Share

Bab 170

Penulis: Jurang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Owen merasa sangat frustrasi. Akan tetapi, mengingat dirinya telah berutang budi kepada keluarga Indra, pada akhirnya dia tetap merekomendasikan Ashton kepada mereka.

Setelah itu, dia menangkupkan kedua tangannya dan berpamitan. Owen pun berbalik dan pergi sambil membawa kalung itu.

"Dasar bocah yang nggak tahu diri! Benar-benar menjengkelkan!" Saat menatap punggung Owen yang perlahan menjauh, Indra langsung memukul meja sambil memelototkan matanya saking emosi. Sedikit kesan baik kepada Owen yang ada dalam hatinya juga seketika kandas.

"Indra, jangan marah. Mungkin Owen hanya berniat baik dan nggak ada niat buruk apa pun," hibur Fidalia sambil tersenyum.

"Niat baik apanya? Dia jelas-jelas ada niat yang lain! Kalau aku lihat, dia mengira Nenek lumpuh pasti karena melihat Nenek duduk di kursi roda, makanya dia berbicara seperti itu untuk mendapat kesan baik semua orang. Dia mau menggunakan kesempatan ini untuk menjilat Keluarga Suwanto. Hanya saja, dia nggak menyangka kalau Nenek sebena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 171

    “Pak Ashton, jangan salah paham. Kami nggak cari dokter lain. Hanya saja, tadi ada seorang anak bernama Owen yang nggak tahu diri dan sembarangan bicara,” jelas Indra dengan buru-buru.“Apa? Owen?” tanya Ashton. Dia langsung tersentak dan berdiri.“Benar, Pak Ashton. Kamu kenapa?”Indra dan beberapa orang lainnya menatap Ashton dengan terkejut. Mereka tidak mengerti kenapa Ashton bereaksi seperti ini.“Pak Indra, kamu boleh jelasin dengan lebih saksama? Orang yang namanya Owen ini umur berapa, rupanya gimana ....” Ashton pun menjadi tegang. Dia mau tahu apakah orang yang dimaksud Indra itu sama dengan Owen yang dikenalnya.“Umurnya sekitar 25-26 tahun, perawakannya tinggi dan kurus ....” Indra mendeskripsikan sekilas penampilan Owen.“Benar-benar dia!” seru Ashton. Dia langsung tercengang dan kehilangan kata-kata.“Pak Ashton, kamu ... kenal sama dia?” tanya Indra.“Kenal! Tuan Owen adalah seorang ahli pengobatan tradisional yang sangat luar biasa. Keterampilan medisnya sangat tinggi,

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 172

    “Kamu boleh minta tolong padanya untuk mencoba,” ucap Ashton.“Benar! Kenapa aku melupakan Owen! Dia bilang dia punya keyakinan 60-70% untuk menyembuhkan istriku. Dia pasti bisa melakukannya!” ujar Indra dengan gembira.Dia buru-buru mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Owen. Namun, dia tiba-tiba teringat akan dirinya yang mengusir Owen tadi. Senyum di wajahnya langsung membeku.Yura langsung menyadari kecanggungan Indra. Dia pun berkata, “Kakek, Owen baru pergi. Aku rasa dia masih belum pergi jauh. Aku bakal langsung mengejarnya sekarang juga dan menyuruhnya kembali untuk mengobati Nenek!”“Ingat, kamu harus bersikap tulus. Walau harus memohon, kamu harus mengundangnya kembali ...,” pesan Indra. Dia merasa menyuruh Yura pergi menyusul Owen jauh lebih baik daripada dirinya yang langsung menelepon Owen.“Aku tahu ....”Sebelum Indra selesai berbicara, Yura sudah melesat keluar untuk mengejar Owen.Di luar kediaman Keluarga Suwanto.Owen sudah sampai di tempat di mana dia memarkirkan s

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 173

    Owen berkata dengan tulus.Ketika berada di kediaman Keluarga Lestari waktu itu, Owen sudah melihat sendiri keterampilan medis Ashton. Pencapaian Ashton dalam pengobatan tradisional sangat tinggi dan tak tertandingi.Meskipun teknik akupunktur Owen sedikit lebih hebat dari Ashton, dia hanyalah orang awam yang tidak dapat menandingi Ashton dalam segi pengalaman dan wawasan ilmu kedokteran. Lebih baik Keluarga Suwanto mengundang Ashton untuk turun tangan daripada dirinya.“Kamu ....”Yura sudah benar-benar murka. Jika Ashton begitu hebat, dia sudah tidak perlu mencari Owen saat ini. Namun, Owen malah menggunakan Ashton sebagai alasan untuk menolaknya. Yura merasa Owen memang sengaja mengejeknya. Dia yang sudah terbiasa bersikap sombong mana mungkin bisa menerima sikap Owen yang seperti ini.“Hei, kamu jangan dikasih hati minta jantung, ya! Asal kamu tahu, kami menyuruhmu mengobati Nenek karena memandang tinggi kamu! Kamu seharusnya merasa terhormat! Jadi, jangan nggak tahu berterima kasi

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 174

    Heri membentak Yura dengan ekspresi dingin.“Minta maaf? Memangnya dia siapa sampai aku harus minta maaf padanya? Jangan mimpi!” ujar Yura dengan kesal.“Kamu ....” Heri sangat marah dan hendak lanjut memarahi adiknya.Namun, Owen malah menyela, “Nggak perlu. Aku nggak sanggup menerima permintaan maaf darinya. Sekarang, aku cuma mau cepat-cepat pulang. Aku harap kalian nggak pakai kekuasaan kalian buat memaksa orang!”Owen mendengus dingin, lalu berbalik untuk pergi. Dia sudah tidak ingin meladeni mereka lagi.“Tuan Owen, jangan pergi dulu!”Saat melihat Owen yang hendak pergi, Heri langsung terkejut dan buru-buru menghentikannya.“Tuan Heri, apa kamu masih ada urusan lain?” tanya Owen dengan ekspresi datar.“Tuan Owen, tadi kami sudah salah paham padamu. Kami nggak seharusnya mencurigai keterampilan medismu, apalagi mengusirmu. Kami yang salah. Aku gantikan kakekku untuk minta maaf padamu. Aku harap kamu bisa berbesar hati dan memaafkan kami. Tolong ikut aku kembali untuk mengobati Ne

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bb 175

    Heri berteriak dengan marah. Dia tahu jelas apabila bukan karena Yura menyerang Owen tadi, Owen tidak akan menolak dengan begitu tegas. Heri merasa asalkan adiknya meminta maaf pada Owen, Owen mungkin akan berubah pikiran.“Mau aku berlutut di hadapannya? Nggak mungkin! Kamu mau gila, ya gila sendiri. Jangan seret aku juga!” ujar Yura dengan kesal.“Kamu ... Apa kamu sudah lupa kalau keadaan Nenek sekarang lagi kritis? Dia bisa mati kapan saja! Kalau Tuan Owen nggak turun tangan, konsekuensinya nggak terbayangkan. Apa kamu mau celakai Nenek?” bentak Heri sambil menatap Yura dengan kesal. Dia sudah sepenuhnya murka karena adiknya yang keras kepala.“Aku ....”Setelah mendengar bentakan Heri, Yura pun terkesiap. Selama ini, dia sudah terbiasa dimanjakan dan bersikap sombong. Jadi, dia memang lumayan keras kepala dan sulit diatur.Namun, setelah dimarahi oleh kakaknya, Yura akhirnya tersadar bahwa nyawa neneknya berada di tangan Owen. Jika karena dirinya yang keras kepala membuat neneknya

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 176

    Owen bimbang sejenak."Nggak apa-apa, yang penting kamu mencoba yang terbaik. Nggak peduli apa pun hasilnya, Keluarga Suwanto kami pasti akan mengingat kebaikanmu dan nggak akan pernah melupakannya," kata Indra dengan ekspresi yang serius.Dia sangat mengkhawatirkan kondisi istrinya, tetapi Owen sudah mengatakan bahwa dirinya memiliki keyakinan 60 hingga 70%. Dari segi ilmu kedokteran, harusnya nggak akan terjadi masalah dengan kemungkinan yang begitu tinggi."Hidup dan mati adalah takdir. Bisa disembuhkan atau nggak, ini adalah hidupku. Owen, usahakan untuk santai saja. Kamu nggak perlu menanggung beban apa pun," kata Fidalia sambil tersenyum ramah.Dia sudah tua dan tidak lagi takut terhadap kematian. Jika tidak dapat disembuhkan pun, dia merasa bahwa hidupnya sudah cukup."Oke. Tenang saja, aku pasti akan melakukan yang terbaik!" kata Owen sambil tersenyum. Setelah itu, dia memberi isyarat kepada Fidalia untuk mengulurkan tangannya dan memeriksa denyut nadi Fidalia dengan cermat.Pe

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 177

    "Kenapa bisa begini?" tanya Indra yang seakan-akan telah disambar petir. Dia pun terhuyung-huyung dan hatinya menjadi dingin."Bajingan! Kamu dokter abal-abal. Kamu sudah membunuh nenekku, aku akan membunuhmu!" Yura yang keluar dari kesedihan bergegas menyerang ke arah Owen dengan liar."Yura, berhenti! Jangan bersikap lancang!" seru Indra dengan suara yang serak. Dia menghentikan Yura tepat waktu."Kek, dia ... dia yang membunuh Nenek. Aku nggak akan mengampuninya!" teriak Yura sambil menangis sedih."Ini bukan salahnya. Nenekmu tadi sudah mengatakannya, hidup dan mati adalah takdir. Semuanya adalah takdir," kata Indra sambil menangis.Sorot matanya tampak putus asa sehingga membuat orang yang melihatnya juga bersedih. Semua orang dapat melihat bahwa dia lebih sedih daripada Yura."Kalian … apa yang sedang kalian lakukan? Nenek Fidalia, dia ... dia nggak apa-apa. Dia sudah hampir membaik ...," kata Owen yang tidak berdaya dengan suara yang sangat lemah.Saking lemahnya, dia hampir tid

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 178

    "Sebenarnya ada satu hal yang ingin aku jelaskan kepadamu. Kondisi Nenek Fidalia memang sudah lebih baik, tapi dia belum sembuh total," kata Owen sambil tersenyum canggung.Dia hanya memiliki keyakinan 60 hingga 70% dan tidak dapat sepenuhnya menyembuhkan penyakit Fidalia. Selain itu, memang terjadi beberapa masalah selama proses pengobatan."Belum sembuh total? Kenapa? Apa pengobatan kali ini hanya mengatasi gejala dan bukan akar masalahnya? Apa ada kemungkinan kambuh di kemudian hari?" tanya Indra yang kaget dan kegembiraan di hatinya sedikit berkurang.Heri dan Yura juga sama. Suasana hati mereka menjadi agak gelisah."Bukan begitu! Aku tadi sudah menyembuhkan infeksi otak Nenek Fidalia dan pada dasarnya nggak akan ada kemungkinan kambuh di masa depan. Tapi keahlianku nggak mendalam, aku nggak bisa membantu memperbaiki sarafnya yang rusak. Dia mungkin masih harus duduk di kursi roda atau hidup dengan kruk di masa depan," jelas Owen dengan malu.Menurut catatan kitab medis di benakny

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3128

    “Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3127

    “Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3126

    “Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3125

    Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3124

    “Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3123

    Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3122

    “Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3121

    “Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3120

    “Semua ahli Organisasi Dragmar Tonham Sentral, segera bertindak! Tangkap Danu dan Jordan! Kalau ada anggota Keluarga Chandika yang berani menghalangi, mereka juga akan dihukum sesuai kesalahan mereka!” perintah Graham dengan tegas.Para anggota Keluarga Chandika seharusnya memang tidak terlibat dalam kejahatan Danu. Namun, apabila mereka bersikeras melindungi Danu, itu setara dengan berkomplot dengan penjahat di Daftar Hitam. Dengan begitu, Organisasi Dragmar Tonham Sentral tentu saja tidak akan mengampuni mereka.“Baik!”Seiring dengan perintah Graham, para ahli Organisasi Dragmar Tonham Sentral segera membentuk formasi untuk mengepung Danu dan Jordan.“Semua anggota Keluarga Chandika, bersiap untuk sambut serangan!” perintah Setiawan tanpa ragu sambil melambaikan tangannya kepada para anggota Keluarga Chandika.Kali ini, Organisasi Dragmar Tonham Sentral yang tidak memiliki bukti malah ingin menangkap Danu hanya berdasarkan kata-kata sepihak mereka. Hal ini benar-benar keterlaluan. K

DMCA.com Protection Status