"Benar-benar nggak tahu malu!""Mengibuli pasien dengan mengatakan bahan-bahan obat nggak berguna sebagai obat berharga. Benar-benar nggak punya etika kedokteran!""Benar! Eh, jangan-jangan obat itu sama dengan yang biasa kita minum!"Dua pasien lain menyindir dan cara mereka memandang Billy bahkan menjadi lebih menghina. Pada saat yang bersamaan, mereka diam-diam khawatir telah ditipu oleh beberapa dokter yang tak beretika!"Emily, sudahlah. Billy sudah banyak membantu kita belakangan ini. Dia juga berniat baik. Masalah ini sudahi saja, ya! Ada lagi, aku sudah sehat sekarang, nggak perlu terus dirawat di rumah sakit. Bantu Edo berkemas supaya bisa pulang lebih awal," ucap Elisa.Elisa bersikap netral. Mengingat hubungan antar tetangga yang terjalin selama bertahun-tahun, dia tidak ingin memperumit masalah ini."Keluar dari rumah sakit? Mana boleh? Bibi Elisa, kamu masih berutang lebih dari 100 juta untuk rawat inap dan biaya pengobatan. Kalian nggak boleh pergi sebelum bayar lunas!" B
"Benar!""Dulu, aku pernah ketemu orang yang nggak tahu malu, tapi nggak pernah ketemu orang yang lebih nggak tahu malu seperti ini!""Nona Emily sangat cantik, sedangkan dia? Apa dia nggak melihat penampilannya sendiri seperti apa? Mana pantas bersanding dengan Nona Emily?""Kepercayaan dirinya entah datang dari mana!"Dua pasien lain yang berada di bangsal juga menyaksikan kehebohan ini. Billy yang tak tahu malu itu telah membuat mereka terhibur sehingga satu per satu dari mereka membela Emily.Billy langsung marah. Dia berkata, "Bibi Elisa, aku sudah menyebutkan persyaratannya. Kalau kalian nggak setuju, cepat bayar biaya pengobatan yang lebih dari seratus juta itu. Kalau nggak, aku akan melapor polisi! Jangan salahkan aku kalau polisi sampai menangkap kalian karena penipuan!"Elisa dan kedua anaknya tidak dapat berkata-kata. Jangankan 100 juta, uang 10 juta saja tidak punya. Dalam sekejap, ketiga orang itu langsung putus asa dan tidak tahu harus berbuat apa. Di mana mereka bisa men
Elisa dan kedua anaknya tampak berlinangan air mata. Ketiganya saling memandang karena tidak mengerti Owen sedang memainkan trik apa."Dasar sombong! Hanya berapa ratus juta saja. Kamu pikir aku nggak bisa mengeluarkan uangnya?" kata Owen sambil menatap Billy dengan dingin. Pak Jerremy yang telah memberikan kartu bank ini kepadanya dan di dalamnya ada 20 miliar. Selain itu, Owen juga tidak pernah berpikir Pak Jerremy akan menipu dirinya."Masih berlagak! Bukannya ini sudah sangat jelas? Cepat pergi dari sini dan bawa juga kartu keanggotaan tempat cukur rambutmu!" ejek Billy sambil menunjukkan ekspresi penuh penghinaan. Dia mengambil kartu itu dan hendak melemparkannya ke wajah Owen.Melihat ini, Hardi buru-buru menghentikan Billy dengan berseru, "Tunggu sebentar!"Setelah itu, dia segera mengambil kartu itu dan melihatnya dengan cermat. Pada akhirnya, Hari menjadi sangat terkejut. Dia yang berpengetahuan luas itu segera tahu bahwa ini adalah kartu tertinggi yang diterbitkan oleh Bank J
"Aku nggak melakukannya. Pak Hardi, dengarkan penjelasanku. Obat yang aku jual ke pasien pasti bermanfaat dan nggak berbahaya."Billy panik. Dia ingin menjelaskan, tetapi Owen yang memiliki identitas terhormat itu ada di sini. Tidak mungkin Billy memfitnah Owen sebagai orang kecil. Selain itu, penjelasan apa pun yang Billy berikan tetap akan sia-sia saja!Hardi menggebrak meja dan memarahi, "Aku nggak mau mendengar dalihmu! Billy, mulai sekarang, kamu dipecat! Segera berkemas dan tinggalkan tempat ini!""Jangan! Pak Hardi, tolong beri aku kesempatan sekali lagi," pinta Billy. Dia pun bergegas berlutut dan meraih kaki Hardi dan terus memohon."Pergilah!” seru Hardi.Dia yang tidak ingin melihat Billy lagi segera melambaikan tangan kepada beberapa petugas keamanan dan memerintah, "Cepat bawa dia keluar!"Beberapa petugas keamanan segera menangkap Billy dengan kejam, lalu menyeretnya keluar seolah-olah dia adalah penjahat."Bagus!""Bagus sekali!""Orang yang nggak punya etika kedokteran
Vila Bagya.Saat Owen kembali ke rumah, Bibi Tanti sedang memasak makan malam di dapur."Bibi Tanti, di mana Theresa? Kenapa aku nggak lihat dia?" tanya Owen dengan keheranan."Oh, Nona Theresa sedang lembur di kantor, belum pulang sampai sekarang. Tapi, Nona seharusnya akan pulang sebentar lagi," ujar Bibi Tanti sambil tersenyum. Dia sejak awal sudah terbiasa dengan keseharian Theresa yang sering lembur."Sekarang sudah pukul 21.00 lewat. Dia benar-benar pekerja keras, ya."Owen diam-diam terkejut. Dia sangat kagum dengan semangat dan kerja keras Theresa.Pantas saja, begitu Grup Ratu Kosmetik diserahkan ke tangan Theresa, dia hanya menggunakan waktu selama dua tahun untuk memperluas ruang lingkupnya hingga beberapa kali lipat. Semua ini bukan sekadar keberuntungan belaka!Tidak lama kemudian, suara pintu yang dibuka terdengar. Theresa telah pulang.Owen pun pergi ke ruang tamu dan menuangkan segelas air hangat untuk Theresa."Theresa, kenapa kamu lembur sampai semalam ini? Apa nggak
Owen menarik napas dalam-dalam. Sesuai dengan prediksinya tadi pagi, energi spiritual di tempat ini memang sangat berlimpah, bahkan berkali lipat lebih banyak dibandingkan yang ada di vila. Tempat ini memang lebih cocok untuk berkultivasi.Selanjutnya, Owen mencari sebuah tempat yang bersih, lalu duduk bersila di atasnya dan mulai berkultivasi.Energi spiritual di vila sangat sedikit. Semalam, dia hampir menggunakan waktu sepanjang malam agar energi dapat bersirkulasi dalam meridian.Sebaliknya, energi spiritual di tempat ini sangat berlimpah sehingga efek kultivasinya jauh lebih bagus. Dia hanya menggunakan waktu selama dua jam untuk membuat energi bersirkulasi dalam meridian.Melihat waktu yang belum terlalu larut, Owen melanjutkan kultivasinya hingga keesokan harinya pukul 05.00 subuh. Saat melihat hari yang mulai cerah, Owen pun menghentikan kultivasinya dan berdiri."Setelah berlatih selama semalaman, kekuatanku sepertinya sudah menjadi lebih kuat. Basis kultivasiku sudah dekat de
"Kamu seorang tabib?" Saat melihat Owen mengeluarkan beberapa jarum perak, pemuda itu tampak sangat terkejut.Dalam masyarakat sekarang, pengobatan tradisional sudah perlahan menurun. Ada banyak aspek yang tidak semudah dan sepraktis ilmu pengobatan modern.Selain itu, teori dari ilmu pengobatan tradisional sangat luas dan mendalam serta membutuhkan banyak pengalaman. Kebanyakan, tabib yang terkenal adalah senior yang sudah tua.Akan tetapi, umur Owen terlihat hanya sekitar 25 tahun. Palingan, dia hanya mempelajari sedikit tentang ilmu pengobatan tradisional.Pemuda itu pun bergumam dalam hatinya, 'Apa keterampilan medis Owen bisa dipercaya?'Owen menggelengkan kepalanya, lalu berkata dengan jujur, "Aku bukan tabib, juga bukan dokter.""Apa? Kalau bukan dokter, apa yang asal kamu lakukan? Buang-buang waktuku saja!" Raut wajah pemuda itu berubah drastis dan dia terlihat sangat murka."Aku memang bukan dokter, tapi aku pernah belajar ilmu pengobatan tradisional. Aku punya keyakinan untu
“Uhuk, uhuk ....”Tidak lama kemudian, Denny terbatuk beberapa kali dan perlahan-lahan sadar.“Baguslah! Kakek, akhirnya kamu sadar juga! Gimana perasaanmu sekarang? Apa ada yang nggak enak?” tanya Johan dengan penuh perhatian. Dia merasa sangat gembira.“Aku baik-baik saja. Johan, ada apa denganku tadi? Apa yang sudah terjadi?” tanya Denny dengan kebingungan.“Tadi kamu tiba-tiba pingsan. Untung Dokter Yohanes datang tepat waktu untuk menyelamatkanmu,” jelas Johan dengan singkat.“Oh, ternyata begitu. Dok, makasih banyak!”Denny mengucapkan terima kasih kepada Dokter Yohanes dengan tulus.“Pak, jangan sungkan. Ini sudah kewajibanku,” jawab Yohanes sambil tersenyum.Saat ini, ada banyak orang yang berkerumun di sana. Mereka sudah melihat semua yang terjadi barusan.“Dokter Yohanes memang seorang dokter profesional yang punya keterampilan medis tinggi! Dia bisa menyadarkan orang dalam waktu sesingkat itu!”“Benar! Tadi, orang yang belajar pengobatan tradisional itu asyik bilang Pak Denn