Share

86. Tak kuasa menolak

Zaara merasa bersalah. Kini dia berada di kamarnya diminta istirahat oleh Harun karena malam sudah larut. Sementara itu Haikal sedang disidang olehnya.

Ketegangan kentara terasa di antara ayah dan anak tersebut. Haikal merasa seperti seorang anak kecil yang kedapatan berdusta oleh ke dua orang tuanya.

Harun tampak kurang sehat, dia memakai sweater tebal dengan syal melingkari lehernya serta duduk di kursi roda. Dia menatap sengit Haikal yang memilih menundukan wajahnya.

“Usiamu sudah tak lagi muda tetapi kelakuanmu seperti bocah. Mengapa kau mengajak anak itu sesuka hatimu? Dia di sini bekerja menggantikan ayahnya. Kau jangan seenaknya membawanya hingga larut malam. Dia juga tak seperti gadis lain, dia tak bisa melihat,” cerca Harun pada anak sulungnya.

Haikal hanya terdiam mendengar bentakan sang ayah. Sesekali dia mendengus kasar.

“Syukurlah Papa sudah mendingan. Aku pulang Pa,”

Haikal sama sekali tidak merespon perkataan ayahnya, dia memilih membahas yang lain.

Harun dibuat geleng-
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status