“Tuan Max, sebaiknya kita cari saja cara lain untuk menghadapi anak itu setelah acara bisnis ini selesai,” bisik salah seorang pengawal di belakang Max begitu melihat situasinya kurang menguntungkan.“Emm, benar juga,” jawab Max. Dia merasa apa yang dikatakan pengawalnya itu masuk akal. Owen hanyalah seorang pecundang. Setelah acara bisnis ini berakhir, dia akan memiliki banyak kesempatan untuk menghadapi Owen. Jadi, dia tidak perlu terlalu terburu-buru.“Pak Max, selamat datang. Sekarang, acara bisnisnya akan segera dimulai. Aku harap kamu bisa menyudahi masalah ini demi menghormatiku,” ujar Spencer sambil melangkah maju untuk menengahi masalah ini.Sebagai penyelenggara acara ini, Spencer tentu saja tidak berharap Max dan Owen berkelahi, lalu merusak acara bisnis ini. Akan sangat bagus apabila kedua belah pihak dapat langsung mengakhiri masalah ini.“Emm, aku akan mengakhiri masalah ini demi menghormatimu,” jawab Max sambil mengangguk. Kemudian, dia menoleh ke arah Owen dan mendengus
“Pak Gustari, aku nggak ngerti apa maksudmu,” jawab Caden dengan ekspresi yang agak aneh setelah merasakan tatapan tajam Owen. Meskipun merasa yakin Owen hanyalah orang biasa yang statusnya rendah, entah kenapa tatapan Owen terasa sangat mengintimidasi dan berbahaya sehingga dia merasa agak takut.“Baguslah kalau kamu nggak ngerti!” dengus Owen. Meskipun bisa menebak niat Caden, itu tetap hanyalah tebakannya. Ditambah dengan Caden adalah pacarnya Madeline, dia akhirnya tidak mempermasalahkan hal sepele ini dengan Caden. Bagaimanapun juga, kesannya terhadap Madeline lumayan bagus dan dia juga ingin menghormati Yunita.‘Anak sialan! Arogan banget dia!’ umpat Caden dalam hati. Saat Owen memalingkan wajah, dia baru merasa agak lega dan tiba-tiba tersadar. Status Owen masih jauh lebih rendah darinya. Selain itu, basis kultivasinya juga tidak rendah. Untuk apa dia takut pada Owen? Bukannya dirinya terlalu bodoh? Begitu memikirkan hal ini, dia pun menjadi marah karena malu. Namun, semuanya su
“Ternyata memang ada bahan obat spiritual! Lagian, harganya juga nggak mahal,” gumam Owen sambil mengangguk puas setelah melihat harga ke-15 bahan obat itu. Kali ini, dia sengaja menghadiri acara bisnis ini karena Yunita mengatakan bahwa akan ada bahan obat spiritual yang dijual. Berhubung kenyataannya juga begitu, kedatangannya hari ini pun tidak sia-sia.Saat mengikuti lelang penjualan di Kota Loram dulu, Owen pernah membeli sebuah snow lotus dengan harga 1,2 triliun. Sementara itu, 2 buah ginseng liar berusia 500 tahun ini hanya dijual dengan harga 400-an miliar. Apalagi 3 bahan obat spiritual yang manfaatnya lebih bagus itu, harganya tidak terlalu mahal dan tidak mencapai 600 miliar. Setidaknya, harga bahan obat ini tidak melewati ekspektasinya.“Manfaat 2 buah ginseng liar berusia 500 tahun dan 3 buah bahan obat spiritual ini lumayan juga ....”Tepat pada saat Owen tenggelam dalam pikirannya, orang lainnya juga telah selesai membaca manfaat semua bahan obat yang dijual hari ini. K
“Pak Gustari, jangan bercanda! Jumlah semua bahan obat ini paling nggak mencapai 4 triliun. Kamu hanyalah seorang wakil presdir. Memangnya kamu sanggup membelinya?” tanya Caden sambil menatap Owen dengan penuh peremehan.Di antara semua orang yang ada di lokasi ini, hanya Caden dan Madeline yang sudah mengenal Owen terlebih dahulu selain Yunita. Mereka juga paling paham mengenai situasi dan latar belakang Owen. Setahu Caden, Owen hanyalah seorang wakil presdir dari sebuah perusahaan kecil di Tonham Selatan. Dengan status Owen yang rendah, dia merasa total aset yang dimiliki Owen seharusnya bahkan tidak mencapai 40 miliar.Namun, Owen malah mengatakan ingin membeli semua bahan obat yang jumlahnya sekitar 4 triliun itu. Dia tentu saja tidak akan memercayai ucapan Owen.“Betul! Nak, kalau nggak sanggup beli, cepat keluar! Jangan mengacau di sini! Kalau nggak, jangan salahkan kami bertindak kasar terhadapmu!”Begitu mendengar ucapan Caden, semua orang langsung tersadar. Kemudian, mereka me
“Siapa bilang aku nggak sanggup beli?” dengus Owen. Kemudian, baru saja dia hendak mengatakan sesuatu, Spencer pun berjalan turun dari panggung.“Pak Gustari, kamu mungkin hanyalah seorang amatir sehingga nggak paham tentang situasi bahan obat. Tapi, bahan obat punya jenis dan manfaat yang berbeda-beda. Meski kamu benar-benar mampu beli semua bahan obat ini, itu juga nggak berguna bagimu. Menurutku, sebaiknya kamu beli salah satu bahan obat berumur sekitar 300 tahun dulu. Manfaatnya juga sangat bagus kok,” ujar Spencer dengan sopan.Dengan status Owen yang rendah, Spencer juga merasa Owen tidak mungkin mampu membeli bahan obat berharga ini. Namun, sebagai penyelenggara acara ini, dia juga tidak mungkin bersikap kurang ajar kepada Owen seperti orang lainnya.Selain itu, Owen adalah pacarnya Yunita. Dengan adanya dukungan Yunita, meskipun Owen tidak mampu membeli bahan-bahan obat yang harganya ratusan miliar, setidaknya dia mampu membeli sebuah bahan obat berumur 300 tahun yang lebih mur
“Apa yang dikatakan Pak Max benar. Harga bahan-bahan obat ini sangat mahal dan totalnya paling nggak mencapai 4 triliun. Bahkan hanya ada beberapa di antara kami yang mampu membeli semua bahan obat itu sekaligus! Nak, kalau kamu masih lanjut mengacau, jangan salahkan kami bertindak kasar!”Orang lainnya juga sangat menyetujui pendapat Max. Mereka adalah keturunan keluarga hebat yang aset keluarganya mencapai puluhan triliun. Namun, aset mereka rata-rata adalah aset tidak lancar. Baik mereka maupun Max dan Yunita juga tidak mungkin mampu mengeluarkan dana sebesar itu dengan mudah.Jika bahkan mereka juga tidak mampu membeli bahan obat sebanyak ini, apalagi Owen yang hanyalah seorang wakil presdir perusahaan kecil. Mereka semua yakin bahwa Owen pasti berniat untuk mengacau.“Kalian mungkin nggak sanggup, tapi itu nggak berarti aku juga nggak sanggup. Pak Spencer, langsung gesek saja!” cibir Owen. Tidak ada gunanya dia berdebat dengan orang-orang ini. Begitu Spencer menggesek kartunya, se
“Ini ....”Begitu melihat transaksi ini berhasil, Spencer pun tercengang. Sangat jelas bahwa dia tidak menyangka Owen benar-benar mampu mengeluarkan dana sebesar 4 triliun. Dia langsung mematung untuk beberapa saat.“Pak Spencer, gimana? Transaksinya gagal, ‘kan? Aku tahu akhirnya pasti akan begitu! Dia hanya sok hebat! Berhubung kedoknya sudah terbongkar, aku mau tahu apa lagi yang bisa dikatakannya!” ujar Max sambil tersenyum sinis. Ada niat membunuh yang juga melintasi matanya.Tadi, mereka semua sudah sepakat. Jika Owen tidak mampu membeli semua bahan obat itu, tidak akan ada orang yang menghalanginya untuk menghadapi Owen. Setelah melihat Spencer yang melongo, dia pun mengira transaksi itu gagal. Jadi, dia tidak perlu bersikap sungkan lagi dan hendak melambaikan tangannya untuk mengisyaratkan kedua pengawalnya menangkap Owen.Namun, bayangan selalu terasa indah, sedangkan kenyataan sangatlah kejam. Sebelum Max sempat memberi perintah, hal yang sangat mengejutkannya pun terjadi.“B
“Kenapa jadi begini ....”Di sisi lain, Caden langsung merasa bagaikan sudah disambar petir. Sebelumnya, dia sudah mengetahui bahwa Owen hanyalah seorang wakil presdir dari perusahaan kecil. Dengan status Owen yang rendah, dia benar-benar tidak mengerti kenapa Owen mampu mengeluarkan uang sebesar 4 triliun. Jika bukan karena menyaksikannya sendiri, dia tidak akan percaya ini adalah kenyataan.“Sial! Kok anak itu mampu melakukannya ...,” gumam Max sambil mengepalkan kedua tangannya. Ekspresinya terlihat sangat suram.Awalnya, Max masih berharap dirinya bisa memberi pelajaran pada Owen begitu transaksi ini gagal. Tak disangka, orang yang akhirnya malu malah adalah dirinya sendiri. Terutama setelah berulang kali mengejek Owen sebelumnya dan juga membuat kesepakatan dengan semua orang untuk menghukum Owen. Dia merasa dirinya seperti orang bodoh yang sedang menghibur dirinya sendiri. Saat ini, dia merasa sangat malu dan berharap bisa langsung ditelan bumi.Orang yang malu bukan hanya Max, t