Share

Bab 3

Penulis: Jurang
Lokasi makam ini sangat terpencil!

Owen juga tidak yakin akan ada hantu atau tidak, hanya saja dia dapat mendengar suara raungan serigala. Ditambah lagi, si wanita sedang basah kuyup, dan kakinya juga terluka. Dia pasti tidak bisa berjalan jauh.

Jalan raya masih jauh di depan sana. Tidak akan ada yang datang untuk menyelamatkan wanita ini. Sekarang dia juga sudah tidak memiliki ponsel dan kunci mobil. Dia pun hanya bisa bermalam di sini!

Semua ini adalah hukuman Owen untuknya!

Hukuman atas membalas air susu dengan air tuba!

Owen melangkahkan kakinya, lalu berjalan pergi.

“Dasar berengsek! Kamu memang berengsek! Kamu … jangan tinggalin aku!”

Si wanita cantik mengejar Owen, tapi dia tidak sanggup mengejar langkah Owen yang sedang emosi itu. Seketika, terlintas rasa sedih di hatinya. Dia tidak menyangka seorang wanita dari keluarga kaya raya, Theresa Lestari, akan disiksa seperti ini.

“Sialan! Setelah aku tahu kamu itu siapa, aku pasti nggak akan ampuni kamu!” jerit Theresa.

Ancaman yang dilayangkan Theresa membuat amarah di hati Owen semakin membara. Dia pun tidak menghiraukan Theresa lagi.

Ketika menyadari Owen sudah menghilang dari pandangannya, tangisan Theresa semakin kuat lagi. Saat ini, sepatu hak tinggi Theresa sudah rusak, sekujur tubuhnya juga sudah basah. Dia kedinginan sampai menggigil.

Theresa mengamati sekeliling, dan dia pun merasa sangat takut. Memang tidak ada serigala, tapi tempat ini adalah kuburan. Siapa tahu bakal ada roh-roh halus ….

Theresa sungguh membenci Owen. Sejak kapan nona muda terhormat seperti dia pernah mengalami penderitaan seperti ini?

Tiba-tiba Owen mulai menyesali perbuatannya. Dia adalah seorang lelaki berhati baik. Kalau tidak, dia tidak mungkin akan menyelamatkan Kakek Martin, dan bahkan tidak mengeluh ketika ditindas anggota Keluarga Bastian selama bertahun-tahun. Dia bisa marah juga karena ingin melampiaskan amarah yang dipendamnya selama ini. Namun sekarang, Owen juga sudah menenangkan dirinya.

Owen berpikir, bagaimanapun ceritanya dia adalah seorang perempuan, sepertinya perbuatan Owen tadi sudah keterlaluan. Si wanita mungkin tidak akan bertemu bahaya lagi. Hanya saja, jika si wanita bermalam dengan kondisi basah kuyup, dia pasti akan flu berat. Owen merasa tidak tega. Pada akhirnya, Owen berjalan kembali untuk pergi mencarinya.

Namun, Owen malah tidak bisa menemukan bayangan siapa pun di tempat dia meninggalkan Theresa tadi. Kali ini Owen merasa panik. Dia langsung mencari di sekeliling, tapi selain sepasang sepatu hak tinggi, Owen tidak bisa menemukan apa-apa lagi.

Celaka!

Owen memiliki firasat buruk, sepertinya telah terjadi sesuatu terhadap Theresa. Tak lama kemudian, samar-samar terdengar suara jerit minta tolong Theresa. Owen langsung berlari ke arah datangnya suara.

Ternyata dua pembunuh tadi kembali lagi! Kali ini, mereka bukan hanya ingin membunuh Theresa saja, sepertinya mereka juga tidak dapat menahan hasrat ketika melihat Theresa yang basah kuyup itu.

Saat Owen pergi mencari Theresa, pakaiannya pun sudah dikoyak. Owen juga tidak peduli dengan kehebatan dua pembunuh itu lagi, dia langsung menendang salah satu pembunuh yang sedang menindih tubuh Theresa.

Owen menundukkan kepalanya dan tampak pakaian di tubuh Theresa sudah tidak bersisa lagi. Theresa berusaha untuk menutup bagian intimnya, tapi tidak peduli bagaimana dia berusaha, tetap terlihat bagian tubuh lainnya. Owen spontan merasa postur tubuh wanita ini indah sekali.

Emm, bahkan lebih indah daripada tubuh Lucy.

“Kamu nggak apa-apa, ‘kan?”

Owen langsung melepaskan pakaiannya, lalu menutupi tubuh Theresa. Theresa pun bergegas mengenakan pakaiannya. Ketika melihat orang yang datang menyelamatkannya adalah lelaki yang meninggalkannya tadi, Theresa pun ingin sekali menamparnya. Namun pada saat ini, Theresa melihat sesuatu, dan dia spontan menjerit, “Hati-hati!”

Hanya saja, semuanya sudah terlambat.

Si pembunuh yang berjas hitam itu sepertinya sudah terlatih dengan profesional, sedangkan Owen hanyalah orang biasa. Bagaimana mungkin dia sanggup melawan si pembunuh? Owen pun ditendang jauh, lalu si pembunuh mengeluarkan pisau yang dipungutnya tadi sambil berkata, “Cari mati!”

Kemudian, si pembunuh yang satu lagi menginjak dada Owen, hendak menancapkan pisau di tubuh Owen.

Tiba-tiba si pembunuh yang mengoyak pakaian Theresa dan menendang Owen tadi pun mendesak pembunuh yang satu lagi, “Kak Basri, Keluarga Lestari itu keluarga hebat. Sepertinya mereka sedang di perjalanan untuk mengejar kita. Waktu kita sudah nggak banyak lagi. Cepat habisi mereka! Jangan tunda waktu lagi!”

“Memangnya aku nggak tahu!” Basri terlihat sangat marah. Jika bukan Theresa cukup cantik, sepertinya nyawanya sudah tiada saat ini.

Tanpa berbasa-basi, Basri langsung menusuk dada Owen dengan pisaunya.

Darah segar memuncrat!

Sebelum Owen meninggal, dia pun menggigit paha Basri, lalu menjerit, “Cepat lari! Kamu nggak usah peduliin aku! Aku memang ditakdirkan untuk bernasib malang!”

Setelah selesai berbicara, Owen masih bisa-bisanya memaksa untuk tersenyum pada Theresa. Meski awalnya Owen merasa sangat marah terhadap Theresa, pada akhirnya Owen juga tidak mempermasalahkannya lagi. Owen berjanji akan menjadi orang baik di kehidupan mendatang.

Tersimpan banyak makna di balik senyuman Owen, ada sedih, sakit hati, dan juga putus asa terhadap kehidupan ini.

Tubuh Theresa spontan gemetar. Dari senyuman Owen, dia sepertinya dapat membaca kesedihan dan kelemahan di hati Owen. Dia tidak sekuat yang dilihat Theresa.

Saat ini, Theresa malah tidak melarikan diri. Dia tahu kalau Owen mati, dia juga tidak mungkin bisa selamat.

Melihat Owen sudah kehilangan kesadarannya, wajah Theresa langsung memucat. Dia ketakutan hingga jatuh duduk di atas lantai.

Sebelumnya Owen sudah menindas Theresa, tapi sekarang dia malah rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan Theresa. Hal ini membuat hati Theresa terasa sedih.

Di sisi lain, darah yang mengalir dari dada Owen menodai giok yang menggantung di lehernya.

Siapa juga tidak menyadari bahwa giok itu memancarkan cahaya putih, lalu cahaya putih itu masuk ke bagian cedera di tubuh Owen.

“Saya adalah leluhur dari Keluarga Guswadi, semua keturunan Keluarga Guswadi berkesempatan mendapatkan warisanku ….”

Seketika kalimat itu masuk ke dalam benak Owen.

Kemudian, wajah yang awalnya terlihat pucat malah terlihat sangat merona. Bahkan tubuh Owen juga terasa sangat bertenaga.

“Theresa, sekarang giliranmu!”

Si lelaki berjas hitam tersenyum sinis, lalu berjalan ke sisi Theresa dengan memegang pisau.

Theresa sudah tidak memiliki tenaga untuk melarikan diri lagi. Dia pun sudah menyerah.

“Awas!”

Pada saat ini, terdengar suara teriakan pembunuh yang lain dari belakang. Sayangnya, semuanya sudah terlambat.

Owen memungut pisau dari atas lantai. Kemudian, dia langsung berdiri, dan menancapkan pisau di belakang punggung si lelaki berjas hitam.

“Kamu ….”

Si lelaki berjas hitam spontan menoleh. Kedua matanya menatap Owen dengan tatapan tidak percaya. Dalam hitungan detik, jenazah langsung jatuh ke atas lantai. Si pembunuh mati tanpa memejamkan matanya.

Owen, bagaimana ceritanya dia bisa hidup kembali?
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Elrey Yus
alhamdulillah mantaaaaaap
goodnovel comment avatar
Muhammad .Zanwar
sumpah ini bikin aku gk bosen baca novel
goodnovel comment avatar
Ramadhan Al Hanif
memang mesti perlu koin selalu..tolonglah dikecilkn poinnya unk baca
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 4

    Owen yang sudah hidup kembali dan memiliki kekuatan yang sangat besar. Dia memang masih belum menguasai semuanya, tapi kekuatannya saat ini sanggup untuk membunuh dua pembunuh biasa. Beberapa detik kemudian, saat pembunuh yang satu lagi belum merespons, Owen langsung berlari pergi memeluk Theresa, lalu bersamanya bergelinding ke dalam sungai.Apa mereka ingin mati bersama?Ekspresi wajah Theresa terlihat rumit. Lelaki ini memang sangat menyebalkan. Hanya saja, padahal mereka baru bertemu sebentar saja, si lelaki malah rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan dirinya.Saat ini, kedua kaki Theresa sudah terasa lemas. Dia segera menepi ke tepi sungai. Perasaannya sangat kalut saat ini. Di satu sisi, dia berharap Owen bisa naik ke tepi sungai, tapi di sisi lain, dia juga berharap Owen sudah tidak bernyawa. Sebab, tubuhnya sudah dilihat, diraba, dan bahkan bibirnya juga sudah dicium oleh lelaki itu.Theresa menggigit bibirnya sambil menunggu. Hanya saja, dia masih tidak berhasil menun

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 5

    “Nona Lucy, maaf sekali! Berdasarkan undang-undang pernikahan, ada masa mediasi 30 hari setelah mengajukan perceraian. Apalagi suamimu tidak punya kartu identitas, kami tidak bisa langsung menjalankan prosedur perceraian kalian ….”Seorang petugas wanita berbicara dengan sangat sopan, lalu mengembalikan berkas kepada Lucy.“Apa-apaan? Mau cerai saja perlu masa mediasi? Suruh atasan kamu ke sini! Aku nggak percaya mau cerai saja sesusah ini!” Fredi berkata dengan menggebrak meja.“Tuan, peraturannya memang seperti ini ….” Raut wajah si petugas wanita memang terlihat tidak bagus, tapi dia tetap bersikap sopan.“Jangan bicara panjang lebar sama aku! Aku suruh kamu panggil atasanmu kemari! Kamu budek, ya!” jerit Fredi dengan emosi.Kericuhan di Kantor Catatan Sipil menarik perhatian semua orang. Sepertinya ini adalah pertama kalinya ada orang yang berbuat keonaran di Kantor Catatan Sipil.Saat ini, petinggi Kantor Catatan Sipil juga dihebohkan oleh masalah ini. Seorang lelaki paruh baya be

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 6

    “Nona Theresa, apa Nona datang untuk cari aku?” Fredi langsung berjalan menghampiri Theresa, dan berbicara dengan nada yang sangat lembut.Theresa malah tidak melirik Fredi sekilas pun, tatapannya langsung tertuju pada diri Owen. Saat ini, dapat terlihat sedikit senyuman di wajah dingin Theresa.Semalam Theresa sudah mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari jasad Owen, tapi mereka tidak dapat menemukannya. Jadi, dia yakin Owen pasti masih belum mati!Si Berengsek itu sudah mengambil keuntungan darinya. Bagaimana mungkin dia boleh mati dengan segampang itu?Pagi harinya, Theresa yang keras kepala itu menggunakan semua relasi dari Keluarga Lestari untuk menyelidiki latar belakang dari Owen. Dia juga sudah mendengar kabar bahwa hari ini Owen berencana bercerai dengan Lucy.Itulah sebabnya Theresa bisa berada di Kantor Catatan Sipil saat ini. Theresa sendiri juga tidak yakin apakah dia bisa bertemu dengan Owen atau tidak. Hanya saja, Theresa ingin menguji keberuntungannya.Siapa sang

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 7

    Plak!Suara nyaring terdengar. Theresa menampar wajah Lucy dengan kuat.“Dasar wanita jalan! Berani-beraninya kamu pukul aku! Aku habisi kamu ….” Lucy memegang pipinya, lalu berjalan ke sisi Theresa.Siapa sangka respons Theresa sangat cepat, dia langsung menampar Lucy lagi. Mana mungkin Lucy bisa menerima penghinaan ini. Dia langsung menangis di hadapan Fredi. “Sayang, wanita jalang itu pukul aku! Cepat balas dia!”“Balas kepalamu!” Fredi sungguh marah. Saking marahnya, dia langsung menampar Lucy.Lucy ditampar hingga terbengong. Kemudian, dia menatap suaminya dengan kebingungan. “Sayang, aku suruh kamu pukul dia, kenapa kamu malah pukul aku?”“Aku nggak salah pukul! Apa kamu tahu siapa dia? Dia itu Theresa, anak dari Keluarga Lestari! Kamu ingin celakai Keluarga Leonard, ya?” jerit Fredi.Kali ini, Lucy langsung terbengong. Akhirnya dia sadar kalau dia sudah melakukan kesalahan fatal.Keluarga Leonard memang adalah keluarga cukup berkuasa di Jenggala. Hanya saja, Keluarga Leonard bu

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 8

    Semakin dipikir-pikir, Lucy semakin emosi.Saat ini, Fredi berdiri dengan wajah babak belur. Penampilannya kelihatan sangat menyedihkan.“Nggak mungkin! Theresa itu nona muda dari Keluarga Lestari! Statusnya sangat agung. Bahkan, anak dari keluarga kaya juga bukanlah seleranya! Sekarang kenapa dia bisa jadian sama pecundang itu?! Apa mungkin mereka berdua kebetulan saling kenal saja?” gumam Fredi sambil merintih kesakitan.Theresa adalah cewek idamannya, sedangkan Owen hanyalah seorang lelaki yang tidak memiliki apa-apa. Meski Fredi dipukul sampai mati, dia juga tidak percaya kalau Owen memiliki hubungan istimewa dengan Theresa!“Benar juga! Kecuali … Theresa sudah buta, makanya dia baru bisa suka sama dia! Nggak mungkin, meski Theresa benar-benar buta, dia juga nggak mungkin suka sama cowok seperti Owen!” Lucy juga tidak bisa menerima kenyataan itu.“Aku nggak peduli dengan hubungan mereka! Intinya, Owen sudah mencelakaiku! Aku nggak mungkin akan lepasin dia!” ucap Fredi dengan emosi.

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 9

    “Amanda, ada apa? Apa yang terjadi?” tanya David.“Kak, kebetulan kamu ke sini. Ada dua pengemis lagi bikin masalah di hotel. Mereka sudah merusak citra hotel kami ….” Si supervisor housekeeping menunjuk ke sisi Theresa dan Owen dengan ekspresi meremehkan.David melihat ke arah yang ditunjuk adik sepupunya, dan dia pun melihat keberadaan Theresa. Dalam sekilas mata, David pun dikejutkan oleh paras cantik dan wibawa Theresa. Namun setelah dilihat-lihat, David mulai berkeringat dingin!Biasanya Theresa jarang muncul di tempat umum. Jadi, tidak banyak orang yang mengenalinya. Sebenarnya David juga tidak berkualifikasi untuk mengenal Theresa. Hanya saja, bisnis Keluarga Lestari sangat besar. Biasanya Keluarga Lestari akan mengatur tamu-tamu pentingnya untuk menginap di Hotel Mandapa. David pernah bertemu Theresa sekali. Jadi, David pun langsung mengenalinya. Saat ini, David terkejut hingga kedua kakinya terasa lemas. Saking lemasnya, dia pun hampir berlutut di lantai.Mana mungkin David

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 10

    Setelah menebak-nebak selama beberapa saat, akhirnya Owen kembali tersadar dari lamunannya.Owen berjalan ke sisi Theresa, lalu menarik-narik lengannya dan berbisik, “The … Theresa, sudahlah, lagi pula aku juga sudah terbiasa ….”Hati Theresa terasa sakit. Dia bisa merasakan rasa pilu dan tidak berdaya dari ucapan Owen tadi. Selain itu, dia juga merasa merasakan rasa rendah diri Owen.“Nona Theresa, semua ini salah Amanda. Nanti saya pasti akan beri pelajaran kepadanya. Mohon maafkan dia, beri dia satu kesempatan untuk berubah,” ucap David dengan tulus.David berjanji mulai saat ini, dia tidak akan memanjakan Amanda lagi. Jika tidak, suatu hari nanti David pasti akan dicelakai oleh Amanda!“Berdirilah! Berhubung temanku sudah memaafkanmu, aku akan beri kamu satu kesempatan lagi. Aku harap kamu nggak ulangi kesalahanmu lagi!” kata Theresa dengan mendengus.Theresa bukanlah orang yang sudah menekan orang lain dengan identitasnya. Dia juga tidak suka mencari masalah dengan orang lain.“Te

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 11

    "Oh ya, Owen. Semalam, aku melihat penjahatnya menusukmu dengan belati. Gimana cederamu? Kamu baik-baik saja, 'kan? Apa perlu aku antar ke rumah sakit untuk diperiksa?" tanya Theresa dengan wajah yang prihatin.Semalam, dia melihat dengan sangat jelas bagian dada Owen ditusuk oleh penjahat itu menggunakan belati.Namun, anehnya saat ini Owen tampak sangat bersemangat, seolah-olah tidak ada apa pun yang terjadi.Hal ini membuat Theresa merasa curiga, apa mungkin dia salah melihat saat itu?"Nggak apa-apa. Lukaku nggak terlalu parah."Owen tanpa sadar menyentuh bagian dadanya. Alhasil, dia tidak sengaja menyentuh bagian yang terluka. Dia yang merasa kesakitan pun mengernyitkan alisnya dan mengerang."Ada apa? Apa sakit sekali? Ayo, kita ke rumah sakit sekarang!" Theresa sontak berdiri dan raut wajahnya tampak gugup."Nggak sakit sekali, hanya sedikit saja. Sekarang, nggak ada rasa lagi. Ini nggak perlu ke rumah sakit." Owen mengelus bagian yang terluka itu beberapa kali lagi dan rasa sak

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3129

    “Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3128

    “Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3127

    “Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3126

    “Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3125

    Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3124

    “Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3123

    Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3122

    “Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3121

    “Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status