Chapter: Saham3Rima melukai sedikit peni*s Dito, membuat remaja itu meringis kesakitan. "Baru tergores! Belum terpotong!" ancam RIma dan Dito hanya mengangguk. Rima kembali pergi, dengan membawa serta belati yang melukai Dito, sedangkan Dito memaki wanita yang tengah menyanderanya dengan kata-kata kasar. Remaja itu tidak menyangka, jika Rima bisa berbuat sejauh ini. Bahkan dirinya menjadi ciut berhadapan dengan ibu tiri dari remaja yang dia lece*hkan. "Brengsek!" teriaknya. Rima hanya tersenyum mendengar makian dari Dito, kemudian dia berjalan dengan cepat untuk keluar dari persembunyian. Kemudian dia membuka CCTV yang terhubung dengan laptopnya, menghidupkannya kembali dengan posisi semula, meski sedikit dimodifikasi. "Bu, sudah benarkan saya keluar dari sana?" tanya Bik Irah yang masih memegang alat pel. "Sempurna, Bik. Sekarang bibik masak aja, untuk sarapan kita," pinta Rima. "Besok saja membersihkannya, sehari enggak dibersihkan, enggak masalah." Rima menjawab sebelum Bik Irah bertanya, da
Last Updated: 2022-10-08
Chapter: Saham2Pagi-pagi sekali, Rima keluar dari rumah. Menuju ke supermarket terdekat, mengambil beberapa cemilan, roti dan juga susu. Kemudian menuju kasir, untuk membayar semua yan sudah dibeli olehnya."Makasih, ya, Mbak!" ujarnya setelah sang kasir memasukkan semua belanjaan ke dalam kantong yang dibawa oleh Rima."Sudah semua, ya, bersama titipannya," balas sang kasir dengan lirih di ujung kata-katanya.Rima keluar dengan membawa kantong yang berisi penuh dengan semua aneka camilan, dan dia taahu, jika ada sepasang mata yang memperhatikannya dengan sangattajam, sembari berpura-pura memgang minuman."Kalian masih mengintaiku?" gumam Rima kesal.Ponsel Rima berbunyi, dan wanita itu langsung menerima panggilan dari ternyata dari Satria. Mantan kekasihnya itu menanyakan, apakah dirinya aman setelah menerima bingkisan darinya ataau tidak. Rima membaritahu Satria, jika dirinya aman dan sudah sampai di rumah.Semalam, Rima menanyakan tentang efek samping dari penggunaan obat itu pada Satria. Bagaima
Last Updated: 2022-10-07
Chapter: Saham"Bukan begitu, sayang. Aku_"Rima langsung memotong ucapan James dengan cepat."Sudahlah, Mas. Yang penting aku selalu jaga hati dan tubuhku hanya untuk kamu,"Rima langsung mengakhiri panggilan, dan meletakan ponselnya di atas meja. Mendengkus kesal, karena merasa tidak dihargai oleh suaminya sendiri."Bibik aja yang angkat!" ucap Rima malas. "Bilang saja, aku sedang tidak mau diganggu!" Rima menambahkan sedikit permintaan.Bik Irah mengangguk dan segera menerima panggilan dari James untuk kedua kalinya. Seperti dugaan Rima, Bik Irah bisa diandalkan. Rima meyakini, jika suaminya itu bertanya banyak hal pada Bik Irah. Terbukti jawaban dari wanita tua di sampingnya itu, yang kadang tersenyum dan terkadang terlihat khawatir."Siap, Pak!"Di akhir panggilannya, dan Bik Irah meletakkan ponsel Rima kembali di tempatnya semula."Apa aja yang ditanya Mas James, Bik?" Rima bertanya seperti menyelidik."Pak James hanya khawatir pada ibu, dan menanyakan apa ibu pernah pergi dalam waktu yang lam
Last Updated: 2022-10-05
Chapter: Hampir saja2Rima terlihat marah pada Satria, yang menyangkal tentang keterlibatan Sandi dalam kasus anak sambungnya. "Aku mendengar sendiri, jika dia menggauli Sherly dan mengatakan hal tidak senonoh padaku!" bantah Rima. "Tidak, yang aku tahu, dia tidak ikut dalam pencab*lan itu!" Satria masih kukuh pada ucapannya. "Dan kamu sudah tahu siapa saja yang melakukan hal bejad itu, kan?" tanya Satria kemudian. "Pergila, aku hanya meyakini apa yang memang terjadi dan kuketahui!" Rima pun tidak merubah keputusannya. "Jangan gegabah, nanti kamu salah sasaran!" ketus Satria. Lelaki itu, lalu berpamitan dan meninggalkan Rima yang masih yakin dengan apa yang akan direncanakannya. Sedangkan Satria menghela napas panjang, terlalu sulit untuk membuktikannya sekarang. Rima duduk di kursinya dan kembali menyesap teh lemon buatannya, Menatap jauh ke depan dengan pandangan kosong. "Bu, saya melihat diary milik non Sherly," bisik Bik Irah. Perhatian Rima teralihkan, meminta Bik Irah untuk mengambilnya. Wanit
Last Updated: 2022-09-16
Chapter: Hampir sajaAyah Dito langsung memperintahkan anak buahnya untuk mengeledah seisi rumah dan melihat CCTV yang terpasang di rumah Rima. Sedangkan Rima dan Bik Irah duduk dengan santai di meja makan, bahkan Rima menyedu teh lemon hangat dan menyesapnya perlahan. Setengah jam mereka mencari dan berputar-putar dengan sangat teliti, tapi tidak menemukan apa yang mereka cari, dengan kesal ayah Dito mendekati Rima. Mengacungkan senjata dan mengancam wanita yang pura-pura lemah itu. "Cepat, katakan di mana anakku?" tanyanya dengan menekan ujung pist*lnya di pelipis Rima. Satria yang melihat itu tentu saja sangat geram, tapi tidak bisa berbuat apa-apa untuk saat ini, karena baju yang sedang dia kenakan. "Saya sudah mengijinkan bapak untuk mencari anak bapak di sini, dan apakah saya mengijinkan bapak untuk mengancam saya?" tanya Rima yang makin membuat emosi lelaki di depannya memuncak. "Kamu tidak tau siapa saya?" tanyanya dengan membentak Rima, dan matanya melotot sempurna. Sehingga memperlihatkan am
Last Updated: 2022-09-16
Chapter: Target SelanjutnyaRima langsung mengakhiri panggilan dan menatap remaja yang mulai sadar akan keberadaannya yang menyedihkan."Tante, Lepasin aku!" teriak Dito dan hanya ditangapi dengan senyum hina dari Rima.Dito terus memaki, ingin rasanya Rima membalasnya. Akan tetapi disadarkan oleh Bik Irah yang menanyakan tentang makanan yang dia bawa tadi.Rima berjalan ke meja, lalu mendekati Dito yang masih terus menhardiknya. Tatapan Rima, sebenarnya membuat nyali Dito sedikti ciut, tapi dia tidak mau kalah dari wanita yang dia anggap tidak ada apanya."Kamu butuh asupan untuk terus menghardikku, jika tidak kamu akan kelapan dan tidak ada yang bisa menolongmu. Bahkan harta orang tuamu yang sangat banyak itu! Ingat, kamu belum membuatku merasakan kenikmatan yang kamu tawarkan," ujar Rima dengan nada penuh penekanan.Dito diam, setelah mendengar penuturan Rima, mungkin dia berpikir, benar apa yang dikatakan Rima. Dirinya tidak akan bisa keluar dengan selamat, jika dirinya tidak memiliki tenaga.Rima meminta Bi
Last Updated: 2022-09-15
Chapter: Tidak percayaEiwa meminta si kembar untuk membuka ikatan di tangan dan kakainya dan meyakinkan dua gadis itu, jika dirinya tidak akan pergi dan menepati janjinya.Setelah saling melirik, untuk meyakinkan diri. Davina membuka ikatan yang ada pada tubuh Eiwa. Namun, untuk berjaga-jaga, gadis manis itu, tetap mengikat tangan Eiwa dan membuat lelaki itu berdecak kesal."Sudah kubilang! Aku tidak akan pergi atau pun kabur, sebelum memberitau kalian!" Nada bicara Eiwa nampak sekali kekesalan, tapi tidak membuat dua gadis itu mengubah keputusannya."Lebih aman dan nyaman!" seru Davida.Kembali, Eiwa berdecak dan akhirnya menhela napas beratnya. Mungkin saja tindakkan dua gadis ini demi menyelamatkan harga diri seorang wanita yang mereka sukai sejak pertama melihatnya. Sama halnya dengan dirinya, yang sempat terpana pada keluguan dan juga kejutekan Ivana."Ya, sudah!" Eiwa mengalah dan memenarkan posisi duduknya agar lebi nyaman. "Carlos hanya akan bersama Ivana selama dua tahun saja, dan setelah proram b
Last Updated: 2023-03-26
Chapter: PasrahCukup lama Eiwa tertidur akibat obat yang diberikan oleh si kembar dalam minuman yang diberikan padanya, membuat si kembar merasa bosan. Beberapa kali mereka memainkan game, dan juga menonton banyak judul drama drakor, tapi tetap saja Eiwa masih pulas. "Apa harus kita siram saja?!" tanya Davida yang sudah sangat kesal dan juga bosan. "Jangan, kasurnya jadi basah dong!" larang Davina. "Dosis yang aku berikan sangat sedikit, loh! Kenapa bisa sampai berjam-jam efeknya?" keluh Davida, dengan menopang dagunya. Matanya menatap sayu ke arah Eiwa yang terbaring. "Lebih baik kita tinggal saja dulu, nanti kita kena omel kanjeng mami!" saran Davina. Davida menganggukkan kepalanya, mengiyakan ucapan kembarannya. Jika suda marah, mamanya itu sangat menakutkan. Seperti reog ponorogo, itulah yang didefinisikan oleh keduanya untuk sang mama. Namun, baru saja mereka akan meninggalkan kamar, suara bas Eiwa menahan langkah kaki mereka. Tentu saja, senyum manis tersunging lebar di wajah keduanya. Me
Last Updated: 2023-03-20
Chapter: Menculik EiwaIvana melihat ke arah kembar dan memberikan senyuman manisnya pada dua gadis yang mulai mengisi hari-harinya, mungkin tanpa mereka berdua, Ivana akan benar-benar terpuruk. Meskipun dia berusaha untuk tegar, kenyataannya, dia tidak sekuat yang terliat oleh orang sekitar. "Aku pergi dulu," ujar Ivana dengan lirih. Kembar D membalas senyum Ivana, dan pandangan mereka terus tertuju pada wanita yang sudah resmi menjadi kakak ipar mereka. Raut wajah mereka berubah sendu, saat pintu kamar tertutup. Memikirkan cara, agar kakak mereka --Carlos bisa merubah sikapnya yang angkuh menjadi bucin pada Ivana dan mereka butuh tenaga dan kerjasama yang ekstra. "Aku tetap pada pendirianku, untuk menculik Kak Eiwa yang sama menyebalkannya dengan Kak Carlos!!" ujar Davina dengan nada kesal yang sangat kentara. "Biar Kak Eiwa tidak sembarangan mengikuti perintah Kak Carlos!" tambah Davida, yang juga merasakan kekesalan saudari kembarnya. Davina memberikan dua jempol di depan wajah Davida, kemudian mere
Last Updated: 2023-03-19
Chapter: Akses pembatalan bulan madu"Ayo!" ajak Davina, menarik tangan kembarannya. Mereka menuju ke kamar, untuk melanjutkan pembicaraan mereka yang tertunda, karena sedang menguping pembicaraan kakaknya dan sang asisten. Takut rencana mereka bocor, membuat mereka berhati-hati dalam bersikap dan berkata untuk menentukan rencana apa yang akan di jalankan selanjutnya. "Kita susun rencananya sekarang saja, ya. Kita buat beberapa option, agar ada rencana cadangan ke depannya, jika rencana sebelumnya gagal!" ujar Davida, dengan mengambil alat tulis. Dengan teliti, dua kembar itu beradu pikiran, membuat rencana yang terbaik menurut mereka. Tentu tidak ada yang membantu mereka, hanya cukup mendapatkan dukungan orang tuanya dan juga Tante Arleta yang akan dengan senang hati membantu apapun yang mereka butuhkan. Di ruangan lain, Carlos sedang memandangi wajah istri pertamanya yang terbingkai indah di dinding berwarna cream, wanita itu pergi meninggalkan Carlos di saat cinta dalam hatinya sedang bersemi sangat indah, bahkan
Last Updated: 2023-03-17
Chapter: Ingin mencekikCarlos dan Eiwa masih asik membahas tentang proses bayi tabung, tanpa disadari oleh keduanya ada dua pasang telinga sedang mendengarkan rencana kepergian Carlos, berkedok bulan madu. "Brengsek," gumam salah satu orang yang sedang menguping. "Huust! Jangan bicara, atau mereka akan mendengar dan kita tidak bisa mengagalkan ide gila lelaki tidak punya otak itu!" geram yang lainnya. "Kakakmu itu!" sindir Davina. "Kamu!" sahut Davida sengit. Keduanya kemudian terkekeh geli, karena mereka berdua kembar dan Carlos adalah kakak mereka berdua. Meski geram, kembar D tidak bisa berbuat apa-apa untuk saat ini. Agar bisa melawan kakaknya, mereka harus mempunyai strategi yang mumpuni. Memberitahu orang tua mereka memang cara terbaik, tapi lebih baik mereka maju terlebih dulu, jika mereka tidak sanggup, maka mereka akan melambaikan tangan dan meminta pertolongan pada orang tuanya. "Padahal meminta pertolongan mama dan papa, semua akan beres," ujar Davina lirih. "tapi enggak ada seninya!" seruny
Last Updated: 2023-03-16
Chapter: Tiket bulan madu"Apa yang kamu katakan?!" hardik Ranti kesal, dan tangannya makin kuat menarik telinga anaknya yang sudah sangat keterlaluan, menurutnya.Carlos hanya bisa mengaduh, dan memijat telinga yang tadi di tarik oleh Ranti--ibunya dan rasa kesal itu kembali hadir. Carlos berpikir, karena Ivana-lah dirinya ditindas oleh keluarga yang selama ini tidak ada yang berani masuk ke ranah pribadinya. Ingin rasanya dia menguliti Ivana dan menelannya hidup-hidup, tidak pernah menyangka akan menjadi seperti ini. Keputusannya bertolak belakang dengan semua rencana yang dia susun dengan baik."Rasakan! Semua ini karma untukmu, Kak!" bisik Davina.Carlos langsung mendelik, kesal dengan ucapan adiknya. Namun, dalam sudut hatinya terdalam memikirkan apa yang tadi dibisikkan ke telinganya. Apa benar ini karma, bukankah dia mengganti rugi sesuai dengan nominal yang diminta oleh mereka yang pernah dekat dengannya. Lalu, salahnya dimana?Selesai sarapan, Ivana kembali ke kamar dan membereskannya dengan perlahan
Last Updated: 2023-03-10