“Sekarang, aku akan kasih kalian sebuah kesempatan. Asalkan kalian mengatakan siapa dalang di balik masalah ini dan semua rahasia tersembunyi yang kalian tahu, aku akan pertimbangkan untuk melepaskan kalian,” ujar Owen dengan dingin pada reporter banci dan pria berwajah panjang.Owen memang sudah mengetahui bahwa dalang di balik insiden kali ini adalah Austin. Namun, produk Grup Ratu Kosmetik didistribusikan ke pasar Tonham Selatan melalui Grup Husin dan Grup Puspita, sedangkan beberapa tahap distribusi itu sama sekali tidak berhubungan dengan Grup Stewart. Jadi, Austin tidak mungkin bisa melakukan sesuatu pada produk mereka dengan mudah.Oleh karena alasan ini juga, Owen ingin mengorek informasi berguna dari reporter banci dan pria berwajah panjang. Dia juga ingin tahu apakah ada orang lain yang membantu Austin.“Mana ada dalang? Kami mengambil tindakan ekstrem hanya karena sudah menjadi korban akibat memakai produk Grup Ratu Kosmetik,” bantah reporter banci dan pria berwajah panjang.
“Aku nggak peduli apa Keluarga Stewart akan mengampuniku atau nggak. Intinya, aku nggak berencana untuk mengampuni orang jahat seperti kalian berdua! Rendy, bertindaklah!” dengus Owen dengan dingin.Begitu mendapat perintah Owen, Rendy langsung menendang kaki reporter banci dan pria berwajah panjang itu dengan kuat.Kretek! Kretek! Suara tulang patah yang nyaring menggema di udara dan diikuti dengan teriakan kesakitan kedua orang itu. Saat ini, wajah mereka terlihat sangat pucat dan dahi mereka juga dibasahi keringat dingin. Mereka hampir pingsan saking sakitnya.“Kamu .... Nak, bernyali juga kamu! Tunggu saja! Cepat atau lambat, Keluarga Stewart pasti akan menghancurkan Grup Ratu Kosmetik dan membuatmu mati mengenaskan!” seru pria berwajah panjang itu sambil menahan rasa sakit kakinya. Dia menatap Owen dengan penuh amarah, seolah-olah hendak langsung menelan Owen. Sebagai keturunan Keluarga Stewart, pria berwajah panjang itu jelas tidak takut pada Owen. Dia merasa Owen dan Grup Ratu
“Tuan Owen, ada apa ini? Siapa yang hendak mencelakai Grup Ratu Kosmetik?” tanya Morgan dengan suara berat.“Dalangnya adalah Austin. Tapi, aku masih belum tahu apa dia mendapat bantuan dari orang lain atau nggak,” jawab Owen.“Apa? Austin dan Keluarga Stewart benar-benar keterlaluan!” seru Morgan dengan marah. Meskipun Grup Ratu Kosmetik adalah bisnis Owen, Maggie merupakan salah satu pemegang saham perusahaan ini. Berhubung terjadi masalah pada Grup Ratu Kosmetik, Keluarga Lisano tidak mungkin berpangku tangan. Selain itu, Maggie juga telah memberi tahu Morgan mengenai Austin yang memerintahkan Loewe untuk mengakuisisi Grup Ratu Kosmetik secara paksa. Namun, Austin akhirnya tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dan masalahnya juga telah berakhir. Jadi, Morgan pun tidak mempermasalahkannya lagi dengan Austin. Tak disangka, perbuatan Austin malah semakin menjadi-jadi. Dia bahkan berniat menggunakan cara licik seperti ini untuk menjatuhkan Grup Ratu Kosmetik. Morgan tentu saja tidak bi
“Grup Husin? Kok bisa?” Owen membaca laporan data itu sekilas dan merasa agak terkejut. Dia jelas tidak menyangka produk Grup Ratu Kosmetik ternyata mengalami masalah di saluran distribusi Grup Husin. Bagaimanapun juga, Ricky memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Morgan dan Grup Ratu Kosmetik bisa bekerja sama dengan Grup Husin juga berkat Keluarga Lisano.Selain itu, Keluarga Husin juga merupakan salah satu keluarga besar terkemuka di Tonham Selatan seperti Keluarga Stewart. Status dan kedudukan Ricky tidak kalah dari Austin. Jadi, Austin tidak mungkin mampu memberi perintah pada Ricky. Intinya, Owen merasa Ricky sama sekali tidak memiliki alasan untuk membantu Austin mencelakai Grup Ratu Kosmetik.“Owen, apa mungkin hal ini berkaitan sama Frendy?” tanya Rosa dengan agak ragu, seolah-olah bisa menebak kebingungan Owen.Frendy adalah mantan pacarnya Rosa. Jadi, Rosa tahu jelas bahwa Frendy adalah orang yang lumayan pendendam. Saat di Grup Husin sebelumnya, Owen pernah melukai Frend
Di kantor manajer utama Grup Husin.Setelah memutuskan sambungan telepon, ekspresi Ricky langsung menjadi suram. Kemudian, Ricky menyuruh direktur departemen pemasok untuk segera menemuinya dengan membawa semua data yang relevan.Tok! Tok! Tok!Tidak lama kemudian, pintu kantor Ricky diketuk, lalu seorang pria paruh baya berusia sekitar 50-an tahun membuka pintunya dan berjalan masuk. Pria paruh baya itu adalah direktur departemen pemasok Grup Husin.“Pak Ricky, ini data-data yang Bapak minta,” ucap direktur departemen pemasok itu dengan hormat sambil menyerahkan laporan datanya pada Ricky.Ricky menerima dan membaca laporan itu, lalu mencocokkannya dengan data yang dikirim oleh Owen. Tidak lama kemudian, dia pun menyadari bahwa permasalahannya memang berasal dari departemen distribusi Grup Husin. “Sialan! Siapa sebenarnya yang melakukannya!” umpat Ricky. Awalnya, dia mengira masalahnya terjadi di salah satu tahap setelah Grup Husin mendistribusikan produknya dan hal ini tidak ada kai
Umm .... Kak, bukannya masalah ini sudah diselidiki dengan jelas? Semua ini perbuatan manajer departemen distribusi, ‘kan?” ucap Frendy dengan berlagak bodoh.“Jangan berlagak bodoh lagi! Aku mau tahu yang sebenarnya! Katakanlah yang jujur, apa kamu yang melakukan hal ini atau kamu juga ikut berpartisipasi dalam hal ini?” tanya Ricky dengan tatapan yang tajam, seolah-olah bisa melihat isi hati orang.Frendy adalah penanggung jawab departemen distribusi. Sekarang, sejumlah besar produk Grup Ratu Kosmetik telah dirusak secara diam-diam. Jadi, sangat jelas bahwa hanya seorang manajer saja tidak mungkin mampu melakukannya sendiri. Meskipun benar-benar bisa melakukannya, dia juga tidak mungkin mampu menutupinya dari Frendy.Jika tebakan Ricky tidak meleset, Frendy seharusnya mendapatkan keuntungan dari hal ini atau ikut berpartisipasi dalam hal ini. Intinya, sebagai penanggung jawab departemen distribusi, Frendy tidak mungkin bisa terlepas dari tanggung jawab atas masalah sebesar ini.“Ng .
“Frendy, kuperingati kamu. Kalau kamu masih berani melakukan trik kotor seperti ini lagi, jangan harap aku akan mengampunimu!” dengus Ricky. Kemudian, dia langsung berbalik dan meninggalkan ruang rapat.“Sial!” Frendy menatap kepergian Ricky dengan ekspresi yang sangat suram. Ada sedikit kebencian yang tanpa sadar melintasi matanya. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa Ricky lebih bersedia membantu orang luar daripada percaya pada adik iparnya sendiri. Selain itu, Ricky juga memukulnya dan mencabut otoritasnya di perusahaan. Hal ini pun membuatnya menjadi agak benci pada Ricky.Frendy tidak tahu bahwa Ricky bisa menebak hal ini berhubungan dengannya. Sebenarnya, Ricky hanya ingin Frendy mengakui kesalahannya, lalu memperbaiki diri. Hanya saja, Frendy bersikeras berdalih dan sama sekali tidak menunjukkan penyesalan maupun keinginan untuk berubah. Oleh karena itu, Ricky merasa sangat marah. Akan tetapi, orang seegois Frendy tentu saja tidak akan mengerti pemikiran dan niat baik Ricky.
“Ini ... baiklah. Kalau begitu, aku nggak akan menolak lagi,” jawab Owen setelah berpikir sejenak. Bagaimanapun juga, kali ini Grup Husin memang sudah menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi Grup Ratu Kosmetik dan bahkan hampir menyebabkan Grup Ratu Kosmetik disegel. Berhubung Ricky hendak menebus kesalahan perusahaan mereka, Owen juga tidak menolak niat baiknya lagi.“Oke, sepakat ya!” Setelah itu, Ricky diam-diam mengembuskan napas lega. Dia tahu jelas Owen yang bersedia menerima kompensasi dari Grup Husin secara tidak langsung sudah menunjukkan bahwa Owen tidak akan lanjut mengusut masalah ini lagi. Jadi, dia langsung merasa sangat lega.Setelah itu, kedua belah pihak pun memutuskan sambungan telepon dan masalah ini resmi berakhir sampai di sini....Di Grup Stewart.Setelah mendapatkan rahasia dagang Grup Ratu Kosmetik, Austin langsung kembali ke perusahaan dan menyerahkan data-data itu kepada departemen penelitian dan pengembangan Grup Stewart supaya mereka bisa mulai mereplika