Keesokan harinya, di sebuah hotel bintang 5.Owen sengaja bangun pagi-pagi karena masih memikirkan tentang bunga lima warna. Semalam, Spencer sudah berjanji akan membawanya pergi menemui Wahab. Jadi, dia pun melaju ke vila Spencer sesuai janji.Setelah memarkirkan mobilnya di luar vila, Owen pun berjalan masuk ke vila.“Bau apa ini?” Baru saja Owen tiba di gerbang, tercium bau darah yang samar. Firasat buruk mulai melanda hatinya dan dia buru-buru berlari masuk ke vila.Keadaan di dalam vila sangat berantakan dengan tanda pertarungan di mana-mana. Di tengah halaman, ada 5-6 pengawal Keluarga Wulianto yang tergeletak di atas genangan darah. Darah di sekitar mereka sudah kering dan keadaan mereka terlihat sangat mengenaskan.“A ... ada apa ini?” seru Owen dengan terkejut. Kemudian, dia buru-buru menghampiri mereka dan memeriksa napas serta nadi mereka. Alhasil, mereka semua sudah tewas.“Sial! Kenapa jadi begini .... Apa ada orang yang mengincar bunga lima warna, lalu menyelinap kemari
“Pelakunya benar-benar kejam dan nggak bisa diampuni!” seru Owen dengan marah.Owen tahu bahwa orang yang lemah akan selalu menjadi mangsa. Namun, merampas barang orang dan tindak pembunuhan adalah hal yang berbeda. Jika pelakunya hanya merampas bunga lima warna, Owen masih tidak akan begitu marah. Masalahnya, pelaku itu juga tega membunuh orang tak berdosa. Hal ini benar-benar tidak bisa diampuni.Tindakan ini tidak ada bedanya dengan tindak kejahatan yang dilakukan para penjahat dalam Daftar Hitam. Sebagai salah satu anggota Organisasi Dragmar, Owen tentu saja harus menegakkan keadilan. Apalagi, hal ini juga berkaitan dengan bunga lima warna. Intinya, Owen tidak mungkin membiarkan pelakunya tetap bebas berkeliaran di luar setelah melakukan tindak kejahatan sekejam ini.Begitu memikirkan hal ini, Owen menahan amarahnya, lalu berjongkok di samping Spencer untuk memeriksa lukanya. Dia ingin melihat apakah ada petunjuk yang ditinggalkan pelaku atau tidak.“Eh? Ini sepertinya adalah sebua
“A ... ada apa ini?”Begitu melihat mayat pengawal Keluarga Wulianto yang tergeletak di depan halaman, Wahab dan yang lain pun tercengang.Semalam, Spencer sudah melaporkan tentang Owen yang ingin menggunakan 3 butir pil kusuma untuk menukarnya dengan bunga lima warna kepada Wahab dan Yakob, ayahnya. Selain itu, Spencer juga mengatakan bahwa dia akan membawa Owen pergi menemui mereka hari ini.Berhubung pil kusuma dapat membantu petarung Semi Alam Tigana menerobos mencapai Alam Tigana, hal itu sangat bermanfaat bagi keluarga besar kelas menengah seperti Keluarga Wulianto. Wahab pun tidak sabar untuk bertemu Owen dan menyaksikan sendiri apakah pil kusuma benar-benar sehebat itu. Oleh karena itu, Wahab dan Yakob sudah sengaja menunggu kedatangan Spencer dan Owen di rumah dari pagi. Namun, setelah menunggu begitu lama, orang-orang yang mereka tunggu masih belum tiba. Selain itu, ponsel Spencer juga tidak bisa dihubungi. Jadi, mereka pun merasa agak panik dan langsung datang ke vila Spenc
“Nak, siapa kamu? Berhubung kamu bilang bukan kamu pelakunya, kenapa cucuku bisa meninggal dan kenapa kamu ada di sini?” tanya Wahab sambil menekan amarah dan kesedihannya. Dia menatap Owen dengan tatapan tajam, juga mengamati ekspresi Owen untuk menilai apakah Owen berbohong atau tidak.“Kamu Pak Wahab, kakeknya Pak Spencer, ‘kan? Aku ini Gustari. Semalam, Pak Spencer sudah berjanji akan membawaku menemui kalian. Aku datang untuk memenuhi janji itu,” jelas Owen dengan singkat.“Ternyata kamu itu Pak Gustari dari Grup Ora! Kalau bukan kamu pelakunya, siapa pelakunya?” tanya Wahab dengan tatapan membara.Wahab tahu mengenai perjanjian itu. Setelah mengetahui orang di hadapannya adalah Gustari, dia pun mulai memercayai ucapan Owen. Namun, berhubung hanya ada Owen sendiri di lokasi kejadian, dia juga tidak bisa hanya percaya pada kata-kata sepihak Owen. Sebelum menyelidiki dengan jelas siapa sebenarnya pembunuhnya, Owen tetap adalah tersangka utama.“Nggak tahu. Begitu aku tiba tadi, Pak
“Emm, yang dikatakan Yakob benar! Manfaat pil kusuma terlalu luar biasa dan ini semua memang mungkin hanyalah tipu muslihatmu!”Setelah mendengar analisis Yakob, kedua tetua Keluarga Wulianto itu juga menangguk dengan tampang serius. Pemikiran mereka kurang lebih sama dengan Yakob. Berhubung Spencer dan para pengawal Keluarga Wulianto telah tewas, mereka makin meragukan manfaat pil kusuma. Mereka tentu saja mempertimbangkan pelakunya adalah orang lain. Namun, orang-orang yang menghadiri acara bisnis semalam rata-rata adalah keturunan keluarga besar yang memiliki bisnis besar di Tonham Barat. Mereka tidak mungkin melakukan hal sekeji ini hanya demi mendapatkan bunga lima warna. Apalagi, hal ini berisiko membuat mereka ditangkap oleh Organisasi Dragmar dan menyusahkan keluarga mereka.Sebaliknya, situasi Owen berbeda. Mereka tidak mengetahui latar belakang Owen dengan jelas dan hanya tahu bahwa Owen adalah pendatang dari luar kota yang tidak memiliki fondasi apa-apa di Tonham Barat. Den
“Dasar nggak tahu diri!” Melihat Owen yang menyambut serangan Yakob, Wahab dan dua tetua Keluarga Wulianto juga menunjukkan ekspresi penuh peremehan. Pemikiran mereka kurang lebih sama dengan Yakob. Berhubung tidak merasakan fluktuasi energi sejati dari tubuh Owen, mereka juga tidak tahu seberapa tinggi basis kultivasi Owen.Namun, jika dinilai dari umur Owen yang masih muda, mereka bisa menebak bahwa basis kultivasi Owen pasti masih berada di bawah Alam Augana. Sementara itu, Yakob adalah tokoh terhebat dari generasi kedua Keluarga Wulianto. Basis kultivasinya telah mencapai tahap menengah Alam Augana dari dulu.Kekuatan Yakob mungkin masih termasuk lemah di antara kalangan generasi kedua, tetapi selain Hugo dan Max yang merupakan orang terkuat dari generasi muda, dia sudah tidak terkalahkan di antara generasi muda Tonham Barat. Jadi, mereka merasa Yakob sudah mampu menghadapi seorang anak bau kencur seperti Owen. Bagi mereka, Owen tidak mungkin memiliki kemampuan untuk melawan Yako
“Yakob, anak itu terlalu hebat. Kamu bukanlah tandingannya. Kembalilah kemari, biarkan aku saja yang menghadapinya!” ujar Wahab sambil melangkah keluar dengan tampang dingin.Pemikirannya kurang lebih sama dengan Yakob. Setelah menyaksikan kehebatan Owen, dia makin yakin bahwa Owen adalah pelaku pembunuh Spencer. Bagaimanapun juga, jika dinilai dari motif dan kekuatan, Owen memang adalah tersangka utama.“Pak Wahab, kukatakan sekali lagi, aku bukan pelakunya! Lagian, kalau aku ini memang pelakunya, aku pasti sudah langsung kabur begitu membunuh orang. Untuk apa aku tunggu sampai kalian tiba!” ujar Owen dengan kesal.Kali ini, tindakan Keluarga Wulianto yang bersikeras menuduhnya tanpa terlebih dahulu menyelidiki masalahnya dengan jelas sudah sepenuhnya membuat Owen murka. Namun, saat mempertimbangkan semua ini hanyalah sebuah kesalahpahaman, dia akhirnya menahan amarahnya dan mencoba untuk mengklarifikasinya lagi.“Ini ....” Wahab pun tidak bisa membantah. Setelah mendengar ucapan Owen
Owen mengangguk dan menjawab, “Tentu saja! Tapi, luka Pak Spencer terlalu serius dan dia lagi dalam keadaan kritis. Sekarang, aku harus segera mengobatinya.”“Baguslah! Cepat serahkan Spencer pada kami! Kami akan langsung membawanya ke rumah sakit terdekat!”Setelah tersadar dari keterkejutan masing-masing, Wahab dan yang lain pun tersenyum gembira. Berhubung keadaan Spencer sedang kritis, mereka hendak langsung membawanya ke rumah sakit. Untuk sementara, mereka tidak sempat lagi mempermasalahkan apakah Owen itu pelakunya atau bukan.“Nak, berhubung kamu bilang kamu itu bukan pelakunya, ikutlah kami ke rumah sakit. Setelah keadaan Spencer membaik atau dia sudah sadar, kami akan melepaskanmu selama kamu terbukti bukan pelakunya,” tambah Wahab sambil menatap ke arah Owen dengan tatapan tajam.Meskipun Spencer masih hidup, itu tidak berarti bahwa Owen pasti bukanlah pelakunya. Sebelum ada bukti yang jelas, Wahab tidak akan membiarkan Owen pergi dengan begitu saja. Dia berencana untuk memb