Share

Curiga

Penulis: Ombak Lautan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-27 02:50:50
"Bisa, Pak!" jawab James tegas. "Lebih baik, kita berbicara di luar saja. Istri saya butuh istirahat," imbuh James.

James merasa tidak nyaman, ketika lelaki yang ada di depannya memandang Rima yang sedang tersedu. James dapat menilai pandangan lelaki itu, pada istrinya bukanlah pandangan yang biasa.

Lelaki itu langsung menatap ke arah James, setelah dia terpergok memandang Rima yang sedang terbaring. Dengan berdeham, dia mencoba menormalkan rasa yang bergejolak dalam hatinya,

"Di sini saja, Mas. Aku ingin mendengar kebenaran yang terjadi, Sherly juga anakku!" pinta Rima dengan menarik tangan James, yang dilepas oleh suaminya.

James mengaangguk dan mengiyakan pinta sang istri yang ingin tahu kebenaran tentang anak mereka. Mengesampingkan rasa curiganya pada lelaki yang ada di depannya, James juga mengkhawatirkan keadaan istrinya yang terlihat sangat drop. Apalagi, Rima masih sangat syok, karena kehilangan anak dalam rahimnya dan juga anak sambungnya yang sedang terbaring tidak berd
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Ibu Tiri   Para Pelaku

    Rima merasa gagal sebagai ibu sambung, dia berusaha menjadi lebih baik, akan tetapi semua malah menjadi buruk.James menggenggam tangan istrinya dengan erat, menyalurkan energi positif yang sangat diperlukan Rima, saat ini. Rima mencoba mengatur napasnya, agar isakannya tidak terlalu kentara. James meminta sang istri untuk mendengar penjelasan dari polisi yang ada di depannya.Satria pun di minta untuk melanjutkan lagi info yang harus di dengar oleh James dan Rima"Kami harus mengumpulkan bukti-bukti secara akurat, dan paling penting adalah kesaksian dari Sherly. Kami berharap, keluarga bisa bekerjasama dengan baik," Satria mengatakan dengan tegas, tapi sesekali dia menatap ke arah Rima."Kesaksian Sherly?" tanya james dengan lirih. dan di balas dengan anggukan oleh James. "Pasti Sherly akan sangat depresi, jika dipaksa untuk mengingat perbuatan biad*p mereka!" keluh James kemudian.James tahu konsekuesi atas kejadian ini. Bukan hanya Sherly saja yang akan menanggung rasa malu seumur

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • Pembalasan Ibu Tiri   Kekesalan Rima

    James merasa dia tidak mungkin akan bisa melawan rekan bisnisnya itu, karena James tahu kekuatan mereka. Di dalam bisnis saja, mereka bisa bertindak sangat kejam, apalagi untuk urusan anak mereka yang melakukan hal yang memalukan.Rima membekap mu;lutnya, saat melihat dengan yakin siapa yang ada di poto itu. Kemudian dia berseru, "Me--mereka yang melakukan hal b*adab?"Pandangan James beralih pada istrinya yang berteriak, mengenali para tersangka. Lelaki bermanik coklat itu tidak menyangka, jika Rima mengetahui tentang mereka. James yakin, jika pergaulan Rima tidak seperti apa yang dia tahu selama ini."Dari mana kamu mengenal mereka?" selidik James, yang menampakan kecemburuannya."Ini adalah murid yang les private padaku tiga tahun yang lalu, dan yang ini adalah teman Sherly yang ikutan les, hanya Jadwalnya berbeda dengan Sherly," terang Rima, dengan suara bergetar.James diam, dia kembali memperhatikan poto orang yang ada di dalam map yang dia pegang. Kemudian melihat ke arah Satri

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • Pembalasan Ibu Tiri   Cemburu

    Seketika, perut Rima keram dan mengeras, membuat wanita berparas ayu itu meringis kesakitan. Darah pun kembali merembes dari pangkal pahanya, membuatnya makin meringis. James yang mendengar rintihan istrinya mendekat, dan tanpa sengaja dia memegang darah yang terus mengalir. Kepanikana terjadi, dan dia bingung harus bagaimana, apalagi Rima enggan dia sentuh. Satria yang sedang bertugas hanya bisa menghela napas panjang, tidak menyangka akan melihat drama rumah tangga yang tidak dia harapkian. Akan tetapi, hatinya langsung tergerak untuk memanggilkan dokter, karena wanita yang dikenalnya kesakitan. Dokterpun datang dan segera memeriksa Rima, yang masih terus meringis. "Bu Rima, sebaiknya ibu istirahat dulu,"pinta dokter, pada Rima. "Pak, jangan bebani pikirannya, ya, istri bapak butuh istirahat total!" lanjut dokter pada James. James menyelimuti Rima, dan mengantarkan dokter ke luar ruangan, menemui Satria yang menunggu di luar, saat Rima sedang diperiksa. Mereka berbicara sejenak

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27
  • Pembalasan Ibu Tiri   Sherly Siuman

    James benar-benar takut, jika keluarganya akan berakhir di jalanan. Harta yang dia miliki tidak sebanding dengan harta milik orang tua para tersangk*. James berpikir, saat dirinya hancur, maka dia tidak akan bisa bangkit lagi. Pastinya keluarga mereka akan terus mengintimidasi dirinya dan keluarga besarnya. James belum bisa menjelaskan apa yang ada dipikirannya pada sang istri. Saat James melamun, suara pintu di ketuk dan seorang suster masuk ke dalam. Suster tersebut mendekati James, yang sedang diam terpaku. "Permisi, Pak. Bapak dibutuhkan di kamar Sherly, saat ini, anak bapak sudah siuman dan mencari-cari bapak!" ujar suster yang membuat lamunan James buyar. Pandangan James beralih pada suster, dia terlalu fokus pada istrinya dan sang anak yang sedang terbaring lemah dan mereka berbeda berada di kamar berbeda. *** James bergegas menuju kamar sang putri, untuk melihat perkembangannya saat ini. Sebelum pergi, James menyempatkan diri untuk berbisik pada sang istri, meskipun Rima t

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-01
  • Pembalasan Ibu Tiri   Rasa Gelisah

    Ada beban yang tersirat dari gerak-geriknya, Bu halimah mengajak besannya untuk duduk, tapi dia menyempatkan memberikan kecupan di kening Rima."Ada apa, Bu?" tanya Bu Halimah ragu.Bu Rina menatap besannya dengan tatapan penuh kesedihan, kemudian bibirnya bergetar. Lalu, seketika Bu Rina memeluk erat besannya, menumpahkan rasa yang masih menyesakkan dadanya. "Ada apa, Bu?" tanya Bu Halimah ulang."Aku merasa, apa yang di bicarakan oleh suster-suster tadi, mengenai Sherly," terang Bu Rina dengan terisak.Bu Halimah kini yang memeluk Bu Rina dengan erat dan menepuk punggungnya pelan, menyalurkan perasaan yang menenangkan. Mereka berdua saling memberikan dukungan disaat seperti ini. Mereka berdua belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, hati mereka sedang harap-harap cemas."I--ibu," sapa Rima.Bu Halimah melepaskan pelukannya dari sang besan, dan melihat ke arah anaknya. Bu Halimah langsung berdiri, ketika melihat Rima berusaha untuk bangun dan duduk."E--eeh! jangan duduk dulu,

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-01
  • Pembalasan Ibu Tiri   Kenyataan Pahit

    Rima menunduk dan mencoba meraih tangan sang mertua, mengatakan maaf berkali-kali. Rima merasa gagal menjadi seorang ibu sambung bagi Sherly dan Dion, juga untuk anaknya yang belum lahir."Semua sudah terjadi," balas Bu Rina dengan isakan tersisa, kemudian dia mencoba berdiri. Bu Rina sadar, saat ini bukan waktunya untuk terpuruk. Rima pun salah satu korban dari keadaan yang runyam saat ini."Tidak ada yang salah diantara kita, tapi untuk perbuatan bejat itu, mereka harus dihukum yang setimpal!" tegas Bu Rina denga suara berapi-api.Rima tidak berani membantah atau mendukung apa yang diucapkan oleh mertuanya, dia mengingat suaminya yang tiba-tiba melemah saat melihat poto para penjahat. Meski Rima sudah menolak keputusan James, tapi dia juga tidak bisa memaksa, karena takut makin melukai Sherly. Tidak ada yang tahu isi hati Rima saat ini, dia sedang menyusun rencana yang akan membuat para penjahat ingin memilih mat*i dari pada hidup tidak berguna."Ibu ingin membicarakan ini dengan J

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-01
  • Pembalasan Ibu Tiri   Mantan Calon Mantu

    Akhirnya, Bu Halimah mengangguk, mengiyakan pinta anak perempuan satu-sataunya. Pandangan Bu Halimah beralih pada sang besan, meminta persetujuan tanpa kata.Seolah-olah mengerti apa yang diinginkan oleh besannya, Bu Rina menyarankan untuk datang ke dokter. Meminta ijin untuk di satukan dengan Sherly di kamar yang sama. "Hmm, ada benarnya juga apa yang diinginkan oleh Rima, disaat seperti inilah kita harus saling berpegangan tangan dan bersama," imbuh Bu Rina.Tanpa menunggu, Bu Halimah menelepon james, memberitahu apa yang sedang terjadi. Mendengar hal itu, James menyambutnya dengan sangat senang. Setelah selesai memberitahu menantunya, Bu Halimah mengajukan diri untuk menemui dokter dan disetujui oleh Bu Rina dan Rima, karena keadaan mereka berdua yang tidak baik-baik saja.Mata Bu Halimah membulat, ketika membuka pintu dan ada seorang laki-laki yang berdiri tegap di sana. Lelaki yang memiliki badan tegap dan tinggi, dan tatapan yang sendu."Assalamualaikum, Bu," sapa laki-laki itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-02
  • Pembalasan Ibu Tiri   Tatapan Cinta yang Membuat Tidak Nyaman

    Tanpa berbasa-basi lagi, Bu Halimah melewati Satria, untuk menuju ruangan dokter. Agar anaknya bisa melihat cucu tirinya dan berharap hubungan mereka makin mendekat. "Dasar! lelaki yang tidak punya tanggung jawab!" oceh Bu Halimah dan masih bisa di dengar oleh Satria. Satria hanya bisa mengulum senyum di bibirnya yang tipis, menutupi hatinya yang teriris. Dikarenakan harus kehilangan cinta pertamanya yang ingin dia nikahi, saat dia kembali ke kota kelahirannya. Pertama kali dia melihat wajah Rima, yang menjadi orang tua korban, Satria langsung lemas, dan meminta bawahannya yang mengurus kasus. Rima yang melihat Satria hanya menghembuskan napas berat yang tidak terlalu kentara, kemudian menanyakan ada keperluan apa lagi dan Satria hanya mengatakan, jika dia hanya ingin memastikan keadaan Rima saat ini, karena dia mengira James meninggalkannya sendirian. Lalu, Satria pergi setelah mengucapkan salam. "Itu polisi yang menangani kasus Sherly?" tanya Bu Rina dan Rima mengangguk. "Ibu mau

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-02

Bab terbaru

  • Pembalasan Ibu Tiri   Saham3

    Rima melukai sedikit peni*s Dito, membuat remaja itu meringis kesakitan. "Baru tergores! Belum terpotong!" ancam RIma dan Dito hanya mengangguk. Rima kembali pergi, dengan membawa serta belati yang melukai Dito, sedangkan Dito memaki wanita yang tengah menyanderanya dengan kata-kata kasar. Remaja itu tidak menyangka, jika Rima bisa berbuat sejauh ini. Bahkan dirinya menjadi ciut berhadapan dengan ibu tiri dari remaja yang dia lece*hkan. "Brengsek!" teriaknya. Rima hanya tersenyum mendengar makian dari Dito, kemudian dia berjalan dengan cepat untuk keluar dari persembunyian. Kemudian dia membuka CCTV yang terhubung dengan laptopnya, menghidupkannya kembali dengan posisi semula, meski sedikit dimodifikasi. "Bu, sudah benarkan saya keluar dari sana?" tanya Bik Irah yang masih memegang alat pel. "Sempurna, Bik. Sekarang bibik masak aja, untuk sarapan kita," pinta Rima. "Besok saja membersihkannya, sehari enggak dibersihkan, enggak masalah." Rima menjawab sebelum Bik Irah bertanya, da

  • Pembalasan Ibu Tiri   Saham2

    Pagi-pagi sekali, Rima keluar dari rumah. Menuju ke supermarket terdekat, mengambil beberapa cemilan, roti dan juga susu. Kemudian menuju kasir, untuk membayar semua yan sudah dibeli olehnya."Makasih, ya, Mbak!" ujarnya setelah sang kasir memasukkan semua belanjaan ke dalam kantong yang dibawa oleh Rima."Sudah semua, ya, bersama titipannya," balas sang kasir dengan lirih di ujung kata-katanya.Rima keluar dengan membawa kantong yang berisi penuh dengan semua aneka camilan, dan dia taahu, jika ada sepasang mata yang memperhatikannya dengan sangattajam, sembari berpura-pura memgang minuman."Kalian masih mengintaiku?" gumam Rima kesal.Ponsel Rima berbunyi, dan wanita itu langsung menerima panggilan dari ternyata dari Satria. Mantan kekasihnya itu menanyakan, apakah dirinya aman setelah menerima bingkisan darinya ataau tidak. Rima membaritahu Satria, jika dirinya aman dan sudah sampai di rumah.Semalam, Rima menanyakan tentang efek samping dari penggunaan obat itu pada Satria. Bagaima

  • Pembalasan Ibu Tiri   Saham

    "Bukan begitu, sayang. Aku_"Rima langsung memotong ucapan James dengan cepat."Sudahlah, Mas. Yang penting aku selalu jaga hati dan tubuhku hanya untuk kamu,"Rima langsung mengakhiri panggilan, dan meletakan ponselnya di atas meja. Mendengkus kesal, karena merasa tidak dihargai oleh suaminya sendiri."Bibik aja yang angkat!" ucap Rima malas. "Bilang saja, aku sedang tidak mau diganggu!" Rima menambahkan sedikit permintaan.Bik Irah mengangguk dan segera menerima panggilan dari James untuk kedua kalinya. Seperti dugaan Rima, Bik Irah bisa diandalkan. Rima meyakini, jika suaminya itu bertanya banyak hal pada Bik Irah. Terbukti jawaban dari wanita tua di sampingnya itu, yang kadang tersenyum dan terkadang terlihat khawatir."Siap, Pak!"Di akhir panggilannya, dan Bik Irah meletakkan ponsel Rima kembali di tempatnya semula."Apa aja yang ditanya Mas James, Bik?" Rima bertanya seperti menyelidik."Pak James hanya khawatir pada ibu, dan menanyakan apa ibu pernah pergi dalam waktu yang lam

  • Pembalasan Ibu Tiri   Hampir saja2

    Rima terlihat marah pada Satria, yang menyangkal tentang keterlibatan Sandi dalam kasus anak sambungnya. "Aku mendengar sendiri, jika dia menggauli Sherly dan mengatakan hal tidak senonoh padaku!" bantah Rima. "Tidak, yang aku tahu, dia tidak ikut dalam pencab*lan itu!" Satria masih kukuh pada ucapannya. "Dan kamu sudah tahu siapa saja yang melakukan hal bejad itu, kan?" tanya Satria kemudian. "Pergila, aku hanya meyakini apa yang memang terjadi dan kuketahui!" Rima pun tidak merubah keputusannya. "Jangan gegabah, nanti kamu salah sasaran!" ketus Satria. Lelaki itu, lalu berpamitan dan meninggalkan Rima yang masih yakin dengan apa yang akan direncanakannya. Sedangkan Satria menghela napas panjang, terlalu sulit untuk membuktikannya sekarang. Rima duduk di kursinya dan kembali menyesap teh lemon buatannya, Menatap jauh ke depan dengan pandangan kosong. "Bu, saya melihat diary milik non Sherly," bisik Bik Irah. Perhatian Rima teralihkan, meminta Bik Irah untuk mengambilnya. Wanit

  • Pembalasan Ibu Tiri   Hampir saja

    Ayah Dito langsung memperintahkan anak buahnya untuk mengeledah seisi rumah dan melihat CCTV yang terpasang di rumah Rima. Sedangkan Rima dan Bik Irah duduk dengan santai di meja makan, bahkan Rima menyedu teh lemon hangat dan menyesapnya perlahan. Setengah jam mereka mencari dan berputar-putar dengan sangat teliti, tapi tidak menemukan apa yang mereka cari, dengan kesal ayah Dito mendekati Rima. Mengacungkan senjata dan mengancam wanita yang pura-pura lemah itu. "Cepat, katakan di mana anakku?" tanyanya dengan menekan ujung pist*lnya di pelipis Rima. Satria yang melihat itu tentu saja sangat geram, tapi tidak bisa berbuat apa-apa untuk saat ini, karena baju yang sedang dia kenakan. "Saya sudah mengijinkan bapak untuk mencari anak bapak di sini, dan apakah saya mengijinkan bapak untuk mengancam saya?" tanya Rima yang makin membuat emosi lelaki di depannya memuncak. "Kamu tidak tau siapa saya?" tanyanya dengan membentak Rima, dan matanya melotot sempurna. Sehingga memperlihatkan am

  • Pembalasan Ibu Tiri   Target Selanjutnya

    Rima langsung mengakhiri panggilan dan menatap remaja yang mulai sadar akan keberadaannya yang menyedihkan."Tante, Lepasin aku!" teriak Dito dan hanya ditangapi dengan senyum hina dari Rima.Dito terus memaki, ingin rasanya Rima membalasnya. Akan tetapi disadarkan oleh Bik Irah yang menanyakan tentang makanan yang dia bawa tadi.Rima berjalan ke meja, lalu mendekati Dito yang masih terus menhardiknya. Tatapan Rima, sebenarnya membuat nyali Dito sedikti ciut, tapi dia tidak mau kalah dari wanita yang dia anggap tidak ada apanya."Kamu butuh asupan untuk terus menghardikku, jika tidak kamu akan kelapan dan tidak ada yang bisa menolongmu. Bahkan harta orang tuamu yang sangat banyak itu! Ingat, kamu belum membuatku merasakan kenikmatan yang kamu tawarkan," ujar Rima dengan nada penuh penekanan.Dito diam, setelah mendengar penuturan Rima, mungkin dia berpikir, benar apa yang dikatakan Rima. Dirinya tidak akan bisa keluar dengan selamat, jika dirinya tidak memiliki tenaga.Rima meminta Bi

  • Pembalasan Ibu Tiri   Tebusan

    Rima meletakkan dompet Dito, dan menguyur tubuhnya berkali-kali. Sebenarnya dia tidak ingin melakukan hal yang menjijikkan, akan tetapi tuntutan dari pembalasan dendamnya, mengharuskan dirinya melakukan hal yang bertentangan dengan nuraninya.Sejenak Rima berpikir, dan satu ide muncul dalam benaknya dan ingin segera dia laksakan."Wooow, kamu cantik sekali," puji Dito, setelah Rima keluar dari kamar mandi.Rima tidak menyangka, remaja yang seusia Sherly sudah sangat mendewakan S*x. Seharusnya dia dan Sherly bisa menikmati masa-masa remaja yang menyenangkan."Tante, bisa ambilkan obat di saku depanku?" pinta Dito, yang masih tetap terikat dengan tubuh gemetaran.Dengan santai, Rima mengambil celana Dito yang tadi dia lepaskan dan dilempar jauh. kemudian mengambil sebuah plastik klip berukuran 7 x 10cm di dalam sakunya. Ketika melihatnya, Rima tau, obat apa yang dimaksud oleh Dito.Semua yang direncanakan Rima, berbeda dengan kenyataannya, tapi cukup membuat dirinya bersemangat. Dengan

  • Pembalasan Ibu Tiri   Bik Irah

    Dengan susah payah, Rima dan pembantunya--Bik Irah, memindahkan Dito ke ruang rahasia yang ditemukan oleh Rima beberapa waktu lalu. "Bik, sebaiknya bibik pulang kampung saja. Jika terjadi sesuatu, bibik tidak akan terkena imbasnya," ujar Rima dengan menggenggam kedua tangan renta milik Bik Irah. "Sherly sudah seperti cucu bibik, dari dia lahir, besar, ditinggalkan ibunya, dan sekarang tertimpa kesialan gegara lelaki seperti ini, Bibik enggak akan biarkan mereka hidup dengan tenang." Dengan semangat dia menolak permintaan Rima. Rima menghembuskan napas kasar, dia tidak ingin orang lain mendapatkan masalah karena perbuatannya, tapi dirinya pun tidak bisa menjalankan sesuatunya seorang diri. "Kalau saja waktu itu bibik tidak melihat kemaluan yang ibu mut*lasi, maka bibik tidak akan pernah bisa membalaskan rasa sakit melihat orang yang disayang terluka!" tambah Bik Irah. Ya, waktu itu Rima pulang bersama Sherly dengan keadaan yang tidak pernah dia pikirkan. Rima terlihat tegar, setela

  • Pembalasan Ibu Tiri   Memindahkan Dito

    "Saat Mas James sudah mengucapkan ijab qobul, maka tanggung jawabku pun bertambah, termasuk membalas perlakuan mereka pada orang yang menyakiti anak-anak!" ujar Rima."Aku akan menungu kamu untuk di sisiku. Aku tidak rela kamu harus berkorban begitu banyak!" ujar Satria yang dibalas dengan senyuman sinis dari Rima.Satria tahu, Rima tidak akan mudah berpaling setelah menentukan apa yang dia mau. Jika pun berpaling, maka dia akan mempertimbangkan segala sesuatunya dengan sangat teliti. Seperti saat Rima menerima James dan menghilangkan kenangannya dengan Satria. lelaki bertubuh tegap itu hanya bisa mnegela napas, karena terlambat datang memenuhi janjinya. Saat ini, dia hanya ingin dekat dengan wanita yang dia jadikan belahan jiwa sejak dia berjanji pada Bu Halimah dulu.Rima sudah memastikan ikatan yang dibuatnya cukup kuat dan tidak mudah lepas, dia menatap remaja yang sangaqt angkuh diusianya saat ini. Tentu semuanya karena ajaran yang diberikan oleh kedua orang tuanya, dan juga cont

DMCA.com Protection Status