“Owen, aku memberimu kesempatan untuk menyampaikan kata-kata terakhirmu, bukan untuk berdalih!” bentak Kartha dengan tatapan membunuh.“Aku nggak berdalih! Yang kukatakan itu kenyataan!” jawab Owen dengan tegas.“Baiklah. Aku sudah memberimu kesempatan. Berhubung kamu nggak menghargainya, jangan salahkan aku lagi. Sekarang, aku akan menghabisimu untuk membalaskan dendam Archie!” seru Kartha dengan marah. Kemudian, dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar.“Sial!” Ekspresi Owen terlihat sangat suram. Dia tahu basis kultivasi Kartha sangat mendalam dan dirinya bukanlah tandingan Kartha. Oleh karena itu, dia segera mengerahkan Langkah Bayangan Spiritual untuk menghindari serangan Kartha.“Mau menghindar? Memangnya bisa? Terima lagi seranganku!” dengus Kartha. Kemudian, dia segera mengganti arah serangannya dan mengerahkan kekuatan yang sangat dahsyat untuk menyerang Owen lagi. Kekuatan ini memelesat ke arah Owen dan terasa bagaikan angin puyuh yang menyerang d
“Pak Kartha, aku akan mengatakan untuk yang terakhir kalinya. Bukan aku yang membunuh Archie. Kalau kalian masih memfitnahku tanpa menyelidiki masalah ini dengan jelas dulu, jangan salahkan aku melawan kalian!” jawab Owen dengan marah.Owen berulang kali mengalah bukan karena takut pada Kartha. Meskipun basis kultivasi Kartha sudah mencapai tahap akhir Alam Tigana yang jauh lebih tinggi daripada basis kultivasi Owen, Owen memiliki banyak cara untuk melindungi diri. Salah satunya adalah ranah pedang tak terkalahkan yang diberikan Wulio kepadanya.Dengan kekuatan ranah pedang yang luar biasa itu, Kartha belum tentu mampu melawan Owen. Apabila Kartha masih keras kepala, dia hanya bisa menggunakan ranah pedang itu untuk melindungi dirinya.“Mau melawanku? Owen, kamu masih muda, tapi malah begitu arogan! Aku mau tahu apa yang bisa kamu lakukan untuk melawanku! Terima lagi seranganku!” seru Kartha dengan marah. Kemudian, dia menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang luar biasa besar. Dia h
“Darwin, seret Maggie ke samping. Jangan biarkan dia lanjut berulah!” perintah Kartha sambil menahan amarahnya.“Maggie, cepat kemari!” Begitu mendengar perintah Kartha, Darwin langsung mengulurkan tangannya untuk meraih Maggie.“Tunggu dulu!” Tepat pada saat ini, Dirga tiba-tiba melangkah keluar. Sepertinya, dia sudah memutuskan sesuatu. Kemudian, dia melambaikan tangannya dan energi sejati yang kuat pun memelesat ke arah Darwin.“Kak, apa maksudmu ini?” tanya Darwin dengan ekspresi tidak senang setelah Dirga mencegahnya menyeret Maggie ke samping.“Darwin, Om Kartha, aku rasa apa yang dikatakan Maggie masuk akal. Ada terlalu banyak kejanggalan dalam hal ini. Kayaknya, kita nggak boleh asal menuduh Tuan Owen. Tindakan ini terlalu gegabah,” jawab Dirga dengan suara berat.Pemikirannya kurang lebih sama dengan Maggie. Dia juga merasa ada terlalu banyak keanehan dari kematian Archie. Selain itu, dia juga sangat memahami karakter Owen. Setelah memikirkannya matang-matang, dia akhirnya mem
“Kak, kamu nggak usah meyakinkanku lagi. Yang mati itu bukan putramu, kamu tentu saja nggak merasa kenapa-napa. Kalau yang mati hari ini adalah Morgan, apa kamu masih bisa mengatakan hal yang sama?” cibir Darwin.“Ini ....” Dirga pun tidak bisa membantah.“Dirga, yang dibilang Darwin benar. Saksi dan buktinya sudah terpampang di depan mata. Nggak ada lagi yang harus diselidiki. Sekarang, kamu dan Maggie sudah boleh menyingkir! Aku mau membunuh Owen dengan tanganku sendiri supaya bisa membalaskan dendam Archie!” ujar Kartha dengan dingin.Kartha sebenarnya adalah orang yang lumayan bijaksana. Namun, cucu satu-satunya sudah dibunuh orang. Saat ini, kebencian sudah membutakan matanya sehingga dia tidak lagi bisa berpikir rasional. Selain itu, semua bukti sudah menunjukkan bahwa pelakunya adalah Owen. Jadi, dia juga menganggap Owen sebagai orang yang membunuh Archie.Hari ini, Kartha harus membunuh Owen tidak peduli apa pun yang harus dilakukannya agar bisa membalaskan dendam Archie. Dia t
“Dirga, aku sudah memberimu kesempatan. Kamu pilih saja saja sendiri mau bagaimana!” ujar Kartha dengan dingin. Dia hendak membuat Dirga mundur dengan mengancam untuk mengusirnya dari Keluarga Lisano.“Om, meskipun kamu mengusirku dari Keluarga Lisano, aku juga nggak akan menyingkir!” jawab Dirga dengan tegas.Saat ini, Dirga bisa menebak bahwa Owen seharusnya difitnah. Oleh karena itu, dia tentu saja tidak akan membiarkan Kartha membunuh Owen yang berjasa begitu besar bagi keluarga mereka. Meskipun harus mempertaruhkan segalanya, dia harus melindungi Owen.Dirga tahu bahwa Kartha sedang emosi dan hanya berpikiran untuk membalaskan dendam Archie. Setelah dirinya dan Owen menyelidiki kebenaran hal ini, dia yakin salah paham di antara kedua belah pihak juga akan berakhir. Pada saat itu, Kartha pasti membiarkannya kembali ke Keluarga Lisano. Jadi, dia sama sekali tidak khawatir.“Dirga, ini pilihanmu sendiri, ya! Berhubung kamu begitu keras kepala, mulai sekarang, kamu resmi diusir dari K
“Om Dirga, terima kasih atas bantuanmu dan Maggie hari ini,” ujar Owen setelah kelompok Kartha pergi.“Tuan Owen, kamu nggak usah sungkan. Dulu, kamu sudah sering menolong keluarga kami. Ini adalah hal yang sudah seharusnya aku dan Maggie lakukan. Saat ini, Om Kartha dan Darwin sedang dibutakan amarah, makanya mereka baru menuduhmu tanpa alasan. Aku harap kamu memakluminya ...,” jawab Dirga sambil tersenyum. Dia juga tidak lupa mewakili Kartha dan Darwin untuk meminta maaf pada Owen.“Nggak masalah kok. Aku bisa memahami perasaan mereka. Tapi, aku malah membuatmu diusir dari keluarga. Hal ini mungkin akan jadi agak merepotkan ...,” desah Owen.Demi melindungi Owen, Dirga memberanikan diri untuk melawan Kartha dan akhirnya diusir dari Keluarga Lisano. Owen merasa sangat terharu, tetapi juga khawatir Keluarga Lisano akan hancur karena perpecahan ini. Hal ini akan sangat merugikan Keluarga Lisano.“Kamu nggak usah khawatir. Om Kartha hanya lagi emosi sesaat, lalu membuat keputusan yang sa
“Belum tentu! Meskipun nggak mampu membunuh Tuan Archie, mungkin saja Sasa berkomplot dengan orang lain untuk melakukannya,” ujar Owen setelah memikirkannya.“Hmm ... masuk akal. Kemungkinan ini juga nggak bisa diabaikan,” jawab Dirga. Dia juga langsung tersadar. Sebelumnya, dia tidak mencurigai Sasa karena mengira Sasa tidak berkemampuan untuk membunuh Archie. Namun, setelah mendengar ucapan Owen, dia menyadari bahwa pemikirannya kurang menyeluruh. Mungkin saja Sasa memiliki komplotan.Akan tetapi, ini tetap hanyalah tebakan Dirga dan Owen. Mereka juga tidak tahu apakah itu benar atau tidak. Selain itu, Sasa adalah pacarnya Archie. Jika dinilai dari permukaan, Sasa tidak memiliki motif untuk membunuh Archie. Hal itu tidak akan menguntungkan Sasa. Jadi, mereka tidak mungkin menuduh Sasa membunuh Archie tanpa bukti.“Tuan Owen, bagaimana ini sekarang?” tanya Dirga. Dia memang berencana untuk membantu Owen menyelidiki kebenaran masalah ini. Namun, berhubung kematian Archie terlalu tidak
Di kediaman Keluarga Lisano.Setelah kembali ke rumah, Kartha dan Darwin menahan rasa sedih mereka sambil mempersiapkan segala sesuatu untuk pemakaman Archie. Berhubung belum membunuh Owen yang mereka percaya adalah “pembunuh” Archie, mereka akan memakamkan Archie 3 hari lagi. Apabila Owen dan Dirga masih belum menemukan bukti apa pun setelah 3 hari, mereka akan membunuh Owen agar bisa membalaskan dendam Archie....Seiring dengan waktu yang berlalu, seluruh tempat tinggal keluarganya Kartha pun ditutupi dengan kain putih. Aula utama mereka juga ditaruh altar dan sebagainya. Dalam sekejap, seluruh suasana di kediaman Keluarga Lisano menjadi sangat kelam. Seluruh keluarganya Kartha tenggelam dalam kesedihan yang mendalam.Tap! Tap! Tap! Tepat pada saat ini, terdengar langkah kaki seseorang yang terburu-buru. Kemudian, seorang keturunan Keluarga Lisano yang berlari masuk ke aula utama pun mengejutkan Kartha dan Darwin.“Pak Kartha, Pak Darwin, ada 3 orang dari Organisasi Dragmar yang dat
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero