Heri berteriak dengan marah. Dia tahu jelas apabila bukan karena Yura menyerang Owen tadi, Owen tidak akan menolak dengan begitu tegas. Heri merasa asalkan adiknya meminta maaf pada Owen, Owen mungkin akan berubah pikiran.“Mau aku berlutut di hadapannya? Nggak mungkin! Kamu mau gila, ya gila sendiri. Jangan seret aku juga!” ujar Yura dengan kesal.“Kamu ... Apa kamu sudah lupa kalau keadaan Nenek sekarang lagi kritis? Dia bisa mati kapan saja! Kalau Tuan Owen nggak turun tangan, konsekuensinya nggak terbayangkan. Apa kamu mau celakai Nenek?” bentak Heri sambil menatap Yura dengan kesal. Dia sudah sepenuhnya murka karena adiknya yang keras kepala.“Aku ....”Setelah mendengar bentakan Heri, Yura pun terkesiap. Selama ini, dia sudah terbiasa dimanjakan dan bersikap sombong. Jadi, dia memang lumayan keras kepala dan sulit diatur.Namun, setelah dimarahi oleh kakaknya, Yura akhirnya tersadar bahwa nyawa neneknya berada di tangan Owen. Jika karena dirinya yang keras kepala membuat neneknya
Owen bimbang sejenak."Nggak apa-apa, yang penting kamu mencoba yang terbaik. Nggak peduli apa pun hasilnya, Keluarga Suwanto kami pasti akan mengingat kebaikanmu dan nggak akan pernah melupakannya," kata Indra dengan ekspresi yang serius.Dia sangat mengkhawatirkan kondisi istrinya, tetapi Owen sudah mengatakan bahwa dirinya memiliki keyakinan 60 hingga 70%. Dari segi ilmu kedokteran, harusnya nggak akan terjadi masalah dengan kemungkinan yang begitu tinggi."Hidup dan mati adalah takdir. Bisa disembuhkan atau nggak, ini adalah hidupku. Owen, usahakan untuk santai saja. Kamu nggak perlu menanggung beban apa pun," kata Fidalia sambil tersenyum ramah.Dia sudah tua dan tidak lagi takut terhadap kematian. Jika tidak dapat disembuhkan pun, dia merasa bahwa hidupnya sudah cukup."Oke. Tenang saja, aku pasti akan melakukan yang terbaik!" kata Owen sambil tersenyum. Setelah itu, dia memberi isyarat kepada Fidalia untuk mengulurkan tangannya dan memeriksa denyut nadi Fidalia dengan cermat.Pe
"Kenapa bisa begini?" tanya Indra yang seakan-akan telah disambar petir. Dia pun terhuyung-huyung dan hatinya menjadi dingin."Bajingan! Kamu dokter abal-abal. Kamu sudah membunuh nenekku, aku akan membunuhmu!" Yura yang keluar dari kesedihan bergegas menyerang ke arah Owen dengan liar."Yura, berhenti! Jangan bersikap lancang!" seru Indra dengan suara yang serak. Dia menghentikan Yura tepat waktu."Kek, dia ... dia yang membunuh Nenek. Aku nggak akan mengampuninya!" teriak Yura sambil menangis sedih."Ini bukan salahnya. Nenekmu tadi sudah mengatakannya, hidup dan mati adalah takdir. Semuanya adalah takdir," kata Indra sambil menangis.Sorot matanya tampak putus asa sehingga membuat orang yang melihatnya juga bersedih. Semua orang dapat melihat bahwa dia lebih sedih daripada Yura."Kalian … apa yang sedang kalian lakukan? Nenek Fidalia, dia ... dia nggak apa-apa. Dia sudah hampir membaik ...," kata Owen yang tidak berdaya dengan suara yang sangat lemah.Saking lemahnya, dia hampir tid
"Sebenarnya ada satu hal yang ingin aku jelaskan kepadamu. Kondisi Nenek Fidalia memang sudah lebih baik, tapi dia belum sembuh total," kata Owen sambil tersenyum canggung.Dia hanya memiliki keyakinan 60 hingga 70% dan tidak dapat sepenuhnya menyembuhkan penyakit Fidalia. Selain itu, memang terjadi beberapa masalah selama proses pengobatan."Belum sembuh total? Kenapa? Apa pengobatan kali ini hanya mengatasi gejala dan bukan akar masalahnya? Apa ada kemungkinan kambuh di kemudian hari?" tanya Indra yang kaget dan kegembiraan di hatinya sedikit berkurang.Heri dan Yura juga sama. Suasana hati mereka menjadi agak gelisah."Bukan begitu! Aku tadi sudah menyembuhkan infeksi otak Nenek Fidalia dan pada dasarnya nggak akan ada kemungkinan kambuh di masa depan. Tapi keahlianku nggak mendalam, aku nggak bisa membantu memperbaiki sarafnya yang rusak. Dia mungkin masih harus duduk di kursi roda atau hidup dengan kruk di masa depan," jelas Owen dengan malu.Menurut catatan kitab medis di benakny
"Masalah ini mungkin bisa membuat keluarga lain kesulitan, tapi keluarga mereka nggak!" jelas Ashton."Oh ya? Pantas saja," kata Owen yang sangat kaget. Dia baru mengerti setelah mendapat penjelasan dari Pak Ashton."Owen, sejujurnya, keluarga kami memiliki ginseng liar yang usianya lebih dari 360 tahun! Mengenai bahan obat lainnya, sebutkan saja apa yang kamu butuhkan. Aku akan segera menyuruh orang untuk menyiapkannya," kata Indra sambil tersenyum."Oke. Kalau begitu, aku akan menuliskannya untukmu," kata Owen sambil mengangguk.Setelah menemukan kertas dan pena, dia pun menuliskan resep dan menyerahkannya kepada Indra. Selain itu, dia juga menyuruh Indra mencari panci yang terbuat dari tanah liat untuk merebus obat serta batu arang atau sejenisnya.Tidak butuh waktu lama, Heri mengantar beberapa pengawal yang membawa semua bahan obat dan barang-barang yang dibutuhkan Owen, termasuk ginseng liar yang usianya lebih dari 300 tahun. Semua barang dan bahan siap, Owen pun meletakkan panci
"Ternyata ini adalah alkimia kuno! Wawasanku benar-benar bertambah banyak hari ini," kata Indra sambil tertawa. Dia juga terkesan dengan kemampuan Owen.Begitu pula dengan Heri dan Yura. Hari ini adalah pertama kalinya mereka menyaksikan alkimia yang misterius, wajar jika mereka sangat terkejut."Pujian kalian terlalu berlebihan. Ini hanya keterampilan kecil, nggak pantas dipuji," kata Owen dengan wajah yang merah. Pujian seperti ini membuatnya agak malu.Seperti dugaan semua orang, dia barusan bukan merebus obat, tetapi melakukan teknik alkimia. Jika dibandingkan dengan obat rebus biasa, efek alkimia memang jauh lebih baik dan khasiat dari bahan obat dapat diekstrak dengan lebih baik.Namun, ini adalah alkimia pertamanya. Lantaran tidak memiliki cukup pengalaman dan kontrol api yang tidak terlalu baik, Owen tidak sengaja meledakkan panci. Untung saja pil-pil ini telah terbentuk sehingga bahan-bahan obat yang berharga itu tidak terbuang sia-sia. Jika tidak, Owen akan menjadi sangat mal
"Yura, cepat suruh pelayan untuk siapkan makan malam. Owen, hari sudah larut, bagaimana kalau kamu tinggal untuk makan malam bersama?" tanya Indra sambil tersenyum."Ya, baiklah. Kalau begitu, sudah merepotkan Kakek.""Pak Ashton, bagaimana kalau kamu juga ikut makan malam di sini?" tanya Indra yang sekalian mengajak Ashton."Nggak lagi, aku masih ada urusan. Aku pergi dulu. Pak Indra, Tuan Owen, sampai jumpa lagi lain waktu." Ashton menangkupkan tangannya dan berpamitan. Kemudian, dia dan asistennya pun pergi lebih dulu.Setelah sosok Ashton sudah makin menjauh, Heri seolah-olah teringat sesuatu. Dia bergegas menyatakan pendapatnya dan berkata, "Kakek, aku punya satu ide untuk urusan Tuan Owen ini.""Ide apa?" tanya Indra dengan kebingungan."Keluarga Suwanto melakukan bisnis bahan obat, sementara Tuan Owen memiliki keterampilan medis yang begitu luar biasa. Kalau kita bisa bekerja sama dalam ruang lingkup pengobatan, ini pasti akan menjadi proyek yang bagus untuk keluarga kita dan Tu
Bagaimanapun juga, dia bukan siapa-siapanya Theresa. Jika dia mendadak memberikan sebuah kalung semahal ini untuk Theresa, Owen khawatir itu akan menyinggung Theresa.Sesuai pemahaman Owen kepada Theresa, Theresa pasti tidak akan sembarangan menerima hadiah dari lawan jenis.Jika dia memberikan kalung itu dan membuat Theresa salah paham bahwa dia memiliki niat buruk, kelak mereka mungkin saja tidak akan bisa berteman lagi. Tentu saja, ini bukan hal yang diinginkan Owen.Akan tetapi, dia sudah mendapatkan kalung itu. Jika tidak memberikannya kepada Theresa, Owen juga merasa tidak rela."Owen, kenapa kamu terus menatap lantai sambil melamun? Oh, ya, kamu sudah makan belum? Kalau belum, aku akan menyuruh Bibi Tanti untuk memasak makanan baru untukmu." Suara Theresa terdengar sangat nyaring sehingga membuat Owen tersadar dari lamunannya."Oh, nggak perlu lagi. Aku sudah makan di luar. Theresa, ini sudah larut, aku pergi mandi dan istirahat dulu, ya," ujar Owen sambil tersenyum dengan cangg
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero
“Semua ahli Organisasi Dragmar Tonham Sentral, segera bertindak! Tangkap Danu dan Jordan! Kalau ada anggota Keluarga Chandika yang berani menghalangi, mereka juga akan dihukum sesuai kesalahan mereka!” perintah Graham dengan tegas.Para anggota Keluarga Chandika seharusnya memang tidak terlibat dalam kejahatan Danu. Namun, apabila mereka bersikeras melindungi Danu, itu setara dengan berkomplot dengan penjahat di Daftar Hitam. Dengan begitu, Organisasi Dragmar Tonham Sentral tentu saja tidak akan mengampuni mereka.“Baik!”Seiring dengan perintah Graham, para ahli Organisasi Dragmar Tonham Sentral segera membentuk formasi untuk mengepung Danu dan Jordan.“Semua anggota Keluarga Chandika, bersiap untuk sambut serangan!” perintah Setiawan tanpa ragu sambil melambaikan tangannya kepada para anggota Keluarga Chandika.Kali ini, Organisasi Dragmar Tonham Sentral yang tidak memiliki bukti malah ingin menangkap Danu hanya berdasarkan kata-kata sepihak mereka. Hal ini benar-benar keterlaluan. K