Share

Bab 16

"Ini adalah titik mematikan di tubuh manusia!" ujar Pak Ashton sambil mengernyitkan alisnya. Dia merasa bahwa Owen hanya mempelajari ilmu medis abal-abal dan berpikir untuk mendapat pujian. Owen malah tidak tahu bahwa berbuat seperti itu akan membunuh orang lain.

"Bocah, jangan asal bicara. Titik akupunktur Zhanzhong dan titik akupunktur Shenque adalah titik mematikan. Gimana bisa ditusuk asal-asalan? Memangnya kamu mengerti tentang titik akupunktur?" bentak asisten Pak Asthon kepada Owen.

"Kulihat, kamu seharusnya hanya belajar ilmu medis abal-abalan, lalu ingin meminta pujian, 'kan? Dengarkan aku, orang sepertimu ini yang membuat ilmu tradisional ditolak oleh orang-orang lokal!"

Mereka malah mengaitkan hal ini dengan moralitas!

Owen hendak mengatakan sesuatu, tetapi Theresa langsung menyelanya dan berkata dengan kesal, "Owen, nyawa kakekku sedang dalam bahaya dan Pak Ashton sedang menolongnya. Bisa nggak kamu jangan membuat onar?"

Owen memang pernah menyelamatkan hidupnya semalam, tetapi itu tidak berarti bahwa Owen bisa bersikap sesuka hati di Keluarga Lestari!

Ditambah lagi, hal ini berhubungan dengan hidup kakeknya. Theresa tidak akan mengizinkan Owen ikut campur!

"Bocah, kalau kamu mengganggu lagi, apa kamu percaya aku akan segera mengusirmu keluar?" ujar Lukas dengan tatapan emosi.

Pada akhirnya, Owen yang hendak berbicara hanya bisa mengurungkan niatnya.

Pak Ashton juga tidak menggubris Owen lagi. Dia memfokuskan diri dan lanjut melakukan akupunktur untuk Pak Jerremy. Jarum kedua, jarum ketiga ….

Pak Jerremy yang pingsan mendadak gemetaran dengan hebat beberapa kali. Wajahnya perlahan memerah seolah-olah ada darah yang akan keluar dan tampak sangat mengerikan.

Entah kapan, napasnya juga menjadi makin lemah, bahkan detak jantungnya juga terputus-putus dan hampir berhenti.

Saat melihat adegan itu, Lukas dan Theresa yang merupakan orang awam juga sudah menyadari kondisi menjadi memburuk.

"Aliran energi darah melawan arah! Ba …bagaimana mungkin ini terjadi?"

Raut wajah Pak Ashton berubah drastis. Dia memegang jarum keempat di tangannya dan tidak berani menusukkannya lagi.

Dia tahu betul bahwa begitu dia menusukkan jarum itu, besar kemungkinan energi darah yang melawan arah itu akan menyerang jantung Pak Jerremy yang melemah. Hal itu akan membuat Pak Jerremy mati di tempat!

"Pak Ashton, ada apa ini?" tanya Lukas dengan ekspresi panik.

"Maaf, aku sudah melakukan yang terbaik. Selama menjadi dokter selama 40 tahun lebih, aku belum pernah bertemu penyakit aneh seperti Pak Jerremy sebelumnya. Maaf, aku nggak bisa berbuat banyak lagi," ujar Pak Ashton sambil menghela napas.

"Apa? Kamu …." Lukas tampak murka dan hampir mengutuknya sebagai dokter gadungan.

Pada akhirnya, Lukas tidak melontarkan ucapan itu karena mempertimbangkan reputasi Pak Ashton sebagai dokter terunggul dalam negeri dan sangat dihormati oleh banyak orang itu.

"Pak Ashton, aku mohon pikirkan caranya lagi. Kamu harus menyelamatkan kakekku …." pinta Theresa.

"Maaf sekali, aku benar-benar nggak bisa berbuat banyak. Lebih baik, kalian persiapkan pemakaman untuknya saja," ujar Pak Asthon sambil menggelengkan kepala.

"Kenapa bisa seperti ini? Jelas-jelas kakekku masih baik-baik saja barusan …."

Wajah Theresa yang cantik menjadi pucat. Dia terhuyung-huyung, lalu terduduk di lantai dan matanya berlinang air mata.

Lantaran ibunya meninggal lebih awal, seluruh perhatian ayahnya hanya berfokus kepada Sherly dan juga putranya.

Dari kecil hingga dewasa, satu-satunya orang yang peduli dan menemaninya hanya kakeknya. Kakeknya juga merupakan orang terdekat bagi Theresa.

Sekarang, bisa dibayangkan betapa sedih dan tidak berdayanya Theresa ketika mendengar kabar buruk tentang kakeknya.

Melihat hal itu, Owen pun memapah Theresa untuk berdiri. Dia tampak ragu untuk berbicara.

Barusan, dia menyela sebanyak dua kali dan tidak mendapat tanggapan yang baik. Hal itu membuat hatinya menjadi berhati-hati dan tidak berani sembarangan berbicara lagi.

Akan tetapi, Owen tetap merasa tidak tega saat melihat tampilan Theresa yang bersedih. Setelah merasa ragu sejenak, akhirnya Owen berkata dengan suara pelan, "Mungkin, aku bisa mencobanya."

"Kamu mencobanya?"

Semua orang tercengang. Mereka mengalihkan pandangan ke arah Owen dengan serempak dan tampak meragukan hal yang mereka dengar barusan.

"Iya. Kondisi Kakek Jerremy memang sedang kritis, tapi bukan sepenuhnya nggak tertolong lagi. Aku mungkin punya cara untuk menyelamatkannya," ujar Owen yang berusaha memberanikan diri.

Begitu dia selesai berbicara, suasana satu aula menjadi hening seolah-olah udara juga ikut membeku.
Komen (14)
goodnovel comment avatar
Amrul Khairi
daya udah di bab 33 kok balik l agi
goodnovel comment avatar
Supri Adi
sangat ribet mau baca malah di persulit jadi males berlangganan
goodnovel comment avatar
Sis Wanto
harus berlangganan JD males baca
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status