Angeline merasa sangat bersyukur mendengar kabar jika dia berhasil mendapatkan kredit dari Bank Vittese. Dengan begitu, perusahaan dapat bernapas lebih panjang.“Jadi, benar kami mendapatkan kredit dari Bank Vittese?” tanya Angeline kembali untuk memastikan. Lucas menggenggam tangan Angeline dengan erat seraya berkata, “Bu Christy sudah menyatakannya tadi. Jadi tidak perlu dia mengatakannya lagi. Kamu sudah berhasil, Angeline.”Angeline mengangguk-anggukkan kepalanya dan kemudian dia mengulurkan tangan untuk mengajak Christy berjabat tangan sebagai ungkapan terima kasih. “Terima kasih banyak karena sudah membantu kami dalam mendapatkan kredit,” ucap Angeline saat Christy menerima jabatan tangan Angeline.Sambil tersenyum, Christy menjawab, “Sama-sama, Bu. Saya hanya menjalankan tugas saja sebagaimana mestinya dan dengan profesional. Jadi jika memang Ibu layak, kenapa lami menolaknya?”Angeline langsung teringat kepada Arnold. Dia pernah berjanji kepada Arnold untuk memberikan komisi
Sabrina merapikan pakaian dan juga rambutnya sebelum masuk ke dalam ruangan Ashton. Dia ingin tampil secantik mungkin di hadapan pewaris Keluarga Carter.“Sudah siap belum? Jangan lama-lama, pak Ashton paling tidak suka orang yang bertele-tele!”Sabrina mengangguk sambil berkata, “Iya, aku sudah siap.”Sekpri Ashton itu pun membuka pintu ruangan. Dia masuk ke dalam dan berkata, “Pak Direktur, dia sudah di depan.”Ashton berkata dengan bersemangat, “Suruh dia masuk.”Tidak lama kemudian Sabrina masuk ke dalam ruangan dengan senyum lebar uang tersungging di wajahnya. Tatapan matanya kepada Ashton pun dibuat menggoda.Ketika melihat wanita yang masuk bukanlah Angeline, tentu saja Ashton sangat kecewa.Di dalam bayangannya, dia akan bertemu dengan Angeline sekarang. Melihat wajahnya, berbincang dengan suara lembut tapi terasa dingin, dan badannya yang menggoda. Namun yang hadir sekarang, tidak sesuai dengan ekspektasinya.“Selamat pagi, Pak Ashton. Terima kasih karena sudah menerimaku,” u
Di kantor perusahaan Liquid Angeline bergegas menuju ke ruangan Lisa. Dia ingin memberitahu kabar baik dari Bank Vittese kepada neneknya.Sedangkan Lucas, dia meminta izin kepada Angeline untuk pulang ke rumah. Karena sebentar lagi jam istirahat, dia pun diizinkan untuk pulang.Karena menggunakan mobil, Lucas bisa lebih cepat sampai di rumah mamanya karena lewat jalan tol. Jadi, dia hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai. Berbeda jika naik motor yang bisa mencapai 30-40 menit.Angeline mengetuk pintu dan Lisa mengizinkan Angeline untuk masuk.“Ada apa?”Lisa sedang sangat teliti membaca berkas-berkas laporan sehingga dia tidak melihat wajah Angeline.“Nek, aku punya kabar baik!” ucap Angeline, bersemangat.Lisa mengangkat kepalanya dan menatap sang cucu. “Kabar baik apa? Dari Sabrina?”Saat ini yang sedang menjalankan tugas untuk menyelamatkan perusahaan adalah Sabrina. Jadi sangat wajar jika Lisa langsung ingat dengan Sabrina ketika mendengar laporan kabar baik.“Bukan, Nek. Ini ka
Sabrina pun menghubungi seseorang melalui sambungan telepon untuk menuntaskan amarahnya. ‘Halo! Kamu di mana! Aku ingin bertemu denganmu! Ada seseorang yang ingin aku singkirkan!’ ucap Sabrina dengan seorang bergetar penuh amarah. Setelah itu, Sabrina mengakhiri panggilan suaranya. Dia menatap ke depan di mana punggung Angeline dan Lisa masih bisa terlihat. ‘Sebenarnya aku tidak mau melakukan ini mengingat kamu adalah sepupuku. Tapi aku harus melakukannya karena kamu sudah menginjak-injak harga diriku!’ ucap Sabrina dalam hati. “Hey, Sabrina! Kamu kenapa bengong di sini?” Tiba-tiba saja Bella menyapanya. Bella celingukan untuk mencari penyebab kenapa Sabrina diam di sana. Sabrina menoleh ke arah Bella dan menggelengkan kepalanya sambil berkata, “Oh, tidak apa-apa. Aku hanya memikirkan sesuatu yang tertinggal di ruanganku.” “Oh … aku kira ada apa. Ya sudah aku kembali ke ruanganku, ya,” kata Bella. Kemudian Bella membalikkan badannya dan bersiap untuk melangkah pergi. Namun
John berjalan menghampiri Lucas sambil menghisap rokok.Dari cara jalan dan juga mimik wajahnya, John terlihat sedikit arogan. Dia juga menunjukkan ketidaksukaannya kepada Lucas.“Wah, aku tidak menyangka kita bisa bertemu lagi di tempat seperti ini. Aku kira kita akan bertemu di tempat yang lebih private,” ucap John.Pria itu kemudian mendekatkan kepalanya ke Lucas dan berkata dengan suara yang lebih pelan, “Di penjara contohnya.”John masih merasa kesal kepada Lucas karena kejadian di toko barang antik. Dia masih ingat betul bagaimana dia dipermalukan oleh seseorang yang dianggap sebagai bocah ingusan. Lucas tidak memedulikan John. Dia hanya diam saja tanpa merespon apapun.“Bagaimana, sudah sampai mana pelajaran sejarahmu? Apakah kamu belajar dengan sungguh-sungguh?” tanya John kembali.Pria itu sama sekali tidak mempermasalahkan sikap Lucas yang acuh tak acuh kepadanya. Saat ini dia hanya ingin menghina Lucas saja.“Apakah kamu sudah selesai bicaranya? Kalau sudah selesai, aku i
John tidak bisa menerima diremehkan seperti ini oleh seorang pria muda. Dia menilai harga dirinya diinjak-injak oleh Lucas.Mendengar teriakan dari John, Lucas pun menghentikan langkah kakinya. Lalu, dia menoleh dan berkata, “Aku tidak mau membuang-buang waktu untuk sesuatu hal yang remeh. Melawan orang lemah bagiku sangat membuang waktu.”John membuka mulutnya lebar-lebar ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Lucas, yang mana menganggap jika petarung-petarung di sasana miliknya lemah.“Kurang ajar sekali kamu bicara seperti itu! Jika memang kamu memiliki ilmu beladiri tingkat tinggi, datang dan buktikan. Jika hanya bicara saja, semua orang pun bisa melakukannya,” kata John yang wajahnya sudah merah padam.Lucas membalikkan badannya kembali, menghadap John.“Apa yang aku dapat jika aku datang ke sana dan mengalahkan semua petarungmu?” tanya Lucas, dingin.John yang menganggap jika Lucas adalah orang yang lemah, tidak takut jika harus bertaruh dengan Lucas dalam jumlah besar. Sebab
Rose menatap Lucas yang malah diam. Dia pun menjadi sedikit curiga kepada anaknya itu.“Kamu kenapa diam saja? Apa kamu sedang menutupi sesuatu?” tanya Rose.Lucas menggelengkan kepalanya sambil berkata, “Tidak Bu. Mana mungkin aku menyimpan rahasia dengan Ibu.”Rose memicingkan matanya sambil mendekat kepada Lucas. “Ya, baiklah. Nanti kalau dia bisa ke sini, Ibu mau bicara dengannya tentang masalah rumah ini. Supaya ke depannya menjadi nyaman untuk kita semua,” kata Rose.Saat ini, ponsel Lucas berdering. Dia pun langsung menjawab panggilan suara itu ketika melihat yang menghubunginya adalah Angeline.‘Halo! Ada apa?’ tanya Lucas.‘Cepat kembali ke kantor. Keluargaku akan mengadakan pertemuan, antar aku untuk pulang,’ kata Angeline.‘Ya, baik. Aku akan ke sana sekarang,’ kata Lucas.Setelah itu panggilan suara di akhir oleh Angeline.Lucas merasa lega dengan panggilan suara dari Angeline. Setidaknya, ada alasan yang masuk akal untuk diberikan kepada ibunya jika Angeline tidak bisa b
Magdalena begitu terkejut mendengar jika Lucas bisa masuk ke perumahan Montclair Manor. Dia pun bertanya-tanya kenapa seorang Lucas bisa dengan mudah masuk ke perumahan elit itu.“Bagaimana dia bisa masuk ke dalam perumahan Montclair Manor? Aku saja tidak bisa masuk ke sana,” tanya Magdalena dengan ekspresi wajah yang menunjukkan kebingungan.Albin menganggap kedua bahunya seraya berkata, “Aku tidak tahu. Tadi dia bilang, jika dia baru saja pindah ke sana dengan ibunya.”Kembali Magdalena dibuat terkaget-kaget. Pindah ke perumahan itu sangatlah mustahil, tidak masuk diakal Magdalena.“Tidak mungkin! Bagaimana bisa? Emangnya keluarga Jordan bisa mendapatkan rumah di perumahan se elit Montclair Manor?” tanya Magdalena, begitu penasaran.Albin mengerutkan keningnya. Wajahnya tampak bingung. “Keluarga Jordan? Memangnya Lucas berasal dari Kelurahan Jordan? Bukankah dia salah satu karyawan di perusahaan keluarga Jordan?” tanya Albin.Magdalena menggelengkan kepalanya sambil berkata, “Tidak
Bahkan jika Lucas meminta lebih dari setengah hartanya, dia akan memberikannya. Dia sudah tidak lagi peduli dengan harta.Lucas masih diam dengan ekspresi wajah yang sedingin es.“Apa yang akan kamu katakan! Kamu pikir Lucas bisa disogok!” geram Albin sambil menarik jas Victor.Victor menggelengkan kepalanya dengan cepat sambil berkata, “Tidak, bukan seperti itu maksudku. Yang aku punya saat ini hanya harta dan aku pikir, hartaku yang mencapai 20 Triliun jika diberikan setengahnya, masih sangat besar. Anggap saja sebagai kompensasi.”Lucas menatap Victor dalam-dalam. Lalu dia berkata, “Tidak semua di dunia ini dapat kamu beli dengan uang. Apa yang sudah kamu lakukan kepada istriku, sama sekali tidak termaafkan.”Belum sempat berbicara, Lucas menendang lutut Victor dengan cukup keras.Krak!“Aaarrggghhh …!”Victor berteriak kesakitan karena lututnya hancur. Dia pun langsung tergeletak di lantai sambil berguling-guling menahan sakit.“Tadinya aku tidak akan menghancurkanmu dan seluruh k
Stefano menatap Lucas dengan tatapan yang mulai cemas. Sebab dari ketiga serangannya, tidak terlihat jika Lucas kesulitan apalagi mengalami kesakitan.Selain itu, ada satu hal yang membuatnya semakin cemas adalah sejak tadi, Lucas menangkis pukulannya hanya dengan satu tangan. Meskipun dia menyerang ke tangan di depan tetapi hanya satu tangan saja yang menangkisnya.Ini sangat gila! “Ayo lagi! Kenapa diam? Apa hanya itu saja kemampuanmu?”Stefano tidak berbicara apapun. Melainkan dia langsung menyerang Lucas.Kali ini dia tidak bergerak ke kanan dan kiri terlebih dahulu tetapi dia langsung kepada intinya, yaitu melepaskan pukulan ke arah wajah Lucas.Tapi lagi-lagi serangannya itu dapat dipatahkan oleh Lucas dengan satu tangan saja. Dan kali ini, Lucas hanya mundur dua langkah saja ke belakang.“Hanya segitu?” tanya Lucas.Stefano merasa sedang dihina oleh Lucas. Dia pun menjadi semakin mendidih amarahnya.“Rasakan ini!”Stefano melepaskan pukulan dengan kekuatan penuhnya lagi. Dia
Denyut nadi ada sangat rendah, membuat Lucas sangat khawatir. Jika tidak buru-buru diobati, ditakutkan malah semakin berbahaya bagi keselamatan Angeline.“Angeline, bertahanlah! Aku akan mengobatimu!” ucap Lucas.Tanpa disuruh, anak buah Victor membuka tali yang mengikat tangan dan kaki Angeline. Dia berusaha bisa membuka dengan cepat karena tahu kondisi Angeline yang perlu tindakan medis.Lucas pun membopong istrinya keluar dengan berjalan cepat. Dia pun tidak lagi berpikir mencari Victor dan keluarganya untuk memberikan hukuman.Namun ketika baru saja keluar bangunan yang menjadi “tempat kerja” Victor, tiba-tiba saja sebuah tombak melesat ke arahnya.Meskipun Lucas baru menyadari serangan itu setelah dekat, namun Lucas bisa menghindarinya dengan baik karena kecepatan yang dimilikinya.“Wah … aku tidak menyangka kamu bisa menghindarinya dengan baik!” ucap Stefano.Lucas melihat pria itu memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Douglas.‘Jadi ini adalah ketua penjag
Tidak ada pilihan lain bagi Victor selain menghubungi Stefano. Dia tidak bisa mengandalkan Douglas setelah Lucas menghajar pria itu hingga terpental jauh.‘Halo Stefano! Aku ingin minta tolong padamu. Sekarang, rumahku sedang diserang oleh Lucas. Dia datang seperti monster dan membunuh lebih dari 30 anak buahku,’ ucap Victor dengar suara yang bergetar karena saking ketakutannya. Mendengar kabar itu, tentu saja Stefano menjadi sangat terkejut.‘Apa? Lucas menyerang rumahmu? Memangnya apa yang sudah kamu perbuat?’ tanya Stefano.‘Ceritanya sangat panjang. Kalau aku ceritakan sekarang, aku keburu mati. Lebih baik kamu datang ke sini sekarang juga. Aku butuh perlindungan darimu,’ kata Victor.‘Ya, Baiklah, aku akan ke sana. Kamu suruh anak buahmu untuk mengulur-ngulur waktu saja sampai aku tiba,’ kata Stefano.‘Baik!’Victor kemudian mengakhiri panggilan suaranya.Pria itu pun langsung melihat kembali layar laptop untuk melihat apa yang sedang terjadi di depan rumahnya.Douglas berdiri.
Kalimat yang diungkapkan oleh Lucas begitu mengejutkan. Kecurigaan Albin tentang Lucas semakin menemui titik terang.“Kamu sudah biasa dengan situasi seperti ini?* tanya Albin dengan ekspresi wajah yang bingung.Lucas tidak menjawab pertanyaan itu. Dia hanya memerintahkan Albin untuk menambah kecepatan.“Sebaiknya kamu lebih cepat lagi dalam membawa mobil. Kalau tidak bisa atau takut, biar aku yang menyetirnya,”“Ya, baik.”Albin langsung tancap gas menuju ke rumah keluarga Benedict.Tidak butuh waktu lama, mereka hampir tiba di rumah mewah keluarga Benedict.“Itu Mirko. Menepi!”Albin langsung menepikan mobil, tepat di belakang mobil Mirko.Lucas dan Albin langsung keluar mobil.“Mirko! Berapa orang yang menculik istriku?” tanya Lucas.“Lucas, akhirnya kamu datang juga,” kata Mirko, lega. “tadi istrimu diculik oleh seorang pria dan seorang wanita.”Albin tiba-tiba saja merasa tidak enak hati. Entah kenapa, dia takut jika adiknya terlibat dalam kasus ini.Namun dia buru-buru menepisny
Sosok Angeline ada di rumahnya dengan kondisi duduk dan terikat di kursi kayu.Apa ini? Apa mereka sudah gila?Victor langsung menatap Magdalena dan Douglas dengan wajah yang panik.“K-kalian menculik Angeline?” tanya Victor dengan mata dan mulut yang terbuka lebar.Dengan percaya diri, Magdalena berkata, “Ya, aku membawanya untukmu. Aku yakin Pak Victor pasti akan senang. Pak Victor bisa membalas dendam kepada Lucas dengan menikmati wanita itu.”Victor memegang kepalanya. Dia tampak panik dan bingung.“Gila! Apa kamu tidak bisa berpikir dulu sebelum bertindak? Membawanya ke sini sama saja membuka pernah besar, bodoh!” pekik Victor sampai urat-urat di lehernya menyembul.Magdalena dan Douglas terkejut. Mereka bingung kenapa sikap Victor seperti ini. Dia terlihat seperti orang yang ketakutan karena diikuti oleh malaikat maut.Douglas menoleh ke arah Magdalena, mencoba untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di benaknya.“Ada apa, Pak Victor? Kenapa jadi perang besar
Dengan jarak sedekat itu, tidak mungkin bagi Dougal untuk menghindarinya kecuali Dia memiliki kecepatan luar biasa seperti Lucas.Orang-orang di sekitar menutup matanya, saat Mirko menembak. Mereka tidak mau melihat kejadian mengerikan itu. Namun semuanya terkejut ketika peluru itu mengenai perut Douglas, malah peluru itu jatuh ke lantai tanpa melukai Douglas.“Apakah tidak ada telur yang lebih tajam lagi? Peluru itu hanya membuatku geli,” kata Douglas sambil mengusap perutnya.Mirko terkesiap dengan apa yang terjadi. Dia tidak menyangka jika peluru dari senjata apinya tidak mampu menembus badan Douglas.Ini tidak mungkin!Mirko masih penasaran. Dia pun kembali menembak Douglas dengan dua tebakan sekaligus. Namun kali ini diarahkan ke dada dan satu lagi ke paha.Sama seperti sebelumnya, peluru sama sekali tidak bisa menembus daging Douglas.“Apakah sudah selesai main tembak-tembakannya? Kalau sudah selesai, gantian aku akan bermain-main denganmu,” tanya Douglas.Mirko gemetaran tubuh
Pria itu langsung menghampiri Angeline dan mencekiknya.“Kurang ajar! Bisa-bisanya kamu melukai bos Magdalena! Akan kubunuh kau!” kata pria bertubuh tinggi besar itu.Angeline berusaha memberontak. Dia bahkan sempat untuk memukul dan menendang pria bernama Douglas itu. Namun, tenaganya sama sekali tidak terasa.“Douglas, bunuh saja dia!” seru Magdalena sambil memegang keningnya agar darahnya tidak terus mengalir.Douglas melempar Angeline ke lantai.Bruukk!Punggungnya menghantam lantai terlebih dahulu hingga membuat Angeline sesak napas.Suasana di dalam bar menjadi gaduh. Orang-orang menjauh agar tidak terkena salah serang.Tidak ada yang berusaha untuk menghentikan Douglas saat ini meskipun lawannya itu adalah seorang perempuan.Douglas menghampiri Angeline dan berjongkok di sampingnya. Dia menatap wajah Angeline yang sedang menahan sakit dan sesak napas itu.“Bos, wanita ini sangat cantik sekali. Dadanya sangat menggoda. Apakah boleh aku mencicipinya terlebih dahulu sebelum meleny
Angeline memilih untuk berjalan kaki, meninggalkan rumah orangtuanya. Lucas mengejar istrinya itu.“Sepertinya lebih baik kamu yang bawa mobil. Kamu bisa pergi ke mana saja sesuai dengan keinginan hatimu kalau pakai mobil. Lebih leluasa dibanding dengan taksi,” kata Lucas sambil menyerahkan kunci mobil.“Kamu pulang dengan taksi?” tanya Angeline.Lucas mengangguk. “Aku mau langsung pulang ke rumah. Jadi pakai taksi saja.”Angeline pun menerima kunci mobilnya. Lucas pun langsung berjalan pergi. Niatnya mau langsung pesan taksi untuk pulang, tapi tanpa sadar dia terus berjalan sampai cukup jauh.Saat sedang berjalan, tiba-tiba sebuah mobil sedan mewah berhenti di sampingnya.Lucas melirik saja sambil melangkah. Dia tidak begitu peduli dengan mobil itu.“The Obsidian Blade! Mau ke mana?”Lucas langsung menghentikan langkah kakinya. Lalu dia membalikkan badannya untuk melihat siapa yang menyapa.“Mike?” Lucas terkejut karena ternyata yang menyapanya itu adalah Mike.Mike membungkukkan b