Share

Operasi Dimulai!

Penulis: NaLaTu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-03 21:06:09

Di markas besar Bearpo, suasana mencekam memenuhi ruangan yang dipenuhi nuansa beruang. Patung-patung beruang dengan mata merah menyala menghiasi setiap sudut ruangan, sementara lampu redup memberikan kesan suram dan menakutkan. Di tengah ruangan, Brok Bearpo duduk di kursi besar dengan tongkatnya yang berlapis emas di tangan.

Salah satu pengawal Brok masuk dengan cepat dan memberikan laporan. "Tuan, kami mendapat pesanan narkoba berjumlah besar yang akan dikirim ke Inggris," kata pengawal itu dengan suara tegas.

Brok menghisap rokok mahalnya dan mengangguk. "Bagus. Siapkan semuanya dengan rapi. Panggil Leon sekarang."

Leon dipanggil dan masuk dengan sedikit ragu. "Ada apa, Ayah?" tanyanya.

Brok menatapnya tajam. "Leon, ada pengiriman besar narkoba ke Inggris. Kau yang akan mengantarnya."

Leon terkejut dan mencoba menolak. "Tapi, Ayah, aku punya tugas skripsi yang harus diselesaikan. Aku tidak bisa pergi sekarang."

Brok mengerutkan keningnya, tanda bahwa kesabarannya mulai habis. "Leo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Kesempatan

    Leon merasa jantungnya berdetak kencang. Ia mencoba melarikan diri, tetapi seorang polisi menangkapnya dengan cepat dan memborgol tangannya."Ini jebakan," kata Leon dengan suara gemetar.Polisi memeriksa koper dan menemukan narkoba di dalamnya. "Leon Bearpo, Anda ditangkap atas tuduhan penyelundupan narkoba," kata polisi dengan suara tegas.Leon tidak bisa berkata apa-apa. Ia tahu bahwa situasinya sangat buruk dan tidak ada jalan keluar. Ia melihat sekilas ke arah pria-pria yang seharusnya menerima barang itu, dan menyadari bahwa mereka adalah anak buah Raka.Dengan tangan terborgol, Leon dibawa ke mobil polisi. Di kejauhan, ia bisa melihat pesawat-pesawat yang terus lepas landas, tetapi bagi Leon, hari itu adalah akhir dari kebebasannya. Di balik semua ini, Raka telah berhasil melancarkan rencananya untuk menjebak Leon, dan kebenaran tentang keluarga Bearpo perlahan mulai terungkap.Suasana di markas besar Bearpo terasa mencekam. Dinding-dinding dihiasi dengan dekorasi beruang yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-04
  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Kesempatan 2

    Ziva memulai harinya dengan sedikit kegalauan. Leon belum juga muncul di kampus, dan Ziva mulai curiga. Ia ingin melanjutkan rencananya untuk masuk lebih dalam ke kehidupan Leon, tetapi ketidakhadiran Leon membuatnya bingung. Di kampus, Raka semakin giat melakukan hal-hal romantis untuk Ziva. Ia seringkali membawakan Ziva kopi pagi, menyelipkan catatan kecil berisi semangat di buku catatan Ziva, dan selalu memastikan Ziva merasa dihargai dan diperhatikan. Kehadiran Raka yang terus-menerus membuat Ziva sedikit demi sedikit merasakan kehangatan di tengah dinginnya rencana balas dendam yang ada di hatinya.Setelah kuliah selesai, Ziva dan Raka menuju toko roti untuk bekerja. Sepanjang hari mereka bekerja bersama, melayani pelanggan yang terus berdatangan berkat viralnya toko tersebut. Keakraban mereka semakin terlihat saat bekerja sama, dan kebersamaan itu membuat Ziva merasa sedikit lebih tenang.Saat malam tiba, toko roti mulai sepi. Ibu Surti telah pulang lebih awal dengan mobilnya d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-04
  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Muak

    Esok harinya di kampus, Raka semakin menjadi-jadi. Ia terus mengusik Ziva, mencoba menarik perhatiannya dengan berbagai cara. Di kelas, Raka selalu mencoba duduk di sebelah Ziva, memberikan komentar-komentar lucu, dan bahkan membawa makanan kesukaan Ziva. Namun, semua itu hanya membuat Ziva semakin muak.Saat pulang dari kampus, Ziva akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. Ia menegur Raka dengan nada yang sedikit kasar. "Raka, tolong hentikan. Aku butuh ruang. Aku tidak bisa terus-menerus diganggu seperti ini," katanya dengan tegas.Raka terdiam sejenak, terlihat terluka oleh kata-kata Ziva. Namun, ia mengangguk dan mundur, memberi Ziva ruang yang ia minta.Kehidupan Ziva di toko roti kembali ke rutinitasnya. Ia sibuk melayani pelanggan, membersihkan toko, dan membantu Bu Surti dengan berbagai tugas. Toko roti semakin ramai berkat bantuan Leon dan Raka sebelumnya, membuat pekerjaan Ziva sedikit lebih sibuk dari biasanya.Interaksi Ziva dengan Bu Surti berjalan seperti biasa. Bu Surti se

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Kebenaran Sari

    Esok harinya, setelah selesai dengan jadwal kuliahnya, Ziva bergegas menuju perpustakaan kota yang luas. Ia berjalan melewati deretan rak-rak buku yang tinggi, mencari sosok Kakek Sam di setiap sudut. Waktu berlalu dengan cepat, dan sampai sore hari, Ziva belum menemukan kakek yang bijak itu.Merasa lelah dan sedikit putus asa, Ziva duduk di bangku jalan sambil meminum air mineral yang dibawanya. Ia merenung sejenak, mencoba menyusun kembali pikirannya yang kacau. Tiba-tiba, matanya menangkap sosok Kakek Sam di seberang jalan, menjual koran di tengah keramaian. Tanpa berpikir panjang, Ziva segera menghampiri kakek itu."Kakek Sam!" panggil Ziva dengan suara ceria, "Kakek, apa yang sedang kakek lakukan di sini?"Kakek Sam menoleh dan tersenyum hangat, "Oh, Ziva!"Ziva sampai duduk di samping kakek Sam. "Kakek jual koran?""Ya, aku menjual koran, tapi bukan untuk mencari modal, melainkan untuk merasa berguna. Ada apa Ziva? Lama tidak bertemu.""Sebenarnya ada banyak hal yang ingin kuta

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Konsekuensi

    Ziva terkejut mendengar pengakuan Sari, tetapi ia tetap tenang. "Apa yang kau temukan?""Ayah Raka, Rob, sama liciknya dengan ayah Leon. Mereka partner dalam bisnis ilegal. Meskipun Raka terlihat tidak terlibat, dia tetap bagian dari keluarga jahat itu. Aku tahu kau mulai dekat dengan Raka, tapi kau harus menjauhinya, Ziva," kata Sari dengan suara penuh kekhawatiran.Tiba-tiba, Raka muncul di kafetaria, mendengar percakapan mereka. Wajahnya memerah marah, dan tanpa berpikir panjang, ia memukul kaca di dekat mereka. Kaca itu pecah berhamburan, membuat semua orang di kafetaria terkejut dan panik. Raka mengambil seonggok pecahan kaca yang tajam, menyander Sari dengan cepat."Raka, apa yang kau lakukan?! Lepaskan Sari!" teriak Ziva dengan suara gemetar, berusaha menenangkan Raka yang sudah dibutakan oleh kata-kata Sari."Sari harus dihentikan. Dia tidak tahu apa yang dia bicarakan," kata Raka dengan suara dingin, menekan pecahan kaca di leher Sari.Keadaan semakin kacau saat Ardi datang d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   SEGI EMPAT

    Setelah selesai dari toko, Ziva diminta mengantar barang ke rumah Bu Surti. Rumah itu ternyata tidak jauh dari toko roti. Saat sampai di rumah Bu Surti, Ziva terkejut melihat bahwa Bu Surti adalah ibu dari Ardi."Bu Surti, ini barangnya," kata Ziva sambil menyerahkan tas belanja."Oh, terima kasih, Ziva. Kau tahu, ternyata kau kenal dengan anakku, Ardi," kata Bu Surti dengan ramah.Ardi yang mendengar percakapan itu keluar dari dalam rumah. "Hai, Ziva," sapa Ardi sambil tersenyum.Ziva tersenyum kembali. "Hai, Ardi. Tidak menyangka kau anak Bu Surti."Bu Surti tampak senang dan mencoba menjodohkan mereka. "Kalian berdua harus lebih sering bertemu. Siapa tahu cocok, ya kan?" katanya sambil tertawa kecil.Ziva dan Ardi berbincang di belakang rumah, menghindari obrolan Bu Surti. Mereka duduk di bangku taman kecil di halaman belakang."Ardi, bagaimana keadaan Sari?" tanya Ziva dengan penuh perhatian.Ardi menghela napas. "Sari masih trauma. Dia benar-benar tidak menyangka kejadian di kamp

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Dendam Raka

    Pagi itu, Ardi datang ke toko kue untuk membantu ibunya, Bu Surti. Saat mereka menata kue-kue di toko, suasana pagi yang sejuk berubah menjadi tegang saat mereka hendak membuka garasi toko."Astaga, ini kotoran manusia dan sampah! Siapa yang berani-beraninya?" Bu Surti marah dan wajahnya memerah karena kesal. "Ardi, cek CCTV! Kita harus tahu siapa yang melakukan ini!"Ardi segera pergi untuk mengecek rekaman CCTV. Saat melihat rekaman beberapa malam sebelumnya, ia menemukan bahwa banyak pengemis dan orang terlantar sering menggunakan area depan toko sebagai tempat buang air dan tidur. Namun, saat ia memeriksa lebih lanjut, ia melihat rekaman malam saat hujan beberapa hari yang lalu. Ia terkejut melihat Ziva dan Raka melakukan hubungan intim di toko. Ardi tersentak dan dengan cepat menyimpan rekaman itu di ponselnya. Ia kembali kepada ibunya dan memberi tahu tentang pengemis dan orang-orang yang mengotori toko mereka. Namun, ia tidak menyebutkan tentang Ziva dan Raka."Dasar tidak tah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Terungkap!

    Malam semakin larut ketika Raka dan anak buahnya tiba di depan toko roti Ibu Surti. Lingkungan sekitar sepi, hanya ada beberapa orang yang berjalan cepat pulang ke rumah mereka. Raka memberi isyarat kepada anak buahnya untuk mulai bergerak.Dengan cepat dan tenang, mereka mendekati toko roti itu. Salah satu dari mereka membawa linggis dan mulai membuka paksa pintu belakang toko. Begitu pintu terbuka, mereka masuk dengan hati-hati.Di dalam, suasana toko roti yang biasanya hangat dan nyaman kini terasa mencekam. Raka melihat sekeliling dengan mata yang penuh kebencian. "Mulai hancurkan semuanya," bisiknya dengan suara yang rendah namun memerintah.Anak buahnya mulai menghancurkan etalase, meja, dan peralatan dapur dengan brutal. Suara kaca pecah dan kayu retak bergema di seluruh ruangan. Raka menatap semua itu dengan kepuasan yang dingin.Salah satu anak buah menumpahkan minyak dari dapur ke seluruh ruangan. Raka mengambil korek api dari sakunya dan menyalakannya, memandang api kecil i

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Cintanya Raka

    Pagi itu, Ziva berolahraga di taman dekat rumahnya, mencoba untuk menghilangkan stres yang membelenggu pikirannya. Dengan napas teratur dan tubuh bergerak mengikuti irama, ia mencoba menenangkan diri. Namun, tiba-tiba ponselnya berbunyi, menandakan pesan masuk. Ziva berhenti sejenak dan membuka ponselnya, melihat pesan dari Raka. Isi pesannya singkat tapi jelas: "Ziva, aku minta tolong, bisa kita bertemu?"Ziva ragu, namun entah mengapa, dorongan untuk menyelesaikan masalah membuatnya setuju. Mereka sepakat untuk bertemu di taman kota, tempat yang cukup ramai sehingga Ziva merasa aman. Ketika tiba, Ziva melihat Raka sudah menunggunya di bangku taman, wajahnya kusut dan penuh penyesalan."Maaf, Ziva," ucap Raka, suaranya serak. "Aku benar-benar minta maaf atas kejadian semalam. Aku… aku hanya tidak bisa mengendalikan perasaanku. Kamu tahu betapa aku mencintaimu. Itu menghancurkanku melihatmu bersama orang lain…"Ziva menatap Raka dengan sorot mata yang penuh ketegasan. “Raka, kita suda

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Godaan

    Pagi hari, kota itu dipenuhi dengan suasana yang meriah dan glamor. Di sebuah gedung megah yang sering digunakan untuk acara-acara besar, sebuah pesta diadakan untuk merayakan kehamilan anak seorang pengusaha kaya. Pesta ini merupakan acara besar, yang menandai pengumuman jenis kelamin anak tersebut. Ruang pesta dihiasi dengan lampu kristal berkilauan dan bunga-bunga eksotis. Tenda putih yang elegan menutupi area luar, sementara di dalam, meja-meja panjang dipenuhi dengan berbagai hidangan mewah. Musik orkestra lembut mengalun, menambah suasana yang berkelas dan penuh kehangatan. Para tamu berpakaian formal, mengenakan gaun-gaun mewah dan jas-jas elegan, menikmati hidangan dan bersosialisasi.Brok, Leon, dan Ziva diundang ke acara tersebut. Namun, hanya Ziva dan Leon yang hadir. Raka dan Nanda juga hadir, meski suasana antara mereka terasa canggung. Raka, yang tidak bisa menahan emosinya, terus memandang Ziva dari kejauhan. Pesta semakin meriah saat pengumuman tentang jenis kelamin

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Leona

    Pagi itu, Ziva bangun lebih awal dari Leon, merasakan udara segar yang masuk melalui jendela kamar mereka yang besar. Perasaan gelisah yang selalu ada sejak pernikahannya dengan Leon kembali menghantuinya. Dengan hati-hati, dia keluar dari tempat tidur, berusaha untuk tidak membangunkan Leon, lalu berjalan menuju kamar mandi.Sesampainya di sana, Ziva membuka seluruh pakaiannya, membiarkan air hangat dari shower mengalir di atas tubuhnya. Dia mencoba menenangkan pikirannya, merenungkan langkah-langkah yang harus dia ambil selanjutnya. Namun, ketika dia mendengar pintu kamar mandi terbuka, jantungnya langsung berdegup kencang.Leon masuk, matanya masih sedikit mengantuk, namun senyum kecil terlihat di wajahnya. "Pagi, sayang," katanya dengan suara lembut. Dia mendekati Ziva, niatnya jelas untuk bergabung dengannya di kamar mandi. Namun, ekspresi Ziva berubah seketika, tubuhnya menegang dan refleks menutupi dirinya dengan tangan.Leon berhenti di tempat, terkejut dengan reaksi Ziva. "Ad

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Dua Sisi

    Malam itu, setelah makan malam yang hangat namun sarat dengan keheningan penuh makna, Brok memanggil Ziva dan Leon untuk ikut dengannya ke sebuah tempat yang tak pernah mereka duga. Ziva, yang sudah mulai terbiasa dengan kejutan-kejutan dari Brok, mengikuti Leon dengan tenang namun penuh antisipasi. Mereka berjalan menuju perpustakaan pribadi Brok, sebuah ruangan besar yang dipenuhi dengan buku-buku kuno dan artefak antik. Di sini, suasana terasa tenang, hampir mistis, dengan cahaya lampu gantung yang memancarkan sinar lembut di ruangan. Brok berhenti di depan salah satu rak buku yang tampak biasa saja. Namun, saat dia menyentuh sebuah buku tua dengan sampul kulit, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Rak buku itu bergeser perlahan, memperlihatkan sebuah pintu rahasia di baliknya. Ziva menatap dengan takjub, sementara Leon tersenyum tipis, seolah sudah terbiasa dengan rahasia-rahasia ayahnya."Masuklah," kata Brok dengan nada tegas, mengisyaratkan mereka untuk mengikuti.Mereka melangk

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Menantu

    Seiring berjalannya waktu, Ziva semakin mengukuhkan posisinya sebagai istri Leon yang perhatian dan penuh dedikasi. Setiap pagi, Ziva bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan, mengurus keperluan rumah, dan memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan lancar. Brok semakin menyukai menantunya, merasa yakin bahwa Ziva adalah pilihan yang tepat untuk putranya.Leon dan Ziva sering menghabiskan waktu bersama, baik di rumah maupun di luar. Leon mengajak Ziva untuk berkenalan dengan para pengusaha dan rekan-rekannya, memperluas jaringan sosial mereka. Ziva selalu tampil anggun dan cerdas, memenangkan hati banyak orang dengan kepribadiannya yang menawan.Suatu hari, Leon mengajak Ziva untuk menghadiri sebuah pertemuan bisnis penting di sebuah hotel mewah. Di sana, mereka bertemu dengan banyak orang berpengaruh, termasuk beberapa mitra bisnis Brok. Leon merasa bangga memiliki Ziva di sisinya, melihat betapa mudahnya Ziva bergaul dengan semua orang."Ziva, kau benar-benar luar biasa. Kau membu

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Awal Rencana

    Acara pernikahan yang meriah telah usai, dan para tamu sudah mulai pulang. Leon dan Ziva akhirnya berada di kamar pengantin mereka. Ruangan itu dihias dengan indah, dengan lilin-lilin yang menyala lembut dan kelopak bunga mawar tersebar di seluruh tempat tidur.Leon masuk ke dalam kamar, sedikit gugup namun penuh harapan. Ia menutup pintu perlahan, membiarkan Ziva masuk terlebih dahulu. Ziva tampak cantik dalam gaun tidurnya yang sederhana namun elegan. Mereka berdua berdiri canggung di tengah ruangan, merasakan ketegangan yang manis namun aneh."Ziva, ini... adalah malam yang sangat spesial bagi kita," kata Leon dengan suara lembut.Ziva tersenyum, namun ada kelelahan yang jelas terlihat di matanya. "Leon, aku benar-benar lelah. Hari ini sangat melelahkan, dan aku butuh istirahat."Leon mengangguk, mencoba menyembunyikan kekecewaannya. "Tentu, aku mengerti. Kita bisa beristirahat malam ini."Mereka berdua naik ke tempat tidur, berbaring berdampingan namun dengan jarak yang terasa. Le

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Pernikahan Sah

    Pagi yang cerah di hari pernikahan Ziva dan Leon. Di rumah Ziva, suasana sibuk dan penuh kegembiraan. Ziva duduk di depan cermin besar di kamarnya. Seorang makeup artist profesional sedang merias wajahnya dengan teliti. Di sekitar Ziva, beberapa asisten membantu mengenakan gaun pengantin putih yang indah, lengkap dengan detail renda dan kristal. Bu Kiki dan beberapa teman dekat Ziva memberikan dukungan moral, membuat Ziva merasa lebih tenang."Ini adalah hari yang luar biasa, Ziva. Kau terlihat sangat cantik," kata Bu Kiki dengan senyum penuh kasih.Ziva tersenyum, meski ada sedikit kegugupan di matanya. "Terima kasih, Bu Kiki. Aku tidak bisa melakukan ini tanpa dukunganmu."Setelah selesai berdandan, Ziva berdiri dan melihat dirinya di cermin. Ia hampir tidak mengenali dirinya sendiri. Gaun pengantin itu memeluk tubuhnya dengan sempurna, dan riasan wajahnya menonjolkan kecantikannya yang alami.Di sisi lain, Leon sedang bersiap di rumahnya. Ayahnya, Brok Bearpo, yang biasanya tampak

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Ancaman Serius

    Di sebuah ruangan yang penuh dengan kemewahan dan aura kekuasaan, Brok Bearpo, dengan tongkat emasnya, berdiri di depan Eleanor. Eleanor, seorang mafia kakap dengan aura yang tak kalah menakutkan, berdiri dengan anggun di hadapannya. Mereka saling menatap dengan mata penuh kewaspadaan.Brok membuka pembicaraan dengan nada sedikit meninggi, “Eleanor, meskipun kita memiliki perbedaan, aku ingin tetap profesional. Ini undangan pernikahan Leon dan Ziva.” Ia menyerahkan kartu undangan mewah itu dengan tangan kokohnya.Eleanor, yang sudah mengetahui rencana pernikahan ini melalui mata-matanya, menerima undangan itu dengan elegan. Ia membaca sekilas undangan tersebut sebelum mengalihkan pandangannya kembali ke Brok. “Terima kasih, Brok. Aku sudah mendengar tentang rencana ini. Kau tahu, dunia kita memang kecil, ya?” ucap Eleanor dengan senyum tipis yang penuh arti.Brok mengangguk, walau matanya tetap tajam. “Memang, Eleanor. Aku harap kau bisa hadir dan melihat bahwa kita bisa menjalin hub

  • Pembalasan Dendam Nona Dingin   Persiapan Pernikahan

    Hari itu dimulai dengan sinar matahari yang cerah menerangi kota. Leon dan Ziva memulai persiapan pernikahan mereka dengan penuh semangat. Mereka berdua pergi ke berbagai tempat untuk memastikan semua kebutuhan pernikahan terpenuhi. Leon, yang tampak sangat antusias, memastikan bahwa Ziva mendapatkan semua yang diinginkannya.Leon membawa Ziva ke sebuah butik gaun pengantin terkenal di kota. Di sana, Ziva mencoba beberapa gaun, dengan Leon yang memberikan pendapatnya dengan tulus.“Aku suka yang ini,” kata Leon, sambil menunjuk pada gaun putih sederhana dengan hiasan renda yang elegan. “Kau terlihat sangat cantik.”Ziva tersenyum malu-malu. “Terima kasih, Leon. Aku juga suka gaun ini.”Setelah memilih gaun, mereka juga memilih pakaian untuk Leon, memastikan semuanya serasi. Leon memilih setelan hitam klasik dengan dasi perak, yang membuatnya tampak gagah dan elegan.Selanjutnya, mereka pergi ke sebuah kafe untuk mendiskusikan tema pernikahan. Ziva menginginkan pernikahan yang sederhan

DMCA.com Protection Status