucapan Yavid membuat Aleya terkejut.
“Menikah dengan kamu? Gila! Aku terperangkap lagi di keluarga Leopard, lalu kamu akan menyiksaku seperti yang dilakukan oleh Jarvis kepadaku selama ini, hah?” sentak Aleya.
Aleya tidak akan melupakan sikap kasar Jarvis kepadanya selama ini.
“Jika kamu menikah denganku, aku akan memberikan sebagian saham perusahaan ke kamu. Kamu bisa mengakuisisi perusahaan ayahmu dan melempar ayahmu keluar dari perusahaan. Pikirkan baik-baik.” Ujar Yavid serius.
Yavid memberikan tawaran yang meyakinkan. Membuat Aleya terdiam dan memikirkannya.
“Baiklah, aku akan menikah denganmu. Demi membalaskan dendamku, aku akan melakukan apapun.” Aleya mengepalkan kedua tangannya.
Walau dalam hatinya masih belum yakin untuk menerima bantuan Yavid, tapi hanya ini upaya yang bisa ia lakukan untuk bangkit.
“Besok aku akan menikahimu.”Yavid mengucapkan kalimat itu tanpa beban. Sedangkan bagi Aleya menikah adalah hal yang menakutkan. Yang terbayangkan di pikirannya adalah siksaan yang akan ia terima setelah menikah.“Be—besok? Sepertinya terlalu cepat.”Aleya menelan salivanya. Ia ketakutan jika Yavid akan memperlakukannya sama seperti Jarvis. Menyiksanya.“Lebih cepat, lebih baik, kan?” Yavid melirik ke Aleya.Wajah Aleya terlihat pucat. Ia memang ingin membalaskan dendam kepada Jarvis dan keluarganya, tapi jika menikah dengan Yavid secepat ini, malah membuat keberaniannya kembali menciut.“Ta—tapi, kamu seorang pimpinan perusahaan terbesar di Endosiana, aku rasa aku tidak pantas menjadi istri kamu,” Aleya menundukkan wajahnya.Aleya sadar jika dirinya bukan lagi anggota keluarga Alvaro, juga bukan pemilik sebuah perusahaan. Walaupun menikah dengan seorang pemimpin perusahaan, ia tidak yakin bisa melawan musuhnya.“Aleya, dengarkan aku!” Yavid menatap Aleya dengan serius, “aku yang mene
“Ibu?”Kedua mata Aleya terbelalak melihat sosok wanita berambut panjang memakai baju putih sedang berdiri di hadapannya.“Ibu, aku rindu ibu,” Aleya merentangkan kedua tangannya bermaksud ingin memeluk ibunya.Wanita itu hanya tersenyum tapi tidak menghampirinya. Aleya juga tidak bisa mendekat. Aleya mengernyitkan dahinya.“Kenapa ibu? Aku datang untuk bersama ibu.”Wanita itu malah tersenyum dan mundur perlahan menjauh dari Aleya.“Ibu. Kenapa menjauh, bu,” pekik Aleya sambil berusaha mengejar ibunya, tapi kedua kakinya malah terasa berat.Wanita itu semakin menjauh, membuat Aleya menangis sedih.“Kamu harus seperti jarum, kecil tapi ketika menusuk akan sangat menyakitkan. Bangkitlah, nak. Kamu berhak bahagia.”Aleya tertegun mendengarkan ucapan ibunya. Perlahan sosok ibunya menghilang di antara cahaya putih yang tiba-tiba muncul.“Ucapan itu sama seperti ucapan ...” Aleya mengernyitkan dahinya ketika melihat sosok lelaki yang menghampirinya, “Yavid?”Aleya membuka kedua matanya per
“Bangunlah, Nyonya. Tuan Yavid sudah pergi.”Aleya terkejut mendengar ucapan Rita yang bisa menebaknya sedang berpura-pura belum sadar. Aleya segera membuka kedua matanya.“Bagaimana kamu tahu kalau aku sudah sadar?”Pertanyaan Aleya membuat Rita tersenyum.“Syukurlah, Nyoya sudah sadar. Saya tidak sengaja saya melihat Nyonya membuka mata waktu saya masih berada di luar kamar. Tapi waktu Tuan Yavid akan masuk, Nyonya segera memejamkan mata lagi.”Aleya menjadi malu setelah ketahuan berbohong.“A—aku hanya ingin memastikan jika Yavid tidak mempermainkan aku.”Rita berdiri mendekat ke Aleya.“Jangan melakukan tindakan seperti tadi lagi. Saya dan Tuan benar-benar cemas dengan keadaan Nyonya.”Mendengar ucapan Rita membuat Aleya terkejut.“Cemas? Lelaki dingin itu cemas?”Tentu saja Aleya tidak percaya begitu saja dengan ucapan Rita.“Tuan berlari begitu cepat ketika saya berteriak minta tolong. Tanpa ragu Tuan menggendong Nyonya dan dibawa ke rumah sakit ini.”Aleya ingat saat Rita berte
“Dasar lelaki sombong, menyebalkan!”Aleya kesal, lalu memijat kembali dahinya. Kepalanya masih terasa pusing.“Kamu pembohong, Rita!” dengus Aleya kesal.Rita terkejut dirinya ikut terseret atas sikap Tuannya yang membuat kesal Aleya.“Saya berbohong?”Aleya menatap Rita dengan tatapan tajam.“Kamu bilang Yavid mencemaskan aku, tapi buktinya? Dia enggak nunjukin perhatiannya sama sekali. Manusia macam apa dia?”Aleya menumpahkan kekesalannya kepada Rita. Pelayan itu hanya bisa tersenyum memaklumi sikap majikannya tersebut.“Maafkan saya, Nyonya. Mungkin Tuan sedang ...”Belum juga Rita menyelesaikan ucapannya, Aleya segera memotong ucapannya.“Ssstt. Jangan bicara lagi, kamu pasti akan membelanya. Astaga, sepertinya aku terjebak permainannya Yavid,” dengus Aleya sambil terus memijat dahinya.Keesokan harinya, tubuh Aleya sudah terasa membaik, ia sudah bisa duduk dan rasa pusing sudah mulai berkurang. Selang infus juga sudah di cabut oleh suster. Rita masuk dengan pakaian yang berbeda
“Kita mau kemana?”Rita tidak menjawab pertanyaan Aleya. Ia fokus mendorong kursi roda yang ditempati oleh Aleya menuju basement.“Gavin ada di sana,” Rita segera melajukan kursi roda ke arah mobil merci hitam.Wajah Gavin dan Rita terlihat tegang. Rita membantu Aleya masuk ke mobil. Setelah Aleya duduk di kursi belakang, Gavin menyimpan kursi roda di bagasi dan Rita segera masuk ke mobil.“Bagaimana bisa mereka ada si sini?” tanya Rita kepada Gavin.Aleya masih kebingungan dengan pertanyaan Rita.“Sebenarnya apa yang terjadi?”Aleya menatap Rita lalu Gavin secara bergantian.“Nyonya Belina dan Tuan Verrel tiba-tiba datang dan melakukan audit di luar jadwal. Informanku bilang kalau ada yang membocorkan keberadaan Nyonya Aleya. Mereka tidak ingin Nyonya Aleya ada di rumah sakit ini.” Gavin menjelaskan sambil mengemudikan mobil sedan hitam menuju rumah Yavid.Aleya tertegun mendengar jawaban Gavin.“Mereka benar-benar membenciku, sepertinya mereka ingin melihatku menderita,” ujar Aleya
“Aku ingin menikah dengan kamu.”Yavid tertegun mendengar ucapan Aleya. Terlebih lagi ia melihat Aleya berjalan menuju ruang kerjanya di lantai satu.“Apa? Kamu terlalu banyak minum obat lagi sepertinya.”Yavid menghampiri Aleya sambil membersihkan kedua tangannya yang terdapat bercak darah setelah memukuli Jony.“Duduk! Aku tidak ingin kamu pingsan lagi. Merepotkan!” tukas Yavid.ALeya malah kesal dengan sikap acuh Yavid.“Bukankah kamu yang bilang jika lebih cepat lebih baik?” Aleya menatap sinis.Aleya tidak mau duduk sebelum Yavid menyetujui rencananya.“Kamu aneh. Kemarin aku ajak menikah cepat kamu nolak. Sekarang kamu malah maksa untuk nikah cepat.”Yavid menatap Aleya dengan serius.“Kamu yang menawarkan bantuan. Aku setuju dengan tawaranmu.”Aleya meneguhkan hatinya untuk rencana balas dendam. Salah satu rencananya adalah menikah dengan Yavid. Walau rasa takut di hatinya berusaha membuat nyalinya goyah.“Jika itu keputusanmu. Baiklah, kita menikah hari ini.”Ucapan Yavid kemb
“Kenapa lambat sekali?”Yavid menggerutu sambil menoleh ke arah Rita, dia sudah berdiri di samping mobil selama lima belas menit menunggu Aleya. Sedangkan Aleya berdiri di belakang Rita, bersembunyi dari tatapan tajam Yavid.“Seharusnya aku menghukum kamu karena —“ tiba-tiba suara Yavid tercekat ketika melihat sosok Aleya yang berjalan menghampirinya dengan penampilan yang berbeda.Wanita berambut sebahu itu memakai dress cuttingan Sheath ditambah satu susun kerut di bagian bawah serta kerah Square dan lengan model Puff menambah kesan mewah, anggun dan feminim. Sangat cocok ditubuh Aleya.“—cantik,” ujar Yavid yang secara tidak sadar memuji Aleya sambil berdiri mematung melihat kecantikan calon istrinya tersebut.Rita tersenyum mendengar ucapan Tuannya, sedangkan Aleya malah terus menundukkan wajahnya dan merasa canggung.Yavid segera tersadar, “Bodoh! Kenapa malah diam di situ? Cepat masuk ke mobil!” sentak Yavid yang salah tingkah dan segera duduk di kursi belakang mobil sedan hitam
“Untung saja kali ini kita lolos dari Jarvis.”Aleya menghela napas panjang, rasa khawatir menggelayuti pikirannya, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang. Ia menyenderkan kepalanya ke jendela mobil seraya memandangi deretan toko yang ia lewati.Situasi jalanan sedang macet, mobil mereka berhenti di depan sebuah toko peralatan lukis bernama Little Art berjarak seratus meter dari persimpangan lampu merah. Kedua mata Aleya tertuju ke toko lukis tersebut.Matanya membulat teringat sepuluh tahun yang lalu ia dan ibunya sering membeli alat lukis di sana.Terukir senyum di bibir tipis Aleya, kenangan manis bersama mendiang ibunya di toko itu masih membekas di ingatannya. Bagi Aleya, melukis merupakan kegiatan untuk menumpahkan semua keluh kesahnya. Namun, sejak ibunya meninggal, semua alat lukisnya di bakar oleh Purnama bahkan ayah kandungnya tersebut menunjukkan sifat aslinya yang kasar dan tamak.“Nyonya!”Panggilan Rita membuat Aleya tersadar dari lamunannya, “ A—apa?” jawabnya tan
“Kalau tidak sekarang kapan lagi? Kesempatan baik ini tidak datang dua kali.”Yavid menarik tangan Aleya agar mengikuti langkahnya. Wanita berambut panjang itu mengangguk mengikuti langkah suaminya.Ketika keluar ruangan, ada Kristy yang baru keluar dari lift. Aleya melihat mantan kekasih suaminya itu dan seketika melepaskan genggaman tangan Yavid.“Sudah aku bilang, jangan sentuh aku!” Sentak Aleya menepis tangan Yavid.Yavid terkejut dengan sikap kasar Aleya, tapi setelah melihat sosok Kristy Yavid segera mengerti perubahan sikap Aleya.Bukan hanya Yavid yang dibuat terkejut oleh perubahan sikap Aleya, Gavin dan Rita juga sempat ikut terkejut melihatnya. Mereka khawatir majikannya bertengkar lagi. Tetapi setelah melihat sosok Kristy mereka juga mengangguk mengerti arti perubahan sikap Aleya.“Ada apa? Kamu diganggu Yavid?” tanya Kristy terlihat membela Aleya.“Tanyakan saja ke lelaki mesum itu.” Aleya memalingkan wajahnya seolah membenci Yavid.Kristy kemudian mendekati Yavid, “Ada
“Aku muak dengan pembalasan ini.”Aleya melampiaskan kekesalannya. Hari ini ia bisa menghindar bertemu dengan James, tapi bagaimana dengan hari berikutnya?Pikirannya masih kacau sejak ia melihat kekejaman James. Lelaki yang menakutkan yang ia pilih untuk diperalat dalam pembalasan dendamnya. Sekarang tidak ada cara lain selain menceritakan semuanya kepada Yavid.Sebagai lelaki yang berusia dua puluh tahun lebih tua darinya, bisa saja memberikan solusi yang tidak terpikirkan olehnya. Aleya berusaha membuang jauh rasa egoisnya demi kedamaian hatinya.Aleya mengambil smart phonenya dan akan menghubungi Yavid. Namun, baru saja ia melihat layar Smart phonenya, sebuah pesan masuk dari Yavid.“Temui aku di gedung Kembar lantai sepuluh, di sana ada Gavin yang akan membawamu menemuiku. Sekarang!” tulis Yavid di pesan singkat.Senyum Aleya terukir di bibirnya yang tipis, di saat ia membutuhkan Yavid ternyata lelaki tersebut menyuruhnya menemuinya hari ini.“Pak, kita ke gedung kembar sekarang
“Sepertinya pria itu telah dicuci otaknya, makanya bisa menuruti perintah bosnya meski itu menghabisi dirinya sendiri.”Dugaan Aleya ditujukan kepada pria yang bersimpuh dengan luka yang mengeluarkan darah dan membasahi pakaiannya.“Bukan cuci otak, tapi itu merupakan perjanjian antara penjaga dan Tuannya. Oleh karena itu para penjaga harus menjaga kepercayaan Tuannya agar tidak bernasib sama seperti pria tadi.” Rita menjelaskan situasi yang sebenarnya.Mendengar penjelasan Rita membuat Aleya semakin tercengang. Bagaimana mungkin lelaki lembut dan perhatian seperti James tega menyuruh penjaganya menghabisi dirinya sendiri.“Kejam!” Aleya mengerutkan dahinya, dirinya marah karena ternyata James merupakan lelaki kejam dan jahat.“Lebih kejam lagi jika pria itu tidak mengorbankan dirinya, maka keluarganya akan menggantikan posisinya.”Mendengar penjelasan dari Rita membuat Aleya terkejut, entah berapa banyak lagi perilaku James yang sesungguhnya akan tampak di mata Aleya.Aleya terdiam,
“Lakukan tugas terakhirmu!”James menatap pria tersebut dengan tatapan dingin. Sementara itu, pria yang terlihat lemas tiba-tiba panik mendengar ucapan James.Pria tersebut menangis ketakutan, “Ampuni aku Bos, ampuni aku. Aku tidak akan mengulanginya lagi,” ujarnya sambil menangis.Melihat pria tersebut menangis, membuat Aleya ikut bersedih. Hatinya terlalu lembut jika melihat orang lain menangis sedih.“Orang sepertimu pasti akan mengulangi hal yang sama. Orang tamak dan pengkhianat seperti kamu tidak pantas ada di belakangku. Akhiri semuanya!”Dengan santai James membersihkan tangannya yang berlumuran darah dari pria yang dipukulinya. Sedangkan pria malang itu menangis ketakutan hingga tubuhnya gemetar.Setelah membersihkan tangannya, James menggunakan sarung tangan. Hal tersebut membuat Aleya dan Rita bersiap dengan adegan selanjutnya yang diperkirakan akan lebih menakutkan dari sebelumnya.“Apa yang akan dia lakukan?” bisik Aleya kepada Rita.Namun, Rita hanya menempelkan jari tel
“Aku ingin mengetahui identitas James, bisakah kamu mencarikan mata-mata untukku?”Pertanyaan itu Aleya lontarkan kepada Rita. Ia tidak ada cara lain untuk mengetahui identitas asli lelaki yang sedang mendekatinya tersebut. Hal yang mustahil jika pertanyaan itu diberikan kepada Yavid.“Hmm, baik Nyonya. Aku akan usahakan mencari orang terpercaya untuk menyelidiki Tuan James,” sahut Rita.Lalu Aleya melihat mobil James terparkir di sebuah toko terbengkalai di pinggir jalan.“Berhenti!” pekiknya, seketika mobil yang dikendarai oleh Agus berhenti sesuai perintah majikannya.Semuanya terkejut ketika Aleya tiba-tiba meminta mobilnya untuk berhenti.“Ada apa Nyonya?” tanya Agus bingung.“Lihat di sana!” Aleya menunjuk ke arah belakang, Rita dan Agus mengikuti perintah majikannya. Keduanya terkejut ketika mobil tersebut adalah milik James, lelaki yang baru saja mereka bicarakan.“Sedang apa dia di sini?” tanya Aleya penasaran, “Pak majukan mobilnya, lalu parkir di belokan sebelah kiri!” lanj
“Dari mana kamu kenal James?”Pertanyaan dari Kristy membuat Aleya terkejut. Tiba-tiba ia menanyakan James.“Yavid yang mengenalkan, dia salah satu temannya,” jawab Aleya singkat.Kristy terdiam sebentar, seolah ingin menyiapkan pertanyaan yang lebih serius.“Kamu tahu siapa James? Kemarin kamu bermesraan dengannya, sedekat apa kalian?” lagi-lagi Kristy mengajukan pertanyaan yang membuat Aleya tidak nyaman.“Aku memang baru kenal James, jadi aku belum tahu latar belakangnya,” jawab Aleya yang semakin curiga jika Kristy mempunyai sebuah informasi mengenai lelaki yang sedang mendekatinya tersebut.“Ada apa? kamu punya informasi mengenai James?” Aleya berbalik bertanya.Kristy tersenyum kecil, “Aku pernah mendengar jika James itu bukan orang biasa. Dia lelaki kaya yang mempunyai berbagai bisnis di berbagai negara. Dia mempunyai lahan pertanian gandum yang luas di Australian. Mungkin kita bisa menjadikan dia klien?”Aleya baru mengetahui jika James juga mempunyai bisnis pertanian yang lua
“Kenapa kamu ingin bertemu denganku?”Kristy penasaran dengan pertemuan yang tiba-tiba direncanakan oleh Aleya. sebelumnya jika ingin bertemu dengannya harus melalui Yavid terlebih dahulu.“Maaf, jika aku langsung menghubungimu tidak melalui Yavid. Bukankah Yavid sudah memberitahumu jika aku bisa menghubungimu secara langsung?” ujar Aleya dengan tenang.“Hmm, Yavid memang sudah memberitahu aku mengenai hal itu, tapi aku tidak menyangka jika kamu akan secepat ini menghubungiku,” Kristy mengangguk mengerti.“Tujuanku mengadakan pertemuan ini untuk membicarakan mengenai calon klien baru kita. Kita akan menawarkan kerja sama pembelian alat berat pertanian ke West Farm. Perusahaan yang bergerak di pertanian gandum sebesar satu juta hectare yang tersebar di Endosiana. Alat berat yang kita miliki lebih modern dan fungsional. Aku rasa West Farm bisa menjadi klien kita.” Aleya menjelaskan rencananya.Kristy terkejut dengan rencana Aleya, “Kamu gila! West Farm merupakan klien perusahaan Farmer
“Sayangnya, aku tidak akan melupakan perbuatanmu dengan Kristy.”Aleya membuat suaminya tertegun, rupanya sekarang wanita yang ada di hadapannya sudah tidak selugu dulu. Terlihat cara liciknya membuat hati Yavid semakin dalam menyukainya.“Licik!” ujar Yavid sambil tersenyum kecil.“Bukankah itu yang kamu suka dariku? Bukankah licik adalah sala satu cara menghancurkan keluargamu?” pertanyaan tajam keluar dari mulut mungil nan seksi milik Aleya.“Rupanya aku telah membuat wanita ini menjadi liar.” Yavid menarik tubuh ramping Aleya hingga berada dalam dekapannya.“Aku tidak ...” belum juga selesai dengan ucapannya, Yavid dengan liar mengecup bibir Aleya.Wanita berambut panjang itu menikmati kecupan dari Yavid, mereka larut dalam kecupan hangat dan mesra layaknya sepasang suami istri.Bahkan Gavin yang hendak menghampiri Tuannya segera membalikkan badannya setelah melihat kemesraan majikannya tersebut.Rupanya tidak hanya Gavin yang berada di sana, Rita juga menyaksikan kemesraan antara
“Apa rencanamu?”Tiba-tiba Yavid sudah berada di kamar, sedangkan Aleya sedang menutupi pipinya yang merah akibat tamparan dari suaminya tersebut.Yavid menelan salivanya, ia merasa bersalah ketika melihat Aleya menutupi bekas tamparannya. Namun rasanya sulit untuk meminta maaf.“Riasan ini akan menutupi bekas tamparanmu.” Aleya tidak menjawab pertanyaan dari Yavid.Yavid menghela napas panjang, ia tahu jika Aleya kini sedang menyindirnya.“Kamu tahu kan, aku tidak suka ada yang membentakku. Aku rasa itu akan membuatmu mengingat yang tidak boleh dilakukan di hadapanku.” Yavid membela diri.Aleya hanya tersenyum, ia masih duduk di kursi depan meja riasnya. Meskipun terlihat tenang, sesungguhnya hati Aleya sedang sakit akibat tamparan dari suaminya sendiri. Apa salahnya jika seorang istri meminta suaminya memberitahu semua yang dirahasiakan.“Jangan ragukan itu, aku pasti akan ingat seumur hidupku. Semua perlakukanmu, sikapmu dan permainan ranjangmu.” Aleya sempat terdiam kemudian menat