“Nak, bernyali juga kamu! Berhubung kamu begitu ingin mati, akan kukabulkan permintaanmu itu! Pengawal, patahkan kedua kaki anak itu, lalu usir dia!” perintah Max pada dua pengawal di belakangnya.“Baik!” jawab kedua pengawal itu. Kemudian, mereka segera mencengekeram ke arah Owen dengan kekuatan besar.“Dasar nggak tahu diri!” dengus Owen. Baru saja dia hendak bertindak, Yunita sudah terlebih dahulu melangkah maju dan mengadang di hadapan Owen sambil merentangkan kedua tangannya. Dia berseru dengan ekspresi muram, “Coba saja kalau berani!”Melihat Yunita yang melindungi Owen, kedua pengawal itu langsung terkejut. Mereka tentu saja mengetahui status Yunita dan tidak berani melawannya. Oleh karena itu, mereka mau tak mau menghentikan serangan mereka terhadap Owen agar tidak melukai Yunita secara tidak sengaja.“Yunita, apa kamu bersikeras mau bermusuhan denganku demi anak itu?” tanya Max sambil menatap Yunita dengan dingin.“Memangnya kenapa kalau iya? Max, asal kamu tahu, Gustari itu
“Apanya yang nggak ada hubungannya denganku? Yunita, dari semua orang di Tonham Barat, kamu seharusnya tahu jelas kalau aku adalah orang yang paling layak mendampingimu. Kamu itu wanita yang sudah kupilih dan akan menjadi milikku selamanya! Aku akan habisi siapa pun yang berani menodaimu!” ujar Max dengan tampang dingin dan tatapan membunuh.Meskipun sudah ditolak Yunita berkali-kali, Max pada dasarnya berkarakter keras dan mendominasi. Dia sudah menetapkan Yunita sebagai miliknya dan tidak akan membiarkan siapa pun menodai Yunita. Sekarang, Owen yang statusnya sangat rendah malah berhasil mendapatkan Yunita. Jadi, selain merasa cemburu dan marah, dia juga berniat untuk membunuh Owen.“Kamu .... Kata siapa aku ini milikmu? Jangan asal bicara!” bentak Yunita dengan tambah marah. Namun, dia juga merasa sangat tidak berdaya. Bagaimanapun juga, Max memiliki status yang setara dengannya, sedangkan basis kultivasi Max juga melampaui basis kultivasinya. Dengan latar belakang dan kekuatan Kel
“Nak, mati sana!” seru Max dengan marah setelah mendengar ucapan arogan Owen. Kemudian, dia tidak bisa lagi menahan amarahnya dan segera menyerang ke arah Owen. Dia hendak langsung menghabisi Owen agar bisa melampiaskan kekesalannya.Mengenai Yunita yang sedang melindungi Owen, Max tentu saja tidak akan melukainya. Bagaimanapun juga, dia harus mempertimbangkan latar belakang Yunita dan juga perasaannya terhadap Yunita. Jadi, dia berencana untuk terlebih dahulu menangkap Yunita. Setelah itu, dia bisa menghabisi Owen yang hanyalah orang biasa berstatus rendah.Namun, sebelum sempat menjalankan rencana indahnya itu, tiba-tiba terjadi perubahan situasi.“Berhenti! Pak Max, kami kemari karena diundang Pak Spencer untuk menghadiri acara bisnis, bukan untuk menyaksikan kamu memamerkan kehebatanmu. Kalau kamu merasa nggak puas pada pacarnya Nona Yunita, selesaikanlah masalah kalian nanti secara pribadi. Tolong jangan merusak acara bisnis ini!” seru seseorang.Selanjutnya, seorang pria berusia
“Tuan Max, sebaiknya kita cari saja cara lain untuk menghadapi anak itu setelah acara bisnis ini selesai,” bisik salah seorang pengawal di belakang Max begitu melihat situasinya kurang menguntungkan.“Emm, benar juga,” jawab Max. Dia merasa apa yang dikatakan pengawalnya itu masuk akal. Owen hanyalah seorang pecundang. Setelah acara bisnis ini berakhir, dia akan memiliki banyak kesempatan untuk menghadapi Owen. Jadi, dia tidak perlu terlalu terburu-buru.“Pak Max, selamat datang. Sekarang, acara bisnisnya akan segera dimulai. Aku harap kamu bisa menyudahi masalah ini demi menghormatiku,” ujar Spencer sambil melangkah maju untuk menengahi masalah ini.Sebagai penyelenggara acara ini, Spencer tentu saja tidak berharap Max dan Owen berkelahi, lalu merusak acara bisnis ini. Akan sangat bagus apabila kedua belah pihak dapat langsung mengakhiri masalah ini.“Emm, aku akan mengakhiri masalah ini demi menghormatimu,” jawab Max sambil mengangguk. Kemudian, dia menoleh ke arah Owen dan mendengus
“Pak Gustari, aku nggak ngerti apa maksudmu,” jawab Caden dengan ekspresi yang agak aneh setelah merasakan tatapan tajam Owen. Meskipun merasa yakin Owen hanyalah orang biasa yang statusnya rendah, entah kenapa tatapan Owen terasa sangat mengintimidasi dan berbahaya sehingga dia merasa agak takut.“Baguslah kalau kamu nggak ngerti!” dengus Owen. Meskipun bisa menebak niat Caden, itu tetap hanyalah tebakannya. Ditambah dengan Caden adalah pacarnya Madeline, dia akhirnya tidak mempermasalahkan hal sepele ini dengan Caden. Bagaimanapun juga, kesannya terhadap Madeline lumayan bagus dan dia juga ingin menghormati Yunita.‘Anak sialan! Arogan banget dia!’ umpat Caden dalam hati. Saat Owen memalingkan wajah, dia baru merasa agak lega dan tiba-tiba tersadar. Status Owen masih jauh lebih rendah darinya. Selain itu, basis kultivasinya juga tidak rendah. Untuk apa dia takut pada Owen? Bukannya dirinya terlalu bodoh? Begitu memikirkan hal ini, dia pun menjadi marah karena malu. Namun, semuanya su
“Ternyata memang ada bahan obat spiritual! Lagian, harganya juga nggak mahal,” gumam Owen sambil mengangguk puas setelah melihat harga ke-15 bahan obat itu. Kali ini, dia sengaja menghadiri acara bisnis ini karena Yunita mengatakan bahwa akan ada bahan obat spiritual yang dijual. Berhubung kenyataannya juga begitu, kedatangannya hari ini pun tidak sia-sia.Saat mengikuti lelang penjualan di Kota Loram dulu, Owen pernah membeli sebuah snow lotus dengan harga 1,2 triliun. Sementara itu, 2 buah ginseng liar berusia 500 tahun ini hanya dijual dengan harga 400-an miliar. Apalagi 3 bahan obat spiritual yang manfaatnya lebih bagus itu, harganya tidak terlalu mahal dan tidak mencapai 600 miliar. Setidaknya, harga bahan obat ini tidak melewati ekspektasinya.“Manfaat 2 buah ginseng liar berusia 500 tahun dan 3 buah bahan obat spiritual ini lumayan juga ....”Tepat pada saat Owen tenggelam dalam pikirannya, orang lainnya juga telah selesai membaca manfaat semua bahan obat yang dijual hari ini. K
“Pak Gustari, jangan bercanda! Jumlah semua bahan obat ini paling nggak mencapai 4 triliun. Kamu hanyalah seorang wakil presdir. Memangnya kamu sanggup membelinya?” tanya Caden sambil menatap Owen dengan penuh peremehan.Di antara semua orang yang ada di lokasi ini, hanya Caden dan Madeline yang sudah mengenal Owen terlebih dahulu selain Yunita. Mereka juga paling paham mengenai situasi dan latar belakang Owen. Setahu Caden, Owen hanyalah seorang wakil presdir dari sebuah perusahaan kecil di Tonham Selatan. Dengan status Owen yang rendah, dia merasa total aset yang dimiliki Owen seharusnya bahkan tidak mencapai 40 miliar.Namun, Owen malah mengatakan ingin membeli semua bahan obat yang jumlahnya sekitar 4 triliun itu. Dia tentu saja tidak akan memercayai ucapan Owen.“Betul! Nak, kalau nggak sanggup beli, cepat keluar! Jangan mengacau di sini! Kalau nggak, jangan salahkan kami bertindak kasar terhadapmu!”Begitu mendengar ucapan Caden, semua orang langsung tersadar. Kemudian, mereka me
“Siapa bilang aku nggak sanggup beli?” dengus Owen. Kemudian, baru saja dia hendak mengatakan sesuatu, Spencer pun berjalan turun dari panggung.“Pak Gustari, kamu mungkin hanyalah seorang amatir sehingga nggak paham tentang situasi bahan obat. Tapi, bahan obat punya jenis dan manfaat yang berbeda-beda. Meski kamu benar-benar mampu beli semua bahan obat ini, itu juga nggak berguna bagimu. Menurutku, sebaiknya kamu beli salah satu bahan obat berumur sekitar 300 tahun dulu. Manfaatnya juga sangat bagus kok,” ujar Spencer dengan sopan.Dengan status Owen yang rendah, Spencer juga merasa Owen tidak mungkin mampu membeli bahan obat berharga ini. Namun, sebagai penyelenggara acara ini, dia juga tidak mungkin bersikap kurang ajar kepada Owen seperti orang lainnya.Selain itu, Owen adalah pacarnya Yunita. Dengan adanya dukungan Yunita, meskipun Owen tidak mampu membeli bahan-bahan obat yang harganya ratusan miliar, setidaknya dia mampu membeli sebuah bahan obat berumur 300 tahun yang lebih mur