Asap akibat ledakan itu langsung menyebar menutupi arena. “Uwaaaaa!” lalu terdengar suara teriakan dari Juanco yang seperti sedang mengamuk.
“Duuuaaarrrr!” terjadi ledakan kembali yang sumbernya dari teriakan Jianco berasal, dan langsung menghempaskan semua asap berserta Ken berserta dua lawannya ke luar arena.
“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya salah satu Profesor yang menonton.
Semua penonton bingung dengan kejadian yang tiba-tiba itu, mereka semua mencoba menerka apa yang terjadi di arena. Rugard juga penasaran dengan apa yang Ken lempar, karena kekuatan Juanco tiba-tiba meningkat drastis hingga serangannya menghancurkan arena dan menghempaskan Ken dan yang lainnya. Sedangkan Wasit masih melihat situasi yang sedikit membingungkan dan kemudian memutuskan hasil pertandingan.
“Pemenangnya team Ken,” teriak Wasit yang membuat semua penonton saling berbisik.
“Tunggu, aku mengajukan keberatan ata
Terlalu santai dan percaya diri membuat Ken masuk dalam jebakan musuhnya, dan kini Ken tidak bisa bergerak dan dia juga belum sempat mengaktifkan artefaknya untuk membantu Juanco. Shaton tersenyum lebar melihat Ken yang mulai pucat karena keadaanya saat itu, dia juga mengambil artefak milik Ken. Juanco juga tidak bisa membantunya karena juga bertarung dengan siswa peringkat kedua Akademi Airyano yang dipilih Shaton.“Sekarang artefak ini jadi milikku.” Shaton merebut artefak milik Ken dari tangannya.“Sekarang kita lihat apa efek dari artefak ini, hahahaha,” ujar Sahton lalu mengaktifkan atrfak milik Ken yang kemudian membuat kekuatan sihirnya menigkat pesat.Saat itu ditempat penonton ada seorang pria yang tersenyum saat melihat Shaton mengaktifkan artefak milik Ken. “Aaaaaa!” tiba-tiba Ken berteriak sangat keras.Shaton terkejut saat Ken tiba-tiba berteriak keras, dia juga bingung dengan apa yang terjadi pada Ken. Dia tidak merasa melakukan apapun pada Ken seteleh membuatnya lumpuh
Ken mulai menjelaskan tentang detail cara dia melakukan rencananya hingga mulus, yang selalu diawali dengan mencari informasi tentang target dan sekitarnya. Dia mencari mulai dari sifat, sikap, dan semua orang yang dekat dengannya yang dia kumpulkan dalam waktu singkat. Ken memanfaatkan sifat serakah dan sikapnya yang suka pamer untuk menjual artefak itu pada Shaton dengan mudah. Sikapnya yang selalu ingin menjadi yang pertama dan menyingkirkan semua pesaingnya dengan segala cara membuat Shaton langsung mencoba menyingkirkan Ken saat dia melihat ada kesempatan menfitnahnya disemifinal.Kemenangan Ken yang secara tiba-tiba disemifinal menggunakan artefaknya pasti membuat Shaton yang serakah ingin memiliki artefak milik Ken. Ken yang sudah berperan menjadi orang lemah membuat Shaton sangat yakin bisa mendapatkan artefaknya, dan Ken juga mewujudkan keinginan Shaton untuk menggunakan artefaknya. Dengan menggunakan dulikat dirinya untuk melawan Shaton membuat Ken bisa dengan leluasa mengak
“Apa yang sebenarnya dia pikirkan hingga mendatangkan ribuan monster untuk menyerbu para siswa?” tanya Rugard pada Yuna dan Saintess.“Aku juga tidak tahu, tetapi yang aku tahu, Tuan Ken memang orang yang selalu memiliki ide gila yang melampaui apa yang kita bisa pikirkan,” jawab Yuna.Ribuan monster itu langsung menyerbu para siswa Akademi dan membuat mereka sangat panik hingga berhamburan untuk melarikan diri. Kelompok para Profesor korup langsung kabur melarikan diri seperti yang sudah diperkirakan, bahkan beberapa Profesor lain juga tidak sedikit yang ikut kabur. Hanya beberapa Profesor saja yang tetap di tempatnya dan melindungi serta mengarahkan para siswa untuk tetap aman.***Beberapa menit sebelumnya.Beberapa kelas sudah beristirahat setelah bertarung melawan monster, kelas U juga sedang istirahat dan mereka merasa aneh dengan kondisi hutan beast. Hutan beast yang biasanya banyak sekali monster, tiba-tiba menjadi lebih tenang dengan sedikit monster hingga harus masuk lebih
Beberapa menit sebelumnya.Di salah satu hutan Beast, Shaton dan para Profesor korup sudah di kumpulkan menjadi satu. Mereka bukan hanya kabur dari tugas dan tidak melindungi para siswa Akademi, bahkan Shaton dan beberapa dari mereka menjadikan siswa sebagai tameng mereka. Kini mereka sudah ditangkap dan akan mendapat hukuman dari kerajaan, tetapi Shaton akhir darinya yang hanya tinggal menunggu waktu untuk menerima hukuman dari kerajaan.Saat melihat artefak miliknya yang disita oleh para pengawal, Shaton jadi terpikirkan untuk menggunakan kekuatanmya agar bisa kabur. Hanya saja dia sedikit ragu karena ada Rugard yang merupakan Magicswordman dan orang yang masuk seratus terkuat, tetapi waktu yang dia miliki untuk berpikir tidak banyak. Bila dia tidak segera bertindak maka kesempatannya untuk kabur akan hilang saat artefak itu sudah dibawa pergi.‘Aku harus segera kabur dari sini, apa yang akan terjadi nanti biar aku pikirkan nanti saja,’ pikir Shaton yang sudah mencari celah untuk me
Setelah Ken menjentikkan jarinya, Penjara kegelapan yang mengurung Ken lenyap bersamaan dengan udara di belakang Shaton kembali membelah seperti yang terjadi saat Shaton mengaktifkan artefaknya. Celah tersebut kembali mengeluarkan kekuatan yang mengerikan yang langsung di serap oleh tubuh Shaton dan membuatnya menjadi lebih kuat. Shaton yang awalnya ketakutan karena semua skillnya tidak berkerja pada Ken, kini kembali tenang karena tidak ada hal buruk terjadi padanya dan dia malah dibuat semakin kuat. “Ha-hahahaha, apa yang kamu barusan lakukan? itu mengejutkanku,” ucap Shaton. Ken tidak menjawab hanya menghembuskan nafas pelan seperti lelah melihat tingkah Shaton yang sudah tidak menarik baginya. Yuna dan Sintess yang masih sadarkan diri, tetap tidak melakukan apapun dan hanya melihat apa yang sebenarnya terjadi. Shaton yang kesal pada Ken mencoba untuk meyerangnya, tetapi tubuhnya tidak bisa bergerak. Wajahnya langsung kembali pucat saat menyadari hal itu, dia meng
Ken tetap tidak menampakkan dirinya pada Rugard dan yang lain dan hanya menemui para siswa untuk memberi pelajaran atau arahan saja. Rugard sudah beberapa kali berpesan pada para siswa, tetapi Ken mengabaikannya dan menyampaikan akan menemui mereka saat kompetisi kerajaan. Hingga akhirnya hari kompetisi kerajaan sudah tiba, kompetisi kerajaan kali ini diadakan di kota Houlan yang bertempat di kerajaan Daiman.Ken yang sedang menyusuri jalanan kota merasa heran dengan penuhnya penjaga dan Kesatria yang ada, dia merasa penjagaan kota tersebut terlalu berlebihan. Di lain sisi dia juga berpikir mungkin pemandangan yang dia lihat akibat semakin intensnya serangan Iblis ke wilayah Manusia yang sampai menyusup ke beberapa ibukota kerajaan Manusia. Ken tidak terlalu memikirkan hal itu dan tetap berjalan santai untuk menikmati kompetisi kerajaan dan mendapatkan semua yang dia inginkan untuk merampungkan rencananya.“Sebaiknya aku bergegas agar tidak terlambat untuk menghadiri pembukaan kompeti
“Ada apa ini sebenarnya?” tanya Aina pada ketua Pengawas kompetisi.“Kami disini untuk meminta penjelasan kalian tentang kecurangan yang kalian lakukan,” ucap Profesor dari Akademi Kurisan yang menjawab pertanyaan Aina dengan penuh emosi.“Apa maksud anda dengan kecurangan?” tanya Aina yang ikut emosi.Katua pengawas kemudian menjelaskan tentang apa yang para Profesor adukan tentang kejanggalan yang meraka ketahui dari para siswa Airayano. Mereka menuduh Reon dan yang lainnya bukanlah siswa Akademi Airyano dan merupakan orang sewaan, karena mereka sama sekali tidak pernah mengetahui tentang Reon dan yang lainnya. Salah satu Profesor juga menjelaskan bila Reon dan yang lain tidak masuk dalam daftar siswa Airyano, yang sudah dipulikasikan kepada Akademi lainnya. Salain itu fakta mereka yang bukan merupakan siswa ajaran baru membuat semuanya semakin curiga bila mereka orang sewaan.Aina langsung membantah hal tersebut dan menjelaskan bila mereka semua adalah siswa dari kelas U yang meman
“Tetaplah tegak dan percaya pada kekuatan kalian,” ucap Ken dengan santai.“Meski Guru bilang begitu, kami hanya bisa bertarung dengan lima orang dalam babak kedua dan harus melawan sepuluh orang, belum lagi Reon dan yang lain tidak bisa ikut serta,” grutu Juanco yang kesal dengan kondisi mereka yang harus bertarung dengan lima siswa saja.“Hah, kamu terlalu bodoh, Ju*ncok! Satu dari kalian sama seperti sepuluh orang, jadi sebenarnya hanya perlu satu orang saja bagi kita untuk menang dan itu kamu,” jelas Ken.“Guru, berapa kali aku bilang, namaku itu Juanco dan tidak ada huruf K dibelakangnya,” jelas Juanco yang kesal pada Ken yang selalu mengubah namanya.Penampilan Juanco tidak banyak berubah, tetapi sikapnya sudah berubah karena pengaruh Ken yang membuat sikapnya banyak berubah. Dia sering berkata kasar dan sikapanya sedikit acuh terhadap sekitarnya, meski dia tetap terlihat seperti orang culun. Apa lagi Ken yang merubah namanya dan membuat semua temannya juga ikut menanggailnya se
Warna rambut pirang yang berkilau seperti emas terurai hingga di bahunya, dan telihat sangat indah dengan wajah manis yang sangat cantik seperti boneka berbie. Bentuk tubuhnya juga aduhai yang membuat semua cowok membuka mulut mereka saat melihatnya berjalan. Kulitnya juga putih mulus yang terlihat sangat cerah terawat dengan baik, dan itu mmebuat semua cewek sangat ingin memiliki kulit sepertinya. Kedatangannya juga membuat suasana kelas menjadi hening karena semua siswa terus terpaku dan menatap kepadanya. “Perkenalkan nama saya Alice de Pendragon, mulai hari ini saya akan belajar di kelas ini.” Semua siswa langsung bersorak setelah mendengar perkenalannya, kecuali Ken yang tahu sosok tersebut sangat mirip dengan Garga. Namanya juga mirip dengan nama yang Ken berikan kepada Garga, hanya beda nama tengahnya saja, tetapi mengucapannya sama. Guru kemudian menjelaskan bila Alice merupakan siswa istimewa dan juga siswa pertukaran dari luar negeri yang akan belajar tentang budaya di Indo
Ken merasa tidak juga harus menggunakan kekuatannya untuk melawan Dion yang kekuatannya juga sudah menyatu sempurna. Ken merasa harus mencari tahu lebih dalam tentang metode yang Dion gunakan untuk menyatukan semua kekuatannya. Ken menggunakan skill overdrive yang membuat tubuhnya memiliki kekuatan dua kali lipat dan bergerak berdasarkan instingnya untuk bertarung menggunakan seluruh kekuatannya. Pergerakan Dion menjadi semakin cepat dan serangannya juga semakin kuat dari sebelumnya, Ken bisa merasakan perbedaannya dari tekanan yang Dion berikan. Beruntung Ken memiliki skill untuk mengimbangi kekuatan Dion dan langsung menggunakannya, jika tidak Ken akan terkena serangan Dion dan berakhir teluka. Ken kini juga kesulitan untuk menghindari serangan Dion dan hanya bisa bertahan, tetapi Dia masih bisa memberikan perlawanan dan serangan balasan dalam kondisinya yang semakin terdesak. Ken mulai kesal karena tidak segera menemukan metode yang Dion gunakan. “Ju*nc*k!” “Kugkk!” Ken bertriak
Ken tidak menyangka bila kejadiannya akan menjadi sangat buruk, karena dia tetap menyimpan kekuatan Dewi yang dia ambil kembali dari Reka. Kini mana, aura, kekuatan kegelapan Garga dan kekuatan Dewi bercampur dalam tubuh Ken dan terus saling bertabrakan. Ken mencoba untuk mengendalikan aliran dari kekuatannya agar bisa berjalan selaras dan menyatu dengan baik. Dia ingat dengan apa yang terjadi pada Dion yang mana kekuatan kegelapan bersatu dengan aura dan kekuatan Dewi menyatu dengan mana.Hanya saja yang membuat Ken merasa aneh adalah keempat kekuatan itu terbagi menjadi dua yang berada pada sisi kanan dan kiri tubuh Dion. Ken yang mencoba mempelajari tentang hal itu saat bertarung dengan Dion akhirnya bisa mengetahui metode yang Dion gunakan. Hanya saja Ken menggunakan metode yang mirip, tetapi metode yeng Ken gunakan lebih sempurna dan bisa menyatukan semua kekuatan itu agar bisa mengalir selaras pada tubuhnya.Semua kekutan itu berjalan bersama mengalir ke seluruh tubuh Ken dan ki
Tubuh Ken tidak bisa bergerak karena tekanan kuat yang dipancarkan oleh Dion, dan perasaan takut saat melihat Dion seakan melihat Dewa kamatian yang akan mencabut nyawanya. Kekuatan Dion yang sudah terlepas seluruhnya di luar perkiraan dan akal sehat yang Ken miliki, dan tanpa Ken sadari Dion sudah ada dihadapannya dan menusuk jantungnya. Kecepatan Dion sudah melebihi apa yang bisa Ken hadapi, bahkan matanya masih belum berkedip dan Dia sudah tertusuk kedua kalinya oleh Dion.Dion benar-benar seperti terlahir kembali, dan dia bisa merasakan sensasi yang sama seperti yang dia rasakan saat dia baru menjadi Dewa. Kini Dion juga sudah berhasil menyingkirkan Ken yang merupakan penghalang utamanya untuk menjadi penguasa mutlak. Meski begitu Dion tidak terbawa suasana dan memastikan Ken benar-benar mati ditangannya sendiri.Melihat Ken yang tidak bisa bereaksi akan serangannya dan hanya menatapnya dengan wajah yang tampak terguncang hingga matanya bergetar, membuat Dion benar-benar puas. Dia
Melihat Garga yang sudah tidak bisa bereaksi dengan semua serangannya yang sudah menargetkan Ken, membuat Dion yakin jika dia benar-benar berhasil. “Duuuaarrrrr!”“Sialan! dia kab--, craassssttttt!” Dion terkejut saat Ken berhasil menebas dirinya.Dion yang sebelumnya penuh percaya diri bila berhasil menyerang Ken jadi terkejut karena keberadaan Ken lenyap sebelum semua sarangan mengenai dirinya. Kini dia juga terkejut karena Ken yang tiba-tiba bisa muncul kembali tanpa luka yang bahkan berhasil menyerangnya. Dion benar-benar tidak tahu trik apa yang Ken gunakan, namun dia merasa bila Ken berpindah ke sebuah dimensi untuk menghindari semua serangannya.Berkat perhitungannya yang matang, Ken berhasil berpidah ke celah antar dimensi pada detik-detik semua serangan Dion akan mengenainya. Ken akan benar-benar mati jika dia tidak berpindah dalam celah ruang dan waktu pada saat itu, namun Ken juga harus kehilangan tempatnya bersembunyi. Karena dia yang berpindah saat ada Dion di dekatanya a
Ken seakan dipaksa harus memilih untuk terus maju, karena Dion juga berhasil merusak diemnsi yang merupakan efek dari setu senjatanya. Sejata itu juga langsung patah saat dimensinya berhasil Dion hancurkan, dan membuat Ken terlempar keluar. Ken memang tidak memiliki waktu lagi, karena Dion benar-benar berniat untuk menyingkirkannya.[Garga, buat dia sibuk saat aku menyiapkan sesuatu untuk melawannya.] ujar Ken dan dia juga memberi beberapa informasi kepada Garga lewat telepati.Dion tersenyum saat dia mendengar perintah Ken yang dia kirim lewat telepati kepada Garga, dengan itu dia tidak perlu lagi membaca maksud dari isyarat yang Ken gunakan. Berkat itu Dion tidak perlu memperdulikan Garga, dan langsung menuju tempat yang akan Ken tuju. Dengan penuh percaya diri Dion melesat dan menunggu kedatangan Ken, namun dia tidak melihat adanya Ken yang datang kearahnya dan Garga juga tidak mengejarnya.Dion terhenti sejenak dan mencerna apa yang sebenarnya terjadi, karen
Semua orang terkejut saat melihat Murka terkena sebuah serangan yang tidak meraka sadari sama sekali, bahkan Ken juga tidak tahu akan serangan tersebut. Serangan itu seperti leser yang sangat cepat mencapai targetnya, bahkan tubuh Murka yang kuat bisa berlubang. Lebih parahnya lagi, Reka yang berusaha dia lindungi juga mengalami luka yang cukup parah.Perasaan Ken yang tidak nyaman saat meninggalkan Dion meski dalam keadaan sekarat, kini membuat sebuah malapetaka bagi semuanya. Emosinya langsung memuncak saat melihat sahabatnya yang terkapar bersimbah darah dengan kondisi tubuh penuh lubang. Murka juga tidak bergerak sama sekali, Ken bergegas mendekat dan merasakan tubuh Murka sudah dingin. Jantung Ken seakan terhenti sebentar setelah mengerti kondisi sahabatnya, namun perasaanya seakan masih tidak bisa terima dan langsung meminta bantuan Garga.“Murka bertahanlah, Garga cepat sembuhkan dia!” teriak Ken yang panik.Garga mendekat pada Murka, namun setelah melihat kondisi Murka, dia ti
Ken dan Garga tidak tahu apa yang sudah Dion lakukan, hingga dia bisa merebut kekuatan dan tubuh Dewi Aria, dan lagi gempa yang terjadi membuat Ken merasa hal buruk akan terjadi. Kekutan yang terus diserap oleh tubuh Dion juga membuat Ken penasaran dengan asalnya, dia merasakan campuran dari aura dan mana. Kondisi mereka berdua juga tidak menguntungkan, karena tidak bisa bergerak dan akan buruk jika Dion menyerang. Akan tetapi, Dion tidak menyerang keduanya dan hanya tertawa saja, mengetahui Dion yang melewatkan kesempatan itu membuat Ken berpikir bila Dion juga dalam kondisi yang sama.Jika apa yang Ken pikirkan memang benar maka dia masih memiliki kesempatan untuk kembali merubah keadaan, namun jika tidak maka situasinya akan buruk bagi mereka. Belum lagi firasat buruk Ken tentang kekuatan yang terus Dion serap dalam tubuhnya, yang membuat Ken berpikir bila Dion bergantung kepada kekuatan itu. Ken juga mencoba untuk terus menggerakkan anggota tubuhnya meski itu sulit dan hanya melak
Ken bisa mendengar jika suara yang keluar dari mulut Dewi Aria bukan suara wanita, melainkan suara pria yang sangat dia kenal. Bahkan ekspresi wajah dan gaya dari sikap sombongnya juga sama persis meski tubuhnya merupakan wanita. Hanya saja Ken tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana cara hal itu bisa terjadi.Pikiran Ken juga dibuat bingung dengan siapa yang saat itu berada dalam tubuh Dewi Aria, apakah Dewi Aria sendiri atau Dion. Karena yang Ken ketahui sebelumya adalah Dion yang sudah tidak sadarkan diri dan sekarat, sedangkan Dewi Aria yang panik dalam keadaan putus asa. Semua itu berubah saat kemunculan Dewi Aria dari portal, tetapi yang paling mungkin adalah Dewi Aria mencoba untuk menyerap kembali kekuatannya dari tubuh Dion.Hanya saja Ken merasa janggal dengan suara dan gaya yang Dewi Aria pelihatkan kepadanya, dan cara bertarungnya juga terasa berbeda. Bila semua itu hanya sekedar efek dari dia menyerap kekuatan Dion, Ken merasa efeknya terlalu tumpang t