Share

Bb 175

Heri berteriak dengan marah. Dia tahu jelas apabila bukan karena Yura menyerang Owen tadi, Owen tidak akan menolak dengan begitu tegas. Heri merasa asalkan adiknya meminta maaf pada Owen, Owen mungkin akan berubah pikiran.

“Mau aku berlutut di hadapannya? Nggak mungkin! Kamu mau gila, ya gila sendiri. Jangan seret aku juga!” ujar Yura dengan kesal.

“Kamu ... Apa kamu sudah lupa kalau keadaan Nenek sekarang lagi kritis? Dia bisa mati kapan saja! Kalau Tuan Owen nggak turun tangan, konsekuensinya nggak terbayangkan. Apa kamu mau celakai Nenek?” bentak Heri sambil menatap Yura dengan kesal. Dia sudah sepenuhnya murka karena adiknya yang keras kepala.

“Aku ....”

Setelah mendengar bentakan Heri, Yura pun terkesiap. Selama ini, dia sudah terbiasa dimanjakan dan bersikap sombong. Jadi, dia memang lumayan keras kepala dan sulit diatur.

Namun, setelah dimarahi oleh kakaknya, Yura akhirnya tersadar bahwa nyawa neneknya berada di tangan Owen. Jika karena dirinya yang keras kepala membuat neneknya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status