Beberapa waktu sebelum pertandingan dimulai.Ken dan Aina datang kepada para siswa dan menjelaskan tentang kesepakatan yang mereka berdua buat denga para Profesor dan Pengawas. Ken menjelaskan bila itu keputusan terakhir agar mereka tetap bisa mengikuti kompetisi agar bisa membuat para Porfesor dari Akademi lain tidak menekan mereka dan para Pengawas untuk mengeluarkan Airyano. Ken juga merasa bila hasil kesepaktan ini tidak terlalu buruk, karena meski hanya lima siswa yang bisa ikut dalam satu kali pertandingan, mereka masih bisa menggunakan peserta cadangan.“Apakah keputusan ini tidak memberatkan bagi para siswa?” tanya Aina pada Ken.“Berat atau tidaknya hal itu, merekalah yang menentukan,” jawab Ken dengan wajah penuh percaya diri yang membuat Aina terkejut dengan rasa percaya Ken pada siswanya.“Meski kamu bilang begitu, melihat wajah mereka yang tidak lagi ceria membuatku tetap khawatir dengan mereka kedepannya,” tambah Aina.Para Pengawas dan Profesro kemudian mendantangi temp
“Apa yang sebenarnya terjadi? kenapa kita bisa kalah?” tanya salah satu siswa lawan yang tampak terguncang oleh kekalahan mereka yang tidak terduga dan tiba-tiba.Kemudian mereka berlima melotot sata melihat crystal yang muncul di belakang Ken, dia tersenyum lebar dan bahagia karena kompetisi pada babak kedua sangat menguntungkan dirinya. Bila pada babak pertama dia harus menampilkan sesuatu yang sangat luar biasa untuk membungkam mulut para penonton. Kini dia tidak memerlukan hal itu karena suara para penonton tidak bisa mencapai arena pertarungan. Tidak adanya papan yang menunjukkan skor mereka juga membuat Ken bisa leluasa memanipulasi keadaan.Mereka yang hanya tahu jumlah crystal saja membuat Ken bisa menciptakan crystal palsu dengan skill duplikatnya dan juga membuat ilusi dengan sihirnya. Menggunakan dua kombinasi dari keduanya membuat lawannya tertipu, apa lagi pihak lawan tidak bisa mengatahui perbedaan crystal asli dan duplikat. Karena itu Ken rela mengorbankan satu crystal
“Dengan rencana ini kita pasti bisa menyingkirkan Airyano, dan bila rencana ini sukses maka bisa jadi mereka akan mendapat pukulan telak dan tidak akan mengikuti kompetisi lagi.”“Aku juga setuju dengan ucpanmu Profesor, karena itu babak ketiga adalah waktu yang tepat bagi kita untuk menyingkirkan mereka dengan rencana ini, apa lagi akan sulit bagi para Pengawas menyelidiki dan melacak apa yang kita lakukan.”Mereka kemudian tertawa bersama karena sudah memiliki rencana yang sempurna untuk menyingkirkan Airyano dari komeptisi kerajaan selamanya. Para Profesor itu sebenarnya bukan hanya ingin menyingkirkan Airyano dari kompeisi, tetapi juga menghancurkan Akademi Airyano seutuhnya. Semua itu disebabkan karena mereka meresa Airyano adalah sebuah keberadaan yang seharusnya tidak ada, karena sudah ada Akademi Wardarn yang merupakan Akademi pertama di kerajaan Aisward.Bagi mereka sebuah Akademi hanya dibutuhkan satu saja pada setiap kerajaan untuk menjaga agar Akademi tetap menjadi tempat
Mereka semua langsung panik hingga Ken mengalami kesulitan untuk menenangkan mereka yang ketakutan saat itu. Situasi yang diluar kendalinya membuat Ken kesal, dia mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dan memperluas presepsinya. Akhirnya Ken mengetahui bila kekacauan bukan hanya terjadi pada arena pertarungan saja, dan hampir di seluruh ibukota kerajaan Daiman. Semua dilanda kepanikan, dan Ken berpikir hanya satu hal yang pasti tentang penyebab kekacauan yang terjadi pada saat itu.Iblis, hanya itu yang terlintas dalam pikiran Ken saat mengetahui kekacauan yang terjadi di seluruh kerajaan Daiman. Ken juga bingung dengan cara mereka menyusup dalam kerajaan, padahal Ken tahu sendiri bila penjagaan sangat ketat. Kemudian dia juga merasakan ada kehadiran yang cukup kuat di antara para iblis yang muncul, dan Ken langsung berpikir bila itu adalah pemimpin Iblis yang menyerang kerajaan Daiman.Di sampingnya Ken merasakan pancaran aura kuat yang sangat dia kenali, Ken mencoba meneb
Ken mengkerutkan keningnya saat dia sudah dipergoki oleh Reka saat sudah berada di ruangan sang Raja. Dalam hatinya Ken masih merasakan perasaan yang penasaran dengan cara Reka bisa mengetahui Ken yang masih menggunakan sihir kamuflase. Karena itu Ken tidak melepas sihirnya meski Reka terus berjalan mendekat kepadanya.Perasaan Ken bercampur aduk saat melihat ekspresi wajah Reka dan auranya yang sudah semakin kuat dari terakhir kali mereka bertemu. Insting Ken merasakan bila Reka dan ketiga Iblis yang bersamanya sangat berbahaya, pancaran aura membunuh mereka juga bukan main-main. Ken mungkin bisa menang jika bertarung melawan Reka saja, namun dia tidak yakin bila dia harus bertarung dengan mereka bertiga sekaligus.“Kenapa tidak kita seret keluar saja Putri?” tanya Jendral iblis sambil tersenyum lebar.Pikiran Ken semakin gelisah tentang apa yang harus dia lakukan, karena Ken sangat ingin tahu bagaimana cara Reka menghancurkan sihir kamuflasenya agar dia bisa tahu kelemahan sihirnya.
Ken tidak langsung menentukan pilihannya dan dia bermaksud memperhatikan pertarungan kedua belah pihak sambil memantau situasinya, sedangkan kedua pihak langsung bertarung dengan sangat sengit. Reka memang hanya berdua dengan Raja Iblis kemurkaan, namun dia bisa mengalahkan banyak Kesatria dan Pengawal sekaligus hanya dengan satu serangan. Yuna semua pasukannya berusaha mendesak Reka dan Raja Iblis kemurkaan dengan jumlah, dan hasilnya pasukan Yuna banyak yang tumbang akibat serangan mereka berdua.Ken tidak bisa menunggu terlalu lama karena jika dia membiarkan keadaan tersebut, karena bisa dilihat dari keadaan saat itu pasti akan banyak korban dari pihak Manusia. Karena pihak Yuna merupakan bagian dari rencana yang juga memiliki peran penting nantinya. Ken juga memikirkan alasan yang tepat untuk membantu Yuna agar tidak menjadi musuh bagi pihak Iblis dan dia bisa tetap menjadi pihak yang netral. Ken berpikir cepat dan cermat, karena situasi semakin mendesaknya untuk turun tangan mang
Ken melihat sosok yang sangat berkarisma dengan sikap yang sangat berwibawa, selain itu kekuatannya juga sangat kuat hampir menyamai kekuatan Garga. Ken yang serkarang bukanlah tandingannya, apa lagi level Ken belum cukup tinggi hingga tidak bisa melihat status dari sosok yang muncul di hadapannya. Bila melihat apa yang Reka lakukan saat kedatangannya membuat Ken menebak bila sosok tersebut merupakan Raja Iblis yang statusnya lebih tinggi dari Reka, yaitu Raja Iblis agung yang tidak lain adalah Ayah Reka.Keberadaannya membuat Ken susah untuk bernafas dan mengendalikan keseimbangan tubuhnya, sama seperti saat dia dulu menghadapi Garga saat masih lemah. Perbedaannya kini Ken memiliki kekuatan mental yang tinggi dan membuatnya bisa tetap tenang menghadapi situasi. Ken mencoba mengamati situasinya, karena dia tidak mungkin untuk melawannya dan juga kesulitan untuk kabur darinya serta Reka yang saat itu masih ada di sana.Kemudian Ken melihat wajahnya yang saat itu terus menatapnya tajam
“Apa maksudmu bertanya tentang kesiapanku, bukankah ini hanya sekedar informasi,” ucap Ken yang tampak gelisah akan informasi tentang Murka.Ken tidak tahu alasan yang pasti dia merasa gelisah, tetapi dia yakin apa yang dia rasakan saat itu berhubungan dengan informasi tentang Murka. Dia dibuat semakin gelisah karena perasaannya yang semakin penasaran dan juga perasaan takut yang dia rasakan. Ken juga tetap diam tidak berbicara dan dia hanya menunggu Garga untuk membalas ucapannya.“Sepertinya Master masih belum menyadarinya, bila Murka sebenarnya adalah orang yang datang dari dunia yang sama dengan master dan dia juga orang yang Master kenal.”“Keugkkk! Aaaaaaaaaaaa!” Ken berteriak sangat keras.Kepalanya berdengung dan seperti terkena pukulan palu besi dari segala arah, hingga dia merasakan bila kepalanya seperti akan pecah. Hal itu disebabkan oleh informasi yang sudah dihapus dan diganti secara paksa dari ingatan Ken