Setelah menebak-nebak selama beberapa saat, akhirnya Owen kembali tersadar dari lamunannya.Owen berjalan ke sisi Theresa, lalu menarik-narik lengannya dan berbisik, “The … Theresa, sudahlah, lagi pula aku juga sudah terbiasa ….”Hati Theresa terasa sakit. Dia bisa merasakan rasa pilu dan tidak berdaya dari ucapan Owen tadi. Selain itu, dia juga merasa merasakan rasa rendah diri Owen.“Nona Theresa, semua ini salah Amanda. Nanti saya pasti akan beri pelajaran kepadanya. Mohon maafkan dia, beri dia satu kesempatan untuk berubah,” ucap David dengan tulus.David berjanji mulai saat ini, dia tidak akan memanjakan Amanda lagi. Jika tidak, suatu hari nanti David pasti akan dicelakai oleh Amanda!“Berdirilah! Berhubung temanku sudah memaafkanmu, aku akan beri kamu satu kesempatan lagi. Aku harap kamu nggak ulangi kesalahanmu lagi!” kata Theresa dengan mendengus.Theresa bukanlah orang yang sudah menekan orang lain dengan identitasnya. Dia juga tidak suka mencari masalah dengan orang lain.“Te
"Oh ya, Owen. Semalam, aku melihat penjahatnya menusukmu dengan belati. Gimana cederamu? Kamu baik-baik saja, 'kan? Apa perlu aku antar ke rumah sakit untuk diperiksa?" tanya Theresa dengan wajah yang prihatin.Semalam, dia melihat dengan sangat jelas bagian dada Owen ditusuk oleh penjahat itu menggunakan belati.Namun, anehnya saat ini Owen tampak sangat bersemangat, seolah-olah tidak ada apa pun yang terjadi.Hal ini membuat Theresa merasa curiga, apa mungkin dia salah melihat saat itu?"Nggak apa-apa. Lukaku nggak terlalu parah."Owen tanpa sadar menyentuh bagian dadanya. Alhasil, dia tidak sengaja menyentuh bagian yang terluka. Dia yang merasa kesakitan pun mengernyitkan alisnya dan mengerang."Ada apa? Apa sakit sekali? Ayo, kita ke rumah sakit sekarang!" Theresa sontak berdiri dan raut wajahnya tampak gugup."Nggak sakit sekali, hanya sedikit saja. Sekarang, nggak ada rasa lagi. Ini nggak perlu ke rumah sakit." Owen mengelus bagian yang terluka itu beberapa kali lagi dan rasa sak
"Kalau aku nggak kemari, gimana aku bisa menangkapmu kamu yang lagi bermesraan sama seorang pria liar di sini?" bentak pria paruh baya itu dengan wajah yang suram."Pria liar apanya! Kenapa kamu bicara kasar sekali? Owen ini temanku, kami nggak ada apa-apa!" ujar Theresa dengan kesal."Kalian berdua sudah seperti itu, tapi masih bilang nggak ada apa-apa? Konyol sekali! Theresa, apa kamu nggak merasa malu siang bolong begini? Kenapa kalian nggak langsung ke halaman saja?" cibir wanita cantik itu."Apa urusannya denganmu? Aku bisa melakukan apa pun yang aku mau. Bukan hakmu untuk mengaturku melakukan sesuatu!" Theresa menatap wanita itu dengan emosi, suasana di antara keduanya pun memanas."Lukas, lihat dia! Dia kurang ajar sekali, nggak tahu sopan santun!" Wanita cantik itu menggoyang lengan pria paruh baya itu dengan wajah yang berpura-pura manja."Theresa, ada apa dengan sikapmu itu? Setidaknya, Sherly adalah ibumu. Apa begini sikapmu berbicara dengannya?" tegur Lukas."Dia bukan ibu
Namun, Owen tahu bahwa semua uang ini bukan miliknya dan dia juga tidak bisa mengambilnya."Uang dan uang lagi! Apa punya uang itu sangat hebat? Aku sudah bilang, aku menyukai Owen! Aku hanya akan menikah dengannya seumur hidupku ini! Kamu jangan berpikir untuk memisahkan kami, kecuali aku mati!" ujar Theresa dengan emosi.Sejak ibunya meninggal, dia tidak pernah merasakan yang namanya kasih sayang seorang ayah dari kecil hingga dewasa. Setiap kali dia membutuhkan ayahnya, ayahnya selalu mengusirnya dengan memberi uang. Jadi, dia sejak awal sudah muak dengan hal itu."Kamu ... oke, bagus sekali! Aku akan pergi mencari kakekmu sekarang," ujar Lukas dengan wajah yang sangat suram. Kemudian, dia pun berbalik dan pergi.Selama beberapa tahun ini, kesenjangan antara dia dan putrinya sangat dalam. Hubungan mereka juga menjadi makin menegangkan.Ditambah lagi, sekarang putrinya sudah dewasa. Putrinya memiliki perusahaan dan bisnis sendiri sehingga dia juga tidak mampu mengatur putrinya lagi.
Pada saat ini, selain Kakek Jerremy yang berada di aula utama, tampak Lukas dan Sherly juga duduk di sampingnya.Lukas terus menatap Owen dengan tatapan dingin. Dia memiliki kesan yang sangat buruk kepada Owen karena masalah di vila waktu itu.Sebaliknya, sikap Kakek Jerremy sangat ramah. Dia memerintahkan pelayan menuangkan teh untuk Owen. Dia sama sekali tidak meremehkan dan tidak memperlakukan Owen dengan tidak sopan."Kakek, aku kenalkan dulu. Dia adalah Owen. Semalam, dia yang sudah menolongku."Theresa pun menceritakan seluruh kejadian itu dengan lengkap."Owen, terima kasih kamu sudah menyelamatkan cucuku. Keluarga Lestari pasti akan mengingat budimu ini. Seperti kata peribahasa, ada ubi ada talas, ada budi ada balas. Katakanlah, apa yang kamu mau? Keluarga Lestari pasti akan berusaha untuk memuaskanmu," ujar Kakek Jerremy sambil tersenyum hangat."Nggak perlu, aku nggak mau apa pun," jawab Owen sambil menggelengkan kepalanya.Semalam, dia menolong Theresa hanya karena keinginan
Dari segi latar belakang ataupun bisnis, Ashton tentu tidak sebanding dengan keluarga besar seperti Keluarga Lestari. Akan tetapi, dari segi status dan posisi, dia sama sekali tidak kalah dari Pak Jerremy.Bagaimanapun juga, setiap orang akan jatuh sakit. Pak Ashton adalah dokter nomor satu yang diakui oleh Kota Jenggala. Ada banyak orang kaya dan berkuasa dalam lingkaran itu yang pernah meminta untuk diobati olehnya sehingga mereka sangat menghormatinya."Pak Jerremy, kali ini aku datang mengganggumu. Aku ingin melakukan pemeriksaan ulang kepadamu," ujar Pak Ashton sambil menangkupkan tangannya dan tersenyum.Setengah bulan yang lalu, penyakit Pak Jerremy mendadak kambuh. Dia merasa sesak di bagian dada dan kesulitan bernapas.Setelah itu, Pak Ashton yang bertindak untuk mengobati penyakit Pak Jerremy.Pada saat itu, mereka sepakat untuk melakukan pemeriksaan ulang setengah bulan kemudian. Jika tidak ada masalah dalam pemeriksaan ulang kali ini, itu artinya penyakitnya sudah sembuh to
"Ini adalah titik mematikan di tubuh manusia!" ujar Pak Ashton sambil mengernyitkan alisnya. Dia merasa bahwa Owen hanya mempelajari ilmu medis abal-abal dan berpikir untuk mendapat pujian. Owen malah tidak tahu bahwa berbuat seperti itu akan membunuh orang lain."Bocah, jangan asal bicara. Titik akupunktur Zhanzhong dan titik akupunktur Shenque adalah titik mematikan. Gimana bisa ditusuk asal-asalan? Memangnya kamu mengerti tentang titik akupunktur?" bentak asisten Pak Asthon kepada Owen."Kulihat, kamu seharusnya hanya belajar ilmu medis abal-abalan, lalu ingin meminta pujian, 'kan? Dengarkan aku, orang sepertimu ini yang membuat ilmu tradisional ditolak oleh orang-orang lokal!"Mereka malah mengaitkan hal ini dengan moralitas!Owen hendak mengatakan sesuatu, tetapi Theresa langsung menyelanya dan berkata dengan kesal, "Owen, nyawa kakekku sedang dalam bahaya dan Pak Ashton sedang menolongnya. Bisa nggak kamu jangan membuat onar?"Owen memang pernah menyelamatkan hidupnya semalam, te
“Konyol sekali! Bahkan Pak Ashton, dokter terunggul di dalam negeri juga nggak bisa sembuhin penyakit aneh Pak Jerremy! Kamu kira kamu itu siapa? Kamu punya cara apa? Memangnya keterampilan medismu lebih tinggi dari Pak Ashton! Kamu benar-benar sudah gila karena pengin terkenal, ya!” sindir asisten Ashton.Ashton mengerutkan keningnya, lalu bertanya, “Apa kamu juga seorang dokter?”“Aku bukan seorang dokter ....” Owen menggeleng.“Bukan dokter masih berani asal bicara! Biarpun kamu itu dokter pengobatan tradisional, kamu masih terlalu muda untuk bisa mengobati orang. Kamu itu cuman orang picik yang mau cari sensasi!” Lukas langsung mengamuk dan memelototi Owen dengan sengit.Owen terdiam. Dia sudah menduga reaksi seperti ini. Alhasil, dia yang ingin membantu malah ditolak mentah-mentah.“Belum tentu! Dari pertama ketemu sama Kakek, Owen sudah bilang kalau raut wajah Kakek nggak bagus dan dia berada dalam bahaya! Lagian, waktu Pak Ashton memberikan pengobatan akupunktur untuk Kakek, dia